Share

Bab 1828

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Melihat bayangan pasukan Keluarga Darmadi yang makin mendekat, Bhurek akhirnya menggertakkan giginya dan memutuskan untuk mundur. Dia menyadari bahwa mempertahankan seluruh pasukannya lebih penting. Jelas-jelas sudah tahu tidak bisa menang, tetapi masih mengorbankan nyawa tiga ribu pengawal istana dengan sia-sia. Ini hanya akan membuat tanggung jawabnya makin besar dan Ciputra juga pasti tidak akan melepaskannya dengan mudah. Lebih baik pergi sekarang dan mencari cara untuk menghadapi Wira kelak.

Wakil jenderal itu segera berteriak, "Sampaikan perintah Jenderal Bhurek, segera mundur dan kembali ke ibu kota! Nggak boleh ada kesalahan!"

Bhurek dan yang lainnya datang dengan cepat dan pergi juga dengan cepat. Tak lama kemudian, mereka sudah menunggang kuda dan segera menuju ke ibu kota, tak berani tinggal lebih lama lagi.

"Sekelompok sampah yang nggak berguna. Aku masih ingin berlatih dengan mereka, nggak disangka sekelompok pengecut ini malah sudah lari ketakutan seperti ini." Melihat Bh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1829

    Wira menatap Ainur yang berada di pelukannya sambil tersenyum."Menegangkan .... Kalau aku bisa memilih, aku harap kelak nggak akan mengalami hal yang begitu menegangkan lagi. Aku hampir saja mati ketakutan," kata Ainur dengan volume suara yang sangat kecil. Dia tetap bersandar dalam pelukan Wira dan terus memikirkan kejadian tadi. Sungguh mengerikan karena dia hampir saja akan mati bersama dengan Wira.Wira mengelus rambut Ainur sambil menarik tali kuda dan berkata dengan tersenyum, "Kejadian menegangkan seperti ini pasti akan terjadi lagi karena suamimu ini begitu luar biasa. Ada begitu banyak orang yang ingin membunuhku di dunia ini sampai aku juga nggak bisa menghitungnya lagi."Ekspresi Wira tidak terlihat khawatir ataupun sedih sedikit pun. Orang-orang yang ingin membunuhnya semuanya adalah musuhnya. Selama dia menjalankan tugasnya dengan baik, itu saja sudah cukup baginya. Setidaknya para rakyat di sembilan provinsi ini sangat mendukungnya dan sangat berharap dia bisa menjadi ra

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1830

    Beberapa orang di samping Bhurek hanya menganggukkan kepala dan langsung mengikutinya tanpa banyak berbicara lagi. Selama mereka bisa bertahan hidup, kelak pasti akan ada kesempatan untuk bangkit kembali.Pada saat yang bersamaan, salah seorang wanita di dalam kamar tidur istana itu yang berada di dalam pelukan Ciputra berkata, "Raja, apa Wira itu benar-benar begitu luar biasa sampai Jenderal Bhurek pun nggak mampu membunuhnya?""Apa dia begitu beruntung sampai bisa terus kabur dari kematian?" tanya wanita lainnya dengan suara yang nyaring dan tersenyum.Ciputra malah tersenyum dingin dan berkata dengan kesal, "Itu karena Bhurek bukan tandingan Wira! Menurutku, Bhurek adalah seorang sampah yang nggak berguna. Kalau bukan karena aku nggak punya bawahan yang bisa dimanfaatkan lagi, aku pasti sudah mencopot posisi jenderal utamanya. Apa dia benar-benar berpikir aku harus bergantung padanya untuk memimpin Kerajaan Beluana? Lucu! Dulu, aku juga pernah memimpin pasukan ke peperangan. Meskipu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1831

    Para anggota Keluarga Birawa bertatapan, lalu tersenyum dengan canggung. Ternyata, memang tidak ada yang bisa disembunyikan dari Wira.Ketika berbicara, mereka telah tiba di ruang tamu. Wira berujar, "Justru kami yang bertemu bahaya di perjalanan. Tapi, untung Danu tiba tepat waktu. Kalau nggak, kita mungkin nggak punya kesempatan untuk bertemu lagi."Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak terlihat seperti orang yang baru bertemu bahaya. Sebaliknya, wajah Ainur tampak pucat pasi. Meskipun Wira terus berada di sisinya, dia tetap merasa gelisah. Bagaimanapun, mereka hampir tewas!Ramath juga terkejut. Dia segera bertanya, "Di dunia ini, ternyata ada orang yang berani menyerang Tuan Wira? Apa orang itu sudah bosan hidup?"Wira tidak menjelaskan terlalu banyak. Kemudian, dia melambaikan tangan dan membalas, "Sudah, nggak perlu basa-basi begini. Kamu mengeluh panjang lebar tadi, pasti ada yang ingin diminta, 'kan?"Ramath menjilat bibirnya saat Wira mengungkapkan isi pikirannya. Dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1832

    Selain itu, status mereka jelas tidak semulia Wira. Atas dasar apa mereka bersikap arogan seperti ini?Sore hari itu juga, seluruh Keluarga Birawa sibuk berkemas untuk pindah rumah, termasuk Ainur. Di sisi lain, Wira tiba di sebuah pangkalan bawah tanah."Di sini panas sekali. Kalau nggak tahu kalian ngapain, aku pasti mengira magma naik ke permukaan bumi!" ujar Wira sambil mengipasi diri sendiri dan menatap Osmaro di sebelah.Selama beberapa waktu ini, Wira tidak berada di Provinsi Lowala dan Danu pergi, jadi semua urusan pemerintahan dan militer menjadi tanggung jawab Osmaro. Sungguh tugas yang melelahkan!"Tuan Wira, semua senjata dan perisai dibuat sesuai keinginanmu. Aku sengaja membangun tempat penempaan di bawah tanah supaya nggak ada yang tahu. Tentunya, aku juga khawatir pihak lain tahu tentang senjata yang akan kita gunakan di masa depan," jelas Osmaro.Pemikiran Osmaro ini benar-benar menyeluruh. Pangkalan bawah tanah ini telah dibangun menjadi gudang senjata.Sarman dan lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1833

    Setelah meninggalkan gudang senjata, langit sudah agak gelap. Wira pun memilih untuk pulang."Rupanya kamu masih ingat untuk pulang?" Begitu masuk, Wira langsung mendengar suara Dewina yang dipenuhi nada cemburu.Dian yang berdiri di samping pun menutup mulutnya sambil terkekeh-kekeh. Bisa dibilang, karakter Dian dan Wulan sama.Julian juga sangat patuh. Meskipun dulunya berasal dari Sekte Langit, sekarang dia sudah menjadi manusia biasa. Karena tidak ada yang bersikap sombong, para wanita ini pun berhubungan dengan harmonis."Uhuk, uhuk." Wira terbatuk, lalu tersenyum sambil membalas, "Gimana lagi? Aku terlalu sibuk. Aku pasti sudah pulang sejak awal kalau nggak punya urusan. Pengembara selalu merindukan kampung halaman mereka. Apalagi, ada begitu banyak wanita cantik di rumahku."Dewina mengerlingkan mata dan berkata, "Kemari, biar kucium dulu. Mulutmu benar-benar manis, aku mau lihat mulutmu produksi madu atau nggak."Dian tergelak sampai perutnya sakit. Wira memeluk keduanya, lalu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1834

    Wira duduk di kursi utama sambil melirik orang-orang di sekitar. Sementara itu, Osmaro berucap, "Tuan, sekarang kamu adalah penguasa Provinsi Lowala. Semua orang jelas sudah tunduk kepadamu. Kami berkumpul di sini karena ingin membujukmu naik takhta. Dengan begini, kami semua baru bisa punya jabatan."Wira seketika mengerti. Ternyata, orang-orang ini ingin dirinya menjadi raja? Pantas saja, mereka bisa berkumpul. Ternyata, karena mereka punya pendapat yang sama."Kalian semua berpikiran sama?" tanya Wira seraya melirik semua orang. Tanpa berpikir, semua orang langsung mengangguk, begitu juga dengan Biantara."Tapi, aku nggak ingin menjadi raja," ujar Wira. Begitu mendengarnya, semua orang menggeleng dan menghela napas. Sepertinya, mereka tidak akan bisa membujuk Wira."Kalian semua adalah teman dan saudaraku. Aku rasa kalian juga memahami pemikiranku. Aku nggak menyukai beberapa sistem, terutama aturan memberi hormat pada raja. Makanya, aku berencana menjadikan Provinsi Lowala sebagai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1835

    "Semuanya, cepat berdiri," ucap Wira sembari menggeleng saat melihat situasi ini. Perbudakan memang sudah melekat pada orang-orang ini. Dia sudah menyuruh Osmaro menulis dengan begitu jelas, tetapi mereka masih berlutut seperti ini. Sungguh menyedihkan.Namun, sebenarnya tidak ada yang perlu diherankan. Memang tidak mudah untuk mengubah suatu hal yang telah menjadi kebiasaan. Sejak zaman dulu, penguasa adalah eksistensi yang tidak akan bisa digapai oleh mereka. Mereka tentu tidak berani bersikap lalai."Ehem, ehem." Setelah berdeham, Wira berkata, "Semuanya, kalian sudah melihat pengumuman itu, 'kan? Itu bukan sekadar gimik. Aku benar-benar ingin mempromosikan kesetaraan bagi semua orang. Selain itu, semua yang punya kemampuan boleh menjadi pejabat, bahkan boleh merebut posisiku."Begitu mendengarnya, orang-orang terkejut. Mana mungkin mereka berani melakukan hal semacam itu? Menjadi penguasa? Lelucon macam apa itu? Mereka sudah sangat bersyukur jika bisa menjadi pejabat. Siapa pula ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1836

    Orang-orang yang mendengarnya pun bertatapan, lalu mengangguk satu per satu. Sistem monarki sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Apakah sistem ini benar-benar akan dihapuskan oleh mereka?Wira melambaikan tangannya. Setelah semua orang sudah lebih tenang, dia baru membalas, "Kalian ingin kehidupan rakyat menjadi lebih baik nggak? Kalian ingin dunia menjadi damai nggak?"Tentu saja, itu adalah niat awal mereka semua. Kalau tidak, mana mungkin mereka duduk di sini. Mereka pasti sudah mencari tempat tinggal yang tenteram untuk melewati masa tua."Sepanjang sejarah, nggak ada satu pun dinasti yang bertahan. Semua ini ada penyebabnya, yaitu perebutan takhta. Aku menerapkan kebijakan seperti ini supaya nggak ada orang-orang seperti itu. Asalkan benar-benar berbakat, siapa pun bisa bergabung dengan kita.""Selain itu, aku berniat berdiskusi dengan Osmaro untuk membiarkan orang-orang mempelajari ilmu pengetahuan barat. Dengan cara ini, kita bisa mengubah pemikiran kita sedikit demi sedikit. Ak

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status