Jarrar bertubuh kekar, berewok, bahkan ada banyak bulu di dadanya. Dilihat dari kejauhan, dia benar-benar mirip dengan seekor beruang. Mana mungkin orang-orang tidak takut saat melihat penampilannya yang seperti ini? Apalagi, para wanita dari keluarga besar itu!"Nona-nona, sebaiknya kalian bersikap lebih patuh. Kalau melayaniku dengan baik dan membuatku senang, aku mungkin bisa melepaskan kalian. Tapi kalau sebaliknya, aku akan menyiksa kalian mati-matian! Aku akan membuat kalian menyesal telah datang ke dunia ini! Hahaha!" Jarrar tertawa jahat. Satu tangannya pun sudah mulai meraba paha seorang wanita.Saat ini, seorang bandit tiba-tiba mendorong pintu dan masuk dengan tergesa-gesa. Karena merasa terganggu, Jarrar pun menghardik dengan geram, "Apa-apaan kamu? Kenapa tergesa-gesa begini? Kalau nggak ada alasan tepat, aku akan memenggal kepalamu hari ini!""Kak Jarrar! Ada masalah! Di luar ada pasukan yang tiba-tiba datang dan membantai kami! Semua bandit minum-minum malam ini, kami ng
Setelah pertarungan singkat, para bandit di Gunung Ular pun berjatuhan. Lagi pula, pasukan Wira terdiri dari prajurit hebat, sedangkan bawahan Jarrar hanya bandit biasa. Mereka bukan lawan yang seimbang. Dalam sekejap, orang-orang Gunung Ular memilih untuk menyerah."Berdiri! Cepat berdiri! Benar-benar sekelompok sampah nggak berguna!" maki Jarrar dengan gusar. Namun, tidak ada yang mendengar perkataannya. Semua orang hanya berlutut di hadapan Wira.Wira menghampiri selangkah demi selangkah, lalu mengambil pisau dari tangan Doddy. Tatapannya tertuju pada gadis di sampingnya. Ketika bertarung tadi, gadis ini terus mengikutinya. Padahal, anak seumuran ini biasanya akan ketakutan jika melihat situasi seperti itu.Udara dipenuhi bau amis darah karena ada banyak genangan darah di tanah. Tempat ini tidak ada bedanya dengan medan tempur. Meskipun demikian, ekspresi gadis itu tetap terlihat datar. Bahkan, sorot matanya yang tertuju pada Jarrar dipenuhi amarah."Dia yang menyakiti orang tuamu?"
Lebih tepatnya, orang dewasa sekalipun belum tentu memiliki karakter seperti gadis ini!Setelah membereskan semuanya, Wira dan pasukannya menuruni gunung. Saat ini, Wira menatap gadis di sampingnya dan bertanya, "Apa rencanamu selanjutnya?""Aku ingin ikut denganmu dan belajar banyak hal darimu. Kuharap kamu nggak mengusirku," timpal gadis itu dengan tegas.Wira memperlihatkan ekspresi heran sembari bertanya, "Kamu mengikutiku karena ingin membalas dendam, sekarang dendammu sudah terbalaskan. Jadi, kenapa kamu masih ingin mengikutiku? Kamu juga tahu aku sering berperang, bisa dibilang aku selalu tidur di tempat terbuka.""Kadang aku memang bisa bersenang-senang, tapi lebih sering menderita. Kalau kalah perang, aku bahkan bisa mati. Memangnya kamu nggak takut?"Semua yang Wira katakan adalah fakta. Situasi di medan perang sangatlah rumit. Wira memang tidak pernah kalah, tetapi bukan berarti dia bisa mendominasi selamanya. Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini."
"Kak Wira, sebaiknya biarkan kami ikut." Ketika melihat Wira hendak pergi, Danu, Doddy, dan lainnya tampak sangat cemas. Bagaimanapun, ketiga kelompok itu mungkin telah menyusun rencana jahat untuk mencelakai Wira.Wira memang hebat, tetapi tidak mungkin bisa melawan orang sebanyak itu. Jika ada perangkap di Paviliun Kristal, Wira mungkin tidak bisa keluar dengan selamat. Ketika saat seperti itu tiba, tidak ada gunanya jika hanya membalas dendam."Tenang saja, mereka juga hanya membawa 10 orang masuk. Selain itu, aku berteman baik dengan Jihan dan Senia. Sekalipun Ciputra punya rencana jahat, dia nggak akan berani bertindak gegabah. Akibatnya akan sangat fatal jika dia menyerangku. Jika kami bertiga bekerja sama, Kerajaan Beluana nggak mungkin bisa bertahan meski mereka makmur!" jelas Wira sambil tersenyum.Wira mengenakan zirah rantai emas pemberian Julian saat di Dusun Darmadi. Zirah berharga ini bisa melindungi nyawanya di saat-saat genting. Dia tidak akan melepaskannya untuk saat s
"Wira, berhenti mengatakan hal-hal yang membuatmu terkesan bermartabat. Kalau kamu benar-benar memikirkan kedamaian dunia, mana mungkin mencari alasan untuk menyerang kerajaanku waktu itu. Kamu membuat onar hanya karena masalah pangan, membuat para rakyat menderita. Apa ini yang dinamakan demi rakyat?" sindir Ciputra.Senia dan Jihan tidak berbicara. Mereka datang kemari hanya karena menghormati Wira. Meskipun begitu, tidak ada yang ingin bermusuhan dengan Ciputra demi kepentingan kerajaan masing-masing. Itu sama saja dengan cari mati."Ciputra, dulu kita bisa dibilang adalah sahabat, bahkan aku terus mengalah padamu. Kamu sendiri yang nggak mengatur bawahanmu dengan baik, makanya terjadi kekacauan seperti ini. Tapi, karena semua telah berkumpul di sini, sekarang bukan saatnya membahas masalah itu lagi," sahut Wira dengan tidak acuh.Wira tidak memedulikan Ciputra lagi, melainkan menatap Jihan dan Senia sambil berkata, "Aku yakin kalian sudah tahu tujuanku mengumpulkan kalian semua. Ka
"Bagaimana bisa memudahkan pertempuran?" tanya Ciputra lagi. Meskipun dia tidak mengatakan niatnya untuk gencatan senjata, hatinya sangat jelas saat ini anggaran kerajaan sudah defisit. Jika peperangan terus berlanjut, rakyat akan kesulitan dan kestabilan Kerajaan Beluana juga akan goyah. Ini adalah situasi yang tidak ingin dilihatnya. Dia baru menjadi raja di Kerajaan Beluana kurang dari setahun, konsekuensinya tak terbayangkan jika internal kerajaan kacau pada saat seperti ini.Setelah ragu sejenak, Wira baru berkata lagi, "Sebenarnya sangat mudah. Kalau sekarang kita menghentikan peperangan, kita bisa fokus untuk mengatur urusan internal kita dengan tenang. Beberapa tahun kemudian, kita pasti sudah makin berkembang juga. Pada saat itu, kita bisa kembali memulai peperangan lagi, 'kan? Selain itu, kalau sekarang kita tetap berperang, mungkin nggak akan ada pemenangnya juga dan akhirnya kedua belah pihak hanya akan menderita. Aku pikir kalian semua seharusnya mengerti prinsip ini juga.
Kerajaan Agrel milik Senia menguasai wilayah Kerajaan Monoma bagian utara dan Provinsi Ladu. Sementara itu, Jihan menguasai Provinsi Janglin, Provinsi Sutim, dan Provinsi Yangsan. Sembilan Provinsi kembali terbagi, tetapi tidak ada perubahan besar dalam geografisnya.....Tujuh hari kemudian, Wira dan yang lainnya juga sudah kembali ke Provinsi Lowala. Kelihatan jelas, provinsi ini adalah tempat yang paling stabil dan bersatu di antara sembilan provinsi berkat kepemimpinannya yang bijaksana. Jika dia tidak menguasai provinsi itu, mereka tidak akan bisa menciptakan surga dunia seperti ini. Selama tujuh hari ini, semua pihak sudah menarik kembali pasukannya dan dunia menjadi stabil untuk sementara ini, bahkan pengungsi pun perlahan-lahan berkurang.Saat Wira dan para pengikutnya menuju ke balai prefektur, mereka mendengar teriakan di pinggir jalan."Aku mau pergi ke kantor pemerintah. Sekarang tiba-tiba datang pengungsi sebanyak ini, bagaimana kita bisa bertahan hidup? Mereka juga mengam
"Kenapa kalian semua berdebat di sini? Kalian sudah bosan dengan hidup damai?" Saat semua orang sedang berdebat, Wira dan yang lainnya perlahan-lahan mendekat dan Doddy yang berdiri di paling depan pun berteriak.Semua orang di tempat itu terkejut dan tatapan mereka tertuju pada Wira dan yang lainnya. Beberapa di antara mereka yang jeli, langsung mengenali Wira."Bukankah ini adalah Tuan Wira? Ini pertama kalinya aku melihat Tuan Wira. Aku pikir dia adalah pria tua yang kaku, tak disangka dia ternyata begitu muda dan tampan." Beberapa gadis bahkan sudah mulai jatuh cinta pada Wira dan menatapnya dengan tatapan penuh kasih. Terlihat jelas, mereka sudah siap untuk memberikan diri mereka kepada Wira."Uhuk uhuk."Wira juga mendengar pembicaraan semua orang. Setelah batuk beberapa kali dengan canggung, dia berjalan ke depan kerumunan dan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi?""Tuan Wira, Anda mungkin nggak tahu, sekarang jumlah populasi di Provinsi Lowala tiba-tiba bertambah banyak
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m