Share

Bab 1710

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Orang-orang lain juga berkomentar.

"Kami juga nggak menginginkan hal ini!"

"Tapi, sekarang kita nggak punya pilihan lain!"

"Kulit pohon di gunung sudah hampir habis!"

"Meskipun masih bisa menyalakan api, itu juga hanya untuk menghangatkan ruangan. Di rumah kita sama sekali nggak ada makanan lagi."

"Kita tukar anak kita saja. Ini pilihan terakhir kita!"

"Kalau kita semua mati kelaparan, memangnya masih ada yang bisa menghidupi anak-anak ini?"

"Lebih baik kita mencari cara untuk bertahan hidup. Bagaimanapun, kita harus melanjutkan kehidupan kita."

Mendengar suara-suara itu, Wira segera mempercepat langkah kakinya. Wira melihat banyak orang berdiri di alun-alun desa. Sebagian besar orang sedang menggendong bayi dan bayi-bayi itu terus menangis. Di sekitar mereka terdapat para wanita yang tidak berhenti berteriak. Wira merasa sedih saat melihat mereka hendak menukar bayi. Sepertinya mereka berniat untuk memakan bayi-bayi itu!

Ada orang yang merasa tidak rela, bahkan ada yang pingsan. Namun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Helena Ifana
banyak bab cuma muter aja cerita, payah lu min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1711

    Pria paruh baya itu akhirnya berteriak dengan marah dan matanya pun sudah memerah.Wira juga tenggelam dalam pikirannya. Perang memang telah membawa banyak kesulitan bagi rakyat biasa, bahkan sudah sampai pada tahap memakan sesama."Aku lihat penampilan anak ini sangat rapi, harusnya orang dari keluarga kaya, 'kan? Jadi, bagaimana mungkin dia bisa memahami kita? Meskipun dalam masa perang, orang-orang kaya itu juga tetap bisa hidup dengan baik. Kalau begitu, bagaimana kalau kita menangkapnya, lalu memaksanya memberi tahu kita letak rumahnya dan meminta keluarganya untuk mengirimkan makanan kepada kita?" saran dari salah satu orang itu. Beberapa pemuda di belakangnya juga ikut menganggukkan kepala karena merasa itu memang sebuah cara yang bagus.Wajah Wira pun makin memucat dan berpikir orang-orang ini memang sialan.Saat semua orang bersiap untuk bertindak dan Wira juga bersiap untuk mengeluarkan senapannya, terdengar pria paruh baya yang tadi berbicara itu berkata dengan marah, "Kalau

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1712

    Meskipun para penduduk desa itu tidak tahu identitas Wira, mereka juga bisa menebak Wira ini pasti bukan orang biasa setelah melihat sekelompok kavaleri itu."Doddy, kamu segera pulang bersama para saudara dan ambil beberapa persediaan makanan ke sini," perintah Wira kepada Doddy."Baik!" Meskipun tidak tahu apa yang telah terjadi, Doddy juga tidak ragu-ragu dan segera pergi ke kejauhan.Wira melambaikan tangannya kepada orang di belakangnya dan berkata, "Kalau kalian masih ada urusan lain, kalian pergi saja dulu. Sebentar lagi, mereka seharusnya sudah membawa persediaan makanannya ke sini. Pada saat itu, kalian semua sudah punya makanan lagi. Tapi, aku harus peringatkan kalian, nggak peduli seberapa sulitnya situasi kalian, kalian nggak boleh menyakiti keluarga dan anak kalian. Aku nggak bisa membayangkan kalian akan memakan daging manusia."Wira berbicara secara perlahan untuk memberikan nasihat kepada mereka."Tuan, siapa Anda sebenarnya? Saya dengar jenderal tadi memanggil Anda seb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1713

    "Kalian benar-benar ingin mengikutku kembali ke Provinsi Lowala?" tanya Wira lagi.Semua orang pun menganggukkan kepala."Kalau begitu, kalian semua harus mengikuti rencanaku. Apa yang aku suruh kalian lakukan kelak, kalian nggak boleh meragukannya. Tapi aku jamin, setidaknya kita semua akan makan kenyang dan kehidupan juga makin baik. Syaratnya adalah selama aku masih ada di sini."Wira sudah membuat sebuah keputusan. Dia tidak berniat untuk menempatkan semua orang ini di Dusun Darmadi, melainkan berencana untuk membangun beberapa pabrik di Provinsi Lowala, menciptakan kota modern, dan membuat Provinsi Lowala menjadi surga. Meskipun akan ada makin banyak orang yang datang kelak, mereka bisa mempertimbangkan untuk membangun gedung tinggi di Provinsi Lowala. Begitu gedung tinggi itu dibangun, lahan untuk perumahan akan berkurang drastis sehingga provinsi ini akan menjadi kota modern sepenuhnya.Namun, proses ini tidak mudah karena ada banyak mesin dan peralatan yang sulit untuk diproduk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1714

    "Dulu, siapa pun yang punya makanan di rumah akan memberiku sepiring nasi untuk dimakan, itu juga sudah cukup untukku bertahan hidup. Sekarang semua keluarga dalam kesulitan karena sedang dalam masa perang, jadi aku juga nggak punya makanan lagi. Tapi semua ini nggak masalah lagi. Saat melihatmu, aku sudah memutuskan aku akan mengikutimu dan belajar darimu."Wira mengernyitkan alisnya dan menatap gadis kecil itu dari atas ke bawah. Dia berpikir, gadis kecil ini sangat menarik."Apa kamu khawatir akan kelaparan jadi kamu buat rencana seperti ini?"Jika dia mengikuti Wira, kelak tentu saja tidak perlu mengkhawatirkan pakaian dan makanan lagi. Meskipun Provinsi Lowala juga kacau karena perang, setidaknya Wira dan orang-orang di sekitarnya tidak akan mati kelaparan."Tentu saja nggak! Aku lebih ingin belajar keterampilan, lalu membalas dendam orang tuaku. Tujuanku tetap bertahan hidup adalah untuk membasmi para perampok gunung!" kata gadis kecil itu dengan tegas dengan tatapan yang tertuju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1715

    Seiring dengan perintah Wira, terlihat Doddy yang bergegas datang dengan menunggang kuda. "Kak Wira!" teriaknya.Wira berkata dengan perlahan, "Menurut perkataan gadis ini, ada sekelompok perampok gunung di gunung yang tidak jauh dari sini. Karena sudah sampai di sini, kita bisa langsung memberantas markas mereka agar tidak membahayakan desa lain kelak."Meskipun kekacauan perang membuat banyak orang menderita, tetap saja di sekitar sini ada banyak desa. Jika tidak menumpas semua penjahat gunung, kelak hanya akan semakin menambah penderitaan para warga desa. Ini sama saja dengan mendesak mereka mati!"Baiklah, aku akan memimpin pasukan untuk pergi ke gunung dan memberantas mereka! Aku paling benci dengan perampok gunung!" Setelah melontarkan perkataan tersebut, Doddy langsung memberi isyarat pada bawahannya dan semua langsung berkumpul di belakangnya."Aku ikut dengan kalian," kata Wira sambil menggendong anak perempuan itu dan naik ke kuda. Kemudian, sekelompok orang itu pun pergi ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1716

    Jarrar bertubuh kekar, berewok, bahkan ada banyak bulu di dadanya. Dilihat dari kejauhan, dia benar-benar mirip dengan seekor beruang. Mana mungkin orang-orang tidak takut saat melihat penampilannya yang seperti ini? Apalagi, para wanita dari keluarga besar itu!"Nona-nona, sebaiknya kalian bersikap lebih patuh. Kalau melayaniku dengan baik dan membuatku senang, aku mungkin bisa melepaskan kalian. Tapi kalau sebaliknya, aku akan menyiksa kalian mati-matian! Aku akan membuat kalian menyesal telah datang ke dunia ini! Hahaha!" Jarrar tertawa jahat. Satu tangannya pun sudah mulai meraba paha seorang wanita.Saat ini, seorang bandit tiba-tiba mendorong pintu dan masuk dengan tergesa-gesa. Karena merasa terganggu, Jarrar pun menghardik dengan geram, "Apa-apaan kamu? Kenapa tergesa-gesa begini? Kalau nggak ada alasan tepat, aku akan memenggal kepalamu hari ini!""Kak Jarrar! Ada masalah! Di luar ada pasukan yang tiba-tiba datang dan membantai kami! Semua bandit minum-minum malam ini, kami ng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1717

    Setelah pertarungan singkat, para bandit di Gunung Ular pun berjatuhan. Lagi pula, pasukan Wira terdiri dari prajurit hebat, sedangkan bawahan Jarrar hanya bandit biasa. Mereka bukan lawan yang seimbang. Dalam sekejap, orang-orang Gunung Ular memilih untuk menyerah."Berdiri! Cepat berdiri! Benar-benar sekelompok sampah nggak berguna!" maki Jarrar dengan gusar. Namun, tidak ada yang mendengar perkataannya. Semua orang hanya berlutut di hadapan Wira.Wira menghampiri selangkah demi selangkah, lalu mengambil pisau dari tangan Doddy. Tatapannya tertuju pada gadis di sampingnya. Ketika bertarung tadi, gadis ini terus mengikutinya. Padahal, anak seumuran ini biasanya akan ketakutan jika melihat situasi seperti itu.Udara dipenuhi bau amis darah karena ada banyak genangan darah di tanah. Tempat ini tidak ada bedanya dengan medan tempur. Meskipun demikian, ekspresi gadis itu tetap terlihat datar. Bahkan, sorot matanya yang tertuju pada Jarrar dipenuhi amarah."Dia yang menyakiti orang tuamu?"

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1718

    Lebih tepatnya, orang dewasa sekalipun belum tentu memiliki karakter seperti gadis ini!Setelah membereskan semuanya, Wira dan pasukannya menuruni gunung. Saat ini, Wira menatap gadis di sampingnya dan bertanya, "Apa rencanamu selanjutnya?""Aku ingin ikut denganmu dan belajar banyak hal darimu. Kuharap kamu nggak mengusirku," timpal gadis itu dengan tegas.Wira memperlihatkan ekspresi heran sembari bertanya, "Kamu mengikutiku karena ingin membalas dendam, sekarang dendammu sudah terbalaskan. Jadi, kenapa kamu masih ingin mengikutiku? Kamu juga tahu aku sering berperang, bisa dibilang aku selalu tidur di tempat terbuka.""Kadang aku memang bisa bersenang-senang, tapi lebih sering menderita. Kalau kalah perang, aku bahkan bisa mati. Memangnya kamu nggak takut?"Semua yang Wira katakan adalah fakta. Situasi di medan perang sangatlah rumit. Wira memang tidak pernah kalah, tetapi bukan berarti dia bisa mendominasi selamanya. Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini."

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

DMCA.com Protection Status