Share

Bab 1553

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Wira dan Julian bersembunyi di dalam hutan dan tidak berbicara.

Saat ini, Biksu Jubah Hitam terluka parah. Dia tidak tahu apakah cangkang itu beracun atau tidak, tetapi dia bisa merasakan dengan sangat jelas bahwa kondisi tubuhnya menjadi buruk. Dia memiliki firasat buruk jika pertarungan ini dilanjutkan, dia akan ditaklukkan mereka. Dia sangat percaya diri dengan kemampuannya, tetapi di hadapan senjata tersembunyi, semua kemampuan bela diri pun tampaknya tidak berguna.

Namun, Hasto tidak memberi Biksu Jubah Hitam kesempatan untuk bernapas dan terus menyerang dengan sepenuh tenaga. Dalam keadaan tak berdaya, Biksu Jubah Hitam hanya bisa mengambil senjatanya dan kembali menghadapinya, sedangkan Wira di samping mereka menunggu kesempatan untuk bergerak. Biksu Jubah Hitam tidak tahu Wira dan yang lainnya bersembunyi di mana, yang berarti ada bahaya tak diketahui sedang menantinya.

"Kalian ini benar-benar keterlaluan. Hanya karena aku nggak menggunakan seluruh kekuatanku, jadi kalian mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1554

    "Pak Tua, apa kamu nggak pernah mendengar trik tipu daya ini? Aku juga nggak berniat melakukan ini kepadamu. Kamu hanya perlu memberitahuku beberapa informasi, aku akan membiarkanmu pergi." Wira selalu mementingkan keadilan.Setelah mendengar perkataan Wira, Biksu Jubah Hitam mendengus dan memalingkan kepalanya dengan sangat kuat untuk menolak menjawab pertanyaan Wira.Melihat keteguhan Biksu Jubah Hitam, Wira berencana untuk meninggalkannya sendirian di sana. Dia berdiri dan berbicara dengan Julian dan Hasto sebentar, lalu berbalik dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.Biksu Jubah Hitam baru menyadari dia akan ditinggalkan begitu saja. Wira tidak akan membawanya pergi dan tidak akan melepaskannya dengan mudah juga. Tali yang mengikatnya sudah dilapisi dengan obat bius dan membuat tubuhnya lemah. Meskipun ada binatang buas yang datang dan akan memakannya, dia juga tidak bisa melawan. Lagi pula, matahari perlahan-lahan tenggelam dan ini saatnya bagi binatang buat untuk keluar."Say

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1555

    "Kamu yakin nggak mau jujur? Kalau kamu nggak mau jujur, kita akan pergi. Aku bisa menyelidiki informasi ini sendiri pun bisa mendapatkan jawabannya. Aku hanya memberimu kesempatan saja, jadi kamu harus memanfaatkannya baik-baik."Melihat Biksu Jubah Hitam tidak kooperatif, Wira segera berbalik dan berpura-pura akan pergi. Biksu Jubah Hitam menjadi panik, lalu menghelakan napas dan mengungkapkan kebenarannya."Aku memang nggak berniat untuk menyembunyikan hal ini darimu. Ceritanya seperti ini, sebenarnya Ciputra harusnya langsung membunuh Farrel. Tapi, dia nggak tega, jadi hanya mengurung adiknya. Dia berjanji nggak akan melepaskannya dan nggak ada orang lain yang akan tahu hal yang diketahui oleh Farrel."Wira benar-benar tidak menyangka orang-orang dari Sekte Gunung ini begitu kejam sampai membuat Ciputra membunuh adiknya sendiri. Bagaimana mungkin? Hubungan kakak adik ini sangat baik, itulah alasannya Ciputra memutuskan untuk mengurung adiknya seumur hidup daripada membiarkan adikny

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1556

    "Tuan, hamba benar-benar menyesal, hamba nggak berani melakukannya lagi kelak. Hamba hanya ingin bertahan hidup, jadi baru memberitahunya hal ini. Kalau hamba tahu hal itu akan berdampak besar bagi sekte, hamba pasti nggak berani membocorkannya. Harap Tuan bisa memberi hamba sebuah kesempatan lagi untuk menebus kesalahan!" Biksu Jubah Hitam langsung menjelaskan semua alasannya, tetapi beberapa detik kemudian, dia langsung mati dan darahnya berceceran di tempat itu.Pemimpin kelompok itu tidak memberikan Biksu Jubah Hitam kesempatan untuk berbicara. Bagaimanapun juga, Biksu Jubah Hitam sudah mengkhianati sekte, malah masih ingin menebus kesalahannya.Setelah selesai menangani mayat Biksu Jubah Hitam, target mereka kembali beralih ke Wira. Wira sudah tahu terlalu banyak, sehingga mereka harus membunuhnya dan menangkap gadis suci dari Sekte Langit itu hidup-hidup."Kenapa kalian masih berdiri di sana? Cepat pergi tangkap mereka. Para pria boleh dibunuh semuanya, tapi harus tangkap Gadis S

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1557

    Saat memasuki kediamannya, Wira mengamati sekeliling dengan sangat hati-hati. Dia khawatir akan ada sekelompok ahli bela diri yang tiba-tiba keluar dari salah satu kamar dan mengepung mereka atau menembakkan senjata tersembunyi. Selain Wira, ada beberapa orang yang sangat mahir menggunakan senjata tersembunyi juga. Mereka sudah berjalan cukup lama, tetapi tetap masih belum melihat ketiga istrinya.Saat Wira tiba di pintu kamar mereka, dia merasakan firasat buruk. Dia perlahan-lahan membuka pintu kamarnya dan tiba-tiba ada gumpalan debu yang memelesat keluar. Dia segera melindungi Julian yang berada di belakangnya."Hati-hati!"Terlihat seorang pembunuh yang muncul dengan sebuah pisau pendek di tangannya dan menyerang Wira. Setelah berteriak dengan keras, Julian menghalang di depan Wira. Untungnya, reaksi Hasto cepat sehingga keduanya terselamatkan.Saat pembunuh itu menunjukkan dirinya, Wira akhirnya melihat ketiga istrinya dan anaknya sedang diikat di dalam kamar. Dia berpikir pembunu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1558

    Saat dalam keadaan tak berdaya dan pembunuh itu menyerangnya, Wira segera mengeluarkan senjata tersembunyinya dari pinggangnya dan membidik kening pembunuh itu.Pembunuh itu menghindari serangan Wira, tetapi pipinya tergores sedikit. Tatapannya perlahan-lahan menjadi dingin dan menatap Wira dengan penuh niat membunuh.Saat ini, hal ini bukan masalah Wira sendirian lagi, Hasto harus segera turun tangan atau Wira pasti tidak akan bisa mengalahkan pembunuh ini. Keduanya bekerja sama dan segera menundukkan pembunuh ini, lalu mengorek informasi tentang Sekte Gunung dari pembunuh itu. Namun, pembunuh itu sudah bunuh diri dengan meminum racun. Wira lupa memeriksa mulutnya, sehingga tidak bisa menghentikannya.Dengan matinya pembunuh itu, mereka hanya bisa merencanakan langkah mereka selanjutnya. Dilihat dari insiden ini, Wira menyadari dia harus memperkuat perlindungan, tidak boleh membiarkan orang lain memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk ke dusun lagi. Dia juga memutuskan untuk tidak men

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1559

    Ishan memang hebat, tetapi kenapa bukan Ciputra sendiri yang memimpin pasukan? Berdasarkan sifat Ciputra, dia pasti akan turun tangan sendiri jika sudah memutuskan untuk berperang dengan Kerajaan Nuala. Dengan demikian, Ciputra baru bisa tenang. Namun, sepertinya sekarang Ciputra menyembunyikan sesuatu."Apa Kerajaan Nuala punya cara untuk menghadapi situasi ini?" tanya Wira. Dia mengetuk meja sambil memandang Biantara."Tentu saja ada. Mereka mengutus seorang jenderal yang hebat, namanya Prabu," jawab Biantara.Wira tentu pernah mendengar tentang Prabu. Dia memang orang yang hebat dan sangat kejam di medan perang. Setelah berhasil merebut sebuah kota, terkadang Prabu akan membantai semua penduduknya agar tidak ada kesalahan apa pun.Tidak disangka, Ishan bertarung dengan Prabu. Sepertinya, peperangan ini akan memakan banyak korban. Kemudian, Wira berpesan kepada Biantara, "Cepat utus orang untuk mengawasi situasinya. Kalau ada sesuatu yang terjadi, ingat beri tahu aku. Kamu harus mela

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1560

    Setelah mendengar ucapan Jalil, pasukan Kerajaan Nuala langsung tertawa terbahak-bahak. Bashar tidak menyangka Jalil melawannya dengan cara seperti ini.Bashar berkata, "Pemikiranmu benar-benar berbeda dengan orang lain. Aku bisa maju ke medan perang di usia semuda ini karena aku punya kemampuan bertarung yang hebat dan pintar. Nggak seperti kamu yang sudah tua, tapi pangkatmu masih begitu rendah."Bashar juga tidak mau kalah. Mereka berdua saling bertatapan dengan niat membunuh yang intens. Kemudian, keduanya mulai bertarung dengan pedang mereka. Bashar dan Jalil terus melancarkan jurus andalan mereka.Jalil memang lebih tua dari Bashar, tetapi Jalil sama sekali tidak mengalah kepada Bashar. Bagaimanapun, kemampuan bertarung adalah yang terpenting di medan perang, bukan usia seseorang.Jalil yang menunggangi kuda terus menyerang Bashar. Dia melancarkan serangan mendadak, tetapi Bashar berhasil menghindarinya.Bashar juga serius bertarung. Dia melompat dari kudanya, lalu menginjak tomb

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1561

    Sesudah memahami situasinya, Biantara menyampaikan laporan ini kepada Wira. Saat ini, Wira sudah siap rapat dan sedang bersama Farrel. Dia awalnya ingin memahami beberapa hal tentang Keluarga Barus, tetapi Farrel seperti orang yang hilang ingatan. Wanita ini tidak bisa mengingat apa-apa."Kak Wira, ada yang ingin kulaporkan." Begitu mendengar suara lantang Biantara, Wira pelan-pelan menoleh dan mengisyaratkannya untuk menunggu di ruangan samping. Dia akan segera ke sana.Sesudah Biantara pergi, Wira mengobrol lagi dengan Farrel. Dia merasa sangat enggan, ingin sekali mencari tahu apa yang terjadi sebelumnya."Tuan, aku benar-benar ingin memberitahumu semuanya, tapi nggak bisa ingat. Mungkin karena dikurung terlalu lama, makanya otakku ini jadi bermasalah," ucap Farrel.Wira mengernyit melihat Farrel yang tampak tidak berdaya. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi? Meskipun seseorang dikurung lama, mereka hanya akan merasa tertekan dan frustrasi, tidak akan linglung seperti ini, apalag

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

DMCA.com Protection Status