Share

Bab 1525

Author: Arif
Setelah meninggalkan istana, Wira bertanya pada bawahannya, apakah sudah ada informasi dari Farrel atau belum. Alhasil, belum ada informasi apa pun.

Di sisi lain, Farrel mengernyit setelah mendengar rencana Ayu. Dia tidak tahu apakah rencana ini bisa dijalankan atau tidak, tetapi tidak ada cara lain lagi sehingga hanya bisa dicoba.

Kemudian, keduanya sama-sama datang ke aula istana. Farrel memegang perutnya sembari meratap kesakitan, sedangkan Ayu tampak sangat cemas.

"Putri, Putri! Apa yang terjadi? Pengawal, cepat tolong Putri!" seru Ayu sambil merangkul Farrel. Hal ini pun membuat orang-orang sontak berkerumun.

"Ada apa?"

"Entahlah, Putri tiba-tiba memegang perutnya dan berteriak kesakitan. Sepertinya Putri nggak tahan lagi, tolong biarkan aku keluar mencari tabib!" pinta Ayu.

Akting kedua wanita ini sungguh luar biasa. Ayu terdengar sangat menyedihkan, sedangkan teriakan Farrel terdengar sangat kesakitan.

Melihat ini, para pengawal pun tampak ragu. Bagaimanapun, Raja telah berpesan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1526

    Ayu membuka kain tersebut, lalu akhirnya melompat ke luar. Untung saja, dia tidak ketahuan. Setelah bertanya sana sini, Ayu akhirnya tahu lokasi restoran hotpot dan langsung berlari ke sana.Setibanya di restoran hotpot, Ayu melihat banyak sekali pengunjung. Para rakyat sangat menyukai restoran ini, bahkan ada banyak bangsawan yang makan di sini.Begitu masuk, Ayu langsung berteriak, "Bos, Bos, apa kamu di restoran? Ada yang ingin kubicarakan denganmu!"Pemilik restoran hotpot segera menghampiri mendengarnya. Dia melirik Ayu, lalu membawanya ke pojok dan bertanya, "Nona, apa yang terjadi? Katakanlah.""Putri menyuruhku menyampaikan pesan. Dia berada di sebuah kediaman terpencil di selatan istana. Dia sudah mengikat pita merah di pohon besar depan pintu. Tolong sampaikan informasi ini kepada Tuan Wira!" jelas Ayu. Selesai berbicara, dia langsung berlutut sebagai tanda memohon.Pemilik restoran ini adalah bawahan Wira sehingga langsung memahaminya. Akan tetapi, dia tidak menyangka bahwa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1527

    Begitu mendengar keributan, Ciputra kira-kira sudah bisa menebak apa yang terjadi. Akan tetapi, dia tidak menduga para ahli bela diri itu akan bertindak begitu cepat.Begitu para pembunuh itu tiba, mereka langsung menyerbu ke luar dan memulai pertarungan. Itu artinya, orang yang berjaga di kediaman Farrel berkurang banyak."Bodoh sekali! Apa kalian nggak punya otak? Para pembunuh itu sudah pasti hanya umpan. Gimana dengan Farrel kalau kalian pergi begitu saja? Wira pasti sudah tiba di kediamannya!" tegur Ciputra.Sejak rumor aneh itu beredar, Ciputra sudah mencurigai Wira. Dia tahu bahwa Wira tidak mungkin mengabaikan Farrel. Jadi, rumor itu diciptakan Wira agar Farrel tahu dirinya telah kembali.Ciputra duduk di singgasana. Tiba-tiba, tampak beberapa pria berpakaian hitam berjalan keluar dari samping. "Aku mau kalian pergi ke kamar Putri sekarang. Kalau Putri kabur, segera kejar dia. Aku mau dia kembali, tapi kalian nggak boleh melukai orang yang bersamanya!"Ciputra awalnya merasa hu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1528

    Biksu botak itu tidak tahu dari mana Wira mempelajari keterampilan ini. Jelas-jelas basis kultivasi mereka sama, tetapi Wira sanggup melawan 10 orang sekaligus.Menurutnya, Wira tidak seharusnya hidup di dunia ini. Begitu berkembang, Wira hanya akan menjadi momok untuk Sekte Gunung mereka!Setelah memikirkan ini, tatapan biksu botak itu dipenuhi niat membunuh. Dia mengeluarkan tongkat miliknya, lalu mengayunkannya ke arah Wira.Untungnya, Wira sudah merasakan niat membunuh itu sejak awal sehingga langsung mengelak. Ada terlalu banyak orang di sini, dia tidak boleh bertarung terlalu lama. Jika sampai Ciputra datang, akan sulit baginya untuk kabur.Wira menatap mereka dengan tatapan dingin, lalu mengeluarkan pistol dari sakunya. Biksu tua itu sudah pernah mendengar tentang kehebatan pistol, tetapi belum punya cara untuk melawan."Semuanya, hati-hati! Senjata rahasia ini sangat berbahaya. Kepung Wira, serang dia satu per satu!" perintah si biksu botak. Dia terkejut melihat pistol itu, lal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1529

    Farrel yang berada di samping tidak ingin menunda waktu lagi. Dia langsung merangkul pinggang Wira, lalu meminta Wira untuk melepaskan biksu botak itu. Sekarang, yang terpenting adalah mereka harus segera kabur.Wira melihat Farrel sekilas, lalu melepaskan tangan Farrel dengan lembut. Setelah itu, dia meraih tangan Farrel dan membawanya pergi.Sesudah Wira dan Farrel pergi, biksu botak pun terjatuh di lantai. Kejadian tadi sungguh mengerikan. Pria itu hampir saja merenggut nyawanya!Sementara itu, Ayu merasa lega saat melihat Farrel pergi. Dia berharap Wira bisa membawa Farrel meninggalkan tempat yang kacau ini dan tidak akan kembali lagi. Ayu sendiri tumbuh besar bersama Farrel dan Ciputra. Jadi, Raja tidak akan memperlakukan Ayu dengan kejam. Paling-paling, Ayu hanya diberi hukuman ringan.Wira dan Farrel terus berlari. Namun, makin banyak prajurit kerajaan yang mengepung mereka. Sepertinya, Ciputra sudah tahu bahwa Wira datang untuk menyelamatkan Farrel. Jadi, Ciputra sengaja mengut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1530

    Para prajurit memakai baju zirah, mereka juga memegang perisai dan tombak. Semua prajurit ini terlihat garang.Sementara itu, Wira hanya memakai baju biasa dan memegang pistol. Tidak mungkin dia bisa berhasil melawan ratusan prajurit ini. Saat Wira bertarung dengan para prajurit, dia terus melirik ke samping. Dia harus mencari jalan lain, lalu membawa Farrel pergi.Namun, keempat jalan yang bisa mereka lalui sudah diblokir oleh para prajurit. Sepertinya, mereka hanya bisa melewati atap. Masalahnya, Farrel tidak menguasai teknik bela diri. Wira harus menggendong Farrel untuk melompat ke atas atap. Kalau begitu, kekuatan Wira akan terpengaruh.Kedua belah pihak terus bersitegang. Pistol Wira sangat hebat, setiap tembakannya langsung menghabisi beberapa prajurit. Para prajurit tidak tahu berapa banyak peluru yang tersisa di pistol Wira, jadi mereka tidak berani bertindak gegabah dan membahayakan keselamatan mereka.Kasim juga tidak menyangka sekarang Wira menjadi begitu hebat. Kasim berka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1531

    Baru puluhan menit saja, pasukan-pasukan kerajaan itu sudah berhasil dihabisi mereka, hanya tersisa seorang kasim yang tertegun di tempatnya."Semua orang di depan sudah kita tangani," pamer Danu kepada Wira dengan senang."Bagus sekali. Kalau begitu, kita segera pergi!"Wira langsung meraih Farrel ke sisinya, lalu mengajak yang lainnya meninggalkan istana bersama-sama. Hari ini mereka sudah berhasil menyelamatkan Farrel, tetapi mereka masih harus merencanakan langkah selanjutnya. Musuh di sepanjang jalan sudah ditangani oleh Julian dan yang lainnya, sehingga tidak ada hambatan lagi saat mereka keluar dan segera meninggalkan istana.Saat melihat dirinya makin menjauh dari gerbang istana, perasaan di hati Farrel campur aduk. Bukan hanya Wira, bahkan dia juga tidak mengerti mengapa masalah bisa menjadi kacau seperti ini. Apakah kelak dia hanya bisa bertemu dengan kakaknya lagi di pertempuran?"Tuan, kita pergi ke mana sekarang?"Setelah keluar dari istana, hal pertama yang mereka lakukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1532

    Mendengar suara jeritan di luar, hati Ciputra tidak merasakan apa pun. Saat ini, dia hanya ingin segera menemukan Farrel.Setelah kasim itu diseret keluar, hanya tersisa Ciputra di dalam aula. Kemudian, dua pria tua berjubah hitam itu keluar dari tirai belakang."Raja, halnya sudah seperti ini, Anda nggak boleh berbelaskasihan lagi, kebaikan hati Anda akan menjadi kekejaman bagi kita. Kalau hal tentang Sekte Gunung membantu Raja ini ketahuan orang, Anda juga nggak akan lepas dari masalah ini."Meskipun perkataan kedua pria tua berjubah hitam itu terdengar sangat menghormati Ciputra, sebenarnya mereka hanya memperlakukannya sebagai alat saja.Saat mendengar mereka ingin menyerang Wira, Ciputra secara refleks menolak. Bagaimanapun juga, Wira dan dia adalah sahabat karib. Mereka telah melewati banyak hal bersama sebelumnya, dia tidak bisa membunuh Wira hanya karena alasan ini."Aku sudah mengatakan hal ini sebelumnya, 'kan? Aku nggak mungkin mencelakainya. Dia sangat berharga bagiku dan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1533

    "Orang yang di dalam dengarkan baik-baik! Kalian sudah kami kepung. Kalau mengerti, segera keluar!""Segera keluar! Jangan sampai kami robohkan tempat ini. Kalau sudah bertindak, kami nggak tahu batasan lagi.""Dunia ini sungguh kumuh."Para ahli bela diri itu terus berteriak di luar dan Wira tentu saja mendengar perkataan mereka. Danu dan Doddy marah dan ingin keluar untuk melawan mereka, tetapi Wira menghentikan keduanya."Jangan tergesa-gesa. Kalian tunggu di sini dulu, aku keluar untuk bertemu mereka. Tampaknya kultivasi mereka nggak rendah, kalian mungkin bukan tandingan mereka."Wira berpikir Danu, Doddy, dan Julian sudah banyak membantunya, sehingga dia tidak ingin mereka berada dalam bahaya lagi. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menghadapi orang-orang itu sendirian.Awalnya, Danu dan Doddy tidak setuju, tetapi orang-orang di luar itu makin angkuh dan mengganggu bisnis hot pot. Mereka tidak bisa melawan perkataan Wira, sehingga mereka membiarkan Wira pergi sendirian. Namun

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3216

    Kedua orang itu terkejut mendengar kabar ini. Menurut mereka, situasi kali ini benar-benar di luar nalar.Zaki mengerutkan kening dan bertanya, "Tuan, kalau memang begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Darsa tahu bahwa rencananya kali ini telah digagalkan oleh musuh. Dia hanya bisa menghela napas pelan dan membalas, "Ini agak merepotkan. Semua rencana kita harus ditunda.""Untuk saat ini, biarkan para mata-mata menyelidiki keadaan sekitar, tapi jangan sampai menyusup ke wilayah musuh. Aku menduga musuh sedang mencari cara untuk menangkap mereka."Mendengar ini, kedua orang itu mengangguk. Setelah memastikan rencana baru, Joko tersenyum getir dan berujar, "Aku nggak nyangka situasinya akan menjadi seperti ini. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, ini memang lebih sulit dari yang kita bayangkan. Yang terpenting, kita harus memastikan kekuatan kita tetap stabil."Keduanya kembali mengangguk. Setelah selesai menyesuaikan rencana, mereka baru merasa agak lega.Beberapa saat kemudia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3215

    Di pihak pasukan utara, para mata-mata yang sebelumnya diutus masih belum kembali. Setelah memastikan segalanya, Zaki yang berdiri di dalam kemah mengernyit dan bertanya, "Kenapa para mata-mata belum kembali? Apa terjadi sesuatu?"Joko yang berdiri di sampingnya juga ikut mengernyit. Situasi ini memang terasa aneh.Seseorang berkata, "Benar, seharusnya para mata-mata itu sudah kembali. Kenapa masih nggak kelihatan batang hidungnya? Aneh sekali."Orang lainnya juga merasa heran."Ya, aku nggak nyangka kita harus menunggu selama ini. Tampaknya memang ada sesuatu yang mencurigakan. Selain itu, pasukan musuh mulai istirahat. Bukankah ini terlalu cepat?"Banyak orang sependapat, tetapi mereka tidak terlalu peduli. Sementara itu, Darsa yang mendengar kabar itu agak terkejut. Ada sesuatu yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Darsa segera memberikan perintah, "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Kalau ada masalah, ini bisa menjadi sesuatu yang merepotkan."Melihat betapa seriusnya Darsa, be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3214

    Orang-orang mengangguk setuju. Selama semuanya bisa disesuaikan dengan baik, segalanya akan lebih mudah untuk diurus. Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, tapi sekarang hari sudah mulai malam. Apa kita bisa memutuskan semuanya hari ini?"Mendengar pertanyaan mereka, Wira merenung sejenak. Dalam pandangannya, rencana ini memang bisa dijalankan.Orang lain tersenyum dan berujar, "Rencana yang Tuan sebutkan sebelumnya juga bisa diterapkan. Saat ini, pasukan musuh sudah kacau dan panik. Kalau kita bergerak sekarang, pasti akan berhasil.”Mendengar itu, semua orang mengangguk ringan. Dalam pandangan mereka, rencana ini memang layak dijalankan.Saat ini, Wira melihat ke arah langit di luar dan tersenyum. "Kalau begitu, semuanya lebih mudah diatur. Tapi, ini masih tergolong cukup awal bagi kita. Adjie, atur mata-mata kita untuk mengawasi pergerakan musuh. Kalau mereka mulai istirahat, segera laporkan kepada kita."Orang-orang merasa ini adalah keputusan terbaik. Bagaimanapun, ini m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3213

    Mendengar perkataan mereka, Wira tersenyum dan berkata, "Haha, sebelumnya aku memang nggak nyangka, tapi kecepatan musuh kali ini jauh lebih cepat dari yang kuduga."Beberapa orang ikut tersenyum. Setelah memastikan semua di pihak mereka sudah beres, mereka pun tampak sangat bersemangat.Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, mata-mata yang kita tangkap kali ini harus diinterogasi dengan baik. Kalau nggak, sia-sia perjuangan kita."Mendengar itu, Wira tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke mata-mata yang berdiri di dekat perkemahan. Dengan tenang, dia bertanya, "Berapa orang yang kalian tangkap?"Mata-mata itu menangkupkan tangan memberi hormat, lalu menyahut, "Kami berhasil menangkap cukup banyak orang. Dari yang kami perkirakan, ada sekitar lima orang. Sekarang mereka semua sedang menunggu di luar perkemahan. Apa harus dibawa masuk sekarang?"Semua orang mengangguk. Menurut mereka, kali ini rencana mereka benar-benar berjalan baik. Salah satunya tersenyum dan berujar, "

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status