Share

Bab 1468

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wira perlahan-lahan mendekati serigala kutub itu. Mungkin karena telah diselamatkan oleh Wira sampai 2 kali, ibu serigala itu tidak begitu berwaspada terhadapnya lagi.

"Auw ...." Lolongan ini tidak terdengar seperti ancaman, melainkan meminta pertolongan. Wira pun menatapnya. Lukanya terlalu parah, mungkin tidak bisa bertahan lagi. Namun, masih ada 3 ekor anak serigala yang menunggunya memberi makan.

Wira ingin sekali menolongnya, tetapi dia masih dalam tahap pengujian sehingga tidak punya bahan obat. Dia hanya memiliki 3 peralatan yang tidak bisa menyelamatkan nyawa ataupun membalut luka serigala itu.

"Maaf, aku nggak bisa menolongmu," ucap Wira. Serigala memiliki kecerdasan sehingga memahami maksud Wira.

Serigala itu pun menatap anak-anaknya dengan sedih. Bagaimanapun, anak-anaknya masih kecil dan butuh perlindungan. Bagaimana nasib anak-anaknya setelah dia pergi?

Wira memahami maksudnya. Dia juga tidak ingin melihat ketiga anak serigala yang cerdas dan lincah itu mati.

"Kalau kamu p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1469

    Wira menggendong anak serigala dengan satu tangan, lalu menggunakan tangan yang satu lagi untuk menepuk kepala Julian. Dia berkata, "Ya, ayo pergi."Dengan begitu, mereka bertiga kembali ke kediaman Keluarga Triaji. Juan dan 8 kepala keluarga itu telah menunggu cukup lama di ruang rapat.Wira menyerahkan anak serigala kepada Julian, lalu menepuk-nepuk tangannya sebagai isyarat agar tenang. Kemudian, dia baru pergi bersama Hasto."Tenang saja, kamu sudah lolos 3 tes, yang berarti kamu sah menjadi muridku. Kalau ada orang luar, kamu panggil aku guru. Kalau nggak ada siapa-siapa, panggil saja aku Kak Hasto seperti biasa," ucap Hasto sambil mengedipkan mata.Wira mengangguk dan mendorong pintu. Keduanya sama-sama memasuki ruang rapat. Tampak 8 kepala keluarga duduk mengelilingi sebuah meja besar, sedangkan Juan duduk di area paling depan.Begitu melihat Wira, Juan berdiri dan berkata, "Wira, selamat untukmu. Kamu berhasil membuktikan kemampuanmu. Mulai sekarang, kamu adalah murid Biksu Has

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1470

    Meskipun kurang menyukai Wira, mereka tidak akan melakukan hal serendah itu. Kini, Kepala Keluarga Mukesh tidak bisa berdalih lagi. Ekspresi Juan juga menjadi makin suram. Dia langsung menggebrak meja."Cukup! Masalah ini nggak perlu dibahas lagi! Tolong didik putramu dengan baik! Kalau nggak, aku terpaksa menyuruh orang lain yang turun tangan!" bentak Juan. Dia tidak bisa bermusuhan dengan 8 keluarga terbesar sehingga hanya bisa memberi peringatan."Baik." Kepala Keluarga Mukesh menundukkan kepalanya sedikit, lalu duduk kembali dengan kesal. Ketika menatap Wira, kebencian pada tatapannya pun terpampang jelas. Sementara itu, Wira hanya terkekeh-kekeh dingin melihatnya.Hasil tes hari ini diumumkan kepada seluruh dunia. Seluruh Sekte Langit sudah tahu bahwa Wira berhasil lolos dari tes yang diberikan Juan dan 8 kepala keluarga. Dia akhirnya menjadi orang pertama dari dunia fana yang bergabung dengan Sekte Langit."Aku nggak nyangka Wira akan berhasil! Tapi, dia memang hebat. Ketika mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1471

    Hanya satu kalimat sederhana dari Julian saja, hati Wira sudah merasa hangat. Dia lalu membalas Julian dengan senyuman. Keduanya saling tersenyum di bawah cahaya matahari, membuat Hasto yang berada di samping tidak sanggup melihat sikap mereka lagi."Aku masih berdiri di samping kalian. Bisakah kalian melakukan hal ini saat nanti kalian sedang berduaan?"Mendengar perkataan Hasto, wajah Julian kembali memerah. Belakangan ini, sepertinya wajahnya semakin sering memerah."Guru, apa yang kamu katakan? Aku nggak ...." Julian berbicara dengan nada yang semakin kecil hingga akhirnya tidak terdengar suaranya lagi.Saat ketiganya sedang berbicara, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang agak kasar sedang mendekat. "Adik, kenapa kamu ada di sini?"Orang yang datang itu adalah kakak Julian. Dia sangat fokus dengan ilmu bela diri dan jarang pulang ke rumah. Kepulangannya hari ini karena mendengar kabar Hasto sudah membawa kembali orang yang bisa menyelamatkan Julian. Karena itulah dia datang unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1472

    "Tenang saja, Kak Johnie. Aku nggak akan menyerahkan Julian kepada pria lain. Lagi pula, mereka nggak bisa menyelamatkan Julian. Jadi kalau menikah pun, mereka hanya akan membahayakan nyawa Julian. Meskipun aku nggak menang di sayembara, aku juga akan berusaha mencari cara untuk membawa Julian pergi. Aku nggak akan membiarkannya mati begitu saja!" Saat mengatakan itu, tatapan Wira terlihat penuh tekad.Johnie tahu Wira tidak bercanda saat mengatakan jika tidak menang dalam sayembara, Wira tetap akan membawa Julian pergi. Itu adalah hal yang diharapkannya. Dia yakin ayahnya juga berencana seperti itu, sehingga mengirim pengawal untuk diam-diam membantu Wira."Baiklah. Aku suka sikapmu ini, aku sudah mengakuimu sebagai adik iparku!" Johnie berkata sambil tersenyum, lalu merangkul bahu Wira dengan lebih kuat.Wira benar-benar tidak mengerti bagaimana cara berpikir Johnie. Jelas-jelas, Johnie tadi berkata tidak mengakuinya sebagai adik ipar, sekarang malah sudah berubah pikiran."Ada satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1473

    Julian juga tidak menyangka hubungan Wira dan kakaknya akan begitu baik. Akan tetapi, hal ini justru mempermudah segala urusan ke depannya.Selama beberapa hari berikutnya, Wira mengikuti Hasto berjalan-jalan di Sekte Langit. Murid di sana terbagi menjadi murid dalam dan murid luar."Kalian cepat lihat, itu pasti Wira yang memenangkan tiga ujian sekte, 'kan?""Sepertinya iya. Bukankah orang di sebelahnya adalah Tuan Hasto? Aku dengar Wira adalah murid Tuan Hasto, jadi itu pasti memang dia!""Aku pikir dia adalah seorang pria kasar. Tak disangka, orangnya begitu anggun dan tampan!""Penilaian para wanita ini sangat dangkal. Apa kalian nggak tahu dia sendirian saja bisa mengalahkan sepuluh orang yang dikirim oleh delapan keluarga besar? Sungguh luar biasa. Pikirkan saja, apa murid dalam dan murid luar seperti kita bisa melakukan hal seperti ini?" Saat Wira dan Hasto melewati halaman strata dalam, para murid itu langsung berkumpul bersama dan membahas hal tentang Wira.Wira juga tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1474

    Sekelompok orang ini cukup cepat menyesuaikan alibi mereka. Hasto tidak ingin terlibat dalam hal sepele seperti ini, sehingga dia menganggukkan kepalanya. Kemudian, dia bersiap untuk pergi bersama Wira, tetapi murid tadi segera menarik lengan Wira."Itu ... Wira, ada beberapa hal yang ingin kubahas denganmu, bolehkah aku ikut dengan kalian?" Abbas menggenggam tangan Wira dengan gemetar, sepertinya sangat ketakutan.Wira memang tidak ingin terlibat dalam hal sepele ini, tetapi akhirnya menyetujuinya juga.Setelah melihat Abbas akrab dengan Wira dan Hasto, beberapa murid luar tadi juga merasa sangat terkejut. Sebelumnya, mereka tidak menyadari ternyata Abbas mengenal Hasto."Kalian lihat. Bukankah itu murid dalam kita, Abbas? Kenapa dia berdiri bersama Wira? Apa mereka kenal sebelumnya? Nggak mungkin, mereka terlihat sama sekali nggak akrab. Wira begitu hebat, sedangkan bakat Abbas biasa saja.""Mungkin karena Wira baik hati, jadi sengaja membantunya. Abbas sudah sering ditindas oleh beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1475

    Dengan adanya ucapan Wira ini, Hasto akhirnya merasa tenang. Setelah itu, keduanya pulang bersama-sama. Keesokan harinya, murid yang bernama Abbas itu akhirnya langsung mencari Wira di kediaman Keluarga Triaji."Kak Wira, aku datang mencarimu. Hari ini nggak ada masalah di halaman strata dalam dan aku ada beberapa pertanyaan tentang ilmu bela diri yang nggak kumengerti. Jadi, aku sengaja datang untuk meminta bimbinganmu."Saat mendengar suara Abbas, Wira mengira dirinya sudah salah dengar. Tak disangka, beberapa saat kemudian pelayan sudah membawa Abbas masuk. Awalnya Wira tidak ingin memedulikan Abbas, tetapi dia sudah berjanji sebelumnya."Kalau ada yang ingin ditanya, tanyakan saja. Tapi sebaiknya kamu segera kembali, karena di sini bukan halaman strata dalam. Kalau ketahuan kamu keluar terlalu lama, kamu akan dimarahi."Wira adalah murid Hasto, sehingga dia bebas untuk masuk ke halaman strata dalam dan murid luar.Namun, Abbas berbeda. Dia adalah murid dalam dan harus tinggal di h

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1476

    Abbas segera berpikir dan akhirnya mengubah cara pendekatannya."Mungkin karena aku cepat belajar, jadi aku sudah menguasai hal-hal itu. Kak Wira, jangan memikirkan hal ini lagi. Bagaimana dengan rencana yang kukatakan kepada Kakak beberapa hari yang lalu? Kita hanya beberapa orang saja, beberapa murid dalam dan Kak Wira. Kita berkumpul dan minum bersama!"Setelah berputar-putar, Abbas akhirnya membahas topik tentang makan dan minum bersama itu lagi. Setelah merenungkannya sejenak dan demi menghentikan niat Abbas, Wira pun menyetujui rencananya dan membuat Abbas merasa sangat gembira."Bagus sekali. Kak Wira akhirnya setuju juga! Aku akan segera kembali dan mempersiapkannya. Kita atur rencananya di besok malam.""Baiklah."Setelah Wira menjawab, Abbas pulang dengan perasaan sangat gembira.Wira merasakan ada firasat buruk, sepertinya Abbas ini juga bukan orang yang berniat baik dan mungkin kelak akan membuatnya dalam masalah. Namun, Wira tidak terlalu khawatir karena dia yakin bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

DMCA.com Protection Status