Setelah mendengar perkataan tersebut, Luki tertegun sejenak.Wira mendengus dingin dan langsung berkata, "Luki, apa kata-kataku masih belum cukup jelas, atau kamu yang nggak paham? Mana mungkin kamu nggak tahu apa yang sudah kamu lakukan sendiri? Luki, biar kutegaskan, aku memberitahumu tentang ini karena itu masih diperlukan. Kalau nggak, kamu pasti sudah mati, mengerti?"Usai mendengar perkataan Wira, ekspresi Luki langsung menjadi sangat suram. Dia sangat tahu apa yang telah dia lakukan selama beberapa tahun ini. Namun, dia yakin bahwa pemerintah tidak akan melakukan sesuatu terhadapnya. Di pegunungan yang jauh dari istana ini, kalaupun dia serakah, memangnya berapa banyak yang dapat dia korupsi?Luki pun berkata, "Pangeran, kamu jangan menakut-nakutiku!" Dia memicingkan mata dengan sorot mata yang dingin.Wira juga menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kenapa, Luki? Kamu nggak terima?"Setelah itu, Wira langsung mengeluarkan senapan dan melancarkan satu tembakan ke tan
Wira berbicara dengan Luki dari sudut pandang yang berbeda.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Luki berubah dan menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya, dia memang orang yang intelektual dan hatinya selalu berpikir untuk menjadi orang baik. Namun, kenyataan tidak mengizinkannya. Terkadang, tindakan yang jujur dan bersih, tidak memungkinkannya untuk bertahan hidup.Maksud dari perkataan Wira seolah-olah ingin memberi tahu Luki untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, kecuali meningkatkan kemiskinan di daerah ini. Dia tentu saja ingin melakukan seperti itu, tetapi dengan adanya Ongki dan Yusri, dia tidak bisa melakukannya. Kedua orang itu adalah penguasa daerah setempat dan sulit untuk dihadapi. Dia tidak mungkin bermusuhan dengan mereka.Sebenarnya, saat baru datang ke Niaga, Luki memang ingin mengubah situasinya dan membuat daerah itu menjadi makmur. Namun, di hari pertamanya datang ke sana, dia langsung mendapat hadiah besar berupa uang dan wanita dari Ongki dan Yusri. Dia pun
"Mengenai Ongki dan Yusri, sebenarnya mudah saja. Mereka sudah melakukan begitu banyak kejahatan, mereka nggak akan lolos dari hukuman mati. Aku cukup mengumpulkan lima ribu pasukan saja sudah bisa menyingkirkan mereka sepenuhnya. Dengan begini, semua masalah di sini akan terselesaikan. Alasanku nggak melakukannya karena merasa terlalu merepotkan, jadi ... pemerintah memutuskan untuk memberimu kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan bakatmu. Kalau tentang Ongki dan Yusri, aku akan cari cara untuk membereskan mereka. Pada saat itu, kamu hanya perlu membantuku melaksanakannya saja."Setelah mendengar perkataan Wira, Luki baru menyadari ternyata target Wira untuk hal kali ini bukan hanya dirinya. Yang paling utama adalah Wira ingin mengurus perkembangan keuangan daerah itu."Yang Mulia, saya sudah mengerti. Setelah mendengar perkataan Anda hari ini, saya mendapat pencerahan." Setelah mengatakan itu, Luki memberi hormat kepada Wira."Hahaha. Memang santai kalau berbicara dengan orang terp
Keesokan paginya, urusan bantuan bencana akhirnya dimulai. Setelah memikirkannya semalaman, Luki memutuskan harus melakukan sesuatu. Dia sadar langkah pertamanya adalah menyingkirkan Yusri dan Ongki. Namun, Ongki adalah seorang kepala perampok yang tidak mengerti banyak hal dan cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Dia tidak ingin menyinggung orang seperti Ongki terlebih dahulu. Karena itulah, dia mencari Yusri."Kak Yusri, aku curiga kedatangan Wira dan yang lainnya ke sini kali ini mungkin akan membuat perubahan besar!"Luki tahu Yusri memiliki banyak properti dan yang paling kaya di antara mereka. Namun, Yusri adalah seorang pedagang yang memiliki pemikiran dagangnya sendiri. Bisa dibilang, dia hanya mengutamakan keuntungan atau bisa dibilang juga dia pengecut.Bagaimanapun, dia bukan Ongki yang selalu mengandalkan kekerasan. Ditambah lagi dengan temperamennya yang buruk, serta bisa melakukan hal di luar kendali dan tidak memedulikan konsekuensinya.Namun Yusri berbed
Selain mereka bertiga, masih ada siapa lagi yang makmur di Niaga?"Tuan Luki, maksud Anda ... pemerintah berharap kita yang mengurus hal ini?" kata Yusri sambil menelan ludah dan ekspresinya terlihat agak muram."Aku rasa seperti itu. Kalau bantuan pangan dari pemerintah masih belum datang, bagaimana kita bisa memberikan bantuan kepada para korban bencana itu? Kalau nanti Wira ini langsung pergi dan orang yang bertanggung jawab atas hal ini akan jatuh ke tanganku, bukankah aku yang akan disalahkan? Tentu saja, kalau terjadi masalah denganku, kalian ... juga tidak akan lepas. Selain itu, kita tentu saja butuh uang untuk bantuan korban bencana kali ini. Kalau membahas soal uang, kamu dan Ongki adalah orang yang paling kaya. Kalau nggak salah, kamulah yang paling kaya, 'kan?"Mendengar perkataan itu, mata Yusri langsung membelalak. Maksud dari perkataan Luki adalah pemerintah ingin melawannya dan merampas kekayaannya? Pemerintah ingin membunuhnya agar Niaga bisa melewati bencana kekeringa
Luki buru-buru menganggukkan kepalanya dan berkata, "Maksudku memang ini! Aku khawatir pada saat itu pemerintah akan bertindak seperti ini. Kalau benar-benar seperti ini, waktu kita nggak banyak lagi."Setelah mendengar perkataan itu, Yusri baru berkata, "Kalau begitu ... kenapa Anda nggak bilang kepada Ongki?"Yusri berpikir hal ini sangat penting, sehingga mereka bertiga harus mengetahuinya.Namun, Luki buru-buru berkata, "Bilang kepadanya? Orang itu keras kepala. Kalau dia nggak bersedia dan bersikeras ingin melawan hingga pemerintah membawa pasukan yang banyak ke sini. Pada saat itu, kita pasti akan dihabisi dengan mudah!"Mendengar perkataan itu, Yusri menganggukkan kepalanya. Ongki adalah yang paling kejam dan selalu membunuh orang-orang. Jika Ongki benar-benar marah dan memutuskan untuk membunuh Wira, pemerintah pasti akan membantai seisi Kota Niaga. Pada saat itu, semuanya benar-benar akan hancur."Tuan Luki, maksud Anda ... kita berdua yang menangani hal ini ya?" Setelah menga
Sementara itu, Ongki sama sekali tidak menghiraukan Yusri. Dia berpikir jika memanfaatkan kekacauan ini untuk menyingkirkan Yusri, bukankah dia akan mendapatkan semuanya kembali?Setelah meninggalkan tempat itu, Ongki tersenyum sinis, lalu pergi menemui Yusri. "Kak Yusri, Tuan Luki sudah menemuimu, 'kan?"Mendengar perkataan itu, Yusri tentu saja tahu maksud dari perkataan Ongki. "Sudah, dia menyuruhku untuk mengeluarkan uang untuk membantu korban bencana."Setelah mendengar perkataan itu, Ongki tersenyum dan berkata, "Huh. Orang ini, dia sendiri yang membuat masalah, malah menyuruh kita membantu menanganinya."Mendengar perkataan itu, Yusri tertegun sejenak."Hah? Apa maksudmu?" Yusri tidak mengerti maksud perkataan Ongki yang mendadak itu.Ongki tentu saja tidak akan mengungkapkan semuanya, terutama tentang 200 ribu uang emas yang diberikan Wira kepadanya. Dia berkata dari sudut pandang lainnya, "Kak Yusri, kamu bodoh ya? Masih nggak jelas ya? Luki ini ingin mendapat reputasi. Dari b
Yusri merasa Ongki ini adalah seorang pembawa masalah dan temperamennya tidak stabil, sehingga dia tidak berani bekerja sama dengan Ongki lagi. Jika terjadi masalah, dia pasti akan terlibat juga. Awalnya, dia berpikir hal ini tidak boleh terlalu mencolok seperti yang dikatakan Luki, masalah sebenarnya bukan Wira, melainkan pemerintah. Jika pemerintah benar-benar ingin menghadapi mereka, seberapa luar biasanya pun mereka tidak akan bisa menahannya.Selain itu, hal yang paling penting adalah sekarang sedang terjadi kekeringan di Niaga dan perhatian pemerintah tertuju ke tempat ini. Jika mereka tidak menyelesaikan bencana ini, pemerintah pasti akan menghukum mereka atas semua tindakan mereka. Oleh karena itu, Yusri buru-buru menemui Luki dan memberitahunya semua hal ini.Setelah mendengar hal itu, Luki mendengus dan langsung berkata, "Si bodoh ini pikir dirinya sangat cerdas, konyol sekali! Masalahnya sudah jadi seperti ini, orang ini ... kita nggak bisa membiarkannya lagi!"Setelah mende
Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a
Wira berkata, "Baiklah. Kalau kalian berdua tulus ingin bergabung denganku dan bertobat, aku akan melupakan semua hal yang terjadi sebelumnya. Aku akan mengatur langkah selanjutnya. Kalau ingin bersandiwara, kita harus berakting dengan sungguh-sungguh agar kalian juga bisa menjelaskannya saat kembali nanti.""Aku akan bersiap-siap dulu, lalu pergi ke utara untuk bertemu dengan kalian dan melawan Senia bersama-sama."Setelah mengatakan itu, Wira tersenyum yang menunjukkan kerja sama mereka sudah tercapai. Jika bisa mengalahkan Senia tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, ini juga termasuk hal luar biasa dan dunia ini juga bisa damai untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang selalu diharapkannya. Pada saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan nasib para rakyat di sembilan provinsi lagi."Terima kasih banyak, Tuan Wira," kata Kresna dan Ararya sambil memberi hormat setelah saling memandang. Mendapatkan pemimpin yang bijaksana adalah sebuah anugerah besar.Setelah semua sudah selesai d
Kresna pun menghela napas panjang. "Tuan Wira, kamu pasti masih ingat dengan peristiwa yang terjadi di Provinsi Yonggu saat itu, 'kan? Sebenarnya aku juga nggak berniat melakukannya, tapi Senia sudah menyandera seluruh keluargaku. Meskipun enggan, aku juga terpaksa harus melakukannya. Kalau nggak, seluruh keluargaku akan mati dan akhirnya memilih untuk nggak kerja sama denganmu."Setelah mengatakan itu, Kresna menundukkan kepala dan terdiam cukup lama. Saat di Provinsi Yonggu, dia sudah kehilangan salah satu orang kepercayaannya yang paling andal dan sekaligus kekasihnya yaitu Gina. Saat itu, Wira sudah memberinya jalan, tetapi dia tidak memilihnya. Oleh karena itu, sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya.Ararya yang berada di samping juga segera menambahkan, "Tuan Wira, kami juga punya beberapa kartu truf di tangan kami. Selama bertahun-tahun ini, kami terus merekrut pasukan. Kalau nggak dalam situasi mendesak, kami juga nggak ingin memberontak. Nggak ada orang yang ingin menya
Di dalam penginapan.Karena penginapan ini terletak di tempat yang terpencil, biasanya tidak banyak tamu yang datang ke sana. Hari ini juga hanya Wira dan rombongannya yang menginap di sana.Setelah sempat keluar, pemilik penginapan yang tidak menyangka Wira dan rombongannya akan kembali lagi terlihat sangat senang dan segera menyiapkan hidangan terbaik lagi. Bagaimanapun juga, mereka sangat murah hati. Hanya menginap satu hari saja, pemilik penginapan sudah menerima penghasilan yang cukup banyak."Kalau semua makanannya sudah dihidangkan, kamu pergi dulu saja. Nggak ada kabar dari kami, kalian jangan masuk ke sini lagi," kata Wira sambil mengeluarkan seratus ribu gabak dan melemparkannya pada pemilik penginapan itu.Mata pemilik penginapan itu langsung bersinar, lalu segera menganggukkan kepala dan pergi dari sana. Penginapan yang begitu luas itu hanya tersisa Wira dan yang lainnya.Wira tidak bernafsu makan karena baru saja selesai makan, bahkan tidak ingin minum. Dia menatap Ararya
Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l
Wira malas untuk menanggapi Agha, jelas Agha ini keras kepala. Meskipun dia terus menjelaskannya, mungkin juga tidak akan berguna dan semuanya hanya bisa bergantung pada Agha sendiri. Mungkin karena Agha masih muda, sehingga masih menolak beberapa hal. Seiring bertambah usianya, mungkin pandangan Agha akan perlahan-lahan berubah.Wira mengalihkan pandangannya pada Wendi dan perlahan-lahan berkata, "Nona Wendi, apa rencanamu selanjutnya? Setelah pulang nanti, bagaimana kalau kamu ikut aku pergi Gedung Nomor Satu. Kelak aku pasti akan memperlakukanmu dengan penuh hormat."Lucy yang duduk di samping juga segera menganggukkan kepala dan berkata, "Aku rasa nggak ada gunanya pergi ke Gedung Nomor Satu. Lebih baik ikut aku saja, kita kembangkan jaringan mata-mata bersama-sama. Kak Wendi pasti pernah dengar tentang jaringan mata-mata, 'kan? Ini adalah organisasi intelijen nomor satu di dunia. Kita butuh bakat seperti Kak Wendi."Dia berpikir Wendi memiliki bakat yang sangat langka dan juga mah
Wira dan rombongannya juga merasa agak lelah karena mereka menemui banyak masalah saat berada di wilayah barat, sehingga mereka memperlambat langkah mereka dalam perjalanan pulang ke Provinsi Yonggu. Mereka berhenti untuk beristirahat setiap kali melihat penginapan dan membuat perjalanan mereka menjadi jauh lebih lambat.Di sebuah penginapan. Melihat sudah hampir tiba di Provinsi Yonggu, Agha berkata sambil makan dan tersenyum, "Kak Wira, apa kita benar-benar akan pulang begitu saja? Aku sebenarnya nggak suka berada di rumah, lebih menyenangkan berada di luar seperti ini. Berjalan bersama saudara-saudara, bukankah itu adalah hal yang menyenangkan?""Kalau harus terus dikurung di rumah, tulang-tulang di tubuhku terasa berkarat. Kak Dwija, kamu juga merasa begitu, 'kan?"Sebenarnya, Agha hanya ingin terus berpetualang di luar.Begitu sibuk, manusia memang akan terbiasa dengan ritme itu. Namun, begitu bersantai, mereka juga perlahan-lahan menjadi jauh lebih malas. Keinginan untuk bermain
Dahlan menatap Senia yang berada di depannya dengan ekspresi khawatir. Mereka sudah berkali-kali mencari masalah dengan Wira, tetapi setiap kali hasilnya selalu tidak menyenangkan karena Wira selalu berhasil mengatasinya dengan baik. Ini semua bukan hanya karena Wira beruntung saja, tetapi karena Wira dikelilingi oleh orang hebat juga. Menghadapi Wira memang hal yang merepotkan.Meskipun kal ini Ararya dan Kresna yang langsung memimpin pasukan mereka dan ditambah dengan banyaknya pasukan elite, Dahlan merasa mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan. Namun, sekarang situasinya sudah mendesak, mereka tidak mungkin mundur lagi. Setidaknya tidak bisa menyerah begitu saja, melainkan harus mempersiapkan diri untuk hasil terburuk terlebih dahulu.Senia yang berada di samping perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka kalah, ya sudah. Asalkan kita bisa menguji tekad mereka, itu saja sudah cukup. Ini juga salah satu tujuanku kali ini. Lagi pula, sebentar lagi kita mungkin akan bertarung habis-habi
Melihat Dahlan yang berjalan mendekat, Senia bertanya dengan nada datar, "Kenapa mencariku malam-malam begini?""Apa Kresna dan Ararya berencana untuk membangkang perintah kita dan memulai perang melawan kita?"Dahlan segera menjawab, "Ibu nggak perlu khawatir tentang hal itu. Mereka berdua sudah mengikuti perintahmu dan telah membawa pasukan untuk mengejar Wira.""Selain itu, aku diam-diam menyelidiki orang-orang yang mereka bawa. Semuanya adalah prajurit terbaik dari yang terbaik. Tampaknya, kali ini mereka benar-benar bertekad untuk membantu kita membunuh Wira."Wira adalah ancaman besar. Keberadaannya bukan hanya membawa masalah besar bagi Dahlan, tetapi juga bagi Senia.Sebelumnya, mereka kehilangan 5 miliar gabak secara cuma-cuma dan Wira menggunakan uang itu untuk memperkuat dukungannya di kalangan rakyat. Kini, status Wira terus meningkat.Di seluruh sembilan provinsi, pengaruhnya tak tergoyahkan. Bahkan di Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana, pengaruh Wira juga sangat besar. I