Share

Bab 1288

Author: Arif
Bagaimanapun juga bagi Bruno dan Berma, identitas Berma sudah terungkap. Jika saat ini mereka bertindak lagi, kemungkinan besar usaha sebelumnya akan sia-sia dan bahkan akan membahayakan nyawa mereka sendiri.

"Berma, keinginan Tuan Prabu adalah membunuh Wira, tapi ... kalau Wira sudah membuat persiapan, kita pasti akan mati. Apa pilihanmu kali ini?" tanya Bruno.

Selama bertahun-tahun ini, Bruno selalu berada di sisi Prabu, dia tahu betul karakter dan kebiasaan Prabu. Namun justru karena tahu jelas mengenai Prabu, hatinya menjadi semakin khawatir. Bagaimanapun juga, kekejaman Prabu ini jauh melampaui bayangannya.

Bukan hanya itu saja, yang terpenting adalah Prabu ini sama sekali tidak memedulikan nyawa mereka. Dia sudah tahu tentang hal ini sejak lama, hanya saja dia tidak pernah mengungkapkannya. Namun, keputusan Prabu kali ini jelas tidak bijaksana. Menggunakan segala cara, berarti mengorbankan nyawa mereka berdua untuk membunuh Wira. Harus diakui, keputusan Prabu ini membuatnya meras
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1289

    Setelah meninggalkan tempat itu, Berma pergi ke pasar untuk membeli beberapa makanan enak. Dia berencana memasak beberapa hidangan lezat untuk Yasir setelah pulang nanti. Tidak peduli rencananya akan berhasil atau tidak, ini akan menjadi makanan terakhir. Dia sudah memanfaatkan Yasir begitu lama, hatinya merasa bersalah. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah menemaninya makan.Sebenarnya, Berma pernah beberapa kali merasa bimbang dan berpikir kehidupan bersama Yasir seperti ini sangat bagus juga. Namun, dia tetap tidak bisa meninggalkan Keluarga Juwanto. Mungkin karena pemikirannya ini sudah ditanamkan sejak kecil sehingga sangat sulit untuk diubah. Setiap kali Berma ingin menyerah, dia akan selalu menghentikan pemikirannya itu. Namun sekarang, dia akhirnya sadar.Saat mendengar Bruno mengatakan menggunakan segala cara, dia terkejut sejenak. Berma tiba-tiba menyadari bahwa dirinya hanyalah alat yang tak penting bagi mereka, bahkan tidak berarti. Setelah memikirkannya, rencana ini bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1290

    Yasir tiba-tiba teringat sesuatu dan buru-buru berbicara. Baginya, Dusun Darmadi adalah tempat yang terlihat seperti mimpi. Ada gunung, air, dan kehidupan masyarakatnya yang sederhana, tempat itu adalah surga dunia yang sesungguhnya. Namun, dia tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Berma. Berma bukan bertanya apakah pemandangan seperti itu memang nyata atau tidak, melainkan bertanya apakah dia bisa memiliki kehidupan yang seperti mimpi ini.Pada saat yang bersamaan, Wira tidak peduli dengan semua hal itu, tetapi dia sudah mempersiapkan seluruh kediaman Raja Uttar untuk siap melawan. Dia menempatkan orangnya yang memiliki kemampuan bela diri yang hebat dan senapan di setiap sudut. Dengan cara ini, orang biasa tidak mungkin bisa masuk ke kediaman itu. Saat ini, dia sedang duduk bersila di atas tempat tidur dan mengalirkan energi ke seluruh tubuhnya dalam satu putaran. Setelah itu, dia perlahan-lahan membuka matanya dengan ekspresi terkejut dan mengepalkan tinjunya."Dua belas putar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1291

    Keesokan harinya, matahari terbit seperti biasanya, tetapi hari ini mungkin akan agak berbeda.Wira dan Dewina tidur dengan nyenyak. Begitu pagi tiba, Wira langsung mengalirkan energinya lagi satu kali putaran kecil di halaman. Berlatih di pagi hari hasilnya akan dua kali lipat lebih baik. Setelah menyelesaikan latihannya, dia langsung pergi ke aula istana. Sebelum pergi, Senia telah menentukan waktu untuk rapat pagi dan Wira hanya tersenyum karena dia sangat menyukai rapat pagi ini. Sidang ini rasanya jauh lebih baik daripada rutinitasnya dari jam sembilan pagi hingga lima sore di kehidupan modernnya.Di aula istana, ada empat menteri utama yaitu keempat raja yang berdiri di paling depan. Mereka yang mengurus berbagai urusan penting di istana. Sementara itu, putra mahkota hanya belajar semampunya saja."Yang Mulia, panen Kerajaan Agrel tahun ini nggak begitu bagus. Terjadi kekeringan di daerah Niaga, jadi ... mereka butuh pemerintah untuk mengirimkan bantuan makanan agar rakyat bisa m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1292

    Raja Kresna langsung merasa malu karena pemikirannya berhasil ditebak Wira. Namun dia tetap berkata sambil menggertakkan giginya, "Itu ... Wira, sebenarnya hal ini memang sebaiknya Raja Ararya yang pergi. Kebetulan dia akan ditempatkan di luar ibu kota agar bisa meredakan ambisinya. Tapi ... Raja Ararya mungkin nggak bisa menangani bantuan korban bencana dengan baik dan dia kejam. Aku takut saat dia nggak bisa menanganinya, dia akan membunuh para warga agar masalahnya segera berakhir!"Kekhawatiran Raja Kresna tentu saja masuk akal, karena Raja Ararya ini memang terlalu kejam.Selain itu, hati Raja Ararya selalu memikirkan masalah pemerintahan Kerajaan Agrel. Meskipun dia pergi ke Niaga, dia mungkin tidak bisa menangani bantuan korban bencana dengan tenang juga.Kemungkinan, dia akan segera mengakhiri bantuan itu hingga para korban kelaparan dan menjadi rusuh, semuanya menjadi sia-sia. Bahkan dana negara mungkin akan disalahgunakan. Jika benar-benar seperti ini, hal ini sungguh tidak b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1293

    Setelah menyelesaikan ucapannya, Raja Kresna pun langsung pergi. Pada saat itu juga, Biantara buru-buru masuk dan berkata, "Kak Wira, apa kita benar-benar mau pergi menolong korban bencana?"Wira menghela napas, lalu berkata dengan tak berdaya, "Di Kerajaan Agrel ini, banyak sekali yang nggak berguna di saat penting. Ditambah lagi dengan masalah bantuan bencana ini, masalah jadi semakin sulit diatasi. Jadi ... jangan-jangan memang aku adalah kandidat terbaik."Setelah mendengar ucapan Wira, Biantara tak kuasa menimpali, "Aku tahu masalah bantuan korban bencana di Agrel setiap tahun. Situasinya sangat tidak optimis setiap kali. Raja Ararya dan almarhum Raja Byakta selalu saja memperebutkan masalah ini.""Sebab, kerajaan akan memberikan dana besar untuk korban bencana. Sebagian besar, mereka selalu mengorupsi setengah dari dana tersebut, sisanya 20% untuk menyuap petugas lainnya dan hanya 30% yang benar-benar disalurkan ke korban bencana!"Mendengar hal itu, Wira langsung terkesiap. "Han

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1294

    Hari ini Bruno hanya datang untuk melihat-lihat. Jika rencana mereka bisa berhasil, tentu akan lebih bagus. Namun jika tidak berhasil, Bruno tidak akan terlibat di dalamnya. Berma membawa beberapa orang itu masuk ke halaman dan bergegas ke kamar tengah.Mereka membawa pedang dengan tatapan tajam yang penuh dengan niat membunuh. Hanya saja, saat memasuki kamar itu, tidak ada seorang pun di dalamnya."Nggak ada orang?" Berma tercengang sesaat."Bos, tempat ini awalnya adalah kediaman Raja Byakta. Kamar ini ... seharusnya adalah kamar utama, tapi kenapa nggak ada orang sama sekali?" tanya bawahannya dengan wajah bingung. Mendengar hal ini, ekspresi Berma sontak berubah drastis."Gawat, kita kena perangkap!" serunya dengan ekspresi muram. Tanpa ragu-ragu, dia langsung hendak keluar. Namun pada saat mereka hendak keluar dari kamar, ada 30-an orang yang berdiri di sana menunggu dengan pistol yang diarahkan pada mereka."Terobos!" seru Berma. Baru saja dia hendak melayangkan pedangnya, pistol

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1295

    Tebersit tatapan meremehkan dalam pandangan Bruno. Berani sekali Wira ini memprovokasinya langsung. Bukankah sekarang berakhir mengenaskan?"Wira, bukankah lebih aman kalau kamu berada di dalam sana? Kenapa kamu malah mau bertarung denganku? Memangnya kamu kira kamu sehebat itu bisa menandingiku? Jangan bercanda! Hari ini, kamu harus menerima konsekuensi atas kecerobohanmu!" ujar Bruno seraya tertawa bangga. Sebab, misinya sudah hampir berakhir. Namun pada saat ini, Wira menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Apa yang kamu pikirkan? Memangnya kenapa kalau aku nggak sehebat kamu? Aku punya pistol!" Sambil berkata demikian, Wira mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya kepada Bruno.Wajah Bruno langsung menjadi pucat dan pikirannya juga jadi kosong seketika."Kamu ... licik!" gumamnya.Tanpa menunggu dia selesai bicara, Wira sudah menarik pelatuknya.Dor!Peluru bersarang di kepalanya, Bruno tewas seketika. Wira tidak membiarkannya hidup karena tidak ada gunanya. Wira tahu bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1296

    Biantara menggeleng dengan tak berdaya. Dia tidak yakin Yasir bisa kuat menerima semua ini. "Baiklah, akan kuberi tahu. Sebenarnya ... Berma ... adalah bawahan Prabu!" ujar Biantara. Ucapannya ini sontak membuat Yasir tercengang.Setelah terdiam selama beberapa saat, Yasir langsung menoleh dan melihat tidak ada seorang pun di sisi ranjangnya. Dia langsung mengerti apa yang telah terjadi. Biantara bisa mengunjunginya di tengah malam begini dan Berma tidak ada di sisinya, berarti hanya ada satu kemungkinan. Berma pasti sudah ...."Apakah Berma ... sudah ... meninggal?" Suara Yasir gemetaran saat melontarkan pertanyaan tersebut. Dia sangat gugup dan ketakutan. Yasir benar-benar khawatir Berma telah meninggal, tapi juga takut telah terjadi sesuatu pada Wira."Berma nggak meninggal, dia hanya terluka. Tuan juga baik-baik saja. Aku datang untuk memanggilmu karena Tuan menyuruhmu ke sana. Nyawa Berma ... Tuan ingin dengar pendapat darimu. Bagaimanapun, dia adalah kekasihmu ...."Setelah mende

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status