Share

Bab 1272

Author: Arif
Awalnya, Yasir masih mengawasi Berma saat wanita ini keluar. Namun, setelah mendapati Berma hanya berkeliling santai, dia pun malas membuntutinya lagi.

Hanya saja, kali ini Yasir tidak menduga Berma bukan pergi membeli sayur, melainkan pergi ke sebuah gang. Tidak berselang lama, dia tiba di sebuah kediaman yang terbengkalai.

Begitu masuk, Berma melihat seorang pria berpakaian merah duduk di sana. Dia segera memanggil, "Kak Bruno."

Pria ini tidak lain adalah bawahan Prabu yang paling bisa diandalkan, Bruno. Dia pun membalas, "Dik, lama nggak bertemu."

"Kak, aku sudah tahu semuanya. Kalian baik-baik saja, 'kan? Gimana kondisi Tuan Prabu dan lainnya?" tanya Berma segera.

Berma tahu Kerajaan Agrel bekerja sama dengan Keluarga Barus untuk melawan Keluarga Juwanto. Hal ini membuat Keluarga Juwanto buntu dan bergabung kembali dengan Kerajaan Nuala. Meskipun marah, tidak ada yang bisa dilakukannya.

"Semuanya baik-baik saja, nggak perlu cemas. Tapi, sekarang Keluarga Juwanto berada di bawah nau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bayu Sumbara
Awalnya 100rb cok sisa 40rb kenapa jadi sisa ribuan mabuk lu thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1273

    Maksud Prabu sederhana saja, asalkan Wira meninggal, dunia ini pasti akan kacau balau, apalagi Kerajaan Agrel.Jika menuduh Kerajaan Agrel atas kematian Wira, Provinsi Lowala pasti akan melancarkan serangan terhadap Kerajaan Agrel.Selama Wira masih hidup, tidak akan ada yang berani mengambil tindakan. Akan tetapi, begitu Wira tiada, orang-orang tentu akan mengincar Provinsi Lowala, baik itu Keluarga Barus, Kerajaan Nuala, ataupun Kerajaan Monoma.Bisa dibilang, eksistensi Wira ini bagaikan benteng yang sangat kokoh. Sangat sulit bagi mereka untuk melewati benteng ini.Itu sebabnya, Wira harus mati. Dengan cara ini, dunia akan kembali kacau. Sementara itu, Keluarga Juwanto pun bisa memperoleh kesempatan di tengah-tengah kekacauan itu."Aku sudah mengerti," ucap Berma sambil mengangguk."Kamu harus hati-hati, jangan sampai ada yang mencurigaimu. Jika memungkinkan, jadikan Kerajaan Agrel sebagai kambing hitamnya!" pesan Bruno.Berma juga berpikiran sama. Dia menyahut, "Ya, aku akan sanga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1274

    Ketika saat itu tiba, Berma bisa membunuh Wira dengan mudah. Yasir segera berkata, "Aku akan membahasnya dengan Tuan Wira dulu." Kemudian, dia langsung keluar untuk mencari Wira.Yasir jelas-jelas baru pulang. Kedatangannya ini pun membuat Wira dan Biantara keheranan. Biantara bertanya, "Eh? Yasir, kenapa kamu kembali lagi?""Eee ... eee ... aku ingin mendiskusikan sesuatu dengan Tuan Wira," sahut Yasir yang terengah-engah. Biantara makin kebingungan mendengarnya."Katakan saja," ujar Wira yang tidak peduli dengan tingkah aneh Yasir ini."Tuan, kebetulan kamu ada di Kerajaan Agrel, aku ... ingin menikahi Berma. Aku ... berharap kamu ... bisa menjadi saksi nikahku," jelas Yasir dengan antusias.Biantara yang mendengarnya pun mengernyit, lalu berucap, "Yasir, kamu punya status yang istimewa, sepertinya pernikahanmu ini nggak bisa diadakan dengan meriah. Selain itu, kamu dan Berma sudah lama tinggal bersama. Di mata orang-orang, kalian memang suami istri ...."Yasir mengangguk sambil meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1275

    Segera, Dewina tiba di kediaman Raja Uttar yang ditempati oleh Wira. Begitu dia masuk, Wira pun terkejut melihatnya."Dewina!" seru Wira yang tidak menyangka wanita ini akan datang."Suamiku!" seru Dewina yang senang melihat Wira. Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Wira."Kenapa kamu kemari tanpa memberitahuku?" tanya Wira dengan penasaran sambil memeluknya.Dewina membalas sambil tersenyum, "Kak Wulan dan Kak Dian mencemaskanmu, tapi nggak berani datang. Makanya, mereka menyuruhku kemari."Wira pun tersenyum. Dia tahu ketiga wanita ini mencemaskannya, tetapi tidak bisa datang bersama. Bagaimanapun, Provinsi Lowala membutuhkan mereka, bisnis juga tetap harus berjalan.Jadi, Dewina adalah pilihan yang paling tepat karena wanita ini rakyat Kerajaan Agrel. Dia juga punya status yang istimewa, yaitu putri Raja Kresna. Kehadiran Dewina ini tentu bisa membantu Wira dalam banyak hal.Wira terkekeh-kekeh tanpa mengatakan apa pun. Dia memang sudah merindukan istri-istrinya. Selain itu, De

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1276

    "Bos, Tuan Wira nggak datang?" tanya Yasir dengan heran.Biantara menjawab, "Tadinya mau datang, tapi Raja Kresna tiba-tiba datang mencarinya. Dia nggak mungkin menolak, apalagi kamu punya status yang nggak biasa. Jadi, Tuan Wira menyuruh Nyonya Dewina menggantikannya kemari."Dewina tersenyum sambil berucap, "Halo, Yasir, lama nggak bertemu. Ini istrimu, ya?""Ya, ini istriku, Nyonya," sahut Yasir dengan gembira."Hehe, beruntung sekali kamu, Yasir. Kelak, kamu harus memperlakukannya dengan baik. Dia datang jauh-jauh dari Kerajaan Ahola lho. Kalau kamu bersikap buruk padanya, aku yang akan memberimu pelajaran!" ancam Dewina sambil meraih tangan Berma. Kemudian, dia tersenyum gembira.Meskipun suasana hati Berma kurang baik, dia tetap menyunggingkan senyuman. Dia tidak menduga akan begitu kebetulan. Wira malah tidak jadi datang.Padahal, Berma sudah membuat rencana untuk membunuh Yasir, Biantara, dan Wira secara sekaligus. Jika semuanya mati, tidak akan ada yang bisa bersaksi sehingga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1277

    Wajah Berma sontak memerah. Arak ini benar-benar kuat, sampai dia mulai merasa agak pusing. Dia berkata, "A ... aku nggak bisa minum lagi, aku ...."Jika meneguk gelas kedua, sesuatu sudah pasti akan terjadi malam ini!Biantara tersenyum sambil berkata, "Aku akan bersulang untuk kalian. Kudoakan kalian langgeng dan saling mencintai untuk selamanya!"Selesai berbicara, Biantara langsung meneguk arak biasa. Kemudian, dia menatap Yasir dan Berma. Tanpa berbasa-basi, Yasir segera meneguk arak kuat itu lagi. "Terima kasih, Bos!"Adapun Berma ... dia hanya bisa memaksakan diri untuk meminumnya. Saat ini, Biantara pun melirik Dewina untuk memberi isyarat mata.Sebenarnya, tindakan mereka ini tidak keterlaluan karena Yasir dan Berma memang menikah. Selain itu, kedua pengantin ini juga hanya minum sedikit. Pada umumnya, pengantin akan minum banyak karena harus bersulang dengan begitu banyak tamu.Mereka memang mencurigai Berma. Akan tetapi, kalau wanita ini tidak memiliki niat jahat, tindakan m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1278

    Biantara mendengar semuanya dengan jelas. Seketika, ekspresinya menjadi dingin. "Ternyata ... Berma ini punya niat lain ...."Biantara menarik napas dalam-dalam. Dia merasa ragu, apakah harus langsung membunuh Berma atau tidak.Bagaimanapun, Berma sangat aneh. Dia menolak untuk berhubungan badan setelah tinggal bersama Yasir begitu lama, bahkan keduanya sudah menikah. Menurut orang-orang, tidak berhubungan intim di malam pertama menandakan kesialan.Mengapa Berma membuat Yasir jatuh pingsan? Sambil memikirkan hal ini, Biantara pun diam-diam meninggalkan kediaman mereka.Begitu kembali, Biantara langsung melaporkan masalah ini kepada Wira. Wira seketika mengerutkan dahi mendengarnya."Membuat Yasir jatuh pingsan?" gumam Wira dengan ekspresi masam. Meskipun bukan berasal dari dunia ini, dia tahu malam pertama sangat penting bagi orang zaman kuno. Kedua orang yang saling mencintai tidak mungkin menolak berhubungan badan, apalagi sudah menikah.Tentunya, hal seperti ini tidak berlaku jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1279

    Setelah membuat keputusan, Wira pun tidak memikirkannya lagi. Kini, dia harus fokus mengurus Kerajaan Agrel. Bagaimanapun, Zendaya masih dikurung dan sedang diselidiki.Hanya saja, Raja Kresna tidak melihat ada yang aneh belakangan ini. Zendaya juga tidak melakukan apa-apa. Sementara itu, Raja Ararya justru telah melakukan banyak hal.Saat ini, Raja Ararya memanggil Wira, Raja Kresna, dan Raja Tanuwi. Keempatnya duduk bersama, mendiskusikan cara untuk menangani masalah Zendaya.Begitu mendengarnya, Wira dan Raja Kresna pun bertatapan. Tampak senyuman pada sorot mata keduanya, tetapi mereka tidak mengatakan apa pun.Saat ini, Raja Ararya tiba-tiba berujar, "Meskipun faktanya masih kurang jelas, memang bawahannya yang memberi racun. Tapi, aku yakin bawahannya itu bunuh diri karena Selir Zendaya. Huh! Dia ingin menutupi kejahatannya dengan cara ini? Jangan mimpi!""Jadi, kita harus memberi Selir Zendaya sedikit hukuman," ucap Raja Ararya dengan nada bicara yang tegas.Raja Tanuwi yang men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1280

    "Raja Tanuwi, tanggung jawabmu adalah menjaga perbatasan, kurang pantas kalau ikut campur masalah internal istana. Jadi, sebaiknya kita berdua jangan membuat keributan lagi di sini. Biar Raja Ararya dan Raja Kresna yang mengatasinya," ucap Wira. Kemudian, dia dan Raja Tanuwi sama-sama meninggalkan ruangan.Hal ini membuat wajah Raja Ararya tampak masam, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa pun. Hal ini memang harus diselidiki oleh pasukan Kerajaan Agrel beserta Pasukan Bayangan. Jika tidak berhasil menemukan pelakunya, itu kesalahan mereka.Tanggung jawab Wira dan Raja Tanuwi bukan di sini. Jadi, Raja Ararya hanya bisa diam saat melihat keduanya pergi."Raja Kresna, kamu yakin ingin menunda masalah ini?" tanya Raja Ararya langsung.Raja Kresna tersenyum sembari menimpali, "Raja Ararya, kamu kira Pengawal Bayangan nggak bisa menyelidikinya?"Nada bicara Raja Kresna terdengar datar, tetapi Raja Ararya sontak mengernyit mendengarnya. Selain itu, jantungnya berdebar-debar. Ada makna tersir

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status