Share

Bab 1258

Penulis: Arif
Anaya tidak ingin lagi menunggu. Bagaimanapun, dia tahu apa akibatnya jika kakaknya ini yang memegang pemerintahan. Setidaknya Anaya tidak perlu lagi hidup di bawah tekanan orang lain.

....

Pada saat bersamaan di kediaman Raja Uttar. Wira dan Biantara sedang berada di di dalam kamar sambil meminum teh dan membahas masalah.

"Biantara, apa pendapatmu mengenai Anaya dan Zendaya?"

Usai mendengar hal ini, Biantara mengangguk. "Kedua orang ini adalah selir kesayangan mendiang Kaisar semasa hidupnya. Meski masih nggak bisa dibandingkan dengan Ibu Suri, tapi sudah termasuk lumayan. Setelah mendiang Kaisar meninggal, mereka tidak diusir dan bahkan masih dibiarkan untuk menikmati hidup di istana. Bisa dilihat, itu sudah cukup baik."

"Mengenai sifat mereka, aku tidak terlalu mengerti dengan Selir Zendaya, tapi aku tahu sedikit mengenai Selir Anaya. Saat mengikuti Raja Ararya, aku pernah bertemu beberapa kali dengan Selir Anaya. Dia ... kelihatan nggak terlalu licik, sering kali dia hanya menuruti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
jack mania
mahal banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1259

    Sebelum Biantara menyelesaikan ucapannya, Wira berkata sambil tersenyum, "Apa maksudnya sulit diprediksi?" Wira ingin sekali mengetahui maksud ucapan Biantara. Bagaimanapun bagi Wira, Biantara adalah orang yang paling mengerti Raja Ararya karena telah mengikutinya selama bertahun-tahun. Dia yang paling mengerti kemampuan dan kelemahan, bahkan mengetahui pemikiran dan tabiatnya. Karena itulah, Wira paling percaya pada Biantara akan hal ini."Kak Wira, kamu juga tahu, Raja Ararya pernah kalah sebelumnya. Secara logika, dia seharusnya sangat berhati-hati sekarang! Raja Ararya yang kuketahui bukan orang yang kejam. Sifatnya plin-plan, sehingga sering kali timbul masalah karena keraguannya. Kalau nggak ada sifat seperti ini, dia pasti sudah berhasil sejak dulu!"Ucapan Biantara membuat Wira mengerjapkan matanya.Plin-plan, tidak lugas dalam mengambil keputusan. Mungkin saja Raja Ararya memang seperti itu. Meski punya ambisi besar, dia tidak kejam dan banyak merasa takut. Jika memutuskan unt

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1260

    "Kak Wira, maksud perkataanmu ini adalah ... poin utamanya pada masalah ini? Yang ingin kamu bilang adalah ... masalah utamanya di dalam istana?" tanya Biantara tiba-tiba. Mendengarnya, Wira langsung tertawa."Tebakanmu benar! Kita nggak bisa memastikan masalah kerajaan, tapi sudah pasti akan terjadi sesuatu di dalam istana. Raja Ararya dan Selir Anaya adalah kakak beradik. Kalau Selir Anaya menguasai harem, berarti ... Putra Mahkota dalam bahaya?""Kalaupun mereka nggak berani menyentuh Putra Mahkota. Mereka telah menguasai harem, yang berarti Putra Mahkota juga ada di tangan mereka. Bukan hal mustahil kalau mereka mau menggunakan Putra Mahkota sebagai tawanan!""Bagaimanapun ... tiba saatnya, Putra Mahkota ada di tangan Selir Anaya. Bukan hal sulit untuk membuat anak sekecil itu mengeluarkan dekret! Misalnya ... membuat Raja Ararya jadi perdana menteri yang mengurus semua masalah pemerintahan, atau mencabut gelar ketiga raja lainnya!"Hal yang paling ditakuti Wira justru adalah situa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1261

    Setelah Wira selesai berkata demikian, Biantara langsung tersenyum. "Kak Wira, kamu jahat sekali. Ini berarti kamu menempatkan Raja Kresna di depan. Kita nggak tahu apakah orang itu akan setuju atau nggak!" pinta Biantara sambil menggelengkan kepalanya.Seketika, Wira tersenyum juga, "Biantara, lagi-lagi kamu sudah linglung ya? Apa kamu masih belum mengerti maksud pengaturanku ini?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Biantara langsung mengerjapkan matanya. "Kak Wira mau ... menguji Raja Kresna?" Biantara sontak terkejut saat menyadarinya. Wira baru mengangguk setelah mendengar ucapannya."Tentu saja aku mau mengujinya. Bagaimana kalau tua bangkaa itu ternyata punya maksud tersembunyi?" balas Wira."Meskipun orangnya banyak perhitungan, aku juga nggak bisa melihat apa yang sedang direncanakannya, setidaknya aku nggak meragukan niatnya untuk melindungi Selir Anaya! Tentu saja, kalau dia bersekongkol dengan Raja Ararya, ceritanya jadi lain lagi.""Tapi ... kalau dia berani berbuat seperti itu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1262

    Perkataan Wira kembali membuat Raja Kresna tertawa. "Wira, kamu nggak perlu bicara sungkan seperti ini padaku. Aku ingin tahu, apakah kamu memanggilku datang hari ini untuk mengujiku?" tanya Raja Kresna kembali.Begitu perkataan ini dilontarkan, Wira langsung terkejut. Pria ini benar-benar cerdik!"Hahaha ... Raja Kresna, kamu benar-benar membuatku ... kaget!""Benar sekali, aku memang sedang mengujimu! Raja Kresna, aku ingin tahu bagaimana pemikiranmu. Apakah kamu akan melindungi Agrel demi Ibu Suri, atau kamu berniat lain? Kamu boleh beri tahu aku dengan terus terang!" kata Wira dengan terus terang. Pertanyaan ini membuat Raja Kresna menyipitkan matanya."Wira, Wira .... Caramu mengujiku terlalu gamblang. Apa kamu nggak takut aku akan marah?" tanya Raja Kresna sambil tersenyum."Marah? Tentu saja aku nggak takut. Kalau kamu marah, aku akan membunuhmu!" jawab Wira tanpa basa-basi. Dia langsung mengeluarkan pistolnya dan menembak ke samping. Tembakan ini langsung menghancurkan kendi ar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1263

    Wira terkejut mendengar penuturan Raja Kresna. Masih kurang satu orang? Siapa maksudnya? Kenapa Wira tidak mengerti?"Raja Kresna, mohon jelaskan maksud Anda." Wira tidak bisa menebak hal ini, bukan karena alasan lain. Itu karena dia benar-benar tidak tahu banyak tentang Kerajaan Agrel. Siapa yang harus diwaspadainya lagi? Apakah itu Raja Tanuwi maksudnya?"Yang harus kamu waspadai adalah ... Selir Zendaya!"Mendengar ucapan Raja Kresna, reaksi pertama Wia adalah terkejut, tetapi kemudian dia tertawa. "Hahaha .... Harus diakui, perhitungan Anda benar-benar sangat jauh!" Wira tentu mengerti maksud ucapan Raja Kresna.Selain melindunginya, mereka juga harus tetap mewaspadainya. Bagaimanapun, racun di tubuh Senia datangnya terlalu mendadak. Semua orang yang berada di istana tidak bisa terlepas dari kecurigaan. Tentu saja, mereka harus waspada terhadap setiap orang."Selir Zendaya biasanya sangat dekat dengan Ibu Suri. Hubungan mereka bisa sedekat ini karena mereka telah saling mengenal se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1264

    Namun, Raja Kresna malah memilih untuk tidak mencegahnya secara langsung, melainkan memberitahunya pada Wira. Khawatirnya ada maksud lain di balik semua ini."Raja Kresna, tampaknya kita harus menguji Selir Zendaya!" Yang terpikirkan oleh Wira hanya ide ini. Mendengarnya, Raja Kresna langsung tertawa terbahak-bahak."Orang yang paling mengerti diriku memang Wira. Benar, aku memang mau menguji Selir Zendaya! Aku mau melihat bagaimana caranya menghadapi jebakan Selir Anaya. Kalau dia bisa membuktikan dirinya nggak bersalah, jelas sekali dia punya kekuatan yang tidak kita ketahui!""Atau bisa juga, dia akan diam-diam menghadapi Selir Anaya dengan mengambil kembali kekuasaan yang telah kuberikan. Kemungkinan lain lagi adalah, dia tidak bisa melakukan apa pun dan hanya pasrah!"Perhitungan Raja Kresna memang sangat jauh, bahkan Wira juga tak kuasa berdecak kagum! Raja Kresna ini benar-benar licik."Hehe ... siapa pun yang masuk dalam perangkap Raja Kresna nggak akan bisa lepas dengan mudahn

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1265

    Hanya dalam sekejap, Wira dan ketiga orang lainnya telah tiba. Wira dan Raja Kresna telah mengetahui kebenarannya, jadi mereka tidak terlalu khawatir dengan kondisi Otto. Sebaliknya Raja Ararya, dia malah bersandiwara sejadi-jadinya.Sementara itu, Raja Tanuwi memang sangat cemas hingga berjalan mondar-mandir. Wajah Selir Zendaya sangat pucat, dia duduk di samping dengan gugup. Selir Anaya mendengus dingin dan menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat."Hari ini aku baru pertama kali bertemu dengan kedua selir. Nama saya Wira, hormat kepada kedua selir," kata Wira tiba-tiba sambil memberi hormat kepada kedua wanita itu. Setelah ucapan itu dilontarkan, Selir Anaya langsung tertawa."Aku sudah sering mendengar reputasi Tuan Wahyudi. Setelah bertemu hari ini, ternyata Tuan Wahyudi memang mengagumkan," kata Selir Anaya berbasa-basi, sedangkan Selir Zendaya hanya bisa memaksakan senyuman tipis."Salam untuk Raja Uttar," sapanya. Dari ekspresinya, Zendaya tampak rendah hati. Penampilannya t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1266

    Mendengar ucapannya, Raja Ararya juga menghela napas dan berkata, "Benar juga, masalah ini memang harus segera ditangani.""Selir Zendaya, kami berempat adalah menteri pembantu, jadi nggak bisa ikut campur masalah di harem. Tapi, tetap saja masalah ini nggak boleh dibiarkan begitu saja. Karena terjadi hal seperti ini pada Putra Mahkota, kamu memang sulit lepas dari tanggung jawab. Masalah ini tetap harus ada sebuah penjelasan!"Usai mengatakan hal tersebut, Raja Ararya melihat ke arah Wira. "Raja Uttar, bagaimana menurutmu?"Perkataan Raja Ararya membuat Wira mengerjapkan matanya. "Ini adalah masalah di harem. Meski aku juga seorang menteri pembantu, sejujurnya fungsiku adalah untuk mencegah Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana menyerang Kerajaan Agrel. Masalah di harem istana, aku nggak ingin banyak ikut campur.""Tapi ... kalau memang masalahnya sudah seperti itu, memang harus diselidiki. Kita nggak boleh memfitnah Selir Zendaya, juga nggak boleh membiarkan pelaku sebenarnya lolos. Bu

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status