"Kak Wira, maksud perkataanmu ini adalah ... poin utamanya pada masalah ini? Yang ingin kamu bilang adalah ... masalah utamanya di dalam istana?" tanya Biantara tiba-tiba. Mendengarnya, Wira langsung tertawa."Tebakanmu benar! Kita nggak bisa memastikan masalah kerajaan, tapi sudah pasti akan terjadi sesuatu di dalam istana. Raja Ararya dan Selir Anaya adalah kakak beradik. Kalau Selir Anaya menguasai harem, berarti ... Putra Mahkota dalam bahaya?""Kalaupun mereka nggak berani menyentuh Putra Mahkota. Mereka telah menguasai harem, yang berarti Putra Mahkota juga ada di tangan mereka. Bukan hal mustahil kalau mereka mau menggunakan Putra Mahkota sebagai tawanan!""Bagaimanapun ... tiba saatnya, Putra Mahkota ada di tangan Selir Anaya. Bukan hal sulit untuk membuat anak sekecil itu mengeluarkan dekret! Misalnya ... membuat Raja Ararya jadi perdana menteri yang mengurus semua masalah pemerintahan, atau mencabut gelar ketiga raja lainnya!"Hal yang paling ditakuti Wira justru adalah situa
Setelah Wira selesai berkata demikian, Biantara langsung tersenyum. "Kak Wira, kamu jahat sekali. Ini berarti kamu menempatkan Raja Kresna di depan. Kita nggak tahu apakah orang itu akan setuju atau nggak!" pinta Biantara sambil menggelengkan kepalanya.Seketika, Wira tersenyum juga, "Biantara, lagi-lagi kamu sudah linglung ya? Apa kamu masih belum mengerti maksud pengaturanku ini?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Biantara langsung mengerjapkan matanya. "Kak Wira mau ... menguji Raja Kresna?" Biantara sontak terkejut saat menyadarinya. Wira baru mengangguk setelah mendengar ucapannya."Tentu saja aku mau mengujinya. Bagaimana kalau tua bangkaa itu ternyata punya maksud tersembunyi?" balas Wira."Meskipun orangnya banyak perhitungan, aku juga nggak bisa melihat apa yang sedang direncanakannya, setidaknya aku nggak meragukan niatnya untuk melindungi Selir Anaya! Tentu saja, kalau dia bersekongkol dengan Raja Ararya, ceritanya jadi lain lagi.""Tapi ... kalau dia berani berbuat seperti itu
Perkataan Wira kembali membuat Raja Kresna tertawa. "Wira, kamu nggak perlu bicara sungkan seperti ini padaku. Aku ingin tahu, apakah kamu memanggilku datang hari ini untuk mengujiku?" tanya Raja Kresna kembali.Begitu perkataan ini dilontarkan, Wira langsung terkejut. Pria ini benar-benar cerdik!"Hahaha ... Raja Kresna, kamu benar-benar membuatku ... kaget!""Benar sekali, aku memang sedang mengujimu! Raja Kresna, aku ingin tahu bagaimana pemikiranmu. Apakah kamu akan melindungi Agrel demi Ibu Suri, atau kamu berniat lain? Kamu boleh beri tahu aku dengan terus terang!" kata Wira dengan terus terang. Pertanyaan ini membuat Raja Kresna menyipitkan matanya."Wira, Wira .... Caramu mengujiku terlalu gamblang. Apa kamu nggak takut aku akan marah?" tanya Raja Kresna sambil tersenyum."Marah? Tentu saja aku nggak takut. Kalau kamu marah, aku akan membunuhmu!" jawab Wira tanpa basa-basi. Dia langsung mengeluarkan pistolnya dan menembak ke samping. Tembakan ini langsung menghancurkan kendi ar
Wira terkejut mendengar penuturan Raja Kresna. Masih kurang satu orang? Siapa maksudnya? Kenapa Wira tidak mengerti?"Raja Kresna, mohon jelaskan maksud Anda." Wira tidak bisa menebak hal ini, bukan karena alasan lain. Itu karena dia benar-benar tidak tahu banyak tentang Kerajaan Agrel. Siapa yang harus diwaspadainya lagi? Apakah itu Raja Tanuwi maksudnya?"Yang harus kamu waspadai adalah ... Selir Zendaya!"Mendengar ucapan Raja Kresna, reaksi pertama Wia adalah terkejut, tetapi kemudian dia tertawa. "Hahaha .... Harus diakui, perhitungan Anda benar-benar sangat jauh!" Wira tentu mengerti maksud ucapan Raja Kresna.Selain melindunginya, mereka juga harus tetap mewaspadainya. Bagaimanapun, racun di tubuh Senia datangnya terlalu mendadak. Semua orang yang berada di istana tidak bisa terlepas dari kecurigaan. Tentu saja, mereka harus waspada terhadap setiap orang."Selir Zendaya biasanya sangat dekat dengan Ibu Suri. Hubungan mereka bisa sedekat ini karena mereka telah saling mengenal se
Namun, Raja Kresna malah memilih untuk tidak mencegahnya secara langsung, melainkan memberitahunya pada Wira. Khawatirnya ada maksud lain di balik semua ini."Raja Kresna, tampaknya kita harus menguji Selir Zendaya!" Yang terpikirkan oleh Wira hanya ide ini. Mendengarnya, Raja Kresna langsung tertawa terbahak-bahak."Orang yang paling mengerti diriku memang Wira. Benar, aku memang mau menguji Selir Zendaya! Aku mau melihat bagaimana caranya menghadapi jebakan Selir Anaya. Kalau dia bisa membuktikan dirinya nggak bersalah, jelas sekali dia punya kekuatan yang tidak kita ketahui!""Atau bisa juga, dia akan diam-diam menghadapi Selir Anaya dengan mengambil kembali kekuasaan yang telah kuberikan. Kemungkinan lain lagi adalah, dia tidak bisa melakukan apa pun dan hanya pasrah!"Perhitungan Raja Kresna memang sangat jauh, bahkan Wira juga tak kuasa berdecak kagum! Raja Kresna ini benar-benar licik."Hehe ... siapa pun yang masuk dalam perangkap Raja Kresna nggak akan bisa lepas dengan mudahn
Hanya dalam sekejap, Wira dan ketiga orang lainnya telah tiba. Wira dan Raja Kresna telah mengetahui kebenarannya, jadi mereka tidak terlalu khawatir dengan kondisi Otto. Sebaliknya Raja Ararya, dia malah bersandiwara sejadi-jadinya.Sementara itu, Raja Tanuwi memang sangat cemas hingga berjalan mondar-mandir. Wajah Selir Zendaya sangat pucat, dia duduk di samping dengan gugup. Selir Anaya mendengus dingin dan menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat."Hari ini aku baru pertama kali bertemu dengan kedua selir. Nama saya Wira, hormat kepada kedua selir," kata Wira tiba-tiba sambil memberi hormat kepada kedua wanita itu. Setelah ucapan itu dilontarkan, Selir Anaya langsung tertawa."Aku sudah sering mendengar reputasi Tuan Wahyudi. Setelah bertemu hari ini, ternyata Tuan Wahyudi memang mengagumkan," kata Selir Anaya berbasa-basi, sedangkan Selir Zendaya hanya bisa memaksakan senyuman tipis."Salam untuk Raja Uttar," sapanya. Dari ekspresinya, Zendaya tampak rendah hati. Penampilannya t
Mendengar ucapannya, Raja Ararya juga menghela napas dan berkata, "Benar juga, masalah ini memang harus segera ditangani.""Selir Zendaya, kami berempat adalah menteri pembantu, jadi nggak bisa ikut campur masalah di harem. Tapi, tetap saja masalah ini nggak boleh dibiarkan begitu saja. Karena terjadi hal seperti ini pada Putra Mahkota, kamu memang sulit lepas dari tanggung jawab. Masalah ini tetap harus ada sebuah penjelasan!"Usai mengatakan hal tersebut, Raja Ararya melihat ke arah Wira. "Raja Uttar, bagaimana menurutmu?"Perkataan Raja Ararya membuat Wira mengerjapkan matanya. "Ini adalah masalah di harem. Meski aku juga seorang menteri pembantu, sejujurnya fungsiku adalah untuk mencegah Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana menyerang Kerajaan Agrel. Masalah di harem istana, aku nggak ingin banyak ikut campur.""Tapi ... kalau memang masalahnya sudah seperti itu, memang harus diselidiki. Kita nggak boleh memfitnah Selir Zendaya, juga nggak boleh membiarkan pelaku sebenarnya lolos. Bu
Perkataan Wira sangat sederhana dan mudah dimengerti. Ekspresi Selir Zendaya juga langsung berubah setelah mendengarnya. Tentu saja dia mengerti dengan maksud Wira. Ini berarti ada orang lain yang sengaja menjebaknya. Kalau orang itu benar-benar memalsukan bukti, dia benar-benar gawat.Tiba saatnya, Zendaya sudah pasti akan dipastikan bersalah. Oleh karena itulah, Zendaya jadi ketakutan."Selir Zendaya, pikirkanlah baik-baik apa yang telah terjadi dua hari belakangan ini. Selain itu, bersikap kooperatif dalam penyelidikan. Kalau nggak, setelah kejahatanmu ini ditetapkan nanti, bahkan Ibu Suri juga nggak akan bisa menolongmu lagi setelah kembali nanti!""Selain itu ... setelah kamu masuk ke istana pengasingan .... Nasibmu bukan lagi berada di tanganmu sendiri." Setelah melontarkan perkataan tersebut, Wira langsung berbalik dan pergi. Dia hanya ingin mengingatkan Zendaya bahwa posisinya saat ini sedang dalam bahaya.Apakah Zendaya bisa bertahan hidup, semua tergantung pada bukti terakhir
Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a
Wira berkata, "Baiklah. Kalau kalian berdua tulus ingin bergabung denganku dan bertobat, aku akan melupakan semua hal yang terjadi sebelumnya. Aku akan mengatur langkah selanjutnya. Kalau ingin bersandiwara, kita harus berakting dengan sungguh-sungguh agar kalian juga bisa menjelaskannya saat kembali nanti.""Aku akan bersiap-siap dulu, lalu pergi ke utara untuk bertemu dengan kalian dan melawan Senia bersama-sama."Setelah mengatakan itu, Wira tersenyum yang menunjukkan kerja sama mereka sudah tercapai. Jika bisa mengalahkan Senia tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, ini juga termasuk hal luar biasa dan dunia ini juga bisa damai untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang selalu diharapkannya. Pada saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan nasib para rakyat di sembilan provinsi lagi."Terima kasih banyak, Tuan Wira," kata Kresna dan Ararya sambil memberi hormat setelah saling memandang. Mendapatkan pemimpin yang bijaksana adalah sebuah anugerah besar.Setelah semua sudah selesai d
Kresna pun menghela napas panjang. "Tuan Wira, kamu pasti masih ingat dengan peristiwa yang terjadi di Provinsi Yonggu saat itu, 'kan? Sebenarnya aku juga nggak berniat melakukannya, tapi Senia sudah menyandera seluruh keluargaku. Meskipun enggan, aku juga terpaksa harus melakukannya. Kalau nggak, seluruh keluargaku akan mati dan akhirnya memilih untuk nggak kerja sama denganmu."Setelah mengatakan itu, Kresna menundukkan kepala dan terdiam cukup lama. Saat di Provinsi Yonggu, dia sudah kehilangan salah satu orang kepercayaannya yang paling andal dan sekaligus kekasihnya yaitu Gina. Saat itu, Wira sudah memberinya jalan, tetapi dia tidak memilihnya. Oleh karena itu, sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya.Ararya yang berada di samping juga segera menambahkan, "Tuan Wira, kami juga punya beberapa kartu truf di tangan kami. Selama bertahun-tahun ini, kami terus merekrut pasukan. Kalau nggak dalam situasi mendesak, kami juga nggak ingin memberontak. Nggak ada orang yang ingin menya
Di dalam penginapan.Karena penginapan ini terletak di tempat yang terpencil, biasanya tidak banyak tamu yang datang ke sana. Hari ini juga hanya Wira dan rombongannya yang menginap di sana.Setelah sempat keluar, pemilik penginapan yang tidak menyangka Wira dan rombongannya akan kembali lagi terlihat sangat senang dan segera menyiapkan hidangan terbaik lagi. Bagaimanapun juga, mereka sangat murah hati. Hanya menginap satu hari saja, pemilik penginapan sudah menerima penghasilan yang cukup banyak."Kalau semua makanannya sudah dihidangkan, kamu pergi dulu saja. Nggak ada kabar dari kami, kalian jangan masuk ke sini lagi," kata Wira sambil mengeluarkan seratus ribu gabak dan melemparkannya pada pemilik penginapan itu.Mata pemilik penginapan itu langsung bersinar, lalu segera menganggukkan kepala dan pergi dari sana. Penginapan yang begitu luas itu hanya tersisa Wira dan yang lainnya.Wira tidak bernafsu makan karena baru saja selesai makan, bahkan tidak ingin minum. Dia menatap Ararya
Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l
Wira malas untuk menanggapi Agha, jelas Agha ini keras kepala. Meskipun dia terus menjelaskannya, mungkin juga tidak akan berguna dan semuanya hanya bisa bergantung pada Agha sendiri. Mungkin karena Agha masih muda, sehingga masih menolak beberapa hal. Seiring bertambah usianya, mungkin pandangan Agha akan perlahan-lahan berubah.Wira mengalihkan pandangannya pada Wendi dan perlahan-lahan berkata, "Nona Wendi, apa rencanamu selanjutnya? Setelah pulang nanti, bagaimana kalau kamu ikut aku pergi Gedung Nomor Satu. Kelak aku pasti akan memperlakukanmu dengan penuh hormat."Lucy yang duduk di samping juga segera menganggukkan kepala dan berkata, "Aku rasa nggak ada gunanya pergi ke Gedung Nomor Satu. Lebih baik ikut aku saja, kita kembangkan jaringan mata-mata bersama-sama. Kak Wendi pasti pernah dengar tentang jaringan mata-mata, 'kan? Ini adalah organisasi intelijen nomor satu di dunia. Kita butuh bakat seperti Kak Wendi."Dia berpikir Wendi memiliki bakat yang sangat langka dan juga mah
Wira dan rombongannya juga merasa agak lelah karena mereka menemui banyak masalah saat berada di wilayah barat, sehingga mereka memperlambat langkah mereka dalam perjalanan pulang ke Provinsi Yonggu. Mereka berhenti untuk beristirahat setiap kali melihat penginapan dan membuat perjalanan mereka menjadi jauh lebih lambat.Di sebuah penginapan. Melihat sudah hampir tiba di Provinsi Yonggu, Agha berkata sambil makan dan tersenyum, "Kak Wira, apa kita benar-benar akan pulang begitu saja? Aku sebenarnya nggak suka berada di rumah, lebih menyenangkan berada di luar seperti ini. Berjalan bersama saudara-saudara, bukankah itu adalah hal yang menyenangkan?""Kalau harus terus dikurung di rumah, tulang-tulang di tubuhku terasa berkarat. Kak Dwija, kamu juga merasa begitu, 'kan?"Sebenarnya, Agha hanya ingin terus berpetualang di luar.Begitu sibuk, manusia memang akan terbiasa dengan ritme itu. Namun, begitu bersantai, mereka juga perlahan-lahan menjadi jauh lebih malas. Keinginan untuk bermain
Dahlan menatap Senia yang berada di depannya dengan ekspresi khawatir. Mereka sudah berkali-kali mencari masalah dengan Wira, tetapi setiap kali hasilnya selalu tidak menyenangkan karena Wira selalu berhasil mengatasinya dengan baik. Ini semua bukan hanya karena Wira beruntung saja, tetapi karena Wira dikelilingi oleh orang hebat juga. Menghadapi Wira memang hal yang merepotkan.Meskipun kal ini Ararya dan Kresna yang langsung memimpin pasukan mereka dan ditambah dengan banyaknya pasukan elite, Dahlan merasa mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan. Namun, sekarang situasinya sudah mendesak, mereka tidak mungkin mundur lagi. Setidaknya tidak bisa menyerah begitu saja, melainkan harus mempersiapkan diri untuk hasil terburuk terlebih dahulu.Senia yang berada di samping perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka kalah, ya sudah. Asalkan kita bisa menguji tekad mereka, itu saja sudah cukup. Ini juga salah satu tujuanku kali ini. Lagi pula, sebentar lagi kita mungkin akan bertarung habis-habi
Melihat Dahlan yang berjalan mendekat, Senia bertanya dengan nada datar, "Kenapa mencariku malam-malam begini?""Apa Kresna dan Ararya berencana untuk membangkang perintah kita dan memulai perang melawan kita?"Dahlan segera menjawab, "Ibu nggak perlu khawatir tentang hal itu. Mereka berdua sudah mengikuti perintahmu dan telah membawa pasukan untuk mengejar Wira.""Selain itu, aku diam-diam menyelidiki orang-orang yang mereka bawa. Semuanya adalah prajurit terbaik dari yang terbaik. Tampaknya, kali ini mereka benar-benar bertekad untuk membantu kita membunuh Wira."Wira adalah ancaman besar. Keberadaannya bukan hanya membawa masalah besar bagi Dahlan, tetapi juga bagi Senia.Sebelumnya, mereka kehilangan 5 miliar gabak secara cuma-cuma dan Wira menggunakan uang itu untuk memperkuat dukungannya di kalangan rakyat. Kini, status Wira terus meningkat.Di seluruh sembilan provinsi, pengaruhnya tak tergoyahkan. Bahkan di Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana, pengaruh Wira juga sangat besar. I