Share

Bab 1216

Author: Arif
Tinju ini sudah cukup untuk membunuh seekor banteng, tetapi Biksu Baju Hijau malah bergeming! Benar, tidak bergerak sedikit pun!

Biksu Baju Hijau masih mempertahankan postur sebelumnya sambil menahan serangan Doddy. Jelas-jelas semua orang mengira tinju Doddy sudah begitu kuat, tetapi malah ditahan begitu saja. Sungguh di luar nalar!

Doddy juga berpikiran sama. Padahal Biksu Baju Hijau terlihat begitu kurus sampai-sampai dia sempat takut akan membunuhnya. Dia juga yakin serangan ini cukup untuk mematahkan lengan Biksu Baju Hijau. Alhasil, cengkeraman lawan malah bak gunung besar yang menimpa tangannya!

"Sudah mengerti sekarang?" tanya Biksu Baju Hijau sembari tersenyum. Ekspresinya tampak sangat datar, seolah-olah semua ini tidak ada apa-apanya.

Semua orang tercengang melihat situasi ini. Doddy menarik napas dalam-dalam. Ketika mengepalkan tangannya kembali, dia merasakan kebas sehingga tahu ini bukan mimpi.

"Kenapa bisa sekuat ini?" gumam Doddy yang membelalakkan mata. Dia menjadi dip
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1217

    Di mata orang luar, Danu dan Doddy bagaikan beruang buta yang dipermainkan oleh Biksu Baju Hijau.Melihat ini, Wira pun makin terkejut. Apabila Biksu Baju Hijau benar-benar ingin menyerang, mungkin Danu dan Doddy sudah tewas sejak tadi.Danu dan Doddy tentu mengetahuinya. Mereka mencoba yang terbaik untuk memaksa Biksu Baju Hijau menggunakan kehebatan aslinya. Sayangnya, tidak peduli cara apa yang digunakan, mereka tetap gagal.Pada akhirnya, Biksu Baju Hijau menangkap keduanya dan mengempaskan ke kejauhan. Sesudah itu, dia pun tertawa terbahak-bahak."Sudah, jangan bertarung lagi. Kalian nggak akan bisa menang dariku. Gimana? Sudah percaya, 'kan?" tanya Biksu Baju Hijau. Kini, semua orang tentu memercayai kehebatannya."Tuan, kamu benar-benar misterius," ujar Wira segera. Mendengar ini, Biksu Baju Hijau melambaikan tangannya sambil menyahut, "Ini bukan apa-apa."Begitu mendengarnya, Wira menjadi makin terkejut. Bukan apa-apa? Danu dan Doddy merupakan petarung hebat, tetapi malah diper

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1218

    Setelah Biksu Baju Hijau selesai berbicara, Wira menggelengkan kepalanya karena tidak mengerti. Wira menatapnya dengan bingung. Apakah ada orang yang mengendalikan aturan dunia? Hal seperti ini tidak seharusnya ada.Biksu Baju Hijau tergelak dan berucap, "Wira, sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu. Hampir semua hal yang kamu alami diketahui olehku. Tentunya, aku bukan penguntit aneh.""Aku hanya merasa kamu bukan orang biasa, juga benar-benar kagum padamu yang bisa melakukan begitu banyak hal untuk masyarakat."Wira menarik napas dalam-dalam sebelum bertanya, "Tuan, apa di dunia ini benar-benar ada begitu banyak orang sehebat dirimu? Mereka mengawasi dunia ini?"Wira awalnya tidak peduli, tetapi menjadi penasaran setelah mendengar penjelasan Biksu Baju Hijau. Baik kemampuan meramal ataupun kemampuan bela dirinya, Biksu Baju Hijau sungguh luar biasa.Begitu mendengarnya, Biksu Baju Hijau mengangguk dan membalas, "Seharusnya masalah seperti ini nggak diberitahukan kepadamu karena ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1219

    "Kekacauan dunia yang terjadi pada masa itu benar-benar membuat manusia sengsara. Peristiwa ini membuat para pemimpin besar merasa sedih, jadi mereka memutuskan untuk bertarung sampai mati.""Hari itu, pertempuran sengit antara orang-orang dunia persilatan pun terjadi. Semuanya bertarung sekuat tenaga, dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Akhirnya, mereka semua sama-sama menderita kerugian. Awalnya ada puluhan ribu orang, tapi tersisa kurang dari 10.000 orang setelah pertarungan."Setelah mendengar penjelasan ini, Wira sungguh tercengang. Kurang dari 10.000 orang selamat dari pertarungan yang awalnya melibatkan puluhan ribu orang. Sungguh tragis. Selain itu, mereka semua adalah ahli bela diri.Ketika Wira masih merasa terkejut, Biksu Baju Hijau meneruskan, "Orang-orang yang tersisa ini sangat menderita. Mereka kehilangan keluarga dan teman, tapi nggak mendapatkan apa pun. Sebenarnya, kekuasaan adalah racun paling berbahaya. Hal ini membuat orang-orang kehilangan jati diri.""

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1220

    Wira menatap Biksu Baju Hijau, lalu bertanya, "Tuan, maksudmu, aku akan mati jika Sekte Gunung yang mengendalikan dunia?"Biksu Baju Hijau menghela napas. Tampak ketidakberdayaan pada ekspresinya saat membalas, "Kali ini berbeda dari biasanya, pewaris Sekte Langit dan Sekte Gunung telah ditentukan sejak lahir. Parahnya, pewaris kami mengidap penyakit yang sulit disembuhkan. Sudah pasti bukan lawan mereka.""Kalau bukan karena masalah ini, aku nggak mungkin mencarimu dan memberitahumu semua ini. Justru karena Sekte Langit sudah pasti kalah, makanya aku ingin kamu berhati-hati. Metode yang digunakan Sekte Gunung sangat sederhana. Mereka akan mendukung pihak yang bisa menaklukkan dunia dengan mudah. Dilihat dari kejadian sebelumnya, Kerajaan Ahola adalah yang termudah.""Mungkin, begitu Sekte Gunung memegang kendali, mereka akan langsung membunuhmu dan Ratu. Tanpa dirimu, Dusun Darmadi akan kacau balau. Meskipun Kerajaan Ahola nggak menyerang, kalian juga nggak bisa bertahan lama, begitu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1221

    Tidak ada yang menyangka bahwa ada hal seperti itu di dunia ini. Wira awalnya mengira dia bisa hidup tenang selama beberapa tahun, tetapi malah muncul Sekte Langit dan Sekte Gunung.Parahnya, yang memegang kendali atas dunia ini bukan lagi Sekte Langit, melainkan Sekte Gunung. Wira sungguh gusar memikirkan semua ini.Wira tidak ingin menjadi penguasa dunia, juga tidak ingin ditindas. Kalau tidak ditangani dengan baik, Sekte Gunung mungkin akan membunuh dirinya.Wira mengerti tujuan Biksu Baju Hijau memberinya buku rahasia. Yang pertama untuk menaklukkan dunia agar dunia damai secepat mungkin. Setelah Kerajaan Nuala bersatu kembali, Sekte Gunung pun tidak akan ikut campur urusan duniawi.Yang kedua, jika Wira tidak berniat untuk menguasai dunia, dia bisa memperkuat diri dan melindungi diri sendiri. Sepertinya, Biksu Baju Hijau benar-benar memahami dirinya.Wira merasa tidak berdaya. Dia hanya bisa bertindak sesuai dengan spekulasinya. Jadi, hal pertama yang dilakukannya adalah berlatih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1222

    Wanita di tengah danau itu tampak tersenyum. Kemudian, dia menginjak permukaan danau dan tiba di hadapan Biksu Baju Hijau.Biksu Baju Hijau pun tersenyum, lalu bertanya, "Puspa, kamu bosan di sekte, jadi keluar jalan-jalan?"Mendengar ini, wanita yang bernama Puspa pun membalas sambil tersenyum, "Guru, kamu juga tahu aku nggak bisa hidup terlalu lama lagi. Jadi, aku ingin menikmati pemandangan indah ini sebisanya."Biksu Baju Hijau menarik napas dalam-dalam mendengarnya. Tebersit kesedihan pada ekspresinya. Di sisi lain, Puspa meneruskan, "Guru, jangan terlalu dipikirkan. Ini memang sudah takdirku. Sayangnya, aku membuat Sekte Langit malu ...."Biksu Baju Hijau buru-buru menimpali, "Puspa, jangan bicara begitu. Sekte Langit berutang padamu. Kalau bukan karena pertarungan 60 tahun sekali ini, kamu nggak mungkin mengalami hal seperti ini. Kamu nggak mungkin begini di usia muda ...."Biksu Baju Hijau merasa sangat sedih saat mengatakannya. Dunia ini sungguh kejam, seorang wanita muda yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1223

    Puspa tentu ingin melihatnya juga, jadi langsung mengangguk dan menyetujui, "Ya, aku akan pergi ke sana. Jangan sampai ada penyesalan di kehidupanku ini."Puspa tersenyum, tampak keseriusan pada ekspresinya. Di sisi lain, Wira tentu tidak tahu apa-apa. Selain berbisnis dan berlatih buku rahasia itu, tidak ada lagi yang dilakukannya.Hari ini, Putro tiba-tiba mencarinya. "Tuan, Kompetisi Puisi Naga akan dimulai lagi. Meskipun bukan diadakan di sini, ini tetap termasuk kompetisi dunia. Kini dunia sedang kacau, tapi sastrawan Provinsi Lowala tetap dipenuhi minat. Jadi, bagaimana kalau Tuan mengadakannya juga?"Mata Wira sontak berbinar-binar mendengarnya. Benar, mengadakan kompetisi puisi. Dia berharap budaya Provinsi Lowala bisa menjadi yang nomor satu di dunia. Jadi, kompetisi puisi ini tentu harus diadakan."Kak Putro, terima kasih sudah mengingatkanku. Provinsi Lowala sudah stabil sekarang, tapi nggak banyak sastrawan di sini. Karena kehidupan rakyat sudah terjamin, mereka seharusnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1224

    Kompetisi Puisi Naga Biru sedang dipersiapkan. Saat ini, Wira teringat pada Tanuwi yang tiba-tiba melancarkan serangan pada Kompetisi Puisi Naga sehingga dia dan Dirga harus melindungi Perbatasan Loko.Peristiwa ini seperti baru terjadi. Akan tetapi, banyak perubahan terjadi di dunia ini. Tidak ada yang menyangka bahwa situasi akan menjadi seperti sekarang.Kerajaan Nuala sudah terpecah. Keluarga Barus menempati 4 provinsi, Kerajaan Nuala menempati 3 provinsi, sedangkan Wira dan Kerajaan Agrel masing-masing menempati 1 provinsi.Meskipun demikian, dunia justru menjadi lebih tenang. Hanya saja, Wira masih mengkhawatirkan hal lain, yaitu Sekte Gunung. Begitu memikirkan ini, Wira merasa waktu sangat terdesak."Suamiku, lagi mikir apa?" tanya Wulan. Terlihat ketiga istrinya menghampirinya sambil tersenyum.Wira melirik mereka sekilas. Setelah merenung sesaat, dia menjawab, "Bukan apa-apa. Aku hanya merasa perubahan selama 2 tahun ini terlalu besar ...."Meskipun keadaan di luar terus berub

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3175

    Mendengar perkataan itu, mata-mata itu tertegun sejenak. Dia memang meragukan identitas Adjie karena pria ini terlihat begitu berwibawa dan sama sekali tidak seperti seorang perampok.Melihat mata-mata itu ragu, anak buah Adjie langsung menendang mata-mata itu dan berkata dengan dingin, "Kenapa masih bengong? Cepat keluarkan suratnya."Setelah tertegun sejenak, mata-mata itu akhirnya mengeluarkan suratnya.Setelah membaca isi surat itu, Adjie berkata dengan pelan, "Habisi dia, jangan tinggalkan jejak."Ekspresi mata-mata itu langsung berubah karena dia benar-benar tidak menyangka Adjie ternyata begitu kejam. Dia langsung berlutut dan memohon ampun.Namun, anak buah Adjie tidak peduli dan langsung menyeret mata-mata itu pergi.Beberapa saat kemudian, Adjie pun menghela napas. Dia tidak menyangka pasukan utara ternyata berniat untuk bersekutu dengan Desa Riwut. Namun, setelah berpikir sejenak, dia langsung memahami tujuan mereka yang hanya ingin memanfaatkan perampok Desa Riwut untuk men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3174

    Tepat saat Adjie hendak pergi melihat keadaannya, salah satu anak buahnya yang bertugas berjaga di luar tiba-tiba berlari mendekat dan berkata, "Bos, kami menemukan ada mata-mata dari pasukan utara di depan, haruskah kita menangkapnya?"Adjie tertegun sejenak saat mendengar ada mata-mata, lalu bertanya-tanya apakah pasukan utara berniat mengirim mata-mata untuk menyelidiki keadaan di sini. Dia bertanya dengan pelan, "Mereka mengirim berapa banyak mata-mata?"Saat sedang berperang, jumlah mata-mata yang dikirim selalu berbeda. Jika untuk membawa laporan militer yang sangat mendesak, biasanya mata-mata yang dikirim akan beberapa orang sekaligus untuk memastikan pesannya bisa sampai ke tangan pemimpin tepat waktu.Anak buah itu tertegun sejenak, lalu berkata, "Hanya satu orang."Adjie tersenyum, tetapi dia juga merasa bingung saat mendengar mata-matanya hanya satu. Jangan-jangan ini hanya mata-mata biasa? Memikirkan hal itu, dia berkata dengan pelan, "Bawa dia ke hadapanku, cepat!""Siap!

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3173

    Melihat Zaki yang kembali tenang, Darsa langsung menghela napas lega. Situasi seperti ini memang cukup merepotkan, tetapi dia juga tidak menyangka kekuatan lawan benar-benar begitu hebat. Mereka bahkan berhasil mengalahkan pasukan besar Zaki dan juga mencuri kuda yang ditinggalkan. Memikirkan hal ini, dia kembali menghela napas karena malu.Setelah kembali ke tenda, Zaki yang kehilangan selera makannya langsung mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Tuan Darsa, cepat katakan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Joko yang berdiri di samping tetap tidak berbicara, tetapi ekspresinya terlihat penuh dengan harapan. Menurutnya, jika Darsa sudah berani berkata seperti ini, berarti Darsa pasti sudah memiliki solusinya.Melihat kedua orang ini menaruh harapan besar padanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Sebenarnya masalah ini mudah saja, hanya saja agak merepotkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kita harus mengirim orang bernegosiasi dengan para perampok di Desa Riwut dulu. Kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status