Share

Bab 1223

Penulis: Arif
Puspa tentu ingin melihatnya juga, jadi langsung mengangguk dan menyetujui, "Ya, aku akan pergi ke sana. Jangan sampai ada penyesalan di kehidupanku ini."

Puspa tersenyum, tampak keseriusan pada ekspresinya. Di sisi lain, Wira tentu tidak tahu apa-apa. Selain berbisnis dan berlatih buku rahasia itu, tidak ada lagi yang dilakukannya.

Hari ini, Putro tiba-tiba mencarinya. "Tuan, Kompetisi Puisi Naga akan dimulai lagi. Meskipun bukan diadakan di sini, ini tetap termasuk kompetisi dunia. Kini dunia sedang kacau, tapi sastrawan Provinsi Lowala tetap dipenuhi minat. Jadi, bagaimana kalau Tuan mengadakannya juga?"

Mata Wira sontak berbinar-binar mendengarnya. Benar, mengadakan kompetisi puisi. Dia berharap budaya Provinsi Lowala bisa menjadi yang nomor satu di dunia. Jadi, kompetisi puisi ini tentu harus diadakan.

"Kak Putro, terima kasih sudah mengingatkanku. Provinsi Lowala sudah stabil sekarang, tapi nggak banyak sastrawan di sini. Karena kehidupan rakyat sudah terjamin, mereka seharusnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ateniyanti Sastro
Ceritanya makin kesini makin ngawur ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1224

    Kompetisi Puisi Naga Biru sedang dipersiapkan. Saat ini, Wira teringat pada Tanuwi yang tiba-tiba melancarkan serangan pada Kompetisi Puisi Naga sehingga dia dan Dirga harus melindungi Perbatasan Loko.Peristiwa ini seperti baru terjadi. Akan tetapi, banyak perubahan terjadi di dunia ini. Tidak ada yang menyangka bahwa situasi akan menjadi seperti sekarang.Kerajaan Nuala sudah terpecah. Keluarga Barus menempati 4 provinsi, Kerajaan Nuala menempati 3 provinsi, sedangkan Wira dan Kerajaan Agrel masing-masing menempati 1 provinsi.Meskipun demikian, dunia justru menjadi lebih tenang. Hanya saja, Wira masih mengkhawatirkan hal lain, yaitu Sekte Gunung. Begitu memikirkan ini, Wira merasa waktu sangat terdesak."Suamiku, lagi mikir apa?" tanya Wulan. Terlihat ketiga istrinya menghampirinya sambil tersenyum.Wira melirik mereka sekilas. Setelah merenung sesaat, dia menjawab, "Bukan apa-apa. Aku hanya merasa perubahan selama 2 tahun ini terlalu besar ...."Meskipun keadaan di luar terus berub

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1225

    Wira tentu tidak akan menolak tamu-tamu ini. Bagaimanapun, jika ada yang mempelajari sesuatu dari kompetisi ini, berarti dia telah membuat kontribusi untuk dunia. Hanya saja, sepertinya mereka tidak akan pernah menguasai metode yang dimiliki Wira.Saat ini, di bawah Gunung Naga Biru, terlihat sebuah panggung besar yang dibangun hanya dalam setengah bulan. Di atas panggung, terdapat banyak meja. Di atas meja, terdapat pula kuas dan tinta.Ada banyak acara dalam Kompetisi Puisi Naga Biru ini, ada sesi mencocokkan puisi, juga ada sesi membuat puisi. Intinya, ada banyak tahap sebelum menentukan pemenang terakhir. Bisa dibilang, seluruh dunia menantikan kompetisi puisi ini.Begitu kompetisi dimulai, Wira, Putro, Gading, Ismanto, dan Kuswanto sama-sama naik ke panggung. Bawah panggung awalnya sangat berisik karena banyak orang yang berdiskusi. Namun, begitu melihat kemunculan orang-orang ini, suasana menjadi hening.Yang datang mengikuti kompetisi hari ini adalah para pelajar dari berbagai n

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1226

    "Meskipun ada begitu banyak kontestan dan belum tentu mendapat prestasi yang memuaskan, aku berharap kalian bisa mempelajari banyak hal dari kompetisi ini. Semoga kalian bisa meningkatkan diri sendiri dengan kompetisi ini," lanjut Gading."Ya!" Seluruh hadirin bertepuk tangan. Mereka semua mengungkapkan kekaguman terhadap Gading. Memperoleh juara memang penting, tetapi ada banyak hal yang bisa mereka pelajari di sini. Apabila bisa meningkatkan kemampuan, itu berarti kedatangan mereka tidak sia-sia.Kemudian, Ismanto melangkah maju dan tersenyum tipis sambil berucap dengan tegas, "Semuanya, kompetisi puisi ini akan menambah wawasan kalian. Ini adalah wawasan yang sangat kalian inginkan. Kali ini, kuharap kalian bisa mewujudkan impian masing-masing di sini!"Setelah mendengarnya, para hadirin bertepuk tangan lagi. Ekspresi semua orang dipenuhi senyuman antusias.Yang terakhir adalah Kuswanto. Dia juga tersenyum sembari berkata, "Semuanya, aku setuju dengan pernyataan teman-temanku tadi.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1227

    [ Bunga krisan mekar, bunga krisan layu. Gagak liar terbang tinggi, pemiliknya belum kembali. Selembar tirai melambai di bawah bulan dan angin. ]"Bagus, benar-benar puisi bagus!"Banyak orang di sekitar memberikan pujian pada pemuda ini. Dia tampak sangat percaya diri, lalu berkata sambil tersenyum, "Kalian sudah terlalu memujiku!"Begitu mendengar keramaian di sekitar, Wira segera mendekat karena penasaran. Setelah membaca kalimat itu, dia langsung mengangguk puas. Beberapa pria tua juga berjalan turun dari panggung dan mulai berkeliling.Pada saat yang sama, tiba-tiba terdengar sorak-sorai dari kejauhan. Wira segera tertarik oleh suara ini dan berjalan ke sana. Dia melihat di antara kerumunan, ada seorang wanita yang wajahnya buruk rupa, tetapi malah memiliki tulisan tangan yang bagus. Wanita itu tengah menulis dengan cepat di atas selembar kertas.Wira tampak mendekat dan memperhatikan dengan saksama. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa bukan hanya tulisannya yang bagus, tetapi k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1228

    "Babak pertama berakhir!" Seiring terdengarnya kata-kata itu, banyak orang yang meletakkan kuas mereka.Sebenarnya, keempat pria tua telah membaca sekilas puisi mereka. Mereka dapat memahami puisi yang ditulis oleh semua orang. Tentu saja, mereka juga telah menentukan 20 orang yang lolos.Apa yang membuat Wira terkejut adalah di antara 20 orang ini, hanya ada 3 orang yang berasal dari Provinsi Lowala .... Wira sebenarnya mampu memahaminya. Bagaimanapun, Provinsi Lowala selalu menjadi daerah miskin yang tertinggal, di mana penduduknya hanya sibuk mencari nafkah, bahkan tidak memiliki waktu untuk membaca atau menulis. Ada 3 orang yang lolos saja sudah cukup bagus.Meskipun Wira telah mengambil alih Provinsi Lowala, saat ini baru beberapa bulan berlalu. Bagaimana mungkin dia dapat mendorong semua orang untuk lebih menekuni puisi dan sastra dalam sekejap? Itu jelas hal yang mustahil. Jadi, Wira memang sudah menduga hasil seperti ini.Saat ini, keempat pria tua tampak berdiskusi di samping.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1229

    Putro merasa terharu, hatinya terlintas perasaan simpati terhadap wanita itu.Mendengar perkataan tersebut, wanita itu tersenyum. "Terima kasih banyak, Pak. Aku sudah lama menerima kenyataan ini. Puisi ini juga hanya ungkapan awal dari perasaanku saja. Kalau terlalu menyedihkan, aku akan menggantinya dengan puisi lain."Setelah mengatakan itu, wanita itu mengambil pena dan kembali menulis puisi yang baru, tetapi puisinya kali ini berbeda. Puisi itu mengandung pemikiran yang sangat mendalam hingga membuat orang yang membacanya mendapat pencerahan.[ Ombak bergulung menerpa perahu bambu, mengantarkannya pada langit teduh puluhan ribu mil. ]Begitu membaca dua baris puisi itu, beberapa pria tua itu langsung tertawa."Hahaha. Anak muda memang seharusnya punya pikiran yang terbuka seperti ini! Sekilas, puisi ini terdengar seperti situasinya nggak ada harapan lagi, tapi punya makna yang dalam. Puisi ini memang luar biasa! Biasanya orang selalu terbawa situasi yang dihadapinya. Nak, aku kagum

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1230

    Di perlombaan puisi itu, puisi dari orang lain juga sangat bagus. Wira yang melihat puisi itu juga diam-diam menganggukkan kepalanya. Namun, dibandingkan dengan karya Julian, puisi mereka masih kalah. Tak lama kemudian, tiga pemenang juga sudah diputuskan, Julian tentu saja termasuk di antaranya."Tiga pemenangnya sudah diputuskan, nggak ada yang keberatan, 'kan?"Saat Putro mengumumkan hasilnya di depan publik, tidak peserta yang protes. Bagaimanapun juga, saat ini puisi Julian adalah yang terbagus dan tidak ada yang bisa menandinginya. Namun, Julian bisa menjadi salah satu dari ketiga pemenang itu membuat semua orang terkejut. Alasannya tidak lain adalah karena penampilan Julian yang kurang menarik sebagai seorang wanita. Namun, ada beberapa orang yang tidak peduli karena kagum dengan bakat wanita itu."Babak kedua sudah berakhir, ayo kita mulai babak ketiganya! Pak, lebih baik temanya apa ya?" Pada saat ini, Wira berbicara.Mendengar perkataan itu, Putro dan ketiganya merenungkannya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1231

    Julian berpikir ketiga istri Wira sangat cantik. Bahkan dia pun merasa terkejut saat melihat mereka."Nona Julian bilang ... dia sudah lama hidup berkeliaran dan nggak memiliki tempat tinggal, jadi aku membawanya pulang.""Satu juta uang emas ini juga sudah disiapkan, ini milikmu sekarang. Aku juga sudah menyuruh Danu menyiapkan tempat tinggalmu."Setelah Wira mengatakan itu, Julian buru-buru memberi hormat dengan perasaan sangat bersyukur.Mendengar perkataan itu, ketiga wanita itu percaya, tetapi mereka tetap merasa terkejut. Bagaimanapun juga, Julian tidak terlihat seperti orang yang memenangkan perlombaan, apalagi hidup berkeliaran. Namun, mereka tidak terlalu memikirkannya. Wanita itu adalah orang yang dibawa suami mereka pulang, mereka tentu saja tidak perlu terlalu memikirkannya.Tak lama kemudian, Julian juga sudah menetap di Dusun Darmadi. Namun, dia tidak melakukan apa pun selain terus mengikuti ketiga istri Wira. Setengah bulan sudah berlalu, ketiganya sangat menyukainya. Me

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3175

    Mendengar perkataan itu, mata-mata itu tertegun sejenak. Dia memang meragukan identitas Adjie karena pria ini terlihat begitu berwibawa dan sama sekali tidak seperti seorang perampok.Melihat mata-mata itu ragu, anak buah Adjie langsung menendang mata-mata itu dan berkata dengan dingin, "Kenapa masih bengong? Cepat keluarkan suratnya."Setelah tertegun sejenak, mata-mata itu akhirnya mengeluarkan suratnya.Setelah membaca isi surat itu, Adjie berkata dengan pelan, "Habisi dia, jangan tinggalkan jejak."Ekspresi mata-mata itu langsung berubah karena dia benar-benar tidak menyangka Adjie ternyata begitu kejam. Dia langsung berlutut dan memohon ampun.Namun, anak buah Adjie tidak peduli dan langsung menyeret mata-mata itu pergi.Beberapa saat kemudian, Adjie pun menghela napas. Dia tidak menyangka pasukan utara ternyata berniat untuk bersekutu dengan Desa Riwut. Namun, setelah berpikir sejenak, dia langsung memahami tujuan mereka yang hanya ingin memanfaatkan perampok Desa Riwut untuk men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3174

    Tepat saat Adjie hendak pergi melihat keadaannya, salah satu anak buahnya yang bertugas berjaga di luar tiba-tiba berlari mendekat dan berkata, "Bos, kami menemukan ada mata-mata dari pasukan utara di depan, haruskah kita menangkapnya?"Adjie tertegun sejenak saat mendengar ada mata-mata, lalu bertanya-tanya apakah pasukan utara berniat mengirim mata-mata untuk menyelidiki keadaan di sini. Dia bertanya dengan pelan, "Mereka mengirim berapa banyak mata-mata?"Saat sedang berperang, jumlah mata-mata yang dikirim selalu berbeda. Jika untuk membawa laporan militer yang sangat mendesak, biasanya mata-mata yang dikirim akan beberapa orang sekaligus untuk memastikan pesannya bisa sampai ke tangan pemimpin tepat waktu.Anak buah itu tertegun sejenak, lalu berkata, "Hanya satu orang."Adjie tersenyum, tetapi dia juga merasa bingung saat mendengar mata-matanya hanya satu. Jangan-jangan ini hanya mata-mata biasa? Memikirkan hal itu, dia berkata dengan pelan, "Bawa dia ke hadapanku, cepat!""Siap!

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3173

    Melihat Zaki yang kembali tenang, Darsa langsung menghela napas lega. Situasi seperti ini memang cukup merepotkan, tetapi dia juga tidak menyangka kekuatan lawan benar-benar begitu hebat. Mereka bahkan berhasil mengalahkan pasukan besar Zaki dan juga mencuri kuda yang ditinggalkan. Memikirkan hal ini, dia kembali menghela napas karena malu.Setelah kembali ke tenda, Zaki yang kehilangan selera makannya langsung mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Tuan Darsa, cepat katakan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Joko yang berdiri di samping tetap tidak berbicara, tetapi ekspresinya terlihat penuh dengan harapan. Menurutnya, jika Darsa sudah berani berkata seperti ini, berarti Darsa pasti sudah memiliki solusinya.Melihat kedua orang ini menaruh harapan besar padanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Sebenarnya masalah ini mudah saja, hanya saja agak merepotkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kita harus mengirim orang bernegosiasi dengan para perampok di Desa Riwut dulu. Kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status