Share

Bab 1209

Penulis: Arif
Sudah wajar jika bertempur, justru tidak bertempur yang tidak wajar. Mengenai hal ini, Wira tidak memiliki banyak pikiran dan juga waktu untuk memperhatikannya. Singkatnya, dia akan melangkah sambil melihat bagaimana keadaannya.

"Jangan terlalu khawatir, cukup nikmati saat ini saja," kata Wira sambil melambaikan tangannya dan tersenyum dengan tenang.

"Kak Wira ini begitu tenang, aku benar-benar kagum!" Setelah mengatakan itu, Ciputra juga berniat untuk pergi.

"Kak Wira, kalau suatu hari, Keluarga Barus benar-benar mencoba untuk menguasai dunia, aku bersumpah nggak akan menyerangmu. Provinsi Lowala akan menjadi milikmu selamanya!"

Setelah mengatakan itu, Ciputra langsung pergi. Perkataannya itu mengandung perasaan bersalah dan tentu saja merasa tak berdaya juga. Dia merasa bersalah karena tindakan ayahnya kepada Wira dan perasaan tak berdayanya karena kemampuan Wira.

Meskipun Ciputra berbicara seperti itu, Provinsi Lowala juga bukan sesuatu yang bisa dia berikan atau dapatkan sesukanya.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1210

    Kota utama di Provinsi Lowala bernama Kota Kisan. Kota ini memiliki sejarah yang lama dan sangat indah.Waktu berlalu dengan cepat dan dalam sekejap sudah setahun. Saat ini, Provinsi Lowala benar-benar makmur dan wajah setiap orang dipenuhi dengan senyuman. Di Kota Kisan, terdapat berbagai pedagang di seluruh tempat. Pembangunan kota ini tentu saja masih sedang berlangsung juga. Wira merencanakan pembangunan distrik komersial yang besar di kota ini. Barang-barang di dalamnya adalah hasil produksi mereka dan setiap keluarga besar memiliki toko mereka sendiri untuk berbisnis. Distrik ini akan dirancang khusus untuk menarik kerumunan orang.Dengan adanya distrik ini, provinsi mereka juga akan terbuka untuk umum dan orang-orang dari berbagai negara akan datang ke sana. Pada saat itu, Wira dan Danu akan berjalan-jalan di kota. Identitas Wira sangat misterius dan banyak orang yang bahkan tidak tahu semua di Provinsi Lowala ini adalah hasil ciptaannya. Meskipun tahu namanya, mereka juga tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1211

    "Nggak apa-apa, semuanya tergantung takdir. Dia bisa mencuri, berarti dia punya takdir ini. Tapi, ini juga nggak bisa terus dibiarkan." Setelah mengatakan itu, Wira langsung mendekat dan menghalangi jalan biksu tua itu."Tuan, kenapa kamu menghalangi jalanku?" Biksu tua itu langsung menyipitkan matanya dan berbicara dengan ekspresi yang sangat suci."Pak, kamu sudah melepaskan diri dari hal-hal duniawi, kenapa kamu masih terikat dengan benda dunia fana ini? Kalau terikat, kenapa harus mencurinya?" kata Wira sambil tersenyum.Setelah mendengar perkataan itu, biksu tua itu tertegun sejenak, lalu tertawa. "Mencuri? Kamu nggak boleh berkata seperti itu."Mendengar perkataan itu, Danu mendengus. "Barang bukti dan tindakanmu sudah tertangkap, kamu masih nggak mengaku? Barang di tanganmu itu bukan milikmu. Kamu sudah mencuri, masih nggak berani mengakuinya ya?"Setelah Danu selesai berbicara, biksu tua itu tetap menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu. Semua barang di dunia ini, bukan milik si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1212

    Nama Biksu Baju Hijau dan Biksu Hampa ini benar-benar membuat Wira merasa terkejut. Terlihat jelas, biksu tua itu memang seseorang yang luar biasa, setidaknya sudah melepaskan diri dari duniawi. Namun, dia tidak mengerti, bagaimana biksu tua ini bisa melepaskan dirinya dari duniawi? Kenapa biksu tua itu tidak tertarik dengan dunia ini? Apakah tujuan biksu tua itu? Apakah yang dicari biksu tua itu? Dia tidak mengerti."Hahaha. Aku sudah berkelana di dunia ini selama tiga tahun, sudah melihat banyak hal dan mengalami banyak kejadian juga. Tapi, hanya Tuan ... yang berbeda," kata Biksu Hampa itu dengan nada yang sangat tenang.Danu mengernyitkan alisnya. Dia berpikir biksu tua itu jelas hanya omong kosong, dia tidak tahu mengapa Wira bisa mengobrol dengan biksu tua itu."Oh? Setelah melihat begitu banyak, pemahaman apa yang Anda dapatkan?" tanya Wira yang penasaran.Mendengar pertanyaan itu, Biksu Hampa berkata, "Di dunia ini, nggak ada yang bisa menguasai segalanya. Baik itu kekayaan, ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1213

    Biksu Baju Hijau mengernyit. Pertanyaan ini pun membuat Wira merasa bingung. Wira bertanya, "Mengubah takdir? Takdir sudah ditentukan, memangnya bisa diubah?"Mendengar ini, Biksu Baju Hijau membalas, "Kalau memiliki kemampuan luar biasa, seseorang pasti bisa mengubah takdir. Tapi, takdirmu ini ...."Biksu Baju Hijau tampak kebingungan, sedangkan Wira sama sekali tidak peduli dan hanya merasa dia sedang berbicara omong kosong. Bagaimanapun, para biksu memang selalu bersikap aneh. Tentu saja, mungkin memang ada hal seperti itu di dunia ini, tetapi Wira tidak percaya."Apa ada yang salah dengan takdirku?" tanya Wira dengan agak penasaran."Kalau begitu, aku akan bicara jujur. Kamu cerdas dan memiliki wawasan luas. Apabila ditelaah secara mendalam, hidupmu nggak seharusnya sesantai ini, melainkan penuh musibah dan berkah. Enam binatang spiritual terhalangi, membuat kehilangan hati nurani. Kamu bisa melakukan tindakan yang sangat rendahan, bahkan telah melakukannya ....""Takdir telah dite

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1214

    Selesai mengatakan ini, Biksu Baju Hijau menggeleng sambil mengembuskan napas. Menurutnya, kemampuan meramalnya sangat hebat dan tidak tertandingi. Akan tetapi, sekarang dia malah gagal membaca takdir Wira. Hal ini membuatnya merasa tidak berdaya."Maaf sekali. Aku cukup yakin diri sendiri punya kemampuan untuk meramal orang dan dunia, tapi ... malah membuat diri sendiri malu hari ini," ujar Biksu Baju Hijau dengan pasrah.Di sisi lain, perasaan Wira telah bergejolak. Yang dikatakan biksu ini tidak salah. Dia sudah hidup di dunia ini selama 3 tahun, yang berarti dirinya sudah meninggal 3 tahun lalu. Dia bisa berada di sini karena melakukan perjalanan waktu.Wira tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang hal ini. Ini adalah rahasia terbesarnya. Namun, Biksu Baju Hijau berhasil mengetahui semuanya.Wira sungguh terkesiap. Ternyata, memang ada orang seajaib itu di dunia ini? Bahkan, Wira tiba-tiba diramal saat sedang jalan-jalan santai?Namun, sepertinya bukan hanya biksu ini yang bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1215

    Jelas-jelas Biksu Baju Hijau makan begitu banyak kemarin. Wira pun merasa aneh melihatnya.Selesai makan, Biksu Baju Hijau ingin berkeliling, jadi Wira membawanya dan menceritakan banyak hal di Dusun Darmadi.Sementara itu, Biksu Baju Hijau merasa sangat terharu saat melihat para penduduk yang hidup dengan bahagia, juga melihat Wira memperlakukan mereka layaknya keluarga."Andai saja dunia ini seperti Dusun Darmadi ...," ucap Biksu Baju Hijau sambil tersenyum. Tatapannya dipenuhi kekaguman.Wira hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Dia tidak melihat ada kilatan aneh pada sorot mata si biksu, seolah-olah telah membuat keputusan.Setelah berkeliling, mereka tiba di arena pelatihan. Di sini adalah tempat Danu dan Doddy mengajari ilmu bela diri. Ada banyak anak-anak yang belajar di sini untuk memperkuat tubuh mereka. Tentunya, Danu dan Doddy akan fokus membina anak-anak yang memiliki bakat bela diri."Teknik tinju Dirga memang luar biasa dan terkandung unsur Tao. Meskipun terlihat agak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1216

    Tinju ini sudah cukup untuk membunuh seekor banteng, tetapi Biksu Baju Hijau malah bergeming! Benar, tidak bergerak sedikit pun!Biksu Baju Hijau masih mempertahankan postur sebelumnya sambil menahan serangan Doddy. Jelas-jelas semua orang mengira tinju Doddy sudah begitu kuat, tetapi malah ditahan begitu saja. Sungguh di luar nalar!Doddy juga berpikiran sama. Padahal Biksu Baju Hijau terlihat begitu kurus sampai-sampai dia sempat takut akan membunuhnya. Dia juga yakin serangan ini cukup untuk mematahkan lengan Biksu Baju Hijau. Alhasil, cengkeraman lawan malah bak gunung besar yang menimpa tangannya!"Sudah mengerti sekarang?" tanya Biksu Baju Hijau sembari tersenyum. Ekspresinya tampak sangat datar, seolah-olah semua ini tidak ada apa-apanya.Semua orang tercengang melihat situasi ini. Doddy menarik napas dalam-dalam. Ketika mengepalkan tangannya kembali, dia merasakan kebas sehingga tahu ini bukan mimpi."Kenapa bisa sekuat ini?" gumam Doddy yang membelalakkan mata. Dia menjadi dip

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1217

    Di mata orang luar, Danu dan Doddy bagaikan beruang buta yang dipermainkan oleh Biksu Baju Hijau.Melihat ini, Wira pun makin terkejut. Apabila Biksu Baju Hijau benar-benar ingin menyerang, mungkin Danu dan Doddy sudah tewas sejak tadi.Danu dan Doddy tentu mengetahuinya. Mereka mencoba yang terbaik untuk memaksa Biksu Baju Hijau menggunakan kehebatan aslinya. Sayangnya, tidak peduli cara apa yang digunakan, mereka tetap gagal.Pada akhirnya, Biksu Baju Hijau menangkap keduanya dan mengempaskan ke kejauhan. Sesudah itu, dia pun tertawa terbahak-bahak."Sudah, jangan bertarung lagi. Kalian nggak akan bisa menang dariku. Gimana? Sudah percaya, 'kan?" tanya Biksu Baju Hijau. Kini, semua orang tentu memercayai kehebatannya."Tuan, kamu benar-benar misterius," ujar Wira segera. Mendengar ini, Biksu Baju Hijau melambaikan tangannya sambil menyahut, "Ini bukan apa-apa."Begitu mendengarnya, Wira menjadi makin terkejut. Bukan apa-apa? Danu dan Doddy merupakan petarung hebat, tetapi malah diper

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3175

    Mendengar perkataan itu, mata-mata itu tertegun sejenak. Dia memang meragukan identitas Adjie karena pria ini terlihat begitu berwibawa dan sama sekali tidak seperti seorang perampok.Melihat mata-mata itu ragu, anak buah Adjie langsung menendang mata-mata itu dan berkata dengan dingin, "Kenapa masih bengong? Cepat keluarkan suratnya."Setelah tertegun sejenak, mata-mata itu akhirnya mengeluarkan suratnya.Setelah membaca isi surat itu, Adjie berkata dengan pelan, "Habisi dia, jangan tinggalkan jejak."Ekspresi mata-mata itu langsung berubah karena dia benar-benar tidak menyangka Adjie ternyata begitu kejam. Dia langsung berlutut dan memohon ampun.Namun, anak buah Adjie tidak peduli dan langsung menyeret mata-mata itu pergi.Beberapa saat kemudian, Adjie pun menghela napas. Dia tidak menyangka pasukan utara ternyata berniat untuk bersekutu dengan Desa Riwut. Namun, setelah berpikir sejenak, dia langsung memahami tujuan mereka yang hanya ingin memanfaatkan perampok Desa Riwut untuk men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3174

    Tepat saat Adjie hendak pergi melihat keadaannya, salah satu anak buahnya yang bertugas berjaga di luar tiba-tiba berlari mendekat dan berkata, "Bos, kami menemukan ada mata-mata dari pasukan utara di depan, haruskah kita menangkapnya?"Adjie tertegun sejenak saat mendengar ada mata-mata, lalu bertanya-tanya apakah pasukan utara berniat mengirim mata-mata untuk menyelidiki keadaan di sini. Dia bertanya dengan pelan, "Mereka mengirim berapa banyak mata-mata?"Saat sedang berperang, jumlah mata-mata yang dikirim selalu berbeda. Jika untuk membawa laporan militer yang sangat mendesak, biasanya mata-mata yang dikirim akan beberapa orang sekaligus untuk memastikan pesannya bisa sampai ke tangan pemimpin tepat waktu.Anak buah itu tertegun sejenak, lalu berkata, "Hanya satu orang."Adjie tersenyum, tetapi dia juga merasa bingung saat mendengar mata-matanya hanya satu. Jangan-jangan ini hanya mata-mata biasa? Memikirkan hal itu, dia berkata dengan pelan, "Bawa dia ke hadapanku, cepat!""Siap!

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3173

    Melihat Zaki yang kembali tenang, Darsa langsung menghela napas lega. Situasi seperti ini memang cukup merepotkan, tetapi dia juga tidak menyangka kekuatan lawan benar-benar begitu hebat. Mereka bahkan berhasil mengalahkan pasukan besar Zaki dan juga mencuri kuda yang ditinggalkan. Memikirkan hal ini, dia kembali menghela napas karena malu.Setelah kembali ke tenda, Zaki yang kehilangan selera makannya langsung mengernyitkan alis dan berkata dengan pelan, "Tuan Darsa, cepat katakan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Joko yang berdiri di samping tetap tidak berbicara, tetapi ekspresinya terlihat penuh dengan harapan. Menurutnya, jika Darsa sudah berani berkata seperti ini, berarti Darsa pasti sudah memiliki solusinya.Melihat kedua orang ini menaruh harapan besar padanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Sebenarnya masalah ini mudah saja, hanya saja agak merepotkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kita harus mengirim orang bernegosiasi dengan para perampok di Desa Riwut dulu. Kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3172

    Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status