Selesai mengatakan ini, Biksu Baju Hijau menggeleng sambil mengembuskan napas. Menurutnya, kemampuan meramalnya sangat hebat dan tidak tertandingi. Akan tetapi, sekarang dia malah gagal membaca takdir Wira. Hal ini membuatnya merasa tidak berdaya."Maaf sekali. Aku cukup yakin diri sendiri punya kemampuan untuk meramal orang dan dunia, tapi ... malah membuat diri sendiri malu hari ini," ujar Biksu Baju Hijau dengan pasrah.Di sisi lain, perasaan Wira telah bergejolak. Yang dikatakan biksu ini tidak salah. Dia sudah hidup di dunia ini selama 3 tahun, yang berarti dirinya sudah meninggal 3 tahun lalu. Dia bisa berada di sini karena melakukan perjalanan waktu.Wira tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang hal ini. Ini adalah rahasia terbesarnya. Namun, Biksu Baju Hijau berhasil mengetahui semuanya.Wira sungguh terkesiap. Ternyata, memang ada orang seajaib itu di dunia ini? Bahkan, Wira tiba-tiba diramal saat sedang jalan-jalan santai?Namun, sepertinya bukan hanya biksu ini yang bisa
Jelas-jelas Biksu Baju Hijau makan begitu banyak kemarin. Wira pun merasa aneh melihatnya.Selesai makan, Biksu Baju Hijau ingin berkeliling, jadi Wira membawanya dan menceritakan banyak hal di Dusun Darmadi.Sementara itu, Biksu Baju Hijau merasa sangat terharu saat melihat para penduduk yang hidup dengan bahagia, juga melihat Wira memperlakukan mereka layaknya keluarga."Andai saja dunia ini seperti Dusun Darmadi ...," ucap Biksu Baju Hijau sambil tersenyum. Tatapannya dipenuhi kekaguman.Wira hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Dia tidak melihat ada kilatan aneh pada sorot mata si biksu, seolah-olah telah membuat keputusan.Setelah berkeliling, mereka tiba di arena pelatihan. Di sini adalah tempat Danu dan Doddy mengajari ilmu bela diri. Ada banyak anak-anak yang belajar di sini untuk memperkuat tubuh mereka. Tentunya, Danu dan Doddy akan fokus membina anak-anak yang memiliki bakat bela diri."Teknik tinju Dirga memang luar biasa dan terkandung unsur Tao. Meskipun terlihat agak
Tinju ini sudah cukup untuk membunuh seekor banteng, tetapi Biksu Baju Hijau malah bergeming! Benar, tidak bergerak sedikit pun!Biksu Baju Hijau masih mempertahankan postur sebelumnya sambil menahan serangan Doddy. Jelas-jelas semua orang mengira tinju Doddy sudah begitu kuat, tetapi malah ditahan begitu saja. Sungguh di luar nalar!Doddy juga berpikiran sama. Padahal Biksu Baju Hijau terlihat begitu kurus sampai-sampai dia sempat takut akan membunuhnya. Dia juga yakin serangan ini cukup untuk mematahkan lengan Biksu Baju Hijau. Alhasil, cengkeraman lawan malah bak gunung besar yang menimpa tangannya!"Sudah mengerti sekarang?" tanya Biksu Baju Hijau sembari tersenyum. Ekspresinya tampak sangat datar, seolah-olah semua ini tidak ada apa-apanya.Semua orang tercengang melihat situasi ini. Doddy menarik napas dalam-dalam. Ketika mengepalkan tangannya kembali, dia merasakan kebas sehingga tahu ini bukan mimpi."Kenapa bisa sekuat ini?" gumam Doddy yang membelalakkan mata. Dia menjadi dip
Di mata orang luar, Danu dan Doddy bagaikan beruang buta yang dipermainkan oleh Biksu Baju Hijau.Melihat ini, Wira pun makin terkejut. Apabila Biksu Baju Hijau benar-benar ingin menyerang, mungkin Danu dan Doddy sudah tewas sejak tadi.Danu dan Doddy tentu mengetahuinya. Mereka mencoba yang terbaik untuk memaksa Biksu Baju Hijau menggunakan kehebatan aslinya. Sayangnya, tidak peduli cara apa yang digunakan, mereka tetap gagal.Pada akhirnya, Biksu Baju Hijau menangkap keduanya dan mengempaskan ke kejauhan. Sesudah itu, dia pun tertawa terbahak-bahak."Sudah, jangan bertarung lagi. Kalian nggak akan bisa menang dariku. Gimana? Sudah percaya, 'kan?" tanya Biksu Baju Hijau. Kini, semua orang tentu memercayai kehebatannya."Tuan, kamu benar-benar misterius," ujar Wira segera. Mendengar ini, Biksu Baju Hijau melambaikan tangannya sambil menyahut, "Ini bukan apa-apa."Begitu mendengarnya, Wira menjadi makin terkejut. Bukan apa-apa? Danu dan Doddy merupakan petarung hebat, tetapi malah diper
Setelah Biksu Baju Hijau selesai berbicara, Wira menggelengkan kepalanya karena tidak mengerti. Wira menatapnya dengan bingung. Apakah ada orang yang mengendalikan aturan dunia? Hal seperti ini tidak seharusnya ada.Biksu Baju Hijau tergelak dan berucap, "Wira, sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu. Hampir semua hal yang kamu alami diketahui olehku. Tentunya, aku bukan penguntit aneh.""Aku hanya merasa kamu bukan orang biasa, juga benar-benar kagum padamu yang bisa melakukan begitu banyak hal untuk masyarakat."Wira menarik napas dalam-dalam sebelum bertanya, "Tuan, apa di dunia ini benar-benar ada begitu banyak orang sehebat dirimu? Mereka mengawasi dunia ini?"Wira awalnya tidak peduli, tetapi menjadi penasaran setelah mendengar penjelasan Biksu Baju Hijau. Baik kemampuan meramal ataupun kemampuan bela dirinya, Biksu Baju Hijau sungguh luar biasa.Begitu mendengarnya, Biksu Baju Hijau mengangguk dan membalas, "Seharusnya masalah seperti ini nggak diberitahukan kepadamu karena ka
"Kekacauan dunia yang terjadi pada masa itu benar-benar membuat manusia sengsara. Peristiwa ini membuat para pemimpin besar merasa sedih, jadi mereka memutuskan untuk bertarung sampai mati.""Hari itu, pertempuran sengit antara orang-orang dunia persilatan pun terjadi. Semuanya bertarung sekuat tenaga, dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Akhirnya, mereka semua sama-sama menderita kerugian. Awalnya ada puluhan ribu orang, tapi tersisa kurang dari 10.000 orang setelah pertarungan."Setelah mendengar penjelasan ini, Wira sungguh tercengang. Kurang dari 10.000 orang selamat dari pertarungan yang awalnya melibatkan puluhan ribu orang. Sungguh tragis. Selain itu, mereka semua adalah ahli bela diri.Ketika Wira masih merasa terkejut, Biksu Baju Hijau meneruskan, "Orang-orang yang tersisa ini sangat menderita. Mereka kehilangan keluarga dan teman, tapi nggak mendapatkan apa pun. Sebenarnya, kekuasaan adalah racun paling berbahaya. Hal ini membuat orang-orang kehilangan jati diri.""
Wira menatap Biksu Baju Hijau, lalu bertanya, "Tuan, maksudmu, aku akan mati jika Sekte Gunung yang mengendalikan dunia?"Biksu Baju Hijau menghela napas. Tampak ketidakberdayaan pada ekspresinya saat membalas, "Kali ini berbeda dari biasanya, pewaris Sekte Langit dan Sekte Gunung telah ditentukan sejak lahir. Parahnya, pewaris kami mengidap penyakit yang sulit disembuhkan. Sudah pasti bukan lawan mereka.""Kalau bukan karena masalah ini, aku nggak mungkin mencarimu dan memberitahumu semua ini. Justru karena Sekte Langit sudah pasti kalah, makanya aku ingin kamu berhati-hati. Metode yang digunakan Sekte Gunung sangat sederhana. Mereka akan mendukung pihak yang bisa menaklukkan dunia dengan mudah. Dilihat dari kejadian sebelumnya, Kerajaan Ahola adalah yang termudah.""Mungkin, begitu Sekte Gunung memegang kendali, mereka akan langsung membunuhmu dan Ratu. Tanpa dirimu, Dusun Darmadi akan kacau balau. Meskipun Kerajaan Ahola nggak menyerang, kalian juga nggak bisa bertahan lama, begitu
Tidak ada yang menyangka bahwa ada hal seperti itu di dunia ini. Wira awalnya mengira dia bisa hidup tenang selama beberapa tahun, tetapi malah muncul Sekte Langit dan Sekte Gunung.Parahnya, yang memegang kendali atas dunia ini bukan lagi Sekte Langit, melainkan Sekte Gunung. Wira sungguh gusar memikirkan semua ini.Wira tidak ingin menjadi penguasa dunia, juga tidak ingin ditindas. Kalau tidak ditangani dengan baik, Sekte Gunung mungkin akan membunuh dirinya.Wira mengerti tujuan Biksu Baju Hijau memberinya buku rahasia. Yang pertama untuk menaklukkan dunia agar dunia damai secepat mungkin. Setelah Kerajaan Nuala bersatu kembali, Sekte Gunung pun tidak akan ikut campur urusan duniawi.Yang kedua, jika Wira tidak berniat untuk menguasai dunia, dia bisa memperkuat diri dan melindungi diri sendiri. Sepertinya, Biksu Baju Hijau benar-benar memahami dirinya.Wira merasa tidak berdaya. Dia hanya bisa bertindak sesuai dengan spekulasinya. Jadi, hal pertama yang dilakukannya adalah berlatih
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m