Share

Bab 1056

Penulis: Arif
Yudha semakin bingung setelah mendengar reaksi Jihan. Apa maksudnya semua yang dikatakan Ratu? Apa maksudnya Yudha tidak membuatnya kecewa? Jangan-jangan Ratu hanya mengetesnya?

"Ratu, apa maksud Anda?" tanya Yudha dengan ragu-ragu. Mendengar perkataan ini, Jihan hanya menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Yudha, aku nggak pernah mengkhianati Kerajaan Nuala ataupun mendiang Raja. Baik itu dulu ataupun kelak ... aku membutuhkan bantuanmu!"

Yudha hanya terdiam dengan kebingungan mendengarnya. "Yang Mulia, aku tetap tidak mengerti.

Jihan kembali menjelaskan, "Aku sudah diam-diam menemui kakakku dan mencapai kesepakatan dengannya. Aku meminta bantuannya, lalu setelah negara ini aman, aku akan membiarkannya mengambil alih Kerajaan Nuala. Ini adalah janjiku. Tapi ... aku hanya pura-pura menyetujuinya, apa kamu mengerti?"

Mendengar penjelasannya, Yudha terkejut. "Bukankah ini ... sama saja dengan mengundang penjahat? Kalau Keluarga Barus ikut campur tangan dalam pemerintahan, takutnya kita
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1057

    Terlebih lagi, Jihan dibesarkan di Keluarga Barus, bagaimana dia bisa setega itu?Jihan tersenyum sambil meneteskan air mata. "Aku juga tidak ingin mengambil keputusan ini, tapi apakah kamu menyuruhku menyerahkan Kerajaan Nuala begitu saja? Aku memang bisa saja melakukan hal seperti itu. Paling-paling aku hanya akan dianggap tidak berguna, aku tidak keberatan. Setidaknya dengan menyerahkannya pada Keluarga Barus, aku dan Jefry akan aman seumur hidup.""Tapi aku sudah berjanji pada mendiang Raja untuk menjaga Kerajaan Nuala demi Keluarga Larasati, aku tidak bisa mengingkar janji! Kalau kamu bersedia membantuku, aku akan berterima kasih padamu terlebih dahulu. Kalau kamu tidak bersedia, aku juga tidak menyesal," tanya Jihan pada Yudha.Yudha hanya menghela napas. Setelah itu, dia merenung cukup lama sebelum mengangguk menyetujuinya. "Baiklah ... aku akan melaksanakannya," jawab Yudha pada akhirnya. Dia tidak punya alasan untuk menolak. Baik ini adalah demi kestabilan negara ataupun pesan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1058

    Saat memikirkan Wira, Farrel tersenyum dengan tatapan berbinar. Sigra juga mengangguk saat mendengar penilaian Farrel. "Baguslah kalau memang begitu. Wira bisa menangani Prabu, kebetulan kita juga bisa turun tangan untuk melawan Keluarga Juwanto."Farrel terkejut saat mendengar ucapan ayahnya. "Maksudnya, Ayah mau menyuruh Kakak untuk turun tangan?"Sigra menggelengkan kepala. "Nggak perlu, aku masih nggak ingin menunjukkan kekuatan kakakmu. Masih ada Wira yang bisa menghadapi Prabu, nggak ada orang lain yang patut ditakuti di wilayah tiga provinsi milik Keluarga Juwanto. Hanya dengan 50 ribu pasukan saja kita sudah bisa menghancurkan Keluarga Juwanto. Hubungi bibimu, suruh dia perintahkan Yudha untuk membantu sekuat tenaga. Jalankan misi ini secara rahasia. Dengan dikepung oleh dua pihak, Keluarga Juwanto pasti akan hancur kali ini!"Sigra mendengus dengan kilatan dingin dalam tatapannya. Kumar juga pasti tidak akan menduga rencana mereka ini!Pada saat bersamaan, Wira juga sudah tiba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1059

    Prabu benar-benar keterlaluan. Orang yang paling dibenci Taufik adalah Keluarga Juwanto! Jika bukan karena ingin merebut kekuasaan, Taufik mungkin sudah memimpin pasukannya untuk menghabisi semua Keluarga Juwanto."Sampaikan perintahku, suruh Harnold untuk melakukan penyergapan bersama 50 ribu pasukan di perbatasan dan kerja sama dengan Wira!" Setelah perintah Taufik disampaikan, 50 ribu pasukan Monoma pun mulai bergerak menuju perbatasan Provinsi Suntra. Namun, kabar ini langsung diketahui oleh Prabu."Tuan, pasukan Monoma sudah bergerak. Mereka mengerahkan 50 ribu pasukan untuk menyerang Provinsi Suntra!" Begitu pesan ini dilaporkan oleh mata-matanya, semua orang dalam tenda militer milik Prabu langsung gusar."Tuan, Taufik benar-benar tidak menyerah. Dia bahkan masih ingin menyerang Provinsi Suntra!""Tuan, 30 ribu pasukan kita pasti bisa mengalahkan semua 50 ribu pasukannya!"Para jenderal mulai bersahut-sahutan, tidak ada yang merasa gentar sama sekali. Sebaliknya, mereka justru m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1060

    Di perbatasan Provinsi Suntra, Prabu memimpin 30 ribu pasukannya untuk mendirikan tenda dan berkemah di tempat ini. Pada saat ini, Harnold juga sudah mendapat kabar bahwa Prabu mendirikan tenda di dekat sana.Dengan wajah muram, wakil jenderal Harnold berkata dengan suara berat, "Prabu malah benar-benar mendirikan tenda di sini!" Dia menatap Harnold dengan panik dan cemas, lalu melanjutkan, "Lalu kita harus bagaimana sekarang? Prabu membawa 30 ribu pasukan, jumlah mereka sangat banyak, kita tidak mungkin bisa melawan mereka ...."Melihat wakil jenderal yang tampak panik dan tak berdaya itu, Harnold hanya tersenyum tipis, lalu melambaikan tangannya saat berkata, "Hehe, nggak apa-apa! Kalau Prabu berani datang, dia hanya akan mati!""Hah?" Wakil jenderal Harnold keheranan. Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Kenapa begitu?"Harnold menjawab dengan tenang dan sambil terkekeh, "Tujuanku memang untuk menarik perhatian mereka ke sini. Kalau mereka berani datang, tamatlah riwayat mereka!""Tapi .

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1061

    Prabu langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Harnold. Dengan tatapan angkuh, dia berkata, "Hehe, kamu berani bicara seperti itu padaku? Sepertinya aku benar-benar nggak mengerti bagaimana pemikiranmu." Selanjutnya, Prabu kembali menyindir, "Apa kamu sudah lupa bagaimana aku mengalahkanmu sebelumnya?"Mendengar Prabu mengungkit masalah sebelumnya, ekspresi Harnold langsung menjadi sangat muram. Dengan kebencian yang terlintas pada matanya, Harnold berkata dengan suara berat, "Sebelumnya itu kamu cuma beruntung. Kamu kira kamu akan bisa beruntung setiap kalinya?"Prabu menatapnya dengan tatapan kejam, dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan berkata, "Aku hanya berbaik hati membebaskanmu saat itu. Kamu malah berani datang ke sini untuk memprovokasiku sekarang? Sepertinya kamu sudah bosan hidup. Kalau kamu nggak sabar mau mati, jangan salahkan aku bersikap kejam!"Sorot mata Prabu semakin beringas saat melihat Harnold, seolah-olah dia ingin menguliti semua pasukannya h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1062

    Prabu hanya merasa emosinya sudah meledak dibuat oleh Harnold. Dia bahkan ingin sekali menangkapnya sekarang dan langsung membunuhnya dengan sadis.Wajah Harnold juga tampak serius, dia mengernyit sambil bergumam, "Memangnya kenapa kalau mau bertarung? Lagi pula, kamu nggak akan bisa menang melawanku, kamu hanya cari mati saja. Asal tahu saja, jangankan 50 ribu pasukan, bahkan kalau ditambah 50 ribu lagi pun kamu bukan lawanku. Kalau mau membunuhmu, itu hanya semudah membalikkan telapak tangan!"Seketika, Prabu tampak sangat kesal. "Bocah, jangan-jangan kamu cuma bisa berkoar-koar di sini ya? Apa kamu nggak tahu kemampuanmu sendiri? Apa gunanya membual di sini?" Selanjutnya, Prabu menambahkan, "Kalau memang berani, kita bertarung saja di sini. Kita lihat saja, kalau nanti kamu menang, masih belum terlambat bagimu untuk omong besar seperti ini!"Tebersit kilatan dingin dalam sorot mata Harnold. Sambil menahan amarah dalam hatinya, dia membalas, "Hehe ... boleh saja!"Harnold melambaikan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1063

    Setelah itu, Prabu membawa pasukannya kembali ke tenda militer. Rencana Prabu telah gagal, dia tidak berhasil memenggal kepala Harnold sehingga amarahnya sangat membeludak saat ini.Prabu tiba di tenda militernya dengan hati yang dipenuhi dengan kemarahan. Tiba-tiba, Prabu memukul mejanya dengan marah, "Harnold sialan! Seharusnya aku nggak boleh percaya pada ucapannya! Si berengsek itu selalu saja berbohong!"Setelah memaki-maki Harnold, amarah Prabu tetap saja masih belum mereda. Namun pada saat ini, seorang prajurit berlari masuk ke tenda dengan cemas. Dia menyibakkan tirai tenda dan langsung buru-buru berlutut di hadapan Prabu. Prabu tentu saja terkejut melihat adegan ini.Dengan ekspresi serius, Prabu bertanya dengan suara berat, "Ada apa lagi?"Wajah prajurit itu langsung menjadi pucat. Dia berkata dengan terbata-bata, "Tuan Prabu, Harnold kembali dengan membawa pasukannya."Saat mendengar laporan tersebut, tatapan Prabu menjadi sangat serius. Dia berkata dengan nada mengejek, "He

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1064

    Sambil mengibaskan mantelnya, Prabu membalikkan badan dan bergegas keluar dari tenda. Dia memimpin sekelompok orang untuk pergi ke depan tenda. Sesuai dugaan, saat melihat Harnold, wajah pria itu terlihat sangat bangga saat berkata, "Hehehe .... Prabu, kamu ini benar-benar pengecut! Bisa-bisanya kamu kembali ke markasmu sendiri. Entah apa yang kamu pikirkan sebenarnya. Apakah ini yang disebut dengan pandai membual tapi tidak punya kemampuan? Dasar pengecut, ayo keluar untuk bertarung kalau kamu berani?"Begitu ucapan itu dilontarkan, wajah muram Prabu tiba-tiba terlihat kejam. Dia mengepalkan tangan dengan erat dan menggertakkan giginya dengan kesal. Berani-beraninya si berengsek ini memakinya seperti itu! Seorang pria sejati tidak akan membiarkan dirinya dihina-hina!Namun, di saat Prabu baru saja mempersiapkan pasukannya untuk bertarung dengan Harnold, Harnold malah kembali berbalik dan melarikan diri bersama para pasukannya. Adegan ini membuat Prabu kesal bukan main! Dia tidak bisa

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3006

    Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3005

    "Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3004

    Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3003

    "Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status