Mendengar ucapan Kemal, Ardi hanya menghela napas. "Benar, yang Mulia. Takutnya, kabar ini sudah beredar ke seluruh negeri sekarang ...."Memikirkan hal ini, Jihan semakin frustrasi."Keluarga Juwanto pasti akan mengumumkan masalah ini ke seluruh pelosok negeri. Dalam pemerintahan Ratu yang singkat ini, Ratu telah kehilangan dua provinsi. Sementara Keluarga Juwanto malah berhasil merebut salah satu provinsinya. Jelas sekali, mereka ingin menggunakan cara ini untuk mengundang kritikan kepada Ratu dan menimbulkan perebutan kekuasaan. Mungkin saja, Keluarga Juwanto juga akan mengungkit kembali masalah mendiang raja sebelumnya.""Hanya sedikit orang yang mengetahui kebenarannya. Rakyat hanya tahu bahwa Ratu kehilangan dua provinsi dan Keluarga Juwanto ... merebut kembali salah satunya ...," timpal Kemal. Meski mereka memang sudah tahu kenyataannya ini, tetap saja hal ini sangat membuat orang tertekan."Yang Mulia, masalah ini sudah telanjur terjadi, sekarang tidak bisa diperbaiki lagi. Saa
Jika Keluarga Barus turun tangan, mungkin bisa menyelesaikan situasi mendesak ini untuk sementara. Setidaknya Keluarga Juwanto tidak akan memiliki begitu banyak sumber daya untuk melawan kerajaan dan tidak terlalu banyak orang yang beralih ke pihak Keluarga Juwanto.Bagaimanapun, tidak ada yang ingin terlibat langsung dalam pertempuran saat ini. Namun, bagaimana jadinya kalau Keluarga Barus gagal? Ini akan menjadi bencana besar! Rencana ini memang tidak terlalu buruk, tetapi membuat Jihan menghela napas berat.Pasalnya, dia sudah bermusuhan dengan Keluarga Barus. Sama seperti Keluarga Juwanto, Keluarga Barus juga sudah lama mengincar posisi di Kerajaan Nuala. Khawatirnya, mereka tidak akan membantu Jihan begitu saja."Kemal, aku mengerti dengan maksudmu. Tapi ... ada satu hal yang belum kuberitahukan pada kalian. Aku sudah lama mengetahui posisi Keluarga Barus. Mereka ... juga menginginkan Kerajaan Nuala!" Begitu perkataan itu dilontarkan, Kemal dan Ardi sontak tercengang."Apa!" Merek
Kemal berlutut dengan cemas di lantai, dia benar-benar sakit hati melihat kondisi Kerajaan Nuala saat ini. Jihan juga merasa menderita, lantas dia menarik napas dan menggertakkan giginya. "Baik ... baiklah .... Tapi aku tidak berani menjamin bisa berhasil. Aku hanya bisa berusaha sebaik mungkin ...."Jihan juga sebenarnya sangat tak berdaya. Dia juga tahu bahwa ini adalah cara terbaik."Yang Mulia, manusia hanya bisa berusaha, langit yang akan menentukan hasilnya. Jika takdir memang menentukan Kerajaan Nuala harus terkena bencana, kita hanya bisa berpasrah ...," celetuk Kemal yang tidak tahu harus berkata apa lagi.Tiba-tiba Ardi menimpali, "Yang Mulia, masih ada satu hal lagi. Kali ini musuh kita adalah putra sulung Kumar, yaitu Prabu. Aku hanya pernah bertemu dengannya sekali. Meski dia ini genius, selama ini dia tidak pernah menampakkan diri, aku bahkan sudah lupa padanya ....""Sekarang dia malah turun tangan sendiri, berarti ... Keluarga Juwanto sudah bertekad ingin berjuang mati-
Itu sebabnya, para rakyat sangat marah!"Masalah ini memang berawal dari Keluarga Juwanto. Tapi, kalau dipikir-pikir, mereka pasti tahu Ratu nggak bisa mengelola pemerintahan dengan baik. Makanya, mereka ingin melengserkannya.""Ratu memang seharusnya dilengserkan! Mendiang Raja Bakir punya putra yang berbakat, atas dasar apa putranya nggak bisa menjadi penguasa?""Benar! Takhta ini seharusnya menjadi milik Pangeran Yahya, Ratu nggak berhak menjadi penguasa!""Aku semula mengira Ratu punya kemampuan untuk memerintah negara. Dilihat dari situasi sekarang, dia sepertinya hanya seorang idiot!"Berbagai komentar tersebar di Kerajaan Nuala. Para rakyat ini tidak mengetahui kebenarannya, tetapi mereka melihat fakta yang tak terbantahkan. Mereka bisa menilai siapa yang sudah mempermalukan Kerajaan Nuala.Pada saat yang sama, di istana Raja Monoma, Harnold sudah tiba untuk melaporkan masalah Provinsi Suntra kepada Taufik.Begitu mendengarnya, ekspresi Taufik seketika berubah drastis. Dia berse
Sigra cukup terkejut saat membaca surat tersebut. Tebersit kilatan dingin di matanya. "Hebat! Aku sudah meremehkan kalian, Keluarga Juwanto. Ternyata kalian begitu hebat!"Sigra tentu kaget. Kerajaan Monoma baru menduduki Provinsi Suntra beberapa hari, tetapi Keluarga Juwanto sudah merebutnya dari mereka. Kekuatan seperti ini sungguh mengejutkan.Farrel yang mengetahui kabar ini juga terkejut. Dia berkata dengan serius, "Ayah, dengar-dengar, yang menyerang kali ini adalah pasukan Prabu. Dia nggak menampakkan diri selama ini, ternyata dia diam-diam membina pasukan. Menurut rumor, pasukannya sama sekali nggak terluka. Hebat sekali!"Tidak ada yang menyangka bahwa Keluarga Juwanto akan tiba-tiba melancarkan serangan seperti ini. Meskipun terkejut, ini adalah kabar baik untuk Keluarga Barus. Dengan demikian, mereka baru punya kesempatan."Keluarga Juwanto memang nggak mengecewakanku. Sepertinya, mereka menunjukkan kemampuan yang sebenarnya karena sudah ingin menjatuhkan Kerajaan Nuala. Ini
Makna dan ucapan Sigra ini sangat mendalam, sampai Farrel agak terkejut mendengarnya. Benar! Apabila Kerajaan Nuala benar-benar hancur, yang paling dibutuhkan adalah bahan makanan. Sisanya tidak akan begitu penting lagi, baik itu impian ataupun pembalasan dendam!Meskipun sekarang belum waktunya, mereka yakin bahwa kehancuran itu sudah tidak lama lagi jika situasi seperti ini terus berlanjut."Jadi, kita harus menahan Keluarga Juwanto supaya reputasi mereka nggak makin besar. Kalau nggak, semua keluarga kaya akan berpihak kepada mereka. Kita juga harus mengembangkan keuangan kita dan mengumpulkan bahan makanan. Begitu perang merajalela, semua ini akan menjadi andalan kita," jelas Sigra.Farrel mengangguk sambil menyahut, "Ayah, kamu tenang saja. Kekayaan Keluarga Sigra jelas nggak bisa ditandingi oleh Keluarga Juwanto!"Farrel sangat percaya diri dalam hal ini. Pada dasarnya, kekayaan mereka sebanding dengan Kerajaan Nuala. Ada banyak sekali emas dan perak di gudang pribadi Keluarga Si
Surat ini bukan ditulis oleh orang lain, melainkan Jihan. Dia tidak menulis banyak, hanya menyuruh mereka datang ke ibu kota untuk mengobrol."Sepertinya, Bibi dalam masalah ...," ujar Farrel dengan ekspresi tidak tega.Sigra tentu paham. Hanya saja, dia menghela napas karena merasa agak kesal. "Hais ... dia menyuruh kita pergi untuk membantunya."Begitu membaca surat itu, Sigra sontak tahu tujuan Jihan. Saat ini, Keluarga Juwanto menyerang dengan ganas, sedangkan istana tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Jika Keluarga Barus membantu, Jihan baru bisa mengendalikan pemerintahan, bahkan bisa menyingkirkan Keluarga Juwanto.Pemikiran seperti ini tentu saja baik. Sayangnya, mana mungkin Sigra menyetujuinya?"Ayah, kalau begitu, kita pergi nggak?" tanya Farrel langsung.Sigra mengembuskan napas sebelum menjawab, "Tentu saja pergi. Kamu juga tahu sifat bibimu yang keras kepala. Kalau bukan karena benar-benar terdesak, dia nggak mungkin mencari kita. Tapi, bibimu melakukan semua ini demi
Jihan juga tidak bodoh. Dia tahu Keluarga Barus akan datang, tetapi pasti datang dengan membawa syarat. Bahkan, Sigra mungkin akan meminta Jihan untuk membantunya.Jihan tahu semua ini. Meskipun tahu sangat sulit, dia tetap ingin mencoba. Bagaimanapun, Kerajaan Nuala sangat membutuhkan Keluarga Barus sekarang."Meminta sesuatu? Ya ... benar juga ...." Saiqa menghela napas. Hal ini tidak perlu diragukan lagi.Karena sudah datang, Keluarga Barus tentu akan mengajukan syarat. Jika tidak, mana mungkin mereka bersedia membantu Ratu? Lagi pula, ambisi Keluarga Barus sama besarnya dengan Keluarga Juwanto."Sebenarnya, cara terbaik bagi mereka adalah nggak perlu datang. Dengan cara ini, mereka pun bisa mengambil kesempatan saat dunia benar-benar kacau. Kalau istana dan Keluarga Juwanto sama-sama rugi, hasilnya tentu akan menjadi yang terbaik untuk Keluarga Barus," ucap Jihan tanpa daya."Jadi, kenapa Keluarga Barus memilih untuk datang? Apa hanya untuk mengajukan syarat? Tapi, Yang Mulia, syar
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m