Share

Bab 1035

Penulis: Arif
Harnold dan para bawahannya sedang merayakan kemenangan mereka di dalam kota. Harnold mengangkat botol arak, lalu berseru kepada bawahannya dengan ekspresi gembira, "Hehe. Malam ini, kita minum sampai mabuk." Harnold tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya.

Wakil jenderal, Pahlevi, mengangkat gelas arak sambil bertanya kepada Harnold dengan ekspresi cemas, "Jenderal Harnold, apa kita nggak terlalu santai kalau bersenang-senang seperti ini setelah merebut kota?"

"Haha, ada aku di sini. Untuk apa kamu takut?" ucap Harnold dengan raut wajah bangga. Dia mengangkat gelas arak, lalu menenggaknya dan melanjutkan, "Tenang saja, nggak akan terjadi apa-apa."

Namun, Pahlevi yang masih merasa gugup bertanya lagi, "Bagaimana kalau mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk diam-diam menyerang kita?"

"Diam-diam menyerang kita?" kata Harnold dengan ekspresi sinis. Kemudian, dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dan meneruskan perkataannya, "Mereka nggak mungkin berani diam-diam menyerang kita. Sekarang,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1036

    Prabu menempatkan para prajurit untuk melakukan penyergapan di luar perbatasan Provinsi Suntra. Mereka hanya tinggal menunggu tengah malam untuk bertindak. Waktu berjaga setelah tengah malam biasanya tidak terlalu ketat. Memilih waktu itu untuk bertindak memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi.Apalagi, pasukan yang dipimpin oleh Prabu hanya 30 ribu pasukan, tetapi kekuatannya tidak perlu diragukan. Ini adalah pasukan elite dari Keluarga Juwanto. Jika benar-benar terjadi pertempuran, kekuatan 30 ribu pasukan ini bisa menandingi 80 ribu orang. Pasalnya, semua pasukan ini telah berlatih bela diri sejak kecil dan merupakan para ahli.Dengan kekuatan tempur sedemikian rupa, jangankan ada 20 ribu orang yang berjaga di Provinsi Suntra, bahkan jika ada 80 ribu pasukan juga mereka tidak akan gentar. Waktu terus bergulir, tengah malam pun telah tiba.Semua orang telah melakukan persiapan sedari tadi. Seiring dengan perintah Prabu, muncul 30 orang dari barisan pasukan tersebut. Ketiga pu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1037

    Oleh karena itu, kedua bersaudara itu sangat patuh dan tidak pernah mengungkit masalah warisan Keluarga Juwanto. Sebab, mereka tahu bahwa warisan Keluarga Juwanto tidak akan pernah menjadi bagian mereka. Semuanya adalah milik kakaknya ini!"Paman, setelah Provinsi Suntra jatuh di tangan kita, Ratu pasti akan sangat malu kali ini," ujar Yahya sambil tersenyum. Saat ini dia baru mengerti maksud dari pamannya dan merasa bangga dalam hati. Pamannya ini mungkin bukan seorang pahlawan, tetapi dia tidak kalah gagahnya dari seorang pahlawan! Bahkan cara yang tidak menguntungkan seperti ini saja bisa terpikirkan olehnya. Namun pada saat bersamaan, Yahya juga mulai berwaspada terhadapnya."Haha, Yahya, sepertinya Jihan kali ini nggak akan bisa membalikkan situasi lagi!" seru Kumar dengan kegirangan. Tentu saja, berita ini juga sudah tersebar hingga ke istana. Mendengar laporan ini, ekspresi Jihan sangat muram. Dia baru mengerti rencana sebenarnya dari Keluarga Juwanto."Dia menggunakan segala ca

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1038

    Mendengar ucapan Kemal, Ardi hanya menghela napas. "Benar, yang Mulia. Takutnya, kabar ini sudah beredar ke seluruh negeri sekarang ...."Memikirkan hal ini, Jihan semakin frustrasi."Keluarga Juwanto pasti akan mengumumkan masalah ini ke seluruh pelosok negeri. Dalam pemerintahan Ratu yang singkat ini, Ratu telah kehilangan dua provinsi. Sementara Keluarga Juwanto malah berhasil merebut salah satu provinsinya. Jelas sekali, mereka ingin menggunakan cara ini untuk mengundang kritikan kepada Ratu dan menimbulkan perebutan kekuasaan. Mungkin saja, Keluarga Juwanto juga akan mengungkit kembali masalah mendiang raja sebelumnya.""Hanya sedikit orang yang mengetahui kebenarannya. Rakyat hanya tahu bahwa Ratu kehilangan dua provinsi dan Keluarga Juwanto ... merebut kembali salah satunya ...," timpal Kemal. Meski mereka memang sudah tahu kenyataannya ini, tetap saja hal ini sangat membuat orang tertekan."Yang Mulia, masalah ini sudah telanjur terjadi, sekarang tidak bisa diperbaiki lagi. Saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1039

    Jika Keluarga Barus turun tangan, mungkin bisa menyelesaikan situasi mendesak ini untuk sementara. Setidaknya Keluarga Juwanto tidak akan memiliki begitu banyak sumber daya untuk melawan kerajaan dan tidak terlalu banyak orang yang beralih ke pihak Keluarga Juwanto.Bagaimanapun, tidak ada yang ingin terlibat langsung dalam pertempuran saat ini. Namun, bagaimana jadinya kalau Keluarga Barus gagal? Ini akan menjadi bencana besar! Rencana ini memang tidak terlalu buruk, tetapi membuat Jihan menghela napas berat.Pasalnya, dia sudah bermusuhan dengan Keluarga Barus. Sama seperti Keluarga Juwanto, Keluarga Barus juga sudah lama mengincar posisi di Kerajaan Nuala. Khawatirnya, mereka tidak akan membantu Jihan begitu saja."Kemal, aku mengerti dengan maksudmu. Tapi ... ada satu hal yang belum kuberitahukan pada kalian. Aku sudah lama mengetahui posisi Keluarga Barus. Mereka ... juga menginginkan Kerajaan Nuala!" Begitu perkataan itu dilontarkan, Kemal dan Ardi sontak tercengang."Apa!" Merek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1040

    Kemal berlutut dengan cemas di lantai, dia benar-benar sakit hati melihat kondisi Kerajaan Nuala saat ini. Jihan juga merasa menderita, lantas dia menarik napas dan menggertakkan giginya. "Baik ... baiklah .... Tapi aku tidak berani menjamin bisa berhasil. Aku hanya bisa berusaha sebaik mungkin ...."Jihan juga sebenarnya sangat tak berdaya. Dia juga tahu bahwa ini adalah cara terbaik."Yang Mulia, manusia hanya bisa berusaha, langit yang akan menentukan hasilnya. Jika takdir memang menentukan Kerajaan Nuala harus terkena bencana, kita hanya bisa berpasrah ...," celetuk Kemal yang tidak tahu harus berkata apa lagi.Tiba-tiba Ardi menimpali, "Yang Mulia, masih ada satu hal lagi. Kali ini musuh kita adalah putra sulung Kumar, yaitu Prabu. Aku hanya pernah bertemu dengannya sekali. Meski dia ini genius, selama ini dia tidak pernah menampakkan diri, aku bahkan sudah lupa padanya ....""Sekarang dia malah turun tangan sendiri, berarti ... Keluarga Juwanto sudah bertekad ingin berjuang mati-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1041

    Itu sebabnya, para rakyat sangat marah!"Masalah ini memang berawal dari Keluarga Juwanto. Tapi, kalau dipikir-pikir, mereka pasti tahu Ratu nggak bisa mengelola pemerintahan dengan baik. Makanya, mereka ingin melengserkannya.""Ratu memang seharusnya dilengserkan! Mendiang Raja Bakir punya putra yang berbakat, atas dasar apa putranya nggak bisa menjadi penguasa?""Benar! Takhta ini seharusnya menjadi milik Pangeran Yahya, Ratu nggak berhak menjadi penguasa!""Aku semula mengira Ratu punya kemampuan untuk memerintah negara. Dilihat dari situasi sekarang, dia sepertinya hanya seorang idiot!"Berbagai komentar tersebar di Kerajaan Nuala. Para rakyat ini tidak mengetahui kebenarannya, tetapi mereka melihat fakta yang tak terbantahkan. Mereka bisa menilai siapa yang sudah mempermalukan Kerajaan Nuala.Pada saat yang sama, di istana Raja Monoma, Harnold sudah tiba untuk melaporkan masalah Provinsi Suntra kepada Taufik.Begitu mendengarnya, ekspresi Taufik seketika berubah drastis. Dia berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1042

    Sigra cukup terkejut saat membaca surat tersebut. Tebersit kilatan dingin di matanya. "Hebat! Aku sudah meremehkan kalian, Keluarga Juwanto. Ternyata kalian begitu hebat!"Sigra tentu kaget. Kerajaan Monoma baru menduduki Provinsi Suntra beberapa hari, tetapi Keluarga Juwanto sudah merebutnya dari mereka. Kekuatan seperti ini sungguh mengejutkan.Farrel yang mengetahui kabar ini juga terkejut. Dia berkata dengan serius, "Ayah, dengar-dengar, yang menyerang kali ini adalah pasukan Prabu. Dia nggak menampakkan diri selama ini, ternyata dia diam-diam membina pasukan. Menurut rumor, pasukannya sama sekali nggak terluka. Hebat sekali!"Tidak ada yang menyangka bahwa Keluarga Juwanto akan tiba-tiba melancarkan serangan seperti ini. Meskipun terkejut, ini adalah kabar baik untuk Keluarga Barus. Dengan demikian, mereka baru punya kesempatan."Keluarga Juwanto memang nggak mengecewakanku. Sepertinya, mereka menunjukkan kemampuan yang sebenarnya karena sudah ingin menjatuhkan Kerajaan Nuala. Ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1043

    Makna dan ucapan Sigra ini sangat mendalam, sampai Farrel agak terkejut mendengarnya. Benar! Apabila Kerajaan Nuala benar-benar hancur, yang paling dibutuhkan adalah bahan makanan. Sisanya tidak akan begitu penting lagi, baik itu impian ataupun pembalasan dendam!Meskipun sekarang belum waktunya, mereka yakin bahwa kehancuran itu sudah tidak lama lagi jika situasi seperti ini terus berlanjut."Jadi, kita harus menahan Keluarga Juwanto supaya reputasi mereka nggak makin besar. Kalau nggak, semua keluarga kaya akan berpihak kepada mereka. Kita juga harus mengembangkan keuangan kita dan mengumpulkan bahan makanan. Begitu perang merajalela, semua ini akan menjadi andalan kita," jelas Sigra.Farrel mengangguk sambil menyahut, "Ayah, kamu tenang saja. Kekayaan Keluarga Sigra jelas nggak bisa ditandingi oleh Keluarga Juwanto!"Farrel sangat percaya diri dalam hal ini. Pada dasarnya, kekayaan mereka sebanding dengan Kerajaan Nuala. Ada banyak sekali emas dan perak di gudang pribadi Keluarga Si

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status