Setelah menempuh perjalanan jauh, kini akhirnya mereka telah sampai di bandara Incheon Seoul Korea Selatan, mereka sampai di Korea sudah malam. Alena yang sedang mengendong Kaendra dengan satu tangannya membawa satu koper.
Alice membawa semua barang – barang mereka dengan menggunakan troli khusus untuk mengangkut barang, mereka berjalan keluar dari bandara untuk memcari taksi. Mungkin Alena sangat beruntung, kebetulan di luar ada beberapa taksi yang masih kosong, Alena segera mendekati mereka dan menaiki salah satu dari mereka.
Alice di bantu oleh supir taksi untuk memasukkan barang belanjaannya ke dalam bagasi mobil.
“Terima kasih,” ucap Alice sambil menundukkan kepalanya dan tersenyum.
Sopir itu mengangguk dan setelah itu Alice masuk ke dalam mobil, Alena menyuruh sopir taksi itu menuju ke perumahan elite yang berada di Seoul.
Alena senantiasa memangku Kaendra
Alena terbangun dari tidurnya sudah menunjukkan pukul 11.00 kst, dan Kaendra masih tertidur di sampingnya dan tersenyum ternyata anaknya ini juga tukang tidur padahal kemarin di pesawat tidur sampai tiba di bandara, Alena mengelus pipi Kaendra sambil memanggil anaknya itu agar segera bangun.“Sayang, hei, Ken ayo bangun, sudah siang ini,” bisik Alena tepat samping kuping Kaendra.Kaendra yang terusik pun mengerjab – ngerjabkan matanya dan melihat sang mama yang tersenyum kepadanya.“Ma, Ken masih ngantuk tahu,” ucapnya.“Hei, nggak boleh kebanyakan tidur sayang, nggak baik juga, ayo bangun mandi lalu kita makan ke bawah,” ajak Alena.Mau tidak mau Kaendra harus bangun dan segera mandi, Alena membantu Kaendra mandi dan memakai bajunya. Setelah Ken sudah rapi kini giliran Alena membersihkan dirinya agar kembali fress.Alena dan Kaendra turun ke bawah untuk makan, karena semalam mereka juga tak makan ma
Malam hari sehabis makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga sambil melihat acara di tv, Kaendra yang duduk di samping Lee dan bermain dengan senang dan terlihat asik, Alena sangat senang karena Kaendra sangat mudah anaknya dan nggak mudah menangis saat berada di tempat yang baru.“Na, apa kamu sudah memikirkanya?” sang appa bertanya kepada Alena. Alena tahu apa yang sedang di maksud appanya.“Baik appa, aku akan mengantikan appa, tapi Alena juga masih belajar dan Alena harap appa mau mengajari Alena,” ucapnya.“Itu pasti Na, kalau begitu besok kita ke kantor untuk memperkenalkan kamu kepada semuanya, kamu siapkan?”“Ya, appa aku sudah siap,” ucap Alena yang mau tak mau memang ini yang harus dirinya pilih.Lee dan Sahira mengangguk senang karena Alena mau menerima keputusan mereka, dan untuk soal masalah Devin dan Alena, keduan
Nathan yang juga belum tidur masih setia menunggu balasan dari Alena, namun kenapa Alena sangat lama sekali membalas pesannya, Nathan yang masih mengharapkan cinta dari Alena, dirinya masih setia menunggu Alena.Dengan berbaring sambil memainkan hpnya, Nathan menatap kembali paesan dari Alena namun juga belum di balas dan hanya di baca saja, itu membuat Nathan menghembuskan nafas kasarnya, Nathan terbangun dan meninggalkan hpnya begitu saja di ranjang. Nathan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket karena keringat.“Alena, bagaimana dengan perasaanku yang masih sama sampai saat ini,” gumamnya di depan pantulan kaca Nathan berbicara sendiri.Nathan mengepalkan tangannya seakan ingin meninju seseorang, Nathan kembali memghebuskan nafasnya dan memejamkan matanya sebentar, berjalan ke arah showe dan menyalakannya, guyuran air dingin yang membuatnya kembali segar dan melupakan pikirinnya sejenak.
Jenny masih menemani Nathan minum di sofa, entah dari tadi Nathan hanya diam dan terus meminum wiski yang Jenny berikan tadi, Nathan sudah menghabiskan satu botol dan kini botol ke dua tinggal setengahnya, memang Nathan jago minum banyak tapi ini nggak baik buat kesehatan.Sedari tadi Jenny hanya menatap Nathan sambil meminum wiskinya sedikit demi sedikit, Jenny nggak mau mabuk yang ada nanti bisa berabe.“Nat, sudah ya minumnya, lebih baik kamu istirahat di kamar yang satunya,” ucap Jenny memperingati.Nathan hanya menatap sekilas Jenny dan meneruskan minumnya, Nathan masih ingin minum dan belum mau tidur, dirinya hanya ingin bisa melupakan Alena.“Nat, ayolah jangan kayak gini, besok juga harus kerjakan,” ucap Jenny kembali yang begusaha membujuk Nathan agar tak minum lagi.“Sebentar lagi Jen, lebih baik kamu kembali tidur lagi dan aku akan mengina
Alena menjalani harinya dengan di sibukkan oleh pekerjaan di perusahaan, terkadang untuk bermain dengan Kaendra saja tak bisa karena dirinya selalu pulang larut malam dan Kaendra sudah tertidur.Seperti malam ini Alena harus pulang larut malam lagj karena harus lembur.“Nona apa tak sebaiknya nona pulang dan di lanjutkan besok pagi saja,” ucap Kalista sekretaris baru Alena.“Tidak Ta, aku harus selesaikan malam ini juga, biar besok ganti dengan yang lainnya,” ucap Alena yang sibuk dengan berkas – berkasnya.“Baik nona, kalau begitu biar saya buatkan kopi untuk nona,” ucap Kalista sambil membungkukkan badannya, lalu keluar ruangan meninggakan Alena sendiri.Alena memang ingin membuat perusahaan appanya lebih terkenal ke luar negera lain sehingga banyak menjalin kerjasama.Kalista kembali masuk ke dalam ruangan Alena de
Pagi ini Alena bangun siang karena semalam pulang sudah jam 03.00 kst, sudah menjelang pagi. Kebetulan hari ini weekend, Alena ingin menghabiskan waktunya dengan istirahat.Alena turun dari ranjang langsung berjalam menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya, sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena masih mengantuk.“Arrgghh! Sial badan aku jadi sakit semua,” ucapnya sambil berkaca yang ada di kamar mandi.Alena lalu melepas baju tidur, berjalan ke bawah shower dan menyalakan air hangat agar badannya lebih terasa baikkan.“Hah! Sudah lama aku tidak merasakan kerja secapek ini,” ucap Alena kembali sambil mengusap wajahnya yang terkena guyuran air.Selesai mandi Alena keluar dengan menggunakan bathrobe dengan rambutnya di gulung dengan handuk agar cepat kering di keringkan dengan hairdayer.Tokk tokk tokk“Masuk,” ucap Alena dengan berteriak.Pintu terbuka dan menampakkan Alice
“Pagi ma,” ucap Kaendra yang sudah duduk sambil meminum susunya.“Pagi juga sayang, nenek sama kakek kemana?” tanya Alena mencium ke dua pipi Kaendra.“Mereka pergj keluar dari pagi nona, Alice juga nggak tahu mau kemana soalnya juga nggak bilang,” ucap Alice.Alena hanya mengangguk mengerti, Alena duduk di samping Kaendra sambil mengambil roti dan di olesi dengan selai coklat.Setelah selesai sarapan Alena mengajak Kaendra untuk bermain di halaman belakang dekat dengan kolam renang, seperti biasa jika hari minggu Alena tak sibuk maka akan menemani anaknya bermain.“Alice, gimana dengan rencana kamu?” tanya Alena menoleh ke Alice yang berada di samping Kaendra.“Iya nona, Alice baru mendaftar ke university dan Alice juga di terima mungkin besok sudah mulai masuk,” ucap Alice senang.
Seperti biasa setiap pagi Devin bangun dan bersiap untuk pergi ke perusahaannya yang ada di Seoul. Devin baru meresmikan perusahaan barunya dalam satu tahun di Seoul, sebenarnya di Korea juga ada anak perusahaan milik ayahnya, namun Devin ingin mendirikan perusahaan dari jerih payahnya sendiri, walaupun nantinya akan memimpin dua perusahaan.“Tuan, apa sudah siap untuk pergi ke kantor?” tanya Evan yang sedang berdiri di samping Devin.Devin baru saja menyelesaikan sarapannya yang telah di siapkan oleh bibi tadi.“Sudah, ayo kita berangkat, oh iya, Evan gimana dengan berkas yang aku suruh kemarin?” tanya Devin menoleh ke Evan.“Semuanya sudah beres tuan, dan kita tinggal mengirimkan berkas itu untuk menjalin kerjasama,” ucap Evan.“Tapi kamu nggak salah buat nama perusahaan kita yang barukan?” tanya Devin memastikan kembali.&