Pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk Devin dan Kaendra, kami sudah menempati rumah baru kami di Seoul dan untuk saat ini mungkin Devin juga akan bolak balik Seoul-Hamburg karena Devin akan mengalihkan perusahaan pusat di Seoul bukan di Hamburg lagi. Jujur saja aku tidak masalah kembali ke Hamburg namun aku juga memiliki tanggung jawab dimana aku juga mengurus perusahaan milik appa tapi untuk beberapa waktu masih aku yang memegang dan ke depannya jika urusan Devin sudah beres maka aku akan berhenti dan Devin yang akan mengurusnya.“Sayang, mungkin nanti malam aku akan kembali ke Hamburg, kamu enggak apa-apa kan aku tinggal dulu dengan Kaendra sendiri di rumah,” ucap Devin yang baru saja datang.Aku tersenyum pada Devin dan menggelengkan kepalaku. “Tidak apa-apa Dev, aku tahu urusan kamu banyak dan pasti kamu banyak pekerjaan pula lagi pula aku juga ada Alice yang bisa menjaga Kaendra,” ucapku.“Terima kasih sayang, kamu sudah mengerti akan keadaanku,” ucapnya.Sedangkan aku hanya meng
Akhirnya aku sampai di Hamburg bersama dengan Evan. Aku langsung menuju rumah mama dan papa karena paling dekat, aku juga ingin istirahat sebentar sebelum mengurus semuanya. Sedangkan Evan juga aku suruh untuk menginap di sini saja dari pada dia harus kembali ke apartemennya karena aku tahu dia juga pasti sangat lelah.Aku langsung menuju ke dalam kamarku dan merebahkan tubuhku di atas ranjang, rasanya sangat nyaman dan aku pun memejamkan mataku. Bahkan aku sampai lupa untuk memberi kabar pada Alena.Sore harinya aku terbangun, aku meraih hpku dan langsung mengirimkan pesan pada Alena. Aku kembali ke rumah mama dan papa aku, dan besok aku baru kembali ke perusahaan dan mengurus semuanya dan di sini papa juga ikut membantuku walauoun sepenuhnya di sini aku yang bertanggung jawab. Aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku, rasanya sangat menyegarkan saat badanku diguyur oleh air dingin.Saat aku keluar dari kamar mandi tiba-tiba saja hpku berbunyi dan me
Hari-hariku aku habiskan bekerja di kantor dan setelah pulang dari kantor aku habiskan waktuku bersama dengan Kaendra karena aku tidak mau jika anakku kekurangan kasih sayang dariku. Sedangkan Devin masih di Hambrug, dia masih sibuk dengan pekerjaannya juga. Setiap malam sebelum aku tidur menyempatkan meneleponku dan Kaendra. Aku bahagia menikah dengannya dab tidak ada penyesalan walaupun kami harus melewati berbagai rintangan namun ke depannya masih banyak rintangan yang akan kita lalui.Hari ini weekend, aku mengajak Kaendra dan Alice untuk pergi jalan-jalan. Ya, aku ingin menghabiskan waktuku bersama dengan anakku. Eomma dan appa mereka sedang ke Busan untuk menghadiri acara pernikahan dan juga acara arisan teman eomma, selama beberapa hari ini memang aku tinggal di rumah eomma dan appa saat Devin kembali ke Hamburg.“Nona, kapan tuan kembali? Bukankah ini sudah satu minggu?” tanya Alice.“Mungkin beberapa lagi Alice, dia masih sibuk lagi pula tidaklah mudah untuk mengurus semua
Malam ini aku duduk sendirian di taman halaman belakang setelah menidurkan Kaendra, malam ini aku pulang ke rumahku dan Devin. Karena Devin sempat memberiku kabar jika ia akan kembali ke Seoul, dan tadi sore aku memutuskan untuk mengajak Kaendra dan Alice kembali ke sini. Aku tidak bisa tidur jadi aku memutuskan turun ke bawah dan saat ini aku di sini sendirian. Manatap langit yang berwarna biru tua dengan bintang-bintang yang bertaburan di langit dan terlihat sangat indah. Aku tersenyum kecil, aku menghela nafas.“Kenapa ada di sini? Apa kamu tidak kedinginan,” ucap seseorang dan aku juga sangat mengenal suaranya. Aku menoleh ke belakang dan tersenyum kecil melihat Devin yang sudah ada di belakangku. Aku pun langsung beranjak dari dudukku dan memeluk Devin dengan erat.“Kamu sudah kembali? Kenapa tidak meneleponku, jadi aku bisa menjemput kamu ke bandara,” ucapku.Devin melepaskan pelukanku dan mencium bibirku sebentar. “Aku ingin memberimu kejutan jadi aku tidak memberi tahu kamu ka
Kami masih saling mengejar kenikmatan di atas sofa ruang kerja Devin, Devin terus melakukannya tanpa berhenti. Aku rasa Devin tidak lelah bahkan dia terus menggodaku agar aku kembali menginginkannya. Beruntung saja ruangan kerja Devin ini kedap suara jadi tidak ada yang bisa mendengarkannya sama sekali.“Dev, apa kamu tidak lelah?” tanyaku pelan, karena jujur saja tubuhku sudah lemas karena aku sudah keluar berkali sedangkan Devin baru beberapa kali namun dia masih kuat saja.“Why? Apa kamu lelah sayang? Kalau begitu kita pindah saja ke kamar,” ucap Devin.Devin lalu menggendongku ala bridel style ke kamar kita berdua dalam keadaan sama-sama bugil, beruntung saja semua penghuni rumah ini sudah pada tidur. Devin merebahkan tubuhku di ranjang dan dia juga merebahkan tubuhnya di sampingku.“Tidurlah sayang, kita istirahat sebentar. Nanti kita lanjutkan lagi, karena aku masih menginginkan dan aku akan membuatmu di kamar seharian,” ucap Devin, lalu dia mencium keningku dengan lembut dan me
Di sinilah aku saat ini bersama dengan Devin, sedangkan Kaendra bersama dengan Alice di Seoul bersama orang tuaku. Aku dan Devin di Maldives selama satu minggu untuk honeymoon, saat ini aku dan Devin berada di Atmosphere Kanifushi Maldives. Di sini sangatlah indah, aku tidak menyangka jika Devin memilih tempat sebagus ini sebagai tempat honeymoon kami. Di mana air laut yang terlihat jernih dengan warna kehijau-hijauan dan hotel di atasnya.“Apa kamu menyukainya?” tanya Devin yang tiba-tiba memeluk tubuhku dari belakang.Aku tersenyum simpul dan menoleh ke belakang. “Tentu saja aku sangat menyukainya Dev, tempatnya sangat indah, rasanya aku juga ingin tinggal di sini,” ucapku.“Apa pun akan aku lakukan untukmu sayang asal kamu bahagia dan tetap berada di sampingku untuk selamanya,” ucap Devin, dia juga mencium tengkukku.Sebenarnya kami juga baru saja sampai di sini akan tetapi Devin sudah memesan tempat ini jauh-jauh hari melalui website agar mendapatkan satu kamar di sini karena
Siang ini aku dan Devin masih berbaring diatas ranjang dan rasanya sangat malas untuk pergi ke luar untuk mencari makan siang. Badanku rasanya juga masih lemas dan pegal-pegal, bagaimana tidak? Jika Devin terus meminta padaku dan kami baru satu jam berhenti istirahat dan itu pun aku yang meminta karena aku benar-benar sangat lelah dan area intiku juga rasanya sakit.Aku lebih memilih memejamkan mataku walau sebenarnya aku tidak tidur, aku juga bisa mendengarkan Devin yang berbicara padaku. Ya, Devin memainkan hpnya, aku juga tidak tahu apa yang sedang dia lakukan dengan hpnya, mungkin saja sedang membalas email dari kliennya atau ada chat masuk mungkin dari Evan, aku tidak mau menganggunya.“Sayang,” panggil Devin.“Hm, ada apa Dev,” ucapku, namun mataku masih terpejam dan bahkan aku juga masih membelakangi Devin.“Aku lapar? Apa kamu tidak lapar hm? Bagaimana kalau kita keluar cari makan,” ucapnya.“Tapi aku malas untuk berjalan keluar Dev,” ucapku. Lalu aku memutar tubuhku menghadap
Siapa yang tidak bahagia jika suaminya selalu memanjakan istrinya, begitu juga denganku. Saat ini aku sangat bahagia, memiliki Devin suami yang sangat aku cintai dan sayangi walau lika-liku perjalanan cinta kami yang sangatlah panjang, akan tetapi kini kami sudah bahagia. Pagi ini aku masih bermalas-malasan di atas ranjang, bergumul dengan selimut sedangkan Devin sedang sibuk dengan laptopnya namun sesekali dia menoleh ke arahku dan tersenyum padaku.“Sampai kapan kamu akan menyelesaikan pekerjaanmu Dev,” ucapku dengan malas.Devin kembali menoleh ke arahku sebentar, lalu fokus kembali ke laptopnya. “Sebentar lagi sayang, memangnya ada hm?” tanyanya tanpa melihatku.“Entahlah, aku hanya ingin di peluk sama kamu,” ucapku, dan Devin hanya mengangguk-anggukan kepalanya.“Sabar sayang, sebentar lagi,” ucapnya, aku meraih hpku di atas nakas, aku membuka lesan dari Alice dimana dia mengirimkan foto bersamanya dengan Kaendra. Ya, mereka habis jalan-jalan bersama dengan eomma dan appa ke