Hari terus berganti dan pagi ini dimana pernikahanku dengan Devin akan dilaksanakan, aku menunggu appa menjemputku dan membawaku ke atas altar. Aku bahagia dimana saatnya aku menikah bersama dengan Devin dan aku juga enggak perlu repot-repot bermain petak umpet seperti dulu untuk menghindari Devin agar aku tak bertemu dengannya namun sekarang justru aku akan menikah dengannya dan hidup bahagia dengan keluarga kecilku nanti.“Nona kamu sangat terlihat cantik,” ucap Alice yang baru saja masuk bersama dengan Kaendra.Aku menoleh ke arah Alice dan Kaendra, aku tersenyum kecil pada mereka. “Terima kasih Alice pujiannya, kamu bisa saja,” ucapku.“Iya, benar. Mama hari ini sangat cantik dan papa juga sangat tampan tadi Kaendra melihatnya,” ucap Kaendra anakku yang tampan dan pintar. Ya, semuanya mirip Devin mulai wajah dan kepintaran anakku.Tak lama kemudian appa masuk ke dalam kamarku untuk menjemputku, sengan di gandeng appa ke atas altar bertemu dengan Devin yang sudah menungguku sedari
Pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk Devin dan Kaendra, kami sudah menempati rumah baru kami di Seoul dan untuk saat ini mungkin Devin juga akan bolak balik Seoul-Hamburg karena Devin akan mengalihkan perusahaan pusat di Seoul bukan di Hamburg lagi. Jujur saja aku tidak masalah kembali ke Hamburg namun aku juga memiliki tanggung jawab dimana aku juga mengurus perusahaan milik appa tapi untuk beberapa waktu masih aku yang memegang dan ke depannya jika urusan Devin sudah beres maka aku akan berhenti dan Devin yang akan mengurusnya.“Sayang, mungkin nanti malam aku akan kembali ke Hamburg, kamu enggak apa-apa kan aku tinggal dulu dengan Kaendra sendiri di rumah,” ucap Devin yang baru saja datang.Aku tersenyum pada Devin dan menggelengkan kepalaku. “Tidak apa-apa Dev, aku tahu urusan kamu banyak dan pasti kamu banyak pekerjaan pula lagi pula aku juga ada Alice yang bisa menjaga Kaendra,” ucapku.“Terima kasih sayang, kamu sudah mengerti akan keadaanku,” ucapnya.Sedangkan aku hanya meng
Akhirnya aku sampai di Hamburg bersama dengan Evan. Aku langsung menuju rumah mama dan papa karena paling dekat, aku juga ingin istirahat sebentar sebelum mengurus semuanya. Sedangkan Evan juga aku suruh untuk menginap di sini saja dari pada dia harus kembali ke apartemennya karena aku tahu dia juga pasti sangat lelah.Aku langsung menuju ke dalam kamarku dan merebahkan tubuhku di atas ranjang, rasanya sangat nyaman dan aku pun memejamkan mataku. Bahkan aku sampai lupa untuk memberi kabar pada Alena.Sore harinya aku terbangun, aku meraih hpku dan langsung mengirimkan pesan pada Alena. Aku kembali ke rumah mama dan papa aku, dan besok aku baru kembali ke perusahaan dan mengurus semuanya dan di sini papa juga ikut membantuku walauoun sepenuhnya di sini aku yang bertanggung jawab. Aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku, rasanya sangat menyegarkan saat badanku diguyur oleh air dingin.Saat aku keluar dari kamar mandi tiba-tiba saja hpku berbunyi dan me
Hari-hariku aku habiskan bekerja di kantor dan setelah pulang dari kantor aku habiskan waktuku bersama dengan Kaendra karena aku tidak mau jika anakku kekurangan kasih sayang dariku. Sedangkan Devin masih di Hambrug, dia masih sibuk dengan pekerjaannya juga. Setiap malam sebelum aku tidur menyempatkan meneleponku dan Kaendra. Aku bahagia menikah dengannya dab tidak ada penyesalan walaupun kami harus melewati berbagai rintangan namun ke depannya masih banyak rintangan yang akan kita lalui.Hari ini weekend, aku mengajak Kaendra dan Alice untuk pergi jalan-jalan. Ya, aku ingin menghabiskan waktuku bersama dengan anakku. Eomma dan appa mereka sedang ke Busan untuk menghadiri acara pernikahan dan juga acara arisan teman eomma, selama beberapa hari ini memang aku tinggal di rumah eomma dan appa saat Devin kembali ke Hamburg.“Nona, kapan tuan kembali? Bukankah ini sudah satu minggu?” tanya Alice.“Mungkin beberapa lagi Alice, dia masih sibuk lagi pula tidaklah mudah untuk mengurus semua
Malam ini aku duduk sendirian di taman halaman belakang setelah menidurkan Kaendra, malam ini aku pulang ke rumahku dan Devin. Karena Devin sempat memberiku kabar jika ia akan kembali ke Seoul, dan tadi sore aku memutuskan untuk mengajak Kaendra dan Alice kembali ke sini. Aku tidak bisa tidur jadi aku memutuskan turun ke bawah dan saat ini aku di sini sendirian. Manatap langit yang berwarna biru tua dengan bintang-bintang yang bertaburan di langit dan terlihat sangat indah. Aku tersenyum kecil, aku menghela nafas.“Kenapa ada di sini? Apa kamu tidak kedinginan,” ucap seseorang dan aku juga sangat mengenal suaranya. Aku menoleh ke belakang dan tersenyum kecil melihat Devin yang sudah ada di belakangku. Aku pun langsung beranjak dari dudukku dan memeluk Devin dengan erat.“Kamu sudah kembali? Kenapa tidak meneleponku, jadi aku bisa menjemput kamu ke bandara,” ucapku.Devin melepaskan pelukanku dan mencium bibirku sebentar. “Aku ingin memberimu kejutan jadi aku tidak memberi tahu kamu ka
Kami masih saling mengejar kenikmatan di atas sofa ruang kerja Devin, Devin terus melakukannya tanpa berhenti. Aku rasa Devin tidak lelah bahkan dia terus menggodaku agar aku kembali menginginkannya. Beruntung saja ruangan kerja Devin ini kedap suara jadi tidak ada yang bisa mendengarkannya sama sekali.“Dev, apa kamu tidak lelah?” tanyaku pelan, karena jujur saja tubuhku sudah lemas karena aku sudah keluar berkali sedangkan Devin baru beberapa kali namun dia masih kuat saja.“Why? Apa kamu lelah sayang? Kalau begitu kita pindah saja ke kamar,” ucap Devin.Devin lalu menggendongku ala bridel style ke kamar kita berdua dalam keadaan sama-sama bugil, beruntung saja semua penghuni rumah ini sudah pada tidur. Devin merebahkan tubuhku di ranjang dan dia juga merebahkan tubuhnya di sampingku.“Tidurlah sayang, kita istirahat sebentar. Nanti kita lanjutkan lagi, karena aku masih menginginkan dan aku akan membuatmu di kamar seharian,” ucap Devin, lalu dia mencium keningku dengan lembut dan me
Di sinilah aku saat ini bersama dengan Devin, sedangkan Kaendra bersama dengan Alice di Seoul bersama orang tuaku. Aku dan Devin di Maldives selama satu minggu untuk honeymoon, saat ini aku dan Devin berada di Atmosphere Kanifushi Maldives. Di sini sangatlah indah, aku tidak menyangka jika Devin memilih tempat sebagus ini sebagai tempat honeymoon kami. Di mana air laut yang terlihat jernih dengan warna kehijau-hijauan dan hotel di atasnya.“Apa kamu menyukainya?” tanya Devin yang tiba-tiba memeluk tubuhku dari belakang.Aku tersenyum simpul dan menoleh ke belakang. “Tentu saja aku sangat menyukainya Dev, tempatnya sangat indah, rasanya aku juga ingin tinggal di sini,” ucapku.“Apa pun akan aku lakukan untukmu sayang asal kamu bahagia dan tetap berada di sampingku untuk selamanya,” ucap Devin, dia juga mencium tengkukku.Sebenarnya kami juga baru saja sampai di sini akan tetapi Devin sudah memesan tempat ini jauh-jauh hari melalui website agar mendapatkan satu kamar di sini karena
Siang ini aku dan Devin masih berbaring diatas ranjang dan rasanya sangat malas untuk pergi ke luar untuk mencari makan siang. Badanku rasanya juga masih lemas dan pegal-pegal, bagaimana tidak? Jika Devin terus meminta padaku dan kami baru satu jam berhenti istirahat dan itu pun aku yang meminta karena aku benar-benar sangat lelah dan area intiku juga rasanya sakit.Aku lebih memilih memejamkan mataku walau sebenarnya aku tidak tidur, aku juga bisa mendengarkan Devin yang berbicara padaku. Ya, Devin memainkan hpnya, aku juga tidak tahu apa yang sedang dia lakukan dengan hpnya, mungkin saja sedang membalas email dari kliennya atau ada chat masuk mungkin dari Evan, aku tidak mau menganggunya.“Sayang,” panggil Devin.“Hm, ada apa Dev,” ucapku, namun mataku masih terpejam dan bahkan aku juga masih membelakangi Devin.“Aku lapar? Apa kamu tidak lapar hm? Bagaimana kalau kita keluar cari makan,” ucapnya.“Tapi aku malas untuk berjalan keluar Dev,” ucapku. Lalu aku memutar tubuhku menghadap
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak