Share

Bab 25 Mata-mata Buta

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jangan sampai kehilangan jejak! Terus ikuti!" ucap salah seorang wanita dari sebuah ponsel yang volume suaranya difullkan itu.

Dibalik Arzov yang mengemudi mengikuti Firman, rupanya ada orang yang menyetirnya. Memberikannya arahan agar tidak melakukan kesalahan.

Sampai akhirnya Firman tiba di sebuah restoran yang mana alamatnya diam-diam telah Zsalsya kirim melalui sebuah pesan singkat sebelum menghubungi Firman.

Firman menepikan mobilnya, begitu juga dengan Arzov yang tak henti-hentinya terus menguntit dari belakang. Namun, posisi mobil mereka saat itu agar berjarak dan terhalang satu mobil lainnya yang entah mobil siapa.

"Di mana mereka duduk?" Firman berhenti sejenak. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh meja yang ada di ruangan itu.

Rosmala mengangkat kepalanya dan secara tak sengaja, bersamaan dengan itu ia memberitahukannya kepada Zsalsya.

"Itu Papamu sudah datang!" katanya.

Sontak, Zsalsya menoleh dan menghampiri Firman. Ia tidak mau jika Ayahnya sampai salah tempat. Terle
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 26 Ada Kejadian Yang Membuat Trauma

    "Papa, lebih baik jangan dulu menyetir. Biar Mas Endrick saja yang menyetir, mengantar Papa ke rumah!" ujar Zsalsya berinisiatif."Kalau begitu, kamu antar Mama pakai mobil itu!" sahut Endrick. Seketika Zsalsya langsung membelalak sembari menelan ludah."Kenapa?" tanya Endrick dengan kedua alis terangkat ke atas. Ia merasa aneh dengan Zsalsya."Bukannya kamu tidak bisa--....!"Belum selesai bicara, Zsalsya langsung memotong kalimat Firman yang belum selesai itu. "Tidak apa-apa, bisa kok, Pa!" ucapnya dengan agak ragu."Bagaimana, ya? Apa aku bisa menyetir lagi? Setelah kejadian itu ...," batin Zsalsya sembari membayangkan saat-saat kejadian dahulu.Sebetulnya, jika jauh dari lubuk hati yang terdalam, ia merasa khawatir dengan dirinya. Trauma itu masih ada dan tak kunjung menghilang. Tetapi, kini ...."Zsalsya mengepal erat-erat salah satu tangannya. Ia mencoba menguatkan sekaligus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa, walaupun keyakinan itu tak sepenuhnya ada."Nak, kalau kamu ti

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 27 Mimpi Buruk

    "Mau kamu apa, sih? Kenapa kamu membunuh Papa?!" teriak Zsalsya dengan air mata berlinang.Teriakan semakin histeris dengan tubuh terikat pada sebuah ruang besar yang membuatnya tidak bisa bergerak. Kedua tangan, kaki dan tubuhnya terikat besi.HAHAHAHA.Suara tawa itu kian memuakkan. Ingin rasanya menyumpal mulutnya. Tetapi, tiada daya dan usaha selain hanya diam, menangis meratapi kejadian naas di depan mata.Sampai bangunan besar di tempat gelap itu bergoyang dan ...."Huh, Huh, Huh!" Zsalsya membuka matanya.Ia melihat ke sekeliling ruangan yang tampak berbeda. Perlahan, tangan itu diangkatnya ke depan wajah. "Apa tadi aku mimpi?" gumamnya.Malam yang panjang dan melelahkan pun berakhir. Mimpi buruk yang menyusahkannya pun berhasil ia lewati. Walau setelahnya ia dilanda rasa khawatir yang semakin kuat."Bangun, Nona, sudah siang~!" ucap salah seorang pelayan yang membangunkan Zsalsya. Wanita itu mengenakan seragam pelayan dengan rapi sembari melontarkan senyum manis."Jam berap

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 28 Menghargai Itu Baik

    "Aku harus ke atas dulu, Ma!" ujar Endrick sembari melihat ke arah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.Namun, Rosmala yang sudah tahu maksud Anaknya pergi ke lantas atas untuk apa, ia pun sontak memberitahunya."Zsalsya sudah Mama minta pelayan kita untuk menyiapkan!"Endrick melihat ke arah pintu, kemudian duduk kembali di kursi sebelumnya yang ia duduki.Tuk Tuk Tuk.Tak lama dari itu, terdengar suara heels yang semakin mendekat ke ruangan itu. Endrick penasaran dan menunggunya.Setelah memastikan bahwa itu Zsalsya, Endrick mengambil garpu dan pisau kecil yang ditaruh di samping piringnya. Ia pura-pura tidak menunggu Zsalsya, walau sebenarnya ia menunggu."Nak, ayo sarapan dulu!" ajak Rosmala.Namun, Zsalsya hanya berdiri. Ia tersenyum dan mencoba menolaknya dengan halus, agar tidak menyinggung Rosmala."Ma, sepertinya saya sarapan di kantor saja. Ini sudah sangat terlambat. Kebetulan juga pagi ini harus mempresentasikan hasil desain kemarin~!" tutur Zsals

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 29 Mengecoh Isi Pikiran

    "Tunggu sebentar!" seru Endrick kepada Zsalsya. Dirinya menghentikan Zsalsya dengan terus berjalan mengikutinya. Melihat Zsalsya yang berjalan kaki, tidak mungkin membiarkannya pergi sendirian.Zsalsya menoleh. Ia berhenti dan langsung kembali untuk menghampiri Endrick."Biar saya antar kamu ke kantor! Sekalian, saya juga mau berangkat ke kantor sekarang!" ujarnya."Baiklah."Mereka memasuki mobil itu. Tetapi, pandangan Endrick terus dibuat penasaran dengan kalung yang melingkar pada leher Zsalsya. Kalung itu kini terlihat jelas karena pakaian yang dibelikannya memperlihatkan bagian dada. Sengaja ia mengirimkan pakaian semacam itu, agar dirinya dapat melihat dengan jelas bagaimana bentuk kalung tersebut."Seperti malam itu, saya masih teringat jelas dengan kalung uang dikenakannya. Tidak mungkin salah lagi, itu pasti dia."Lalu, pandangannya berpindah pada postur tubuh dan warna rambut Zsalsya yang memang tidak ada pada wanita lain. Rambut tebal terawat itu memang hanya dimiliki ole

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 30 Tak Disadarinya

    Zsalsya yang terlalu fokus memikirkan hidupnya sendiri. Memikirkan segala kerumitan hidup dan pikiran yang seakan terus mempermainkan dirinya."Nanti saya jemput kamu lagi!" Endrick menepikan mobilnya di depan kantor. Zsalsya yang tengah melamun pun langsung tersadar begitu punggungnya bergesekan agak keras ke kursi.Dibalik mobil, Zsalsya melihat ke sekitar yang ternyata memang sudah sampai di depan kantor. Terlalu lama memikirkan sesuatu, membuatnya tidak merasakan dengan baik perjalanan yang dilewatinya."Sejak kapan sampai sini?""Baru saja."Tangannya menyentuh pegangan mobil, ia membukanya perlahan. Tetapi ...."Kok susah!" Endrick baru ingat kalau pintunya terkunci dan belum ia buka. Ia mendekatkan tubuhnya dan membantu Zsalsya untuk membukakan pintu tersebut.Zsalsya hanya terdiam seraya memandangi wajah Endrick dari dekat. Rahang yang kuat dan wajah tampan yang tidak bisa ia jelaskan lewat kata-kata. "Kenapa aku baru menyadari visualnya yang tampan dan ...."Zsalsya meng

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 31 Aku Tahu Maksudmu

    Siang itu, tepat pada pukul satu. Firman berdiri di depan Zsalsya. Keduanya saling berbincang. "Maaf kalau Zsalsya belum bisa melakukan yang terbaik buat Papa. Mungkin Papa kecewa karena aku datang terlambat," ucap Zsalsya, menyesal."Papa mengerti. Sudah. Papa tidak bisa berlama-lama masih ada urusan." Firman menepuk pelan pundak Zsalsya dan berjalan pergi dari sana.Mulutnya mengatup rapat dengan mata yang terus mengikuti Firman melangkah. "Apa Papa masih marah karena keterlambatanku tadi?" Ia hanya bisa mengatakan hal itu dalam hatinya.Tak lama setelah Firman pergi, seorang karyawan datang kepada Zsalsya dan langsung memberitahukan sesuatu padanya."Bu Zsalsya, ada pria yang ingin bertemu dengan Anda!" ucapnya menyampaikan pesan.Zsalsya bertanya-tanya, tetapi kemudian ia teringat pada sosok Endrick yang tadi pagi mengatakan bahwa akan menjemputnya ke sana."Untuk apa dia datang siang bolong begini? Aku 'kan belum mau pulang," gumamnya.Zsalsya menoleh dan tersenyum ramah kepada

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 32 Rayuan Wanita Ular

    "Mau makan siang di mana, Pa?" Karena statusnya di hadapan Firman sebagai menantu, walau itu palsu, tetap saja Endrick berusaha memerankan dirinya dengan baik. Ia tidak mau tampak canggung dalam hal apapun.Sebab, rahasia harus tetap dijaga, tak boleh seorang pun tahu. Baginya, yang boleh tahu hanya dirinya, Zsalsya dan Rosmala saja."Bagaimana kalau kita makan di cafe sheigara saja?" Firman mengajukan sebuah tempat yang tak hanya dekat dari kantor, tetapi juga tempat itu memberikan pelayanan terbaik dengan suasana yang membuat nyaman."Baiklah."Firman menyamping, ia memberi jalan kepada Endrick untuk berjalan lebih dahulu dari dirinya. "Silakan duluan!" ucapnya sambil tersenyum."Duluan saja!" sahut Endrick, yang balik mempersilakan kepada Firman. Dirinya merasa tidak sopan jika berjalan mendahului orang tua.Keduanya saling mengalah dan membiarkan salah seorang di antara mereka untuk berjalan lebih dahulu, tetapi keduanya pun seolah menolaknya secara halus. "Kita jalan berdampinga

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 33 Seperti Diinterogasi

    Memaafkan cukup mudah, tetapi proses melupakan itulah yang paling sulit. Segala titik kesalahan terbayang jelas dalam kepala. Ada rasa ingin mengakhiri segala ingatan agar lupa untuk selama-lamanya. Akan tetapi, sadar bahwa adanya ketidakmungkinan yang memang tidak dapat diubah. Takdir yang harus diterima dan dijalani apa adanya sekalipun itu menyakitkan."Aku seolah terjebak dalam keinginan dan ambisi yang membuatku lupa jika itu hanya akan menyakitkan. Aku semakin tidak bisa lupa karena kejadian ini kembali terulang. Lalu, apakah jika ambisi ini terus kulanjutkan, apakah semuanya akan berubah? Apakah ada jaminan bahwa takdirku akan menjadi lebih baik?" Pertanyaan itu kian menyelinap dan membuat Zsalsya kebingungan. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tetapi, di sisi lain dirinya pun tak bisa mengakhiri permainan ini.Kini, pilihannya hanya satu. Menjalaninya sampai tiba waktunya ia dapat melihat hasil dari segala usahanya.Sementara di Cafe Sheigara.Makanan yang telah mereka pe

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status