P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part19
Penulis: Nurliani Damanik****"Ini sudah di cuci, dik Aina?" tanya mbak Yuni pada ku, sambil menunjuk kan potongan ayam mentah di dalam mangkuk besar."Ohh, sudah mbak. Tinggal di ungkep saja," balas ku.Karna kami tidak tau mbak Yuni dan mas Yusuf akan datang, lauk yang ku masak pagi tadi itu kurang. Jadi, aku dan mbak Yuni akan masak lagi untuk makan siang ini.Sedangkan mas Bara dan mas Yusuf, pergi sebentar ke ladang untuk memanen sedikit sayur terong dan jipang di ladang kami.Hasil tanaman mas Bara.****"Tika, kamu ayun Humaira saja ya nak." Perintah ku pada Tika."Iya buk," ucap nya kemudian berlalu mengayun Humaira di ruang tengah."Dik Aina," tegur mbak Yuni."Iya mbak?""Kami hanya 2 hari saja di sini," ucap mbak Yuni sambil menghidup kan api di kompP u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part20Penulis: Nurliani Damanik"Mbak serius?" tanya ku pada mbak Yuni.Mbak Yuni mengangguk mantap."Tapi kenapa? Maksud saya, kok bisa Doni datang, apalagi dengan keluarga nya," tanya ku penuh keheranan pada mbak Yuni."Mereka di temani pak RT ke rumah kami. Orangtua Doni itu, menanyakan di mana keberadaan nak Tika," ucap mbak Yuni santai.Ia melihat ke arah Tika."Lalu mbak?" tanya mas Bara."Kami enggan untuk menjawab. Takut kami salah bicara, ya mereka pulang lagi dik Aina," jelas mbak Yuni santai."Hanya itu mbak?" tanya ku lagi.Aku penasaran, sebenarnya apa tujuan mereka datang ke rumah mbak Yuni dan menanyakan Tika."Mereka akan pindah di dekat pusat kota. Doni akan pindah sekolah, dan rumah mereka yang di sana rencana akan di jual," jelas mbak Yuni pada ku."Loh, b
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part21Penulis: Nurliani DamanikAku berjalan menuju kamar Tika, berniat membantu nya membereskan pakaian yang akan ia bawa ke pondok."Tok... Tok... Tok... Aku mengetuk pintu kamar Tika."Nak, kamu sudah selesai ganti baju?" teriak ku dari luar."Sudah buk. Masuk saja, pintu nya nggak Tika kunci, kok!" balas Tika dari dalam.Aku perlahan membuka pintu kamar nya. Ku lihat Tika sedang melipat beberapa jilbab, dan meletakkan nya di atas kasur."Ibu bantu, ya?" pinta ku pada nya.Tika mengangguk sambil tersenyum.Aku naik ke atas kursi yang ada di kamar Tika, mengambil koper yang ada di atas lemari.Ku turun kan pelan, kemudian ku lap dengan kain serbet yang aku bawa dari dapur tadi."Agak berdebu," ucap ku pada Tika sambil me-lap koper berbahan fiber itu.Setelah selesai ku
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part22Penulis: Nurliani Damanik****Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Langit perlahan sedikit terang."Kami permisi dulu ya, dik Aina, bara," ucap mbak Yuni sambil membantu Tika menyeret koper Tika."Iya mbak. Kalian hati-hati di jalan," balas mas Yusuf."Salim ibu dan ayah mu, nak Tika," perintah mas Yusuf pada Tika.Tika mengangguk dan mendekat ke arah kami."Ayah, ibu, Tika pamit ya," ucap Tika sambil melihat ku dan mas Bara bergantian.Mas Bara mengangguk pada Tika."Iya nak, kamu baik-baik di sana. Do'akan ayah dan ibu supaya sehat selalu," ucap ku kemudian."Iya buk," jawab Tika pada ku.Tika kemudian menyalim dan mencium punggung tangan ku dan mas Bara."Adek Bian, kakak pergi ya, ikut dengan Tante dan paman," ucap Tika sambil jongkok di hadapa
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part23Penulis: Nurliani Damanik*****3 hari berlalu...Aku sudah membeli beberapa makanan, berbagai buah dan cemilan untuk Tika di pondok.Aku juga membeli beberapa jilbab dan 2 rok yang bagus untuk nya. Tinggal lah sisa uang di saku ku berkisar 5 ratus ribu.Ongkos pulang dan pergi 3 ratus ribu, masih ada sisa untuk makan di jalan.Aku menghela nafas lega. Cukup juga!****Pagi-pagi sekali, mas Bara sudah mengantar ku ke loket bus. "Mas, kami pergi dulu ya. Nanti setelah bertemu mbak Yuni, langsung saya kabarin," ucap ku pada mas Bara.Aku menggendong Humaira. Ku pakaikan selimut yang tebal di badan nya dalam gendongan ku.Bayi yang berusia 4 bulan itu, sedang tertidur lelap sambil mengenyot empeng."Iya Aina. Kalian hati-hati ya," balas mas Yusuf pada ku.Aku mengangguk ters
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part24Penulis: Nurliani Damanik_____________POV : Doni Alamsyah.(PREKUEL HAL YANG TERJADI SEBELUM TIKA H4MIL SAMPAI MENGAKU H4MIL).*****Tika gadis yang manis dan baik hati.Tak salah jika aku menyukainya. Tika sosok gadis yang lembut dan gampang tersenyum.Dulu, waktu aku mendekati Tika, awal nya ia merasa tak nyaman.Bahkan Tika mengaku tak punya nomor handphone saat ku ajak kenalan.Namun, aku bukan lah orang yang gampang menyerah.Setelah ku telusuri, ternyata benar ia tak memiliki ponsel. Aku tak menyangka, di zaman seperti ini dia masih tidak di perbolehkan orangtuanya menggunakan gadget.Rasa ku tidak masuk akal.Saat itu, pernah aku melihat nya sedang makan roti di dalam kelas nya saat jam istirahat.Berhubung karna tak ada teman sekelasnya, tanpa ragu ku beranikan diri mendekati T
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part25Penulis: Nurliani Damanik_________________POV : Doni Alamsyah(PREKUEL SETELAH TIKA MENINGGALKAN DONI DI RUMAH AURIN)"Lalu bagaimana nasib Tika nanti nya? Apalagi dia sedang mengandung," ucap ku pada Daddy."Kamu kan sudah lihat sendiri, dia udah pergi dan ikhlas in kamu dengan Aurin, saya nggak mau ya nanti nya kamu nggak tanggungjawabin Aurin juga. Enak banget kamu lepas tangan," ucap mama nya Aurin pada ku."Dad, ini gimana? " tanya ku pada Daddy."Itu konsekuensi dari ulah mu," ucap Daddy ketus pada ku."Yasudah, di nikahkan saja, kalau memang itu yang kalian inginkan. Tapi, ada satu permintaan saya pada bapak dan ibu lurah," ucap Mommy pada orangtua Aurin."Apa itu?" "Masalah ini jangan sampai warga tau, apalagi publik. Ibu tau sendiri kan, suami saya itu orang berpengaruh. S
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part26Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba menjawab sewajar mungkin."Saya memang udah telat datang bulan, mbak. Tapi, saya belum ada testpack," ucap ku pelan."Ah, kamu hamil itu dik Aina." Mbak Yuni dengan yakin mengatakan itu pada ku."Entahlah mbak," ucap ku."Alhamdulillah," ucap mbak Yuni sambil tersenyum.Aku sedikit bingung. Seharusnya aku bahagia atau sedih. Yang pasti nya, pikiran ku saat ini tentang biaya kedepannya bagaimana.Mengurus Humaira saja aku gelagapan, apalagi nanti kalau aku melahirkan lagi.Bukan berarti aku tak mensyukuri pemberian Allah saat ini. Namun, bagaimana nanti ekspresi mas Bara kalau sampai tahu kehamilan ku ini.Aku tak ingin memberikan beban yang lebih berat lagi pada nya."Belum pasti mbak, ini hamil atau enggak," ucap ku la
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part27Penulis: Nurliani Damanik_______________________"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya ku pada Doni yang ada di hadapan kami."Saya sudah lama mencari Tika, Tante. Tepat hari ini saya baru bisa menemukan nya," balas Doni pada ku."Maaf, anak lelaki ini siapa ya?" tanya ustadzah Ririn kelihatan bingung."Ini ustadzah, saya sebagai wali Tika dulu kan pernah menjelaskan masalalu Tika. Anak lelaki ini yang pernah saya ceritakan pada ustadzah," ucap mbak Yuni menjelaskan ke ustadzah Ririn.Ternyata, mbak Yuni sebelumnya sudah menjelaskan pada ustadzah perihal masalah Tika sebelum masuk ke pondok.Menurut ku tak apa jika ustadzah tau masalalu Tika, agar Tika lebih banyak di bimbing dan diberi nasehat baik di pondok ini."Allahuakbar.. Benarkah?" Tampak terlihat kaget ekspresi ustadzah Ririn di balik cadar."