P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part21
Penulis: Nurliani DamanikAku berjalan menuju kamar Tika, berniat membantu nya membereskan pakaian yang akan ia bawa ke pondok."Tok... Tok... Tok...Aku mengetuk pintu kamar Tika."Nak, kamu sudah selesai ganti baju?" teriak ku dari luar."Sudah buk. Masuk saja, pintu nya nggak Tika kunci, kok!" balas Tika dari dalam.Aku perlahan membuka pintu kamar nya. Ku lihat Tika sedang melipat beberapa jilbab, dan meletakkan nya di atas kasur."Ibu bantu, ya?" pinta ku pada nya.Tika mengangguk sambil tersenyum.Aku naik ke atas kursi yang ada di kamar Tika, mengambil koper yang ada di atas lemari.Ku turun kan pelan, kemudian ku lap dengan kain serbet yang aku bawa dari dapur tadi."Agak berdebu," ucap ku pada Tika sambil me-lap koper berbahan fiber itu.Setelah selesai kuP u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part22Penulis: Nurliani Damanik****Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Langit perlahan sedikit terang."Kami permisi dulu ya, dik Aina, bara," ucap mbak Yuni sambil membantu Tika menyeret koper Tika."Iya mbak. Kalian hati-hati di jalan," balas mas Yusuf."Salim ibu dan ayah mu, nak Tika," perintah mas Yusuf pada Tika.Tika mengangguk dan mendekat ke arah kami."Ayah, ibu, Tika pamit ya," ucap Tika sambil melihat ku dan mas Bara bergantian.Mas Bara mengangguk pada Tika."Iya nak, kamu baik-baik di sana. Do'akan ayah dan ibu supaya sehat selalu," ucap ku kemudian."Iya buk," jawab Tika pada ku.Tika kemudian menyalim dan mencium punggung tangan ku dan mas Bara."Adek Bian, kakak pergi ya, ikut dengan Tante dan paman," ucap Tika sambil jongkok di hadapa
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part23Penulis: Nurliani Damanik*****3 hari berlalu...Aku sudah membeli beberapa makanan, berbagai buah dan cemilan untuk Tika di pondok.Aku juga membeli beberapa jilbab dan 2 rok yang bagus untuk nya. Tinggal lah sisa uang di saku ku berkisar 5 ratus ribu.Ongkos pulang dan pergi 3 ratus ribu, masih ada sisa untuk makan di jalan.Aku menghela nafas lega. Cukup juga!****Pagi-pagi sekali, mas Bara sudah mengantar ku ke loket bus. "Mas, kami pergi dulu ya. Nanti setelah bertemu mbak Yuni, langsung saya kabarin," ucap ku pada mas Bara.Aku menggendong Humaira. Ku pakaikan selimut yang tebal di badan nya dalam gendongan ku.Bayi yang berusia 4 bulan itu, sedang tertidur lelap sambil mengenyot empeng."Iya Aina. Kalian hati-hati ya," balas mas Yusuf pada ku.Aku mengangguk ters
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part24Penulis: Nurliani Damanik_____________POV : Doni Alamsyah.(PREKUEL HAL YANG TERJADI SEBELUM TIKA H4MIL SAMPAI MENGAKU H4MIL).*****Tika gadis yang manis dan baik hati.Tak salah jika aku menyukainya. Tika sosok gadis yang lembut dan gampang tersenyum.Dulu, waktu aku mendekati Tika, awal nya ia merasa tak nyaman.Bahkan Tika mengaku tak punya nomor handphone saat ku ajak kenalan.Namun, aku bukan lah orang yang gampang menyerah.Setelah ku telusuri, ternyata benar ia tak memiliki ponsel. Aku tak menyangka, di zaman seperti ini dia masih tidak di perbolehkan orangtuanya menggunakan gadget.Rasa ku tidak masuk akal.Saat itu, pernah aku melihat nya sedang makan roti di dalam kelas nya saat jam istirahat.Berhubung karna tak ada teman sekelasnya, tanpa ragu ku beranikan diri mendekati T
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part25Penulis: Nurliani Damanik_________________POV : Doni Alamsyah(PREKUEL SETELAH TIKA MENINGGALKAN DONI DI RUMAH AURIN)"Lalu bagaimana nasib Tika nanti nya? Apalagi dia sedang mengandung," ucap ku pada Daddy."Kamu kan sudah lihat sendiri, dia udah pergi dan ikhlas in kamu dengan Aurin, saya nggak mau ya nanti nya kamu nggak tanggungjawabin Aurin juga. Enak banget kamu lepas tangan," ucap mama nya Aurin pada ku."Dad, ini gimana? " tanya ku pada Daddy."Itu konsekuensi dari ulah mu," ucap Daddy ketus pada ku."Yasudah, di nikahkan saja, kalau memang itu yang kalian inginkan. Tapi, ada satu permintaan saya pada bapak dan ibu lurah," ucap Mommy pada orangtua Aurin."Apa itu?" "Masalah ini jangan sampai warga tau, apalagi publik. Ibu tau sendiri kan, suami saya itu orang berpengaruh. S
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part26Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba menjawab sewajar mungkin."Saya memang udah telat datang bulan, mbak. Tapi, saya belum ada testpack," ucap ku pelan."Ah, kamu hamil itu dik Aina." Mbak Yuni dengan yakin mengatakan itu pada ku."Entahlah mbak," ucap ku."Alhamdulillah," ucap mbak Yuni sambil tersenyum.Aku sedikit bingung. Seharusnya aku bahagia atau sedih. Yang pasti nya, pikiran ku saat ini tentang biaya kedepannya bagaimana.Mengurus Humaira saja aku gelagapan, apalagi nanti kalau aku melahirkan lagi.Bukan berarti aku tak mensyukuri pemberian Allah saat ini. Namun, bagaimana nanti ekspresi mas Bara kalau sampai tahu kehamilan ku ini.Aku tak ingin memberikan beban yang lebih berat lagi pada nya."Belum pasti mbak, ini hamil atau enggak," ucap ku la
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part27Penulis: Nurliani Damanik_______________________"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya ku pada Doni yang ada di hadapan kami."Saya sudah lama mencari Tika, Tante. Tepat hari ini saya baru bisa menemukan nya," balas Doni pada ku."Maaf, anak lelaki ini siapa ya?" tanya ustadzah Ririn kelihatan bingung."Ini ustadzah, saya sebagai wali Tika dulu kan pernah menjelaskan masalalu Tika. Anak lelaki ini yang pernah saya ceritakan pada ustadzah," ucap mbak Yuni menjelaskan ke ustadzah Ririn.Ternyata, mbak Yuni sebelumnya sudah menjelaskan pada ustadzah perihal masalah Tika sebelum masuk ke pondok.Menurut ku tak apa jika ustadzah tau masalalu Tika, agar Tika lebih banyak di bimbing dan diberi nasehat baik di pondok ini."Allahuakbar.. Benarkah?" Tampak terlihat kaget ekspresi ustadzah Ririn di balik cadar."
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part28Penulis: Nurliani Damanik________________________POV : TIKA CAMELLIA.*****Awalnya aku ingin mengubur semua kepahitan yang bang Doni torehkan di masalalu ku. Namun, sepertinya semesta tidak mengijinkan.Aku bertemu lagi dengan cinta pertamaku, bang Doni. Setelah setahun berpisah tak bertemu, kali ini ia menampakkan wujud nya di hadapan ku.Masih sama!Masih tampan seperti saat pertama bertemu, tatapan dari sorot mata nya yang indah selalu bisa membuat ku lemah dan tak berdaya.Harus kah aku membenci nya? Atau malah memberi nya kesempatan kedua, setelah banyak badai masalah yang ku hadapi sendiri. Hanya ibu dan ayah yang jadi kekuatan ku, bang Doni entah kemana.Tapi, setelah aku mendengar penuturan dan penjelasan dari bibir nya, seketika rasa ku tumbuh kembali.Apakah Tuhan saat ini sedang mempermainkan ku? Ku rasa tidak. Sem
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part29Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba berlapang dada menerima keputusan Tika. Karna Tika tetap kekeh menikah dengan Doni.Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak nya, demikian pula dengan ku. Awalnya aku tidak setuju, namun aku berpikir mungkin memang Doni lah jodoh Tika. Sejauh apapun 2 insan terpisah, jika takdir sudah memutuskan untuk bertemu lagi, pasti akan bertemu. Setelah selesai pamit pada Tika, mbak Yuni juga mas Yusuf, aku masuk ke dalam mobil Doni. Kali ini ustadz akan menemani kami untuk menghadap mas Bara, suami ku.Aku berharap, mas Bara tidak emosi dan malah menghajar Doni."Maaf buk Aina, bisa kasih tau alamat lengkap nya dimana?" tanya ustadz pada ku yang menyetir mobil Doni."Oh, sebentar ustadz." Aku mengambil ponsel ku dalam tas dan mengetik alamat ku di maps."Ini ustadz." Ku berikan