P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part17
Penulis: Nurliani DamanikJam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bidan Hilmi datang menghampiri ku yang sedang menyuapi bubur pada Tika."Buk Aina, maaf, saya tidak ada mobil untuk antar dek Tika yang baru lahiran pulang," ucap nya ragu pada ku.Aku berpikir, Tika tidak mungkin langsung naik sepeda motor pulang ke rumah."Kalau di sini saja tidak apa-apa buk Aina, beberapa hari dulu." Bidan Hilmi mencoba memberi saran pada ku."Gimana ya dek Hilmi, rasa nya saya tidak leluasa mengurus Tika dan bayi nya di sini. Terlebih, ini suasana lebaran. Dek Hilmi juga tadi banyak keluarga yang datang, saya segan dek Hilmi," ucap ku pada bidan Hilmi.Tadi saat kami hendak masuk ke ruang praktek bidan Hilmi, sudah banyak berjejeran sepeda motor di depan halaman rumah nya. Mungkin, keluarga bidan Hilmi yang hendak bersilaturahmi di momen idul Fitri ini.P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part18Penulis: Nurliani Damanik"Kamu kok nanya gitu, nak?" tanya ku pada Tika."Gak apa-apa, buk. Rasa nya Tika tidak tega membohongi Humaira seumur hidup," ucap nya sambil menatap bayi di gendongan ku."Nak, kamu mikirin sekolah aja dulu. Kalau nanti nya kamu sudah merasa mampu, perlahan bayi ini kita ajari dan jelaskan, sesuatu yang sudah terjadi padamu saat ini," ucap ku memberi penjelasan.Tika mengangguk pelan."Jadi, Tika tak perlu memberi nya ASI?" tanya Tika ragu pada ku.Aku menghela nafas."Rasa ibu sih, tidak usah. Karna itu akan membuat kamu dan Humaira semakin terikat. Bisa-bisa nanti kamu tidak berniat lagi melanjutkan pendidikan," jawab ku pada Tika."Ya, nak. Apa yang di bilang ibu itu benar. Kamu ini sudah berbulan-bulan ketinggalan pelajaran. Jadi, nanti setelah selesai liburan idul Fitri ini, ayah
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part19Penulis: Nurliani Damanik****"Ini sudah di cuci, dik Aina?" tanya mbak Yuni pada ku, sambil menunjuk kan potongan ayam mentah di dalam mangkuk besar."Ohh, sudah mbak. Tinggal di ungkep saja," balas ku.Karna kami tidak tau mbak Yuni dan mas Yusuf akan datang, lauk yang ku masak pagi tadi itu kurang. Jadi, aku dan mbak Yuni akan masak lagi untuk makan siang ini.Sedangkan mas Bara dan mas Yusuf, pergi sebentar ke ladang untuk memanen sedikit sayur terong dan jipang di ladang kami.Hasil tanaman mas Bara.****"Tika, kamu ayun Humaira saja ya nak." Perintah ku pada Tika."Iya buk," ucap nya kemudian berlalu mengayun Humaira di ruang tengah."Dik Aina," tegur mbak Yuni."Iya mbak?""Kami hanya 2 hari saja di sini," ucap mbak Yuni sambil menghidup kan api di komp
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part20Penulis: Nurliani Damanik"Mbak serius?" tanya ku pada mbak Yuni.Mbak Yuni mengangguk mantap."Tapi kenapa? Maksud saya, kok bisa Doni datang, apalagi dengan keluarga nya," tanya ku penuh keheranan pada mbak Yuni."Mereka di temani pak RT ke rumah kami. Orangtua Doni itu, menanyakan di mana keberadaan nak Tika," ucap mbak Yuni santai.Ia melihat ke arah Tika."Lalu mbak?" tanya mas Bara."Kami enggan untuk menjawab. Takut kami salah bicara, ya mereka pulang lagi dik Aina," jelas mbak Yuni santai."Hanya itu mbak?" tanya ku lagi.Aku penasaran, sebenarnya apa tujuan mereka datang ke rumah mbak Yuni dan menanyakan Tika."Mereka akan pindah di dekat pusat kota. Doni akan pindah sekolah, dan rumah mereka yang di sana rencana akan di jual," jelas mbak Yuni pada ku."Loh, b
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part21Penulis: Nurliani DamanikAku berjalan menuju kamar Tika, berniat membantu nya membereskan pakaian yang akan ia bawa ke pondok."Tok... Tok... Tok... Aku mengetuk pintu kamar Tika."Nak, kamu sudah selesai ganti baju?" teriak ku dari luar."Sudah buk. Masuk saja, pintu nya nggak Tika kunci, kok!" balas Tika dari dalam.Aku perlahan membuka pintu kamar nya. Ku lihat Tika sedang melipat beberapa jilbab, dan meletakkan nya di atas kasur."Ibu bantu, ya?" pinta ku pada nya.Tika mengangguk sambil tersenyum.Aku naik ke atas kursi yang ada di kamar Tika, mengambil koper yang ada di atas lemari.Ku turun kan pelan, kemudian ku lap dengan kain serbet yang aku bawa dari dapur tadi."Agak berdebu," ucap ku pada Tika sambil me-lap koper berbahan fiber itu.Setelah selesai ku
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part22Penulis: Nurliani Damanik****Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Langit perlahan sedikit terang."Kami permisi dulu ya, dik Aina, bara," ucap mbak Yuni sambil membantu Tika menyeret koper Tika."Iya mbak. Kalian hati-hati di jalan," balas mas Yusuf."Salim ibu dan ayah mu, nak Tika," perintah mas Yusuf pada Tika.Tika mengangguk dan mendekat ke arah kami."Ayah, ibu, Tika pamit ya," ucap Tika sambil melihat ku dan mas Bara bergantian.Mas Bara mengangguk pada Tika."Iya nak, kamu baik-baik di sana. Do'akan ayah dan ibu supaya sehat selalu," ucap ku kemudian."Iya buk," jawab Tika pada ku.Tika kemudian menyalim dan mencium punggung tangan ku dan mas Bara."Adek Bian, kakak pergi ya, ikut dengan Tante dan paman," ucap Tika sambil jongkok di hadapa
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part23Penulis: Nurliani Damanik*****3 hari berlalu...Aku sudah membeli beberapa makanan, berbagai buah dan cemilan untuk Tika di pondok.Aku juga membeli beberapa jilbab dan 2 rok yang bagus untuk nya. Tinggal lah sisa uang di saku ku berkisar 5 ratus ribu.Ongkos pulang dan pergi 3 ratus ribu, masih ada sisa untuk makan di jalan.Aku menghela nafas lega. Cukup juga!****Pagi-pagi sekali, mas Bara sudah mengantar ku ke loket bus. "Mas, kami pergi dulu ya. Nanti setelah bertemu mbak Yuni, langsung saya kabarin," ucap ku pada mas Bara.Aku menggendong Humaira. Ku pakaikan selimut yang tebal di badan nya dalam gendongan ku.Bayi yang berusia 4 bulan itu, sedang tertidur lelap sambil mengenyot empeng."Iya Aina. Kalian hati-hati ya," balas mas Yusuf pada ku.Aku mengangguk ters
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part24Penulis: Nurliani Damanik_____________POV : Doni Alamsyah.(PREKUEL HAL YANG TERJADI SEBELUM TIKA H4MIL SAMPAI MENGAKU H4MIL).*****Tika gadis yang manis dan baik hati.Tak salah jika aku menyukainya. Tika sosok gadis yang lembut dan gampang tersenyum.Dulu, waktu aku mendekati Tika, awal nya ia merasa tak nyaman.Bahkan Tika mengaku tak punya nomor handphone saat ku ajak kenalan.Namun, aku bukan lah orang yang gampang menyerah.Setelah ku telusuri, ternyata benar ia tak memiliki ponsel. Aku tak menyangka, di zaman seperti ini dia masih tidak di perbolehkan orangtuanya menggunakan gadget.Rasa ku tidak masuk akal.Saat itu, pernah aku melihat nya sedang makan roti di dalam kelas nya saat jam istirahat.Berhubung karna tak ada teman sekelasnya, tanpa ragu ku beranikan diri mendekati T
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part25Penulis: Nurliani Damanik_________________POV : Doni Alamsyah(PREKUEL SETELAH TIKA MENINGGALKAN DONI DI RUMAH AURIN)"Lalu bagaimana nasib Tika nanti nya? Apalagi dia sedang mengandung," ucap ku pada Daddy."Kamu kan sudah lihat sendiri, dia udah pergi dan ikhlas in kamu dengan Aurin, saya nggak mau ya nanti nya kamu nggak tanggungjawabin Aurin juga. Enak banget kamu lepas tangan," ucap mama nya Aurin pada ku."Dad, ini gimana? " tanya ku pada Daddy."Itu konsekuensi dari ulah mu," ucap Daddy ketus pada ku."Yasudah, di nikahkan saja, kalau memang itu yang kalian inginkan. Tapi, ada satu permintaan saya pada bapak dan ibu lurah," ucap Mommy pada orangtua Aurin."Apa itu?" "Masalah ini jangan sampai warga tau, apalagi publik. Ibu tau sendiri kan, suami saya itu orang berpengaruh. S