"Aku takut untuk mencintai orang yang sama".
Kedekatan antara Rayyan dan Sanee, sudah tercium oleh Billal dan kawan-kawannya.
Bahkan saat Sanee berjalan untuk mengambil vaksin, melewati beberapa tentara yang sedang berdiri mengawasi sekitar.
"Permisi".
"Eh bu dokter, mau cari Lettu Rayyan ya?". Sanee memutar bola mata malas. bahkan ini sudah kesekian kalinya.
"Heh, siapa yang suruh kalian godain calon istri saya. Lari keliling lapangan 20 kali". Teriak Rayyan.
"Siap Komandan". Mereka ngacir menuju lapangan.
Sanee mendengus sebal saat Rayyan mendekat, tapi dia berjalan masuk ke ruangan untuk mengambil vaksin.
Rayyan mengikuti dirinya dari belakang. Sanee bahkan tahu. Dia memberikan vaksin itu pada teman sejawatnya, lalu berjalan menuju belakang barak. Disana terdapat tempat duduk beserta mejanya. <
Tasanee PovApa yang kalian rasakan, jika kalian jadi diriku. Saat kalian mencoba menerima semuanya dengan lapang dada, tapi kenyataan pahit menghampiri Ku.Gusti-- suamiku telah mengatakan jika dia pernah berhubungan badan dengan mantan pacarnya dulu sebelum kami menikah, dan sekarang telah menghasilkan anak yang sedang di kandungnya.Aku sangsi jika Dora benar-benar hamil anak Gusti. Sedangkan dirinya dan Gusti telah berpisah dua bulan lamanya sebelum pernikahan kami berlangsung.Kan anehKalau dia hamil, lalu kenapa saat Gusti menyiapkan semua pernikahan mereka, dia kabur. Dan Gusti menyeretku untuk menjadi pengantin penggantinya.Kan BrengsekBahkan Gusti dengan rela melepaskan diriku jika aku benar-benar tidak hamil anaknya.Kan BangsatTadi pagi saat aku berangkat kerja, Ku sempatkan diriku untuk
"Kepergianku untuk selamanya, meninggalkan kamu untuk cinta yang lain".Gusti menjadi pribadi tak tersentuh, dia kembali menjadi pribadi yang dingin. Tapi segala kenangan tentang Sanee tidak pernah berubah.Bahkan dia mengunci ruangan khusus tempat dia menyimpan semua barang milik Sanee, bahkan foto Sanee ada disana semua. Tidak ada yang boleh masuk ke kamar itu. Hanya dirinya yang bisa kesana."Gusti". Gumamnya pelan.Dia kembali bersembunyi di ruangan Shae, saat melihat Gusti masuk ke dalam bersamaan dengan seorang Pria yang berpakaian sama dengannya menenteng laptop dan beberapa map.Sanee bahkan mengurungkan niatnya untuk pergi Dari sini. Dia tidak ingin bertemu Gusti, atau dia bahkan bisa dengan mudahnya untuk menghancurkan hubungannya dengan Rayyan.JanganSanee memilih sibuk dengan hapenya, saat sebuah artikel di Google muncul di hapenya.
Cinta sejati akan tetap bersatu, walaupun awalnya akan menyakitkan."Sanee duduk di taman sendirian. Dia Memaksa Shae untuk mengantarkan dirinya menikmati angin disana.Gusti mendekat dan bersimpuh di depan Sanee. Dia hanya diam dan tak bergerak.Ini orang gak ada bosennya apa. Batin Sanee.Ini sudah ke 10 kalinya Gusti menemui dirinya. Selalu mengaku sebagai mantan suaminya.Menikah dengannya pun Sanee tidak ingat. Bagaimana dia bisa punya mantan suami seperti Gusti."Aku mohon, please ingat aku San". Lirihnya. Bahkan Gusti sudah memasang wajah nelangsanya.Sanee mencoba mengingat memori antara dirinya dan Gusti, tapi nihil. Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa saat ini."San?"Sanee memegangi kepalanya dan meringis kesakitan. Tidak ada memori tentang Gusti, walaupun dia berusaha mengingat. Hanya
Aku kuat jikalau hanya sebentar....Aura duduk di atas sofa berwarna coklat, dan memandang jendela di depannya, ini sudah pukul delapan malam dan orang yang dia tunggu, belum datang juga. Aura menghela napas berat, kenapa harus seperti ini? Kenapa harus setiap hari? Dia menggeleng pelan. Lalu mengecek handphone miliknya yang tergeletak di meja. Sepi dan sunyi, tidak ada panggilan atau pesan dari orang yang dia tunggu. Pesan? Bahkan sepatah katapun tidak pernah diucapkan di depan Aura. Dia diam dan berharap lelaki itu segera pulang dengan selamat.Deru mobil dan ban yang berdecit memasuki garasi, Aura bisa tersenyum lega. Dia menata rambutnya agar rapi, membenarkan pakaiannya yang lecek, agar terlihat rapi. Langkah kaki berderap di depan pintu, rasanya jantung Aura berdetak berkali-kali lipat. Suara pintu terbuka membuat Aura menoleh ke arah pintu dan disana ada seseorang yang dia tunggu sedari tadi. Lelaki berbadan te
Gusti Irwanda Laksmana, lelaki matang dengan segala pesona dan arogansinya yang membumbung tinggi di atas langit. Berjalan dengan angkuh menuruni tangga. Langkahnya yang panjang, membuat dirinya cepat sampai ke ruang makan. Dia duduk dengan angkuhnya, melihat beberapa hidangan yang telah tersedia di meja makan. Dia mengamati kursi di sampingnya, dan wajah arogannya berubah menjadi sendu. Sungguh dia sangat merindukan masa itu.Diah berjalan dari arah dapur dan meletakkan secangkir kopi di samping Gusti. Dia menunduk untuk undur diri, dan berjalan menuju halaman belakang. Setiap pagi memang Diah akan berada disana, bersama perempuan itu. Ah, perempuan itu. Kata apa yang pantas untuk disebutkan, memang benar mereka telah menikah, tapi bagi Gusti, ini adalah pernikahan yang sangat terpaksa dia jalani. Dia ba
"Saya terima nikah dan kawinnya Quenby Lateshia Tasanee binti Frederick Davian, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai". SAH....Sanee memegang kepalanya yang mendadak pening. Tolong siapa saja, sadarkan Sanee sekarang juga kalau ini cuma mimpi.Mimpi siang bolongnya yang gak akan pernah dia harapkan. Sanee membencinya.Sangat Benci.Andaikan ada pintu kemana saja milik Doraemon, sudah dipastikan dia akan meminjamnya sekarang ini.Tepukan halus di bahunya membuat Sanee tersadar dari lamunannya. Sanee mendengus sebal saat melihat Shae-- adik kembarnya dengan sengaja tersenyum mengejek padanya.Vangke emang.Sanee berusaha acuh saat Alexa-- sang Mama menyuruh dia agar mencium tangan lelaki di depannya itu. Sampai melotot pun dia enggan untuk menjabat eh bukan, mencium tangan lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu.
"Bukan cinta jika selalu ada kata maaf di ujung penyesalan" Sanee berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sepi di malam hari ini. Dia bertugas jaga malam hari ini. Sanee mempercepat langkah Kakinya kala hp di saku snelinya berdering dan heboh di lorong yang sepi ini. Nama Beruang Teddy, segera Sanee menggeser tombol hijau untuk menjawabnya."H--"."Anjir, lo harus bantu Gue. Beneran bantuin Gue. Anjrit emang".Belum juga Sanee mengatakan halo sudah dapat umpatan dari si Beruang teddy. Sanee mendengus sebal, kalau bisa dia suntik mati aja itu si Beruang teddy teman Shae."Lo misuh-misuh kenapa sih. Lo kalau emang udah sakit, Gue anterin beneran ke Rsj. Gue cariin dokter yang bagus sampai lo sembuh.""Anjrit. Sanee bangsat. Gue waras Anjir. Elo mesti bantuin Gue San. Detik ini juga!""Eh
"Aku tidak punya mantan, adanya teman khilaf."Sanee menekuri laporan tentang data diri pasien yang dia periksa. Sebelum harus memasuki ruang pembantaian milik profesor dr. Dr. Aji Darmawan, pemilik sah rumah sakit tempat dia bekerja. Menyeruput kopi yang sudah dingin di cangkir putih depannya, menghela napas berat. Dia sebenarnya merasakan lelah. Dua hari tanpa libur dan pulang ke rumah. Astaga, bagaimana bentuk wajahnya saat ini? Apakah masih tetap terlihat cantik atau sudah bergeser jadi hancur.Bahkan dirinya hanya mandi satu kali hari ini. Kemarin-kemarin, hanya mandi parfum yang baunya tidak akan membuat keringatnya keluar dari peradaban. Sebentar lagi dia harus visit pagi bersama rekan-rekannya, dan dihadiri oleh sang profesor ternama.Aku lelah, mau nikah aja!. Gumamnya dalam hati.Dia merapikan rambutnya agar tetap terlihat rapi dan cantik, percuma saja jika hari ini dia tidak ca
Gusti Irwanda Laksmana, lelaki matang dengan segala pesona dan arogansinya yang membumbung tinggi di atas langit. Berjalan dengan angkuh menuruni tangga. Langkahnya yang panjang, membuat dirinya cepat sampai ke ruang makan. Dia duduk dengan angkuhnya, melihat beberapa hidangan yang telah tersedia di meja makan. Dia mengamati kursi di sampingnya, dan wajah arogannya berubah menjadi sendu. Sungguh dia sangat merindukan masa itu.Diah berjalan dari arah dapur dan meletakkan secangkir kopi di samping Gusti. Dia menunduk untuk undur diri, dan berjalan menuju halaman belakang. Setiap pagi memang Diah akan berada disana, bersama perempuan itu. Ah, perempuan itu. Kata apa yang pantas untuk disebutkan, memang benar mereka telah menikah, tapi bagi Gusti, ini adalah pernikahan yang sangat terpaksa dia jalani. Dia ba
Aku kuat jikalau hanya sebentar....Aura duduk di atas sofa berwarna coklat, dan memandang jendela di depannya, ini sudah pukul delapan malam dan orang yang dia tunggu, belum datang juga. Aura menghela napas berat, kenapa harus seperti ini? Kenapa harus setiap hari? Dia menggeleng pelan. Lalu mengecek handphone miliknya yang tergeletak di meja. Sepi dan sunyi, tidak ada panggilan atau pesan dari orang yang dia tunggu. Pesan? Bahkan sepatah katapun tidak pernah diucapkan di depan Aura. Dia diam dan berharap lelaki itu segera pulang dengan selamat.Deru mobil dan ban yang berdecit memasuki garasi, Aura bisa tersenyum lega. Dia menata rambutnya agar rapi, membenarkan pakaiannya yang lecek, agar terlihat rapi. Langkah kaki berderap di depan pintu, rasanya jantung Aura berdetak berkali-kali lipat. Suara pintu terbuka membuat Aura menoleh ke arah pintu dan disana ada seseorang yang dia tunggu sedari tadi. Lelaki berbadan te
Cinta sejati akan tetap bersatu, walaupun awalnya akan menyakitkan."Sanee duduk di taman sendirian. Dia Memaksa Shae untuk mengantarkan dirinya menikmati angin disana.Gusti mendekat dan bersimpuh di depan Sanee. Dia hanya diam dan tak bergerak.Ini orang gak ada bosennya apa. Batin Sanee.Ini sudah ke 10 kalinya Gusti menemui dirinya. Selalu mengaku sebagai mantan suaminya.Menikah dengannya pun Sanee tidak ingat. Bagaimana dia bisa punya mantan suami seperti Gusti."Aku mohon, please ingat aku San". Lirihnya. Bahkan Gusti sudah memasang wajah nelangsanya.Sanee mencoba mengingat memori antara dirinya dan Gusti, tapi nihil. Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa saat ini."San?"Sanee memegangi kepalanya dan meringis kesakitan. Tidak ada memori tentang Gusti, walaupun dia berusaha mengingat. Hanya
"Kepergianku untuk selamanya, meninggalkan kamu untuk cinta yang lain".Gusti menjadi pribadi tak tersentuh, dia kembali menjadi pribadi yang dingin. Tapi segala kenangan tentang Sanee tidak pernah berubah.Bahkan dia mengunci ruangan khusus tempat dia menyimpan semua barang milik Sanee, bahkan foto Sanee ada disana semua. Tidak ada yang boleh masuk ke kamar itu. Hanya dirinya yang bisa kesana."Gusti". Gumamnya pelan.Dia kembali bersembunyi di ruangan Shae, saat melihat Gusti masuk ke dalam bersamaan dengan seorang Pria yang berpakaian sama dengannya menenteng laptop dan beberapa map.Sanee bahkan mengurungkan niatnya untuk pergi Dari sini. Dia tidak ingin bertemu Gusti, atau dia bahkan bisa dengan mudahnya untuk menghancurkan hubungannya dengan Rayyan.JanganSanee memilih sibuk dengan hapenya, saat sebuah artikel di Google muncul di hapenya.
Tasanee PovApa yang kalian rasakan, jika kalian jadi diriku. Saat kalian mencoba menerima semuanya dengan lapang dada, tapi kenyataan pahit menghampiri Ku.Gusti-- suamiku telah mengatakan jika dia pernah berhubungan badan dengan mantan pacarnya dulu sebelum kami menikah, dan sekarang telah menghasilkan anak yang sedang di kandungnya.Aku sangsi jika Dora benar-benar hamil anak Gusti. Sedangkan dirinya dan Gusti telah berpisah dua bulan lamanya sebelum pernikahan kami berlangsung.Kan anehKalau dia hamil, lalu kenapa saat Gusti menyiapkan semua pernikahan mereka, dia kabur. Dan Gusti menyeretku untuk menjadi pengantin penggantinya.Kan BrengsekBahkan Gusti dengan rela melepaskan diriku jika aku benar-benar tidak hamil anaknya.Kan BangsatTadi pagi saat aku berangkat kerja, Ku sempatkan diriku untuk
"Aku takut untuk mencintai orang yang sama".Kedekatan antara Rayyan dan Sanee, sudah tercium oleh Billal dan kawan-kawannya.Bahkan saat Sanee berjalan untuk mengambil vaksin, melewati beberapa tentara yang sedang berdiri mengawasi sekitar."Permisi"."Eh bu dokter, mau cari Lettu Rayyan ya?". Sanee memutar bola mata malas. bahkan ini sudah kesekian kalinya."Heh, siapa yang suruh kalian godain calon istri saya. Lari keliling lapangan 20 kali". Teriak Rayyan."Siap Komandan". Mereka ngacir menuju lapangan.Sanee mendengus sebal saat Rayyan mendekat, tapi dia berjalan masuk ke ruangan untuk mengambil vaksin.Rayyan mengikuti dirinya dari belakang. Sanee bahkan tahu. Dia memberikan vaksin itu pada teman sejawatnya, lalu berjalan menuju belakang barak. Disana terdapat tempat duduk beserta mejanya.
"Cinta palsumu hanya membuatku semakin merasakan sakit".Dora pulang ke apartment miliknya sendiri. Dia akan mempersiapkan segala kebutuhan dirinya sebelum menikah dengan Gusti nantinya.Dia sudah membereskan semuanya ke koper miliknya. Dora tersenyum bahagia saat melihat sebuah cincin berlian 24 karat pembelian Gusti."Tinggal sebentar lagi". Dia tertawa melihat pantulan wajahnya sendiri.Ting tung...Dora menghentikan kegiarannya membereskan beberapa lingerie sexy miliknya ke dalam koper. Dia berganti dengan sebuah lingerie sexy dan transparan berwarna hitam transparan."Pasti kangen". Gumamnya dalam hati.Seketika jantung Dora melesat turun ke ginjal. Seorang lelaki berdiri dengan senyuman manisnya di depan Dora."Haiy sayang, kamu apa kabar?". Lelaki itu berjalan pelan dan menghampiri Dora yang hanya diam. Membelai
"Penyesalanmu tidak sampai menyentuh hatiku yang terlanjur terluka".Tok tok tokSuara palu hakim telah menggema di ruangan ini. Terasa mencekam bagi Gusti saat ini. Badannya serasa lemas saat satu kalimat dari hakim ketua telah Meluncur manis dan kini menjadi momok dalam hidupnya.Resmi BerceraiGusti dan Sanee telah resmi Bercerai. Sanee memang tidak pernah datang ke pengadilan agama. Dia mewakilkan semuanya lewat kuasa hukumnya dan juga Shae."Saya mengajukan banding yang mulia". Gusti berdiri dari duduknya.Hakim ketua tengah berdiskusi dengan hakim anggota. Mereka kemudian mengangguk berkali-kali."Banding ditolak". Terdengar sekali lagi suara palu hakim diketuk dan dinyatakan berakhir.Status Gusti kini menjadi Duda. Tanpa Sanee kembali disisinya seperti dulu. Meskipun dia dan Sanee tidak pernah akur, tapi dia men
"Menjauh darimu membuatku memiliki waktu untuk mengobati hatiku yang terluka"Ruangan UGD penuh dengan beberapa orang. Shae memandang nanar pasangan suami istri yang memakai sneli.Rania keluar dari UGD dan menatap sendu kearah Alexa. Dia memeluk Alexa, menenangkannya sebelum dia menceritakan yang sebenarnya."Sanee keguguran".Dua kata itu membuat Shae murka. Gusti yang baru saja datang bersama Ira dan Adam pun menjadi pelampiasan kemarahannya.PlakkSatu tamparan penuh amarah dia labuhkan ke wajah Gusti yang terlihat berantakan."Lo yang udah buat semuanya seperti ini. Lo yang udah membunuh anak dalam rahim Sanee. Lo Pembunuh". Teriak Shae frustasi."Shae, sudah". Erik menarik Shae dari hadapan Gusti."Lepas. Daddy dan Mommy sama aja. Kalian yang udah bawa San