Share

BAB 7

Penulis: Ciaz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 08:10:05

Damian yang sudah rapih dengan setelan kantornya, keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga hendak pergi ke kantor. Saat tiba di bawah ujung tangga ia melihat Leanne yang menghampirinya.

"Regan, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat bekerja." Ucap Leanne yang memakai celemek bermotif bunga sakura terlihat cantik dengan rambut hitam nya yang di cepol asal.

"Regan?" Tanya Damian heran.

"Ya. Apa kamu tidak keberatan jika aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Leanne.

"Hm..tidak masalah." Jawab Damian acuh tak acuh.

"Dan... seharusnya kamu tidak perlu menyiapkan sarapan untukku. Lagian aku tidak terbiasa untuk sarapan pagi yang berat." Lanjutnya.

"Regan, aku tahu jika pernikahan ini hanya untuk sementara. Tapi aku ingin, selama kita masih berstatus suami istri. Aku ingin menjalankan segala hal keperluan mu sebagai seorang istri." Ucap Leanne.

"Aku tidak bisa lepas dari tanggung jawabku. Maka dari itu, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat. Walaupun hanya sedikit saja kamu makan." Lanjutnya.

Memikirkan apa yang di katakan istri sementaranya itu, kenapa tidak ia lakukan saja. Toh, itu hanya sebatas kewajiban dia saja. Maka dari itu, Damian pun mengangguk menyetujui.

"Baiklah. Ayo kita sarapan." Ucap Damian sambil terlebih dahulu berjalan ke ruang makan dengan Leanne berada di belakang mengikutinya.

Sarapan nasi goreng sederhana buatan istrinya membuat Damian yang tadinya malas sarapan. Sekarang malah minta untuk tambah porsi. Entah dia yang kelaparan, atau nasi goreng sederhana buatan istrinya enak. Maka ia lupa dengan ucapannya tadi.

Usai dengan sarapannya, Damian mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya, dan memberikannya pada Athena.

"Ini—pegang dan pergunakanlah hak mu sebagai istri, dengan kewajibanku sebagai suami menafkahimu. Kebutuhan sehari - hari mu atau kebutuhan rumah tangga. Kamu gunakan saja uang di dalam kartu itu." Ucap Damian sambil menyodorkan sebuah kartu pada Leanne.

"Kalau begitu, aku berangkat kerja dulu." Lanjutnya pamit pergi tanpa menunggu jawaban Leanne Menatap sebuah kartu berwarna hitam yang berada di atas meja dengan tatapan kosongnya.

Menghela napas kasarnya, dan membereskan semua makanan di atas meja tanpa ia sarapan terdahulu. Setelah membereskan meja makan serta mencuci piring, Leanne kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke toko bunganya. Karena mobilnya belum ia ambil di rumah, maka Leanne pergi ke toko menggunakan taxi.

Setelah membayar tarif, dan turun dari taxi. Leanne berjalan ke arah pintu tokonya yang sudah di buka oleh pegawainya.

"Pagi Kak,"

"Pagi Bos,"

Sapa Kenny, dan Justin bersamaan ketika pemilik toko sudah datang.

"Pagi." Jawab singkat Leanne.

"Sepertinya, suasana hati Kak Leanne sedang buruk." ucap Kenny saat Leanne sudah pergi ke ruangannya di lantai atas.

"Jangan sok tahu kamu. Si Bos dari dulu juga seperti itu." Ucap Justin sambil mengelap dinding kaca.

"Seorang pria memang tidak pernah peka dengan perasaan wanita." Dengus Kenny yang tengah menyiram bunga di dalam pot.

"Hey! Tidak semua pria seperti itu tahu. Aku contohnya, pria yang sangat pekaan. Apalagi terhadap mu yang sedang marah, atau bahagia." Ucap Justin.

"Maksudmu?" Tanya Kenny bingung.

"Jika kamu marah - marah berarti kamu sedang kedatangan si tamu merah, atau kekasihmu ketahuan selingkuh. Ketika kamu bahagia aku tau, kamu mempunyai kekasih baru lagi." Ucap Justin.

"Seperti aku dong, single apapun tidak aku tetap bahagia." Lanjut Justin sambil menyisir rambut bagian depan dengan jari - jarinya.

"Kenapa kamu harus membahas pria brengsek itu sih. Kamu membuatku ingin menelan orang hidup - hidup. Dasar buaya playboy cap babi peliharaanmu 'kan banyak. " Ucap Kenny kesal sambil mengarahkan semprotan air ke arah Justin.

"Hey! Hey! Basah tau. Salah kamu sendiri memacari pria banyak wanitanya." Ucap Justin sambil menghindar dari serangan Kenny.

"Aku kan tidak tahu pria bren*gsek itu mata keranjang. Tampangnya aja polos dan ngegemesin." Ucap Kenny masih berusaha menyerang.

"Kau saja yang mudah di bodohi." Sarkas Justin membuat Kenny tambah menyerangnya.

Di sisi lain, Leanne yang duduk di kursi tengah memeriksa sebuah dokumen yang sudah berada di ruangannya sejak tadi. Saking fokusnya, ia tidak memperdulikan keributan yang di buat oleh bawahannya. Asal mereka tidak merusak bunga - bunganya, itu tidak masalah.

Sebuah ponsel berdering dengan suara yang khas membuatnya mengangkat kepala. Mengambil, serta melihat sebuah pesan masuk yang membuatnya ingin melempar benda mati itu. Tidak ingin terjadi, maka ia segera simpan kembali benda mati itu di tempatnya semula. Dokumen yang ia baca tadi di simpannya di laci meja kembali, dan bangkit keluar ruangannya.

Ketika menuruni tangga, suara keributan yang tadi ia dengar lenyap. Tibanya Leanna sudah di lantai bawah, terlihat beberapa orang yang membeli bunga - bunganya membuat dua orang pegawainya kewalahan.

"Boleh saya bantu?" Tanya Leanne menghampiri seorang pembeli pria yang terlihat kebingungan dengan bunga yang akan di pilihnya.

"Ah iya, bisakah anda menolong saya untuk mencarikan bunga, yang pas untuk di berikan pada seseorang yang berulang tahun." Ucap si pria yang bertampilan rapih terlihat dari jas stelan kantor yang melekat pada tubuh tegapnya.

"Maaf, jika boleh saya tau untuk siapa bunga yang akan anda berikan?" Tanya Leanne ramah.

"Dia adalah istri saya yang hari ini sedang berulang tahun." Jawabnya tak kalah ramah.

"Jika begitu, saya sarankan anda memberikan perpaduan bunga lily, dan bunga rose yang melambangkan kebahagiaan, kemurnian serta ketulusan cinta sejati kalian. " Ucap Leanne.

"Sepertinya akan sangat indah, kalau begitu tolong berikan satu buket bunga yang anda sarankan Ms....." Ucap si pria yang ingin tahu nama Leanne.

"Leanne. Cukup panggil saya Anne saja."

"Ya, Anne. Apa anda pemilik toko ini?" Tanya si pria sambil mengikuti Leanne untuk merangkai bunga yang ia pesan.

"Iya." Sahut Leanne.

"Saya bisa sarankan pada istri saya untuk membeli bunga di sini. Apalagi terlihat berbagai macam bunga-bunga di sini dan semuanya segar-segar." Ucap si pria pembeli.

"Terima kasih. Saya serta karyawan saya selalu merawatnya setiap hari untuk menjaga kesegaran mereka untuk tidak mudah layu." ucap Leanne.

"Ini, buket bunga pesanan anda sudah selesai." Ucap Leanne yang butuh 5 menit untuk merangkai bunga telah usai.

"WOW! Perfect." Ucap si pria pembeli yang menerima buket bunga dari Leanne dengan senyum ramahnya.

Setelah menyelesaikan pembayarannya di kasir, si pria berkata.

"Saya yakin, istri saya akan menyukainya." Lanjutnya tersenyum bahagia.

"Ini hadiah dari saya, selamat ulang tahun untuk istri anda." Ucap Leanna sambil memberikan bunga lain pada si pria.

"Terima kasih, akan saya berikan bunga ini dan sampaikan ucapan selamat dari anda. Kalau begitu saya permisi." Ucap si pria pembeli.

"Ya, silahkan." Balas Leanne sambil melihat si pria yang keluar tokonya dengan membawa buket bunga di kedua tangannya.

Melihat sekitar yang masih banyak pembeli, Leanne pun kembali membantu pegawainya.

Sudah jam 3 sore, Leanne pulang lebih awal dari waktu tokonya tutup. Saat ini, ia di dalam mobil taxi untuk pergi ke rumahnya untuk mengambil barang yang tertinggal di sana. Sekalian membawa mobil yang ia beli, saat dirinya pulang dari Amerika yang belum ia pakai sama sekali.

Lampu merah membuat taxi berhenti, Leanne melihat ke arah jendela samping dan tidak di sangka langsung di hadapkan dengan pemandangan yang membuatnya menatap datar. Seorang pria, dan wanita tengah keluar dari restoran dengan saling merangkul satu sama lain. Siapa sangka, jika itu adalah Damian dengan kekasihnya.

Tidak ingin berlama - lama melihat hal itu, yang membuat hidupnya ironis. Leanne mengarahkan pandangannya ke depan. Melipatkan kedua tangan di dada, serta memejamkan matanya.

*****

Bab terkait

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 8

    *****Leanne turun serta membayar argo taxi, setelah tiba di kediaman orang tuanya.Berjalan ke arah pintu serta mengetuknya, sampai tiba seseorang membukanya dari dalam. "Ternyata kamu, Nak?" Tanya Anita ketika siapa yang bertamu. "Di mana suamimu?" Tanyanya lagi sambil melihat ke arah belakang putrinya, namun tidak menemukan siapapun. "Aku kesini hanya mengambil barangku yang tertinggal." Ucap Leanne membuat Anita sedih. Semampu mungkin, ia memasang wajah bahagianya menyambut kedatangan putrinya. "Apa perlu ibu bantu?" Tawarnya. "Tidak usah." Ucap Leanne dan menerobos masuk tanpa melirik ke arah Anita. Leanne berjalan ke arah tangga di mana kamarnya berada di lantai dua. Masuk kamarnya serta mengambil barang yang ia perlukan. Mengambil kunci mobilnya yang terakhir kali ia simpan di laci meja nakas. Hendak berbalik ke arah pintu gerakkannya terhenti ketika ibunya berada di dalam ruangan yang sama dengannya. "Nak, makanlah dulu kebetulan ibu memasak makanan kesukaanmu."

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 9

    ***** "Anda........bukankah wanita pemilik toko bunga itu?" Tanya Mr. Davidson kepada Leanna. "Sayang, dia pemilik toko bunga yang tadi pagi aku beli bunga di sana, sekaligus orang yang memberimu bunga selain aku." Jelas Mr. Davidson melihat kebingungan istrinya. "Ahh, benarkah?! Kalau begitu saya berterima kasih kepada anda, dan bunganya sangat cantik. Saya Amanda, dan ini suami saya Federick. " Ucap Amanda memperkenalkan diri serta suaminya Mr. Davidson. "Sama - sama, saya senang jika Mrs. Davidson menyukai bunganya. Saya Anne." Ucap Leanna. "Panggil Amanda saja, dan kamu istri dari Mr. Romanov?" Tanya Amanda yang di angguki Leanna. "Mr. Damian, maaf saat anda menikah. Saya tidak bisa hadir, karena itu saya tidak mengenali istri anda saat saya beli bunga di tokonya. Kalian sepasang suami istri yang serasi." Ucap Federick di akhiri pujiannya pada Damian dan juga Leanne. "Tidak apa - apa Mr. Davidson. Terima kasih, dan kalian pun begitu terlihat sangat serasi. Apalagi ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 10

    ***** "Regan, kamu tidak akan sarapan terlebih dahulu?" Cegah Leanne dari arah dapur, ketika melihat Damian yang sudah akan keluar pintu utama. "Mulai hari ini kamu jangan membuat sarapan atau makanan untukku lagi." Ucap Damian masih dengan posisi menghadap ke arah pintu. "Tapi kenapa? Kita kan sudah membicarakannya masalah ini, dan aku sudah menyiapkannya untukmu." Ucap Leanne Berbalik arah menatap Leanne, "Aku akan sarapan dengan kekasihku. Makanan yang di buat bila perlu kamu buang saja." Ucap Damian yang menohok dan ia berlalu dari sana meninggalkan Leanne yang terus menatapnya sampai Damian menaiki mobilnya dan pergi. Berjalan masuk, dan ke arah dapur setelah menutup pintu utama. "Bi....tolong bereskan meja makan." Ucap Leanne yang hendak berjalan ke arah tangga. "Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 11

    ***** Sebuah ruangan yang memiliki satu fentelasi kecil, serta hanya satu lampu yang menerangi ruangan. Terdapat tiga pria dalam ruangan, hanya saja satu orang pria yang cukup berumur tengah duduk di kursi dengan keadaannya yang sangat mengkhawatirkan. Dengan tubuh yang di ikat, serta tangannya di ikat kebelakang. Wajahnya yang babak belur serta berlumuran darah membuat penampilan pria tua itu sangat terlihat menyedihkan di hadapan dua pria lainnya yang tengah berdiri memperhatikannya. BRAK!! Pintu ruangan yang terbuka dengan seseorang yang mulai berjalan masuk. Pakaian yang serba hitam serta topeng berwarna hitam yang sebatas mata. Namun uniknya bagian sebelah kanannya yang terdapat sebuah desain burung Phoenix berwarna gold hingga seluruh wajah bagian kanannya tertutupi. Apalagi ekornya yang di ukir menjuntai sangat cantik. Membuat si pria yang tengah duduk di kursi yang sedang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 12

    ***** A02, C15, dan E18 saat ini mereka bertiga tengah mengintai sebuah rumah mewah yang berlantai tiga. Keadaan yang gelap membuat rumah megah itu seperti tidak ada penghuninya. "C18 kamu yakin tidak ada siapapun di dalam sana?" Tanya C15 lewat earpiece kecil pada C18 yang berada di dalam mobil tengah sibuk dengan laptopnya, dan ia dengan A02 tengah menyembunyikan diri di balik pohon besar yang lebat. "Ya, tidak ada siapupun. Sudah aku hack CCTV semuanya di dalam rumah itu." Balas C18. "Aku yang akan masuk ke dalam terlebih dahulu, dan C15 berjaga - jagalah aku yakin ini pasti jebakan mereka yang sudah datang." Ucap A02 menatap datar pada rumah megah di hadapannya. "Apa maksudmu?" Sebelum pertanyaan C15 di jawab A02 telah pergi dari hadapannya. Melompati dari pohon ke pohon dengan lincahnya tanpa takut terjatuh, dan mendarat di b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 13

    ***** ▪︎ United States Central Intelligence Agency ▪︎ "Selamat datang kembali, karena kalian tidak jadi barbeque. " Mereka yang baru saja tiba di salah satu ruangan di mana tempat bagi mereka jika di adakannya rapat, langsung di sambut perkataan Adam yang menjengkelkan. Mereka yang sudah terbiasa dengan kata sambutan itu hanya bisa abai saja. Segera duduk di kursi masing - masing. Dengan mendengarnya perkataan seperti itu masih menandakan jika mereka masih utuh. A02 mengeluarkan sebuah berkas serta kotak di dalam tas gendong kecilnya. Menyodorkannya ke arah Adam. "Pemikiran mu membawa 'matanya' untuk retina scan memang berguna, sangat tepat." Ucap Adam sambil mengambil berkas itu dan meneliti tiap lembarnya. "Mereka membuat anak tersangka mati." Ucap A02 datar. "Sudah aku sangka. Mereka tidak akan mening

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 14

    WARNING!! 18+ ***** Damian yang harus kerja lembur, ia baru saja sampai rumah jam 9 malam. Akan tetapi ruang utama selalu gelap setiap ia pulang malam ke rumah. Entah ini hanya perasaannya saja atau memang istrinya itu tidak ada di rumah. Terakhir kali ia bertemu dengan Leanne lima hari yang lalu sejak kejadian di mana ia membawa Sarah ke rumahnya, dan ia dengan Leanne mengalami pertengkaran kecil. Ia selalu berpikir mungkin istrinya itu memang sedang menghindarinya, karena setiap pagi dirinya akan berangkat kerja Leanne tidak pernah absen untuk menyuruhnya sarapan pagi yang selalu ia abaikan. Namun belakangan ini ia tidak mendengar panggilan Leanne ke padanya setiap pagi. Mungkin juga ia tidak bertemu dengan Leanne karena tiga hari belakangan ini ia memang selalu lembur, itu juga yang ia pikirkan. Namun jika benar Leanne tidak ada di rumah ia harus memastikannya. Damian pun berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 15

    ***** Hari sudah gelap dimana Damian baru saja tiba di rumah pukul jam 8 malam. Setelah menyimpan mobilnya ke garasi, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan ruangan yang sudah terang. Heran dengan keadaan rumahnya yang terang serta sebuah suara dari arah dapur membuatnya berjalan ke sana. Hingga ia sampai di sana terlihat seseorang yang sudah ia kenali sedang membelakanginya. "Regan?!" Ucap Leanne terkejut melihat keberadaan Damian di belakangnya. "Kamu baru saja pulang? Aku sedang menyiapkan makan malam. Apa kamu akan makan?" Tanya Leanne sambil menyajikan olahan masakannya ke piring lebar yang tidak lepas dari tatapan Damian. "Ya. Aku akan mandi terlebih dahulu." Ucap Damian dan berlalu pergi ke kamarnya. Melihat suaminya yang sudah pergi, Leanne menyajikan masakannya kembali. Beberapa menit berlalu, Damian yang sudah seles

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28

Bab terbaru

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 134

    ***** Leanne dan bayinya sudah di pindahkan di ruang rawat. Tentunya dengan kelas VVIP, ruang rawat Leanne di hias begitu indahnya dengan pernak-pernik warna biru keemasan. Leanne tengah menggendong bayinya dan Damian duduk di atas brankar di samping Leanne. Merangkul bahu Leanne dengan mesra. Untuk saat ini hanya ada mereka. Orang tua Leanne maupun Damian mereka yang tengah di luar kota sedang dalam perjalanan pulang dan menuju rumah sakit. "Sudah ada nama untuk anak kita, Regan." Mendengar istrinya menyebut 'anak kita' membuat perasaan Damian selalu menghangat. "Ya." Sahut Damian dengan ibu jarinya yang mengusap pipi merah anaknya. Leanne menatap Damian. "Apa?" Tanyanya. Damian menatap istrinya. "Leander Ergan Alpha Romanov. Putra kita yang akan menjadi pemimpinnya Romanov." Ucapnya. Leanne tersenyum. "Bagus sekali." Ucapnya, lalu tatapan Leanne mengarah kembali pada bayinya yang sudah di beri nama Leander Ergan Alpha Romanov. "Sangat cocok untukmu, Sayang."

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 133

    ***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Damian yang berada di depan pintu ruangan persalinan terus saja mondar-mandir. Bukan tanpa alasan kenapa Damian seperti itu dengan suasana hatinya yang terus cemas. Sebab hari ini Leanne akan segera melahirkan. Satu jam lalu lebih tepatnya sebelum Leanne di bawa ke rumah sakit. Leanne yang berada di rumah bersama dengan damian yang sudah mulai cuti untuk tidak ke kantor semenjak kandungan Leanne sudah memasuki HPL. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan menyusuri halaman belakang. Awalnya Leanne baik-baik saja saat mereka masih mengelilingi halaman, namun saat Damian masuk kembali ke mansion untuk mengambilkan topi untuk Leanne pakai di kamarnya. Tiba-tiba saja Leanne merasakan sakit di perutnya. Ada dua orang pelayan yang menemani Leanne, namun melihat Leanne yang kesakitan mereka di buat panik. Hingga harus Leanne 'lah yang mengingatkan mereka jika mereka harus memanggil Damian. Salah satu dari mereka berlar

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 132

    ***** Damian yang baru saja selesai meeting, masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengecek ponselnya yang tadi ia tinggalkan sebab ia charger. Damian melihat ada beberapa notifikasi yang masuk. Di antaranya sebuah pesan dari bawahannya yang selama ini ia perintahkan untuk menjaga dan mengawasi istrinya secara diam-diam. "Apa ini?!!" Damian terlihat marah saat melihat potret istrinya yang di kirimkan oleh mata-matanya. Foto pertama di mana foto itu berisi istrinya yang tengah memasuki mobil hendak pergi keluar. Damian marah karena saat ini pakaian istrinya begitu sexy sekali. Gaun pendek berwarna maroon yang sebatas paha dengan sebuah blazer hitam menutupi bahunya, namun tetap saja istrinya sangat terlihat sexy apalagi dengan perutnya yang sudah membesar. Kandungan Leanne saat ini sudah memasuki trimester ketiga. Dalam beberapa bulan ini begitu banyak perubahan pada istrinya semenjak hamil. Selain moodnya yang sering berubah- ubah, cara berpakaian istrinya pun selalu me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 131

    ***** Damian menuntun Leanne dengan hati-hati sebab mata Leanne masih tertutup kain dasi. Masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di mana di dalam ruangan itu sudah di hias indah sedemikian rupa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi ada Rose dan Daniel serta Anita dan Harris. Dari arah lain ada Joshua yang baru saja datang sambil membawa popper party di tangannya. Damian membawa Leanne ke tengah-tengah mereka. Damian berdiri di belakang tubuh Leanne, lalu ia berkata. "Kamu sudah siap Love?" Tanya Damian berbisik pelan pada telinga Leanne. "Ya." Sahut Leanne yang sudah tidak sabar agar ikatan di matanya di lepaskan. Damian melepaskan ikatan itu dan dengan perlahan menjauhkan kain dasi itu dari Leanne. POP!!! Suara letusan keras itu terdengar disertai dengan keluarnya confetti ke udara. "SURPRISE!!!!" Seruan dari sekitarnya membuat Leanne melihat siapa-siapa saja yang ada. Bukan hanya kedua mertuanya saja, kedua orangtuanya pun ada. "Happy anniversary untuk kalian

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 130

    ***** Beberapa bulan kemudian..... Hari ini weekend, Leanne dan Damian berencana pergi ke pusat perbelanjaan. Damian tengah menerima telepon di lantai bawah sambil menunggu Leanne yang belum selesai bersiap-siap. "Jo kamu harus pastikan semuanya sempurna sesuai dengan rencana." Ucap Damian mewanti-wanti Joshua di seberang sana. Damian melihat kehadiran istrinya yang tengah menuruni tangga. "Jangan ada kesalahan apapun." Tandas Damian sekali lagi ia memperingati Joshua. Belum sempat Joshua membalas ucapan Damian, sambungan telepon sudah di putuskan sepihak oleh Damian. Damian menghampiri Leanne dengan tatapan penuh pemujaan. Sebab Leanne hari ini tampil sangat cantik dengan riasannya. Bukan hari ini saja setiap hari pun istrinya selalu tampil cantik. Leanne yang biasanya tidak terlalu sering memakai dress entah kenapa sudah beberapa bulan ini selalu memakai dress dengan juga selalu merias diri. Bahkan Damian selalu di buat heran saat berada di rumah pun istrinya

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 129

    ***** Venesia, Italia. Ya, mereka berdua Leanne dan Damian kini sudah berada di kota romantis itu. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk bulan madu. Seperti apa yang sudah mereka rencanakan setelah urusan Leanne selesai mereka akan berbulan madu dan Damian menyerahkan semua tujuan mereka pada Leanne. Dan pada akhirnya Leanne memilih Venesia. Leanne dan Damian baru saja check-in kamar hotel. Sebenarnya keinginan Damian dirinya ingin tinggal di apartemen, bukan hanya menyewanya melainkan membeli salah satu apartemen di sana yang pastinya memiliki nilai tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya. Namun keinginan itu harus pupus karena Leanne sendiri menolak tegas, sebab mereka tinggal di Venesia hanya beberapa hari. Bagi Leanne itu pemborosan, akan tetapi berbeda dengan pemikiran bisnis Damian. Membeli apartemen di Venesia sama saja untuk investasi. Namun apalah daya karena terlalu cinta mungkin sudah masuk level budak cinta Damian pun mematuhi perkataan istrinya. Setibany

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 128

    ***** Leanne yang baru saja tiba di rumah heran saat mendengar suara tawa. Saat ia berjalan masuk ke dalam dan terus berjalan ke arah ruang makan ternyata suara tawa itu berasal dari Kakeknya dan juga suaminya. Leanne di buat bingung apa yang sudah terjadi pada mereka selama dirinya pergi sehingga mereka terlihat bercengkrama dengan akrabnya. Tidak seperti awal bertemu kakeknya kurang baik menyambut suaminya. "Oh Princess, kamu sudah pulang. Ayo sini kita makan bersama." Ajak Anthony saat melihat Leanne yang masuk ke ruang makan. Leanne berjalan ke arah kursi duduk di samping Damian. Leanne melihat hidangan yang masih tersaji utuh. "Kalian belum memulainya?" Tanya Leanne. "Kami menunggu mu Princess, lagian belum lama juga kami di sini." Sahut Anthony. "Padahal Kakek bisa saja duluan. Kakek harus menjaga kesehatan Kakek, jangan telat soal makan." Peringat Leanne. "Hanya hari ini saja, lagipula jarang-jarang bisa makan bersama seperti ini." Ucap Anthony. Damian me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 127

    ***** Leanne dan Damian melanjutkan penerbangan mereka lagi ke Amerika. Dan kini mereka baru saja tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy. Setibanya di bandara, sudah ada orang yang menunggu kehadiran Leanne dan Damian. Leanne perkirakan itu bawahannya Damian. Karena Leanne sendiri tidak memberitahukan kedatangannya ke sini pada Anthony atau pun Noel. Mobil melaju menuju kediaman Anthony, hingga beberapa menit kemudian mereka pun tiba di tujuan. Di depan gerbang kediaman Anthony. Karena pintu gerbang yang tertutup, Leanne menyembulkan kepalanya. Lalu sebuah CCTV bergerak mengscan wajahnya. Leanne memasukkan diri kembali ke dalam mobil dan tidak membutuhkan lima menit pun pintu gerbang mulai terbuka. "Keamanan disini patut aku tiru." Ucap Damian. "Semenjak Nenek meninggal Kakek jadi tidak terlalu suka banyak orang. Banyaknya bodyguard yang di pekerjakan di sini pun itu untuk keamanan Nenek, karena untuk mengurangi resiko aku sendiri memilih tinggal di apartemen s

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 126

    ***** Leanne dan Damian sudah mendarat di negara yang di juluki negeri matahari terbit itu dan kini mereka berada di dalam mobil yang di sopiri oleh Scott, bodyguard Damian yang baru Leanne lihat lagi. Leanne melihat ke arah jalan raya, tahu kemana tujuan mereka Leanne menatap Damian dengan tatapan menelisiknya. "Kenapa?" Tanya Damian. Tangan mengusap pipi Leanne dengan lembut. "Kamu menyuruhnya mengikuti ku sampai ke sini?" Tanya Leanne sambil melirik Scott. Tahu kemana pembicaraan istrinya, Damian tersenyum kecil. "Aku khawatir kamu kenapa-napa." Ucap Damian memberikan alasannya. Tahu dengan sifat Damian yang selalu mengawasinya Leanne pun tidak banyak bertanya lagi. Beberapa menit kemudian, mobil pun sudah sampai tujuan. Di mana tempat itu adalah sebuah pemakaman. Ya, Leanne kembali mengunjungi makam Raigan lagi. Leanne dan Damian berjalan bersama masuk ke dalam pemakaman. Leanne sengaja mengajak Damian. Mereka tiba di depan makam Reigan. Leanne meletakkan

DMCA.com Protection Status