Share

BAB 5

Author: Ciaz
last update Last Updated: 2024-05-29 23:58:38

LEANNE

Niat awal hanya memejamkan mata sejenak, ternyata aku ketiduran di dalam bathtub. Di rasa sudah cukup lama aku segera bergegas membilas tubuh di bawah shower, dengan air hangat. Aku tidak tahu sudah berapa lama membuatku tertidur di dalam air, sehingga kulit jari tanganku mengeriput. Mematikan Shower dan membungkus tubuh dengan handuk yang sudah tersedia. Serta memakai pakaian yang ku bawa sendiri, karena semua baju yang di bawakan para orangtua di dalam koper tidak layak ku pakai. Apa yang di harapkan dari pernikahan hasil perjodohan ini? Tidak ada pengharapan apapun, sebab aku maupun Damian membuat pernikahan ini hanya sebuah kesepakatan saja. Kesepakatan untuk kepentingan masing-masing.

Setelah memakai piyama panjang, segera aku keluar. Tepat saat membuka pintu betapa terkejutnya aku. Damian yang sudah berdiri menjulang di depanku, membuat aku harus mendongakkan kepala, dengan perbandingan tinggi kami yang sangat kentara lumayan jauh.

Aku yang memiliki tinggi 176 dan Damian aku perkirakan sekitar 195-an hampir dua meter. Membuat ku terasa kecil saat berhadapan dengannya. Damian yang memiliki darah campuran Eropa dari kedua orangtuanya. Berbeda denganku yang memiliki darah campuran asia dan barat dari ayah dan ibuku.

Meski orang tuaku sama - sama berdarah campuran asia dan barat, tapi rambutku yang berwarna coklat terang, gen dari ibu sama seperti Kakekku.

Aku menatapnya begitu pun dia sebaliknya, melihat tuxedonya yang sudah ia lepaskan, entah di simpan di mana. Menyisakan kemeja pernikahan yang berwarna putih, dengan lengan yang di gulung sampai siku.

Segera ku menyingkir dari hadapannya, dan berjalan ke arah kasur. Hendak membaringkan diri sebelum sebuah suara menghentikanku.

"Apa yang kau lakukan di dalam, Anne? Memakan waktu berjam-jam sampai matahari sudah terbenam." Tanyanya tajam yang mengalihkan pandanganku, ke arah jendela yang di tutup tirai tapi, aku yakin hari sudah gelap.

"Ahh!! Saking nyamannya berendam membuatku sampai lupa waktu," batinku.

"Berendam dan aku ketiduran " Ucapku acuh tak acuh, dan akhirnya bisa membaringkan badanku, dengan kasur yang sangat empuk dan juga nyaman.

"Apa yang kau pikirkan! Sehingga harus tidur di dalam kamar mandi?! "Tanya Damian masih dengan suara tajamnya. Membuatku harus terbangun duduk, dan menatapnya balik dengan kesal.

"Aku kelelahan dan karena itu, aku ketiduran di dalam." Balasku kesal dan juga setengah mengantuk.

"Jangan di ulangi lagi. Hal seperti itu bisa saja membahayakan mu, apalagi kalau sampai kau tenggelam." Ucapnya sambil menatapku dalam diam.

"Hem." Gumam ku dan kembali berbaring lagi.

Mendengar suara pintu yang tertutup dari kamar mandi, segera ku arahkan pandanganku pada pintu yang sudah tertutup. Dan menatap ke arah langit-langit, sebuah pemikiran terlintas di otak. Apa yang akan terjadi setelah malam ini. Namun aku yakin, di antara kita tidak akan pernah ada yang namanya malam pertama.

Sebuah perjanjian pernikahan, dengan jangka waktu hanya satu tahun. Membuatku berpikir, untuk tidak menyerahkan sebuah hal yang selama ini selalu ku jaga.

Selain itu mungkin saja bisa ku lakukan, seperti memasak dan menyiapkan keperluannya ke kantor. Walaupun pernikahan ini hanya sesaat. Tapi, tidak menutupi hati kecilku ingin berbakti pada suamiku kelak, dan Damian lah yang kini sudah menjadi suamiku. Suami di atas kertas. Memikirkan itu membuatnya ku lagi-lagi tersenyum miris.

Segera ku pejamkan mata, dan mencari posisi tidur yang nyaman, saat rasa kantuk mulai menyerang ku, dan sebuah kegelapan terakhir aku lihat dan ingat.

▪️▪️▪️▪️▪️

Suara pintu yang terbuka, memperlihatkan sesosok pria dewasa, Damian. Yang hanya memakai celana piyama panjang. Tanpa atasan yang tidak menutupi dada bidang kekar dan liatnya.

Berjalan ke arah kasur yang berukuran king size, dengan adanya seseorang, yang tengah bergelung nyaman diatasnya. tanpa memperdulikan air yang menetes dari rambut basahnya.

Menaiki ranjang dan duduk di sebelah istrinya yang sudah tertidur pulas, terus menatap tanpa berkedip, sebelum akhirnya Damian membaringkan tubuhnya. Memiringkan badannya membuat mereka saling berhadapan yang memang posisi istrinya sudah berbaring miring.

Di tatapnya fostur wajah istrinya dari dekat. Kesempatan yang mungkin saja tidak akan Damian dapatkan lagi, jika istrinya ini sudah terbangun.

Di singkirkannya, helaian rambut yang menutupi wajah Leanne dengan perlahan. Terlihat tanpa make-up pun, Leanne mempunyai wajah natural yang sangat cantik. Menelusuri setiap inci wajah Leanne dengan jari telunjuknya pelan. Mulai dari, alis tebal yang sama dengan rambutnya yang berwarna coklat, bulu mata panjang yang lentik, hidung mancung yang sangat pas dengan ukuran wajahnya, pipi sedikit chubby dengan tulang rahang yang tinggi.

"Mungkin kamu akan sangat terkenal, jika menjadi model, apalagi wajahmu sangat memadai. " Gumam Damian yang masih menelusuri wajah Leanne dengan jarinya.

Sampai di mana jari itu terhenti, di bibir kecil yang alami merah merona, seperti kuncup bunga mawar yang baru mekar. Mengusap bibir atas bawah bergantian, dengan pelan. Yang sangat terasa, bagaimana tekstur lembut dan kenyal bibir saat Damian mengusapnya. Damian yang tergoda akan rasa, dan kelembutan bibir kecil itu. Membuatnya ingin merasakan, secara langsung dengan bibirnya.

Sehingga pelan-pelan Damian mendekatkan wajahnya pada Leanne, sambil terus menatap ke arah bibir yang seolah memanggilnya. Jarak yang sangat dekat membuat Damian, merasakan nafas istrinya yang menerpa wajahnya. Tinggal sedikit lagi ia dapat merasakan, suatu hal yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.

Sebelum suara ponsel yang berdering, membuat Damian harus terhenti dan seolah tersadar, jika apa yang akan ia lakukan barusan sangatlah salah.

Damian mengusap wajahnya dengan kasar atas tindakan bodohnya.

Mengambil ponsel yang berada di atas nakas, di sampingnya berbaring.

Sebuah panggilan dari Sarah, membuat Damian dengan cepat segera turun dari kasur, dan berjalan ke arah jendela besar, dan ia geserkan agar bisa menuju ke sebuah balkon.

"Hallo" Jawab Damian setelah panggilan tersambung.

"Honey!! Kamu kemana saja, tidak mengabariku sama sekali." Suara manja Sarah dari sebrang sana.

"Aku tahu, kamu sangat sibuk dengan pesta pernikahanmu itu. Sehingga melupakan keberadaanku." Lanjutnya masih dengan suara yang manja.

"Sorry, terlalu banyak tamu yang datang.

Membuatku tidak bisa memegang ponsel, apalagi mengabarimu, "jedanya "Apa kau sudah selesai pemotretan di Parisnya?" Tanya Damian.

"Sudah selesai, besok aku akan segera pulang. Bisakah kau menjemputku di bandara? " Pintanya dengan harap.

"Ya, akan ku luangkan waktu untuk menjemputmu besok." Ucap Damian sambil menatap ke arah perkotaan, dengan lampu-lampu menyala terang dari gedung-gedung tinggi, yang memperindah di gelapnya malam.

"Ya, sudah telpon ku tutup. Aku ingin segera istirahat, tubuhku sangat lelah sekali. " Lanjutnya yang ingin segera mengistirahatkan diri.

"Baiklah, selamat malam honey. Aku mencintaimu."

"Ya, aku juga. " Ucap Damian yang ia akhiri telponnya.

Segera masuk kembali ke dalam kamar, menyimpan ponselnya di atas nakas yang sudah ia silent 'kan terlebih dahulu, agar tidurnya tidak terganggu.

Membaringkan tubuh, dengan menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Segera ia pejamkan kedua matanya, yang mulai terasa berat oleh rasa kantuk.

Baru saja Damian akan tidur, sebuah tangan yang menimpa tubuhnya membuat Damian harus membuka matanya cepat, dan menolehkan kepalanya ke arah samping.

Tangan Leanne yang memeluk Damian, membuat si empunya terdiam, dan semakin kaku saat Leanne tengah mencari posisi yang nyaman, dengan menyusupkan wajahnya kedalam ketiak Damian.

Damian yang melihat itu semua hanya terkekeh kecil. Ntah apa yang Damian pikirkan, tapi ia membawa tubuh ramping Leanne ke dalam pelukkannya dan di rapatkannya tubuh mereka. Sehingga hanya sebuah pakaian 'lah yang menjadi jarak yang membatasi di antara mereka.

▪️▪️▪️▪️▪️

Related chapters

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 6

    Suara ketukan dari pintu, membuat Leanne yang tertidur pulas kini mulai mengerjapkan kedua matanya terbuka perlahan. Masih terdengar suara ketukan, membuat Leanne yang hendak bangun dari tidurnya terhenti. Sebuah tangan kekar, dan berbulu yang melingkari pinggangnya membuat Leanne menolehkan kepalanya ke samping. Menatap diam ke arah suaminya, dan terputus oleh suara ketukan pintu yang tidak berhenti. Di singkirkan pelan tangan itu dari pinggangnya, dan turun di atas kasur setelah belitan tangan Damian dari pinggangnya terlepas. Berjalan ke arah pintu, dan membukanya pelan. "Oh, Anne! Maafkan Mama yang telah mengganggu tidur kalian. Mama hanya ingin memberitahu kalian, bahwa yang lainnya sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama. " Ucap Rose. "Tidak apa-apa, Ma. Justru aku yang harusnya meminta maaf, karena sudah merepotkan Mama membangunkan kami yang bangun kesiangan." Ucap Leanne tak enak hati. "Mama mengerti, kok. Kaliankan pengantin baru. Jadi wajar saja kalau kalian

    Last Updated : 2024-06-08
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 7

    Damian yang sudah rapih dengan setelan kantornya, keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga hendak pergi ke kantor. Saat tiba di bawah ujung tangga ia melihat Leanne yang menghampirinya. "Regan, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat bekerja." Ucap Leanne yang memakai celemek bermotif bunga sakura terlihat cantik dengan rambut hitam nya yang di cepol asal. "Regan?" Tanya Damian heran. "Ya. Apa kamu tidak keberatan jika aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Leanne. "Hm..tidak masalah." Jawab Damian acuh tak acuh. "Dan... seharusnya kamu tidak perlu menyiapkan sarapan untukku. Lagian aku tidak terbiasa untuk sarapan pagi yang berat." Lanjutnya. "Regan, aku tahu jika pernikahan ini hanya untuk sementara. Tapi aku ingin, selama kita masih berstatus suami istri. Aku ingin menjalankan segala hal keperluan mu sebagai seorang istri." Ucap Leanne. "Aku tidak bisa lepas dari tanggung jawabku. Maka dari itu, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat. Walaupun hanya sedikit saja kamu m

    Last Updated : 2024-06-21
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 8

    *****Leanne turun serta membayar argo taxi, setelah tiba di kediaman orang tuanya.Berjalan ke arah pintu serta mengetuknya, sampai tiba seseorang membukanya dari dalam. "Ternyata kamu, Nak?" Tanya Anita ketika siapa yang bertamu. "Di mana suamimu?" Tanyanya lagi sambil melihat ke arah belakang putrinya, namun tidak menemukan siapapun. "Aku kesini hanya mengambil barangku yang tertinggal." Ucap Leanne membuat Anita sedih. Semampu mungkin, ia memasang wajah bahagianya menyambut kedatangan putrinya. "Apa perlu ibu bantu?" Tawarnya. "Tidak usah." Ucap Leanne dan menerobos masuk tanpa melirik ke arah Anita. Leanne berjalan ke arah tangga di mana kamarnya berada di lantai dua. Masuk kamarnya serta mengambil barang yang ia perlukan. Mengambil kunci mobilnya yang terakhir kali ia simpan di laci meja nakas. Hendak berbalik ke arah pintu gerakkannya terhenti ketika ibunya berada di dalam ruangan yang sama dengannya. "Nak, makanlah dulu kebetulan ibu memasak makanan kesukaanmu."

    Last Updated : 2024-06-22
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 9

    ***** "Anda........bukankah wanita pemilik toko bunga itu?" Tanya Mr. Davidson kepada Leanna. "Sayang, dia pemilik toko bunga yang tadi pagi aku beli bunga di sana, sekaligus orang yang memberimu bunga selain aku." Jelas Mr. Davidson melihat kebingungan istrinya. "Ahh, benarkah?! Kalau begitu saya berterima kasih kepada anda, dan bunganya sangat cantik. Saya Amanda, dan ini suami saya Federick. " Ucap Amanda memperkenalkan diri serta suaminya Mr. Davidson. "Sama - sama, saya senang jika Mrs. Davidson menyukai bunganya. Saya Anne." Ucap Leanna. "Panggil Amanda saja, dan kamu istri dari Mr. Romanov?" Tanya Amanda yang di angguki Leanna. "Mr. Damian, maaf saat anda menikah. Saya tidak bisa hadir, karena itu saya tidak mengenali istri anda saat saya beli bunga di tokonya. Kalian sepasang suami istri yang serasi." Ucap Federick di akhiri pujiannya pada Damian dan juga Leanne. "Tidak apa - apa Mr. Davidson. Terima kasih, dan kalian pun begitu terlihat sangat serasi. Apalagi ka

    Last Updated : 2024-06-22
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 10

    ***** "Regan, kamu tidak akan sarapan terlebih dahulu?" Cegah Leanne dari arah dapur, ketika melihat Damian yang sudah akan keluar pintu utama. "Mulai hari ini kamu jangan membuat sarapan atau makanan untukku lagi." Ucap Damian masih dengan posisi menghadap ke arah pintu. "Tapi kenapa? Kita kan sudah membicarakannya masalah ini, dan aku sudah menyiapkannya untukmu." Ucap Leanne Berbalik arah menatap Leanne, "Aku akan sarapan dengan kekasihku. Makanan yang di buat bila perlu kamu buang saja." Ucap Damian yang menohok dan ia berlalu dari sana meninggalkan Leanne yang terus menatapnya sampai Damian menaiki mobilnya dan pergi. Berjalan masuk, dan ke arah dapur setelah menutup pintu utama. "Bi....tolong bereskan meja makan." Ucap Leanne yang hendak berjalan ke arah tangga. "Tapi

    Last Updated : 2024-06-23
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 11

    ***** Sebuah ruangan yang memiliki satu fentelasi kecil, serta hanya satu lampu yang menerangi ruangan. Terdapat tiga pria dalam ruangan, hanya saja satu orang pria yang cukup berumur tengah duduk di kursi dengan keadaannya yang sangat mengkhawatirkan. Dengan tubuh yang di ikat, serta tangannya di ikat kebelakang. Wajahnya yang babak belur serta berlumuran darah membuat penampilan pria tua itu sangat terlihat menyedihkan di hadapan dua pria lainnya yang tengah berdiri memperhatikannya. BRAK!! Pintu ruangan yang terbuka dengan seseorang yang mulai berjalan masuk. Pakaian yang serba hitam serta topeng berwarna hitam yang sebatas mata. Namun uniknya bagian sebelah kanannya yang terdapat sebuah desain burung Phoenix berwarna gold hingga seluruh wajah bagian kanannya tertutupi. Apalagi ekornya yang di ukir menjuntai sangat cantik. Membuat si pria yang tengah duduk di kursi yang sedang ter

    Last Updated : 2024-06-24
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 12

    ***** A02, C15, dan E18 saat ini mereka bertiga tengah mengintai sebuah rumah mewah yang berlantai tiga. Keadaan yang gelap membuat rumah megah itu seperti tidak ada penghuninya. "C18 kamu yakin tidak ada siapapun di dalam sana?" Tanya C15 lewat earpiece kecil pada C18 yang berada di dalam mobil tengah sibuk dengan laptopnya, dan ia dengan A02 tengah menyembunyikan diri di balik pohon besar yang lebat. "Ya, tidak ada siapupun. Sudah aku hack CCTV semuanya di dalam rumah itu." Balas C18. "Aku yang akan masuk ke dalam terlebih dahulu, dan C15 berjaga - jagalah aku yakin ini pasti jebakan mereka yang sudah datang." Ucap A02 menatap datar pada rumah megah di hadapannya. "Apa maksudmu?" Sebelum pertanyaan C15 di jawab A02 telah pergi dari hadapannya. Melompati dari pohon ke pohon dengan lincahnya tanpa takut terjatuh, dan mendarat di b

    Last Updated : 2024-06-25
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 13

    ***** ▪︎ United States Central Intelligence Agency ▪︎ "Selamat datang kembali, karena kalian tidak jadi barbeque. " Mereka yang baru saja tiba di salah satu ruangan di mana tempat bagi mereka jika di adakannya rapat, langsung di sambut perkataan Adam yang menjengkelkan. Mereka yang sudah terbiasa dengan kata sambutan itu hanya bisa abai saja. Segera duduk di kursi masing - masing. Dengan mendengarnya perkataan seperti itu masih menandakan jika mereka masih utuh. A02 mengeluarkan sebuah berkas serta kotak di dalam tas gendong kecilnya. Menyodorkannya ke arah Adam. "Pemikiran mu membawa 'matanya' untuk retina scan memang berguna, sangat tepat." Ucap Adam sambil mengambil berkas itu dan meneliti tiap lembarnya. "Mereka membuat anak tersangka mati." Ucap A02 datar. "Sudah aku sangka. Mereka tidak akan mening

    Last Updated : 2024-06-26

Latest chapter

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 134

    ***** Leanne dan bayinya sudah di pindahkan di ruang rawat. Tentunya dengan kelas VVIP, ruang rawat Leanne di hias begitu indahnya dengan pernak-pernik warna biru keemasan. Leanne tengah menggendong bayinya dan Damian duduk di atas brankar di samping Leanne. Merangkul bahu Leanne dengan mesra. Untuk saat ini hanya ada mereka. Orang tua Leanne maupun Damian mereka yang tengah di luar kota sedang dalam perjalanan pulang dan menuju rumah sakit. "Sudah ada nama untuk anak kita, Regan." Mendengar istrinya menyebut 'anak kita' membuat perasaan Damian selalu menghangat. "Ya." Sahut Damian dengan ibu jarinya yang mengusap pipi merah anaknya. Leanne menatap Damian. "Apa?" Tanyanya. Damian menatap istrinya. "Leander Ergan Alpha Romanov. Putra kita yang akan menjadi pemimpinnya Romanov." Ucapnya. Leanne tersenyum. "Bagus sekali." Ucapnya, lalu tatapan Leanne mengarah kembali pada bayinya yang sudah di beri nama Leander Ergan Alpha Romanov. "Sangat cocok untukmu, Sayang."

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 133

    ***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Damian yang berada di depan pintu ruangan persalinan terus saja mondar-mandir. Bukan tanpa alasan kenapa Damian seperti itu dengan suasana hatinya yang terus cemas. Sebab hari ini Leanne akan segera melahirkan. Satu jam lalu lebih tepatnya sebelum Leanne di bawa ke rumah sakit. Leanne yang berada di rumah bersama dengan damian yang sudah mulai cuti untuk tidak ke kantor semenjak kandungan Leanne sudah memasuki HPL. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan menyusuri halaman belakang. Awalnya Leanne baik-baik saja saat mereka masih mengelilingi halaman, namun saat Damian masuk kembali ke mansion untuk mengambilkan topi untuk Leanne pakai di kamarnya. Tiba-tiba saja Leanne merasakan sakit di perutnya. Ada dua orang pelayan yang menemani Leanne, namun melihat Leanne yang kesakitan mereka di buat panik. Hingga harus Leanne 'lah yang mengingatkan mereka jika mereka harus memanggil Damian. Salah satu dari mereka berlar

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 132

    ***** Damian yang baru saja selesai meeting, masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengecek ponselnya yang tadi ia tinggalkan sebab ia charger. Damian melihat ada beberapa notifikasi yang masuk. Di antaranya sebuah pesan dari bawahannya yang selama ini ia perintahkan untuk menjaga dan mengawasi istrinya secara diam-diam. "Apa ini?!!" Damian terlihat marah saat melihat potret istrinya yang di kirimkan oleh mata-matanya. Foto pertama di mana foto itu berisi istrinya yang tengah memasuki mobil hendak pergi keluar. Damian marah karena saat ini pakaian istrinya begitu sexy sekali. Gaun pendek berwarna maroon yang sebatas paha dengan sebuah blazer hitam menutupi bahunya, namun tetap saja istrinya sangat terlihat sexy apalagi dengan perutnya yang sudah membesar. Kandungan Leanne saat ini sudah memasuki trimester ketiga. Dalam beberapa bulan ini begitu banyak perubahan pada istrinya semenjak hamil. Selain moodnya yang sering berubah- ubah, cara berpakaian istrinya pun selalu me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 131

    ***** Damian menuntun Leanne dengan hati-hati sebab mata Leanne masih tertutup kain dasi. Masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di mana di dalam ruangan itu sudah di hias indah sedemikian rupa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi ada Rose dan Daniel serta Anita dan Harris. Dari arah lain ada Joshua yang baru saja datang sambil membawa popper party di tangannya. Damian membawa Leanne ke tengah-tengah mereka. Damian berdiri di belakang tubuh Leanne, lalu ia berkata. "Kamu sudah siap Love?" Tanya Damian berbisik pelan pada telinga Leanne. "Ya." Sahut Leanne yang sudah tidak sabar agar ikatan di matanya di lepaskan. Damian melepaskan ikatan itu dan dengan perlahan menjauhkan kain dasi itu dari Leanne. POP!!! Suara letusan keras itu terdengar disertai dengan keluarnya confetti ke udara. "SURPRISE!!!!" Seruan dari sekitarnya membuat Leanne melihat siapa-siapa saja yang ada. Bukan hanya kedua mertuanya saja, kedua orangtuanya pun ada. "Happy anniversary untuk kalian

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 130

    ***** Beberapa bulan kemudian..... Hari ini weekend, Leanne dan Damian berencana pergi ke pusat perbelanjaan. Damian tengah menerima telepon di lantai bawah sambil menunggu Leanne yang belum selesai bersiap-siap. "Jo kamu harus pastikan semuanya sempurna sesuai dengan rencana." Ucap Damian mewanti-wanti Joshua di seberang sana. Damian melihat kehadiran istrinya yang tengah menuruni tangga. "Jangan ada kesalahan apapun." Tandas Damian sekali lagi ia memperingati Joshua. Belum sempat Joshua membalas ucapan Damian, sambungan telepon sudah di putuskan sepihak oleh Damian. Damian menghampiri Leanne dengan tatapan penuh pemujaan. Sebab Leanne hari ini tampil sangat cantik dengan riasannya. Bukan hari ini saja setiap hari pun istrinya selalu tampil cantik. Leanne yang biasanya tidak terlalu sering memakai dress entah kenapa sudah beberapa bulan ini selalu memakai dress dengan juga selalu merias diri. Bahkan Damian selalu di buat heran saat berada di rumah pun istrinya

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 129

    ***** Venesia, Italia. Ya, mereka berdua Leanne dan Damian kini sudah berada di kota romantis itu. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk bulan madu. Seperti apa yang sudah mereka rencanakan setelah urusan Leanne selesai mereka akan berbulan madu dan Damian menyerahkan semua tujuan mereka pada Leanne. Dan pada akhirnya Leanne memilih Venesia. Leanne dan Damian baru saja check-in kamar hotel. Sebenarnya keinginan Damian dirinya ingin tinggal di apartemen, bukan hanya menyewanya melainkan membeli salah satu apartemen di sana yang pastinya memiliki nilai tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya. Namun keinginan itu harus pupus karena Leanne sendiri menolak tegas, sebab mereka tinggal di Venesia hanya beberapa hari. Bagi Leanne itu pemborosan, akan tetapi berbeda dengan pemikiran bisnis Damian. Membeli apartemen di Venesia sama saja untuk investasi. Namun apalah daya karena terlalu cinta mungkin sudah masuk level budak cinta Damian pun mematuhi perkataan istrinya. Setibany

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 128

    ***** Leanne yang baru saja tiba di rumah heran saat mendengar suara tawa. Saat ia berjalan masuk ke dalam dan terus berjalan ke arah ruang makan ternyata suara tawa itu berasal dari Kakeknya dan juga suaminya. Leanne di buat bingung apa yang sudah terjadi pada mereka selama dirinya pergi sehingga mereka terlihat bercengkrama dengan akrabnya. Tidak seperti awal bertemu kakeknya kurang baik menyambut suaminya. "Oh Princess, kamu sudah pulang. Ayo sini kita makan bersama." Ajak Anthony saat melihat Leanne yang masuk ke ruang makan. Leanne berjalan ke arah kursi duduk di samping Damian. Leanne melihat hidangan yang masih tersaji utuh. "Kalian belum memulainya?" Tanya Leanne. "Kami menunggu mu Princess, lagian belum lama juga kami di sini." Sahut Anthony. "Padahal Kakek bisa saja duluan. Kakek harus menjaga kesehatan Kakek, jangan telat soal makan." Peringat Leanne. "Hanya hari ini saja, lagipula jarang-jarang bisa makan bersama seperti ini." Ucap Anthony. Damian me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 127

    ***** Leanne dan Damian melanjutkan penerbangan mereka lagi ke Amerika. Dan kini mereka baru saja tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy. Setibanya di bandara, sudah ada orang yang menunggu kehadiran Leanne dan Damian. Leanne perkirakan itu bawahannya Damian. Karena Leanne sendiri tidak memberitahukan kedatangannya ke sini pada Anthony atau pun Noel. Mobil melaju menuju kediaman Anthony, hingga beberapa menit kemudian mereka pun tiba di tujuan. Di depan gerbang kediaman Anthony. Karena pintu gerbang yang tertutup, Leanne menyembulkan kepalanya. Lalu sebuah CCTV bergerak mengscan wajahnya. Leanne memasukkan diri kembali ke dalam mobil dan tidak membutuhkan lima menit pun pintu gerbang mulai terbuka. "Keamanan disini patut aku tiru." Ucap Damian. "Semenjak Nenek meninggal Kakek jadi tidak terlalu suka banyak orang. Banyaknya bodyguard yang di pekerjakan di sini pun itu untuk keamanan Nenek, karena untuk mengurangi resiko aku sendiri memilih tinggal di apartemen s

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 126

    ***** Leanne dan Damian sudah mendarat di negara yang di juluki negeri matahari terbit itu dan kini mereka berada di dalam mobil yang di sopiri oleh Scott, bodyguard Damian yang baru Leanne lihat lagi. Leanne melihat ke arah jalan raya, tahu kemana tujuan mereka Leanne menatap Damian dengan tatapan menelisiknya. "Kenapa?" Tanya Damian. Tangan mengusap pipi Leanne dengan lembut. "Kamu menyuruhnya mengikuti ku sampai ke sini?" Tanya Leanne sambil melirik Scott. Tahu kemana pembicaraan istrinya, Damian tersenyum kecil. "Aku khawatir kamu kenapa-napa." Ucap Damian memberikan alasannya. Tahu dengan sifat Damian yang selalu mengawasinya Leanne pun tidak banyak bertanya lagi. Beberapa menit kemudian, mobil pun sudah sampai tujuan. Di mana tempat itu adalah sebuah pemakaman. Ya, Leanne kembali mengunjungi makam Raigan lagi. Leanne dan Damian berjalan bersama masuk ke dalam pemakaman. Leanne sengaja mengajak Damian. Mereka tiba di depan makam Reigan. Leanne meletakkan

DMCA.com Protection Status