Ruangan Rael terletak di lantai tiga puluh gedung bergaya modern itu. Dan sekarang Maevea sudah berada di lantai tiga puluh.
Dustin membuka pintu ruang kerja Rael untuk Maevea. "Nona Maevea, silahkan masuk. Tuan Rael ada di dalam."
"Baik, terima kasih." Maevea kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan di depannya. Saat dia sudah masuk, dia disapa oleh keheningan. Wanita itu kemudian mendekat ke arah Rael yang saat ini bergerak ke arahnya.
"Selamat datang di ruanganku, Eve." Rael berdiri dari satu langkah di depan Maevea.
"Ya, terima kasih."
Rael tersenyum geli. Tangannya kemudian menggenggam tangan Maevea. "Ayo kita pergi sekarang."
"Baik."
Maevea menatap tangannya sejenak. Dia belum pernah digenggam seperti ini oleh seorang pria sebelumnya. Dengan Liam, pria itu hanya berdiri di sebelahnya seolah alergi terhadapnya.
"Sesuaikan langkahmu, jangan sampai terjatuh." Rael bersuara lembut.
"Ya." Maevea kemudian fokus pada langkahnya agar tidak tersandung dan jatuh.
Keduanya kembali masuk ke dalam lift, di belakang mereka ada Dustin yang mengikuti.
Dustin melihat ke tangan atasannya yang menggenggam tangan Maevea. Para pegawai pasti akan semakin gempar.
Sebelum ini tidak pernah ada seorang wanita pun yang ada di sekitarnya. Bahkan tidak ada ada media yang meliput tentang itu. Hingga sebuah rumor menyebutkan bahwa Rael merupakan seorang gay.
Dan hari ini, di sebelah pria dengan fitur wajah sempurna, kepribadian yang dingin dan kekasih impian para wanita itu akhirnya terdapat seorang wanita yang menaninya. Tidak hanya itu, Rael juga menggenggam tangannya dengan lembut.
Saat keduanya keluar dari lift dan melangkah di lobi, hampir seluruh perhatian orang-orang yang ada di sana terarah pada mereka.
Ini adalah berita besar. Bos besar mereka menggenggam tangan seorang wanita, dan itu adalah tunangan keponakannya.
Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Bagaimana mungkin seorang Rael Gilloti bersama dengan Maevea Collin yang tidak dihargai oleh Liam Gilloti.
Berita besar ini sampai kepada asisten pribadi Liam. Pria itu menyampaikan dengan segera pada Liam. Wajah Liam tidak terlihat baik setelahnya. Pria itu bahkan meninju meja kerjanya dengan marah.
"Maevea sialan! Berani sekali dia mempermalukanku!" Liam menyalahkan Maevea, seharusnya wanita itu tidak datang ke perusahaan. Apa yang coba ingin ditunjukan oleh Maevea pada semua orang dengan datang ke perusahaan. Apakah wanita itu bermaksud bahwa dia telah mencampakan dirinya dan mendapatkan yang jauh lebih baik sebagai gantinya.
Tidak hanya Liam, Lara juga menerima berita itu. Seperti Liam, dia juga marah. Hampir semua orang di lingkaran mereka tahu bahwa Maevea adalah tunangan Liam, apa yang terjadi saat ini jelas-jelas telah menginjak-injak harga diri Liam.
Lara tahu bahwa ini pasti ide Rael. Pria itu sangat senang membuktikan bahwa Liam tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya.
Sementara itu Rael dan Maevea yang sudah berada di dalam perjalanan menuju ke restoran tidak memiliki pemikiran yang dituduhkan oleh Lara dan Liam sedikit pun.
"Makanan apa yang ingin kau makan?" tanya Rael.
"Aku tidak pilih-pilih."
"Itu bagus. Mari kita makan hidangan laut. Aku menyukai hidangan laut."
"Aku akan mengingatnya kalau begitu." Maevea menanggapi kata-kata Rael.
Rael terkekeh geli. "Mari saling mengenal secara perlahan muali dari sekarang. Katakan padaku apa yang kau sukai dan tidak kau sukai."
Maevea mulai mengatakan satu per satu, mulai dari menyukai kucing sebagai hewan peliharaan, makanan asin dan pedas, serta kesukaannya terhadap seni melukis. Dia tidak menyukai pengkhianatan dan dibohongi. Dia tidak menyukai makanan yang terlalu berminyak dan lembek.
Setelah mendengar Maevea mengatakan banyak hal, Rael kemudian mengatakan apa yang dia sukai.
"Mulai saat ini aku akan menyukai Maevea, lukisan Maevea, aroma Maevea, segala hal tentang Maevea dan terakhir kopi."
Dustin nyaris saja menabrak trotoar ketika dia mendengar kata-kata atasannya.
"Dustin, menyetir dengan benar!"
"Maafkan saya, Tuan." Dustin benar-benar terkejut mendengar kata-kata tuannya. Dia tidak menyangka bahwa robot dengan tubuh manusia yang sangat menyendiri ini ternyata bisa mengatakan hal-hal yang begitu manis, tapi terdengar aneh bagi Dustin karena Rael yang mengatakannya.
Sementara Maevea, wajahnya sudah memerah lagi sekarang. Jantungnya mulai berdetak di luar kendali. Ini tidak benar, dia bisa mengalami penyakit jantung jika terus berjalan seperti ini. Bisakah Rael bersikap normal saja, seperti yang biasa pria itu tunjukan padanya selama ini? Dia benar-benar tidak siap dengan kalimat manis Rael.
Melihat wajah Maevea yang memerah membuat Rael tersenyum geli. Dia memang tidak memiliki pengalaman dalam hubungan romantis sebelumnya, tapi tidak sulit untuk mengatakan hal-hal yang dia katakan tadi. Dia benar-benar akan menyukai segala hal tentang Maevea.
"Eve, kau juga dizinkan menyukai segala hal tentangku," seru Rael.
"Aku akan melakukannya." Maevea hanya bisa memberi jawaban seperti itu. Bukan sesuatu yang sulit untuk menyukai Rael dan segala hal tentangnya. Pria ini adalah tipe pria yang bisa membuat semua wanita jatuh cinta padanya.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di restoran. Rael kembali menggenggam tangan Maevea, biasanya dia akan melangkah dengan cukup lebar, tapi kali ini dia menyesuaikan langkahnya dengan Maevea agar Maevea bisa mengimbanginya.
Restoran itu cukup ramai di siang hari, tapi pengunjung yang datang ke sana hanya orang-orang tertentu. Uang saja tidak cukup untuk membuat mereka bisa ada di sana.
Semua yang datang adalah pelanggan yang telah memiliki kartu keanggotaan.
Kedatangan Rael dengan Maevea lagi-lagi membuat gempar. Hampir semua pengunjung tempat itu yang bisa melihat Rael dan Maevea mengarahkan mata pada mereka.
Reaksi para pengunjung itu sama dengan para pegawai di perusahaan Rael. Kepala mereka dipenuhi oleh kejutan dan tanda tanya.
Dalam sekejap, berita tentang Rael bersama dengan Maevea menyebar di lingkaran sosial kelas atas. Beberapa orang mengkritik Maevea di belakang punggung Maevea karena berada di sekitar paman dan keponakan dalam keluarga Gilloti.
Semua orang tahu bahwa Maevea ingin masuk dalam keluarga Gilloti demi keuntungan. Tampaknya menjadi tunangan dari Liam Gilloti tidak terlalu menguntungkan sehingga akhirnya Maevea beralih pada Rael Gilloti.
Hanya saja apa yang ada di otak Rael sehingga pria itu terlihat begitu mesra dengan tunangan keponakannya sendiri?
Kecantikan Maevea memang terkenal di ibu kota, tapi itu tidak bisa dijadikan alasan seorang Rael Gilloti bersama dengan Maevea. Pria itu seharusnya memandang status Maevea. Sampai detik ini mereka tidak mendengar hubungan Maevea dan Liam telah berakhir.
Kebanyakan wanita yang ada di restoran itu tidak bahagia ketika melihat Maevea bersama Rael. Mereka menyebut Maevea sebagai rubah betina, penyihir jahat, pelacur atau sejenisnya.
Mereka yakin bahwa Maevea pasti membuka pahanya lebar-lebar untuk merayu Rael.
Rael dan Maevea sampai di ruangan yang hanya bisa dipesan oleh Rael seorang.
Manajer tempat itu segera datang untuk melayani Rael yang merupakan sahabat pemilik restoran itu. Hak istimewa yang didapatkan oleh Rael saat ini tidak lebih karena hubungan baiknya dengan si pemilik restoran.
Rael memesan beberapa menu untuk dia dan Maevea, semuanya sesuai dengan jenis makanan yang disukai oleh Maevea, asin dan pedas, tidak terlalu berminyak atau lembek.
"Rael, orang-orang mungkin sedang membicarakan kau saat ini." Maevea sudah terbiasa dibicarakan oleh orang lain, tapi dia merasa tidak enak hati ketika Rael juga dibicarakan oleh orang lain karena dirinya.
"Aku tidak pernah memedulikan apa yang dikatakan oleh orang lain, Eve."
Maevea ingin bicara lagi, meski Rael berkata seperti itu dia masih merasa tidak nyaman. Pria seperti Rael sebelumnya pasti tidak pernah dibicarakan negatif oleh orang lain. Dia cenderung dihormati karena kekuasaannya dan statusnya.
Rael bisa membaca sedikit pikiran Maevea, jadi dia segera mengeluarkan ponselnya. Menghubungi Dustin dan memberi perintah. "Berikan pengumuman bahwa pertunangan Liam dan Maevea telah berakhir kemarin karena Liam telah mengkhianati Maevea berkali-kali."
Usai memberi perintah dia segera memutuskan panggilan itu. Dia tahu bahwa dengan pengumuman itu, Maevea masih akan dibicarakan oleh orang lain, tapi setidaknya statusnya dengan Liam sudah menjadi sangat jelas. Liam adalah mantan tunangan Maevea. Jadi, tidak ada salahnya jika Maevea bersamanya saat ini.
Untuk Maevea sendiri, dia tahu bahwa orang lain akan memandangnya semakin mengerikan dari sebelumnya, tapi dia tidak memedulikan hal itu sama sekali. Apa yang mereka pikirkan sebagiannya adalah benar. Dia alat bagi ayahnya untuk mendapatkan keuntungan. Dia juga masuk dalam keluarga Gilloti untuk mempertahankan statusnya sebagai nona muda dari keluarga kaya.
Tidak peduli apa yang dikatakan oleh mereka, orang-orang itu tidak mampu menjadi dirinya yang bisa masuk dalam keluarga Gilloti, jadi sangat wajar bagi mereka untuk merasa iri atau benci padanya.
"Rael, apakah kau benar-benar yakin mau menikah denganku?"
"Aku tidak pernah ragu dalam setiap keputusan yang aku ambil, Eve." Rael tahu dengan benar kenapa Maevea bertanya seperti itu padanya. "Aku tidak membutuhkan pendapat orang lain untuk menikahimu, jadi kau juga harus melakukan hal yang sama.
Pendapat mereka tidak akan mengubah apapun dalam hidupku. Saat ini dan seterusnya kau adalah miliku dan aku adalah milikmu. Apakah kau mengerti?" RAel menatap Maevea dengan seksama.
Maevea diam untuk beberapa saat. Jika Rael benar-benar yakin maka dia tidak perlu merasa tidak enak lagi. "Aku mengerti. Kau milikku dan aku adalah milikmu."
"Wanita pintar." Rael memuji Maevea. Pria itu tersenyum ringan.
Bunga-bunga mulai bermekaran di sekitar Maevea. Dia seperti berada di musim semi sekarang. Tampaknya dia telah dibuat jatuh cinta oleh Rael hanya karena senyuman indah itu.
tbc
Setelah bertemu dengan perancang busana terkenal, Maevea diantar kembali oleh Rael ke galeri milik wanita itu. Tadi Maevea tidak hanya mencoba sebuah gaun pengantin, tapi juga set perhiasan yang disesuaikan dengan gaunnya."Apakah kau mau mampir ke galeriku?" tanya Maevea. Dia telah pergi ke perusahaan Rael, jadi akan imbang jika dia membawa Rael ke galerinya."Tentu saja." Rael ingin melihat tempat yang sering didatangi oleh Maevea sehari-hari.Keduanya melangkah masuk ke galeri Maevea yang saat ini hanya dijaga oleh dua pegawai Maevea saja.Rael memperhatikan galeri yang tidak terlalu luas itu. Bangunan itu terdiri dari dua lantai. Lantai satu digunakan untuk ruang pameran dan lantai dua digunakan sebagai ruang istirahat dan ruang melukis Maevea.Maevea membawa Rael ke ruang kerjanya. Tempat itu dipenuhi oleh segala hal yang berhubungan dengan lukisan."Ini adalah ruang kerjaku." Maevea berdiri sembari menatap Rael yang hanya berjarak satu langkah darinya."Tempat ini dipenuhi oleh
Rael tidak kembali ke kediamannya setelah dia meninggalkan kediaman Maevea, pria itu pergi ke klub malam karena ketiga sahabatnya mengajaknya untuk bertemu di sana. Ia yakin ketiga sahabatnya pasti telah menerima kabar tentang kebersamaannya dengan Maevea, mereka mungkin ingin menanyakan tentang kebenaran berita itu.Ia masuk ke dalam ruangan yang telah dipesan oleh sahabatnya, tapi ternyata di dalam sana tidak hanya ada ketiga sahabatnya. Di sana ada Elleta Louisa, satu-satunya wanita yang bisa masuk dalam lingkaran pertemanannya. Hanya saja Rael tidak begitu dekat dengan Elleta, itu semua karena dia tidak begitu menyukai lawan jenisnya."Lama tidak bertemu, Rael." Elleta menyapa Rael. Wanita ini merupakan seorang model terkenal jadi dia memiliki jadwal yang padat. Terakhir kali dia bertemu dengan Rael adalah dua minggu lalu ketika mereka berkumpul di acara yang diadakan oleh Raytan."Lama tidak bertemu, Leta." Rael memperlakukan Elleta tidak sedingin dia terhadap wanita lain. Bagaim
"Nona, seorang pria bernama Leonis McKenz ingin bertemu dengan Anda." Emily, salah satu pegawai di galeri milik Maevea memberitahu Maevea yang saat ini sedang melukis.Maevea mengerutkan keningnya. Dia tidak mengena seorang pria bernama Leonis McKenz sebelumnya."Pria itu mengatakan bahwa dia adalah sahabat Tuan Rael Gilloti." Emily menambahkan."Aku akan menemuinya sebentar lagi." Maevea tidak tahu kenapa sahabat dari calon suaminya ingin menemuinya, tapi dia tidak akan menolak kunjungan pria itu."Baik, Nona." Emily keluar dari ruang kerja Maevea, kembali ke lantai satu untuk menyampaikan pada Leonis.Maevea mencuci tangannya, setelah itu dia segera pergi untuk menemui Leonis. Sekarang setelah melihat pria yang mengenakan setelan berwarna merah tua tidak jauh di depannya, Maevea tahu siapa Leonis McKenz, pria itu adalah seorang aktor ternama A - list yang wajahnya sudah tidak asing lagi di televisi, bioskop dan majalah.Maeva kurang bergaul, dia juga tidak terlalu suka menonton, tap
"Apa yang terjadi pada galerimu?" Rael bertanya pada Maevea ketika dia selesai memeluk calon istrinya itu."Beberapa orang datang dan menghancurkan galeri," balas Maevea."Apakah kau memiliki masalah dengan orang lain baru-baru ini?""Leonis McKenz." Maevea yakin bahwa Rael akan menemukan hal ini, jadi tidak ada gunanya untuk menyembunyikannya dari pria itu.Kening Rael berkerut. "Ceritakan padaku.""Pria itu datang ke galeriku, meminta aku menjauh darimu. Dia juga menyebut bahwa Eletta Louisa adalah wanita yang pantas untukmu. Dia mengancam jika aku tidak menjauhimu maka dia akan membuat hidupku sengsara." Maevea tidak melebih-lebihkan. Dia tidak tahu apakah Rael akan memihaknya atau Leonis."Aku dan Eletta hanya berteman." Rael merasa perlu mengatakan ini pada Maevea agar wanita itu tidak salah paham. "Orangku akan menyelidiki apakah Leonis yang memerintahkan orang-orang itu atau bukan.""Bagaimana jika dia?""Aku tidak akan memaklumi sikapnya yang keterlaluan." Rael memang telah be
Pengacara Maevea telah menemui Leonis dengan rincian kerugian yang disebabkan oleh orang-orang Leonis terhadap Maevea.Leonis benci kekalahan, tapi dia tidak akan menang melawan Maevea karena Maevea didukung oleh Rael. Pada akhirnya dia mengeluarkan sejumlah uang untuk kerusakan yang diperbuat oleh orang-orangnya.Maeve tidak ikut pengacaranya menemui Leonis, dia tidak memiliki keinginan untuk bertemu dengan pria tidak bermoral seperti Leonis. Untuk menghadapi seorang wanita, Leonis mengirim segerombolan pria, benar-benar memalukan.Maevea berada di galerinya yang saat ini sudah diperbaiki. Dia mengatur beberapa lukisan baru di tempat lukisan yang sudah dirusak kemarin.Hari ini dia tidak akan pergi ke mana pun karena Rael akan pergi ke luar negeri untuk sebuah pekerjaan dan baru kembali besok.Setelah mengatur lukisan di pajangan, Maevea kembali ke ruang kerjanya. Wanita itu akan menenggelamkan dirinya ke dalam goresan tinta lagi.Pintu terbuka saat Maevea baru mengerjakan lukisannya
Besok adalah hari pernikahan Maevea dengan Rael. Maevea seharusnya bertemu dengan Rael kemarin, tapi pekerjaan Rael mengharuskan pria itu berada di luar negeri lebih lama.Semalam ketika Maevea bicara dengan Rael melalui panggilan telepon, pria itu mengatakan bahwa Rael akan kembali hari ini.Meski besok adalah hari pernikahannya, Maevea masih berada di galerinya. Dia tidak tahu harus melakukan apa jika dia tidak bekerja."Nona, Tuan Liam datang lagi." Emily datang memberitahu Maevea.Maevea menghela napas kasar. Apa lagi yang diinginkan oleh Liam. Pria ini sepertinya benar-benar ingin mengalami patah tulang."Katakan padanya bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya." Maevea enggan berdebat dengan Liam, jadi lebih baik untuk menolak bertemu dengan pria itu."Baik, Nona."Namun, Emily dan Andrew bukan orang yang bisa menghadapi Liam. Pria itu akhirnya masuk ke ruang kerja Maevea dengan paksa."Maevea, berhenti bersikap memuakan seperti ini!" Liam menatap Maevea jengah."Liam, bukankah t
Tiap menit menjadi sangat menyiksa bagi Liam, pria itu pergi ke klub malam untuk melampiaskan amarah dan rasa putus asa di dalam dirinya.Dia tidak memedulikan orang-orang yang ada di lantai dansa, pria itu hanya terus menenggak cairan keemasan di dalam cangkirnya.Dari sudut lain saat ini seorang wanita sedang memperhatikan Liam yang tampak sedang dalam emosi yang buruk."Aku akan pergi sebentar!" Wanita itu memberitahu dua sahabatnya. Dia mengarahkan pandangannya ke arah Liam."Semoga berhasil, Eleonora!" Seru salah satu sahabatnya dengan senyum nakal di wajahnya.Eleonora terkekeh kecil. Dia melangkah dengan percaya diri menuju ke Liam. Dia tahu siapa pria yang sedang dia dekati saat ini, mantan tunangan sepupunya yang tersayang, Maevea Collin.Sejak kecil Eleonora telah bersaing dengan Maevea, tapi dia selalu kalah dalam segala aspek. Dia sangat benci menjadi bayangan Maevea, untungnya hal itu berhenti ketika dia dikirim oleh ayahnya ke luar negeri ketika dia berusia lima belas ta
Pernikahan Rael dan Maevea sedang berlangsung saat ini, wajah Maevea dan Rael tampak berbinar. Keduanya seperti pasangan yang menikah karena cinta.Tamu undangan yang hadir di acara itu tidak terlalu banyak, itu karena Rael hanya mengundang orang-orang yang penting saja.Sementara Maevea, dia tidak mengundang siapapun selain sahabatnya saja, Azuela. Ayah Maevea ingin mengundang semua kenalan mereka, tapi karena undangan yang terbatas jadi ayah Maevea hanya memilih beberapa yang penting saja.Pria itu memamerkan pada kenalannya bahwa Rael Gilloti adalah menantunya.Ketika Rael dan Maevea berbahagia, Liam menunjukan wajah masam. Pria itu menggenggam cangkirnya dengan sangat kuat. Dia tampaknya akan memecahkan cangkir itu sebentar lagi.Liam benar-benar membenci senyuman di wajah Maevea, sejak menjadi tunangannya Maevea tidak pernah tersenyum seperti itu.Memang benar bahwa dia menjadikan Maevea sebagai bahan taruhan ketika mereka masih remaja, tapi seharusnya Maeve bersyukur meski itu h
Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga
“Nona, bolehkah saya mendapatkan nomor ponsel Anda?” Seorang pria muda berdiri di sebelah Maevea. Pria itu memiliki penampilan yang baik.Adele yang duduk di seberang Maevea sudah siap siaga, wanita itu akan mematahkan leher pria di dekatnya jika berani menyakiti nyonyanya.Maevea meletakan segelas kopi yang baru sedikit ia minum. Wanita itu menggerakan coat yang ia kenakan. Dia kemudian menunjuk ke perutnya.Tanpa mengatakan apa-apa, pria yang tadi meminta nomor ponsel segera menyingkir.Adele tersenyum kecil melihat itu. Nyonyanya tidak mengatakan apapun, tapi dia berhasil mengusir pria yang mendekat ke arahnya. Ini bukan pertama kalinya ada pria yang meminta nomor ponsel nyonyanya, tapi seperti hari ini nyonyanya selalu menolak mereka semua.Maevea kembali menyesap kopinya, dia menikmati setiap teguknya. Setelah selesai wanita itu segera meninggalkan cafe di pinggiran kota yang nyaman dan tenang.Maevea sering mengunjungi cafe ini ketika dia masih lajang, dibandingkan dengan restor
Kehamilan Maevea saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh empat. Wanita itu kini sedang berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Azuela yang sudah resmi menjadi kakak iparnya sejak satu bulan lalu.“Zue, lihat bukankah gaun ini sangat lucu.” Maevea menatap gemas ke gaun berwarna merah muda yang ada di depannya. Saat ini Maevea dan Azuela berada di toko pakaian anak.Maevea sebenarnya tidak ingin membeli pakaian anak, tapi ketika dia melewati toko itu kakinya melangkah masuk ke sana karena pakaian-pakaian yang menarik perhatiannya.“Ya, itu benar-benar menggemaskan, Eve.” Azuela menatap gaun itu dengan berbinar. Dia juga menyukainya.“Yang ini juga lucu, Zue. Ini juga. Astaga, aku menyukai semuanya.” Maevea sangat bersemangat. Dia ingin membeli semuanya sekarang.“Putrimu akan berganti pakaian setiap menit jika kau membeli semua gaun di toko ini, Eve.” Azuela menatap Maevea geli.“Tidak, aku harus tenang. Aku tidak boleh membeli pakaian yang nanti tidak terpakai oleh putriku.” Ma
Satu minggu berlalu, Rael yang seharusnya kembali hari ini tidak bisa kembali karena cuaca buruk di sana. Mungkin Rael masih harus berada di sana untuk beberapa hari lagi.Selama satu minggu ini Maevea sulit tidur, bahkan setelah dia melakukan panggilan video dengan Rael dia masih tidak bisa memejamkan matanya.Maevea selalu berharap Rael cepat kembali, tapi hari ini Rael memberitahunya bahwa pria itu tidak bisa kembali. Maevea tidak mengeluh ketika Rael memberitahunya, tapi ketika panggilan selesai dia mulai menangis seperti anak kecil.Maevea tidak mengerti apa yang salah dengannya. Dia sepertinya begitu ketergantungan dengan Rael.Setelah menangis untuk beberapa saat, Maevea meninggalkan sofa. Dia pergi ke meja rias dan melihat wajahnya yang sembab.Mata Maevea yang awalnya fokus pada cermin, kini tertuju tanggalan yang ada di atas meja rias. Detik selanjutnya wanita itu membuka laci dan mengambil sesuatu dari sana lalu bergegar ke kamar mandi.Beberapa saat kemudian dia keluar dar
Hari ini Maevea menghadiri sebuah seminar sebagai praktisi seni yang menjadi nara sumber di seminar tersebut. Sejak dia menyelenggarakan pameran tunggalnya, dia telah menerima banyak permintaan dari beberapa kampus untuk mengisi seminar sebagai nara sumber.Ketika wanita itu menjelaskan beberapa hal dan menceritakan tentang karya-karyanya semua mahasiswi dan mahasiswa yang ada di sana memperhatikannya dengan seksama.Maevea terkenal bukan hanya karena berbakat, tapi juga cantik. Para mahasiswi lebih muda dari Maevea, kebanyakan dari mereka masih berumur di bawah dua puluh tahun, tapi di mata mereka wajah dan bentuk tubuh Maevea terlihat seumuran dengan mereka. Belum lagi kulit Maevea yang tampak seperti salju. Benar-benar membuat kagum sekaligus iri.Sementara para mahasiswa mereka tidak bisa mengalihkan pandangan dari Maevea karena terpikat pada sosok itu.Namun, mereka semua cukup sadar diri. Mereka semua tidak akan pernah mampu bersaing dengan Rael Gilloti.Waktu seminar berakhir.
“Ibu dan anak dari keluarga Chester ini benar-benar mengerikan.” Raytan mencela perilaku Olyne dan Irene. Dua wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita yang dikenal karena kelembutan dan kemurahan hatinya.“Wanita itu pasti ingin membalas dendam karena kehancuran putrinya dan keluarganya. Dia tidak berpikir dengan benar, seharusnya yang dia salahkan adalah putirnya sendiri bukan orang lain.” Morgan juga tidak habis pikir dengan isi kepala Irene.Dua sahabat Rael itu sangat geram dengan Irene yang mencoba untuk membunuh Maevea padahal Maevea tidak melakuan apapun. Seharusnya Maevealah yang memiliki pemikiran untuk membunuh Olyne karena wanita itu telah menjebak Maevea dua kali dan semua jebakannya sangat mengerikan.Rael terus mendengarkan kekesalan kedua sahabatnya yang tidak pernah terlibat dengan wanita mengerikan seperti Irene dan Olyne.Pintu ruangan terbuka. Rael melihat ke sana karena dia pikir yang datang adalah Maevea, tapi ternyata bukan Maeve
Dokter segera melanjutkan penanganan pada Rael, sementara itu di luar situasi sudah tidak sama lagi karena ada Lara di sana.Cedric menatap Lara dengan kecewa. “Lara, Ayah tidak pernah berharap bahwa kau akan menjadi kejam seperti ini.”“Ayah, aku juga putrimu, aku juga berhak menjadi pewaris. Jangan salahkan aku karena menjadi kejam karena ketidakadilan itu.” Lara membalas tanpa rasa bersalah sedikit pun.“Bagimu kekuasaan adalah yang terpenting, bukan?” Lize bersuara dingin. Kali ini dia benar-benar kehilangan simpatinya terhadap Lara. “Kau tidak menghargai hubungan persaudaraanmu dengan Rael sama sekali.”“Bukan hanya aku yang seperti itu, Bu, tapi Rael juga. Apakah dia pernah menganggapku sebagai saudaranya? Baginya aku hanyalah orang luar.”Lize mendengkus sinis, hatinya sakit. “Kau memang tidak tahu ini, Lara. Namun, Lara kau salah. Rael tidak menganggapmu sebagai orang luar. Ketika kau mengalami pendarahan saat melahirkan Liam, Rael adalah orang yang telah mendonorkan darahnya
Hari ini pameran tunggal Maevea dilakukan. Wanita itu dan timnya telah mempersiapkan hari ini dengan sangat baik.Semua karya lukisan Maevea telah dipajang. Para pengunjung juga telah berdatangan. Pegawai Maevea datang ke beberapa pengunjung untuk menjelaskan tentang lukisan atasannya.Harga dari masing-masing lukisan Maevea cukup mahal mengingat karya-karya yang dihasilkan oleh tangan Maevea sangat indah dan bernilai seni tinggi.Dalam beberapa menit lukisan Maevea telah terjual lebih dari sepuluh lukisan. Dan rencananya Maevea akan menyumbangkan setengah dari hasil penjualan lukisannya untuk badan amal.Seluruh anggota keluarga Collins dan Gilloti juga hadir di pameran yang diselenggarakan di ruangan seni yang cukup besar. Namun, Lara dan Jhon pergi lebih dahulu, mereka hanya datang untuk memberi ucapan selamat pada Maevea. Dua orang itu tentu saja tidak akan tahan melihat kebahagiaan Maevea setelah kehancuran keluarga Chester dan juga perusahaan keluarga tersebut.Sementara Liam
“Aku akan pulang terlambat hari ini.” Rael menatap istrinya yang saat ini sedang fokus memasangkan dasi untuknya.Maevea mengangkat wajahnya membalas tatapan sang suami. “Tengah malam?”“Pukul sebelas malam aku akan berada di rumah.”“Baiklah kalau begitu.” Maevea mengelus dasi Rael yang sudah rapi. “Selesai.”Rael memeluk pinggang istrinya dengan kedua tangannya. Hanya dengan tarikan singkat tubuh Maevea sudah menabrak tubuhnya.Tanpa kata Rael mencium bibir Maevea. Melumatnya dengan lembut seperti bibir Maevea adalah permen kapas yang sangat halus dan manis.Kedua tangan Maevea dikalungkan ke leher Rael. Dia membalas ciuman Rael dengan senang hati.Ciuman selesai. Rael membelai bibir basah Maevea. “Aku sangat menyukai rasa manis di sini.”“Kau bisa merasakan manisnya kapanpun kau mau, Suamiku.”Rael tertawa kecil. “Istriku benar-benar pandai bicara.”Maevea ikut tertawa, lalu setelah itu dia melihat ke jam di tangannya dan kembali pada Rael. “Ayo berangkat, kau mungkin akan terlamba