Happy Reading Semuanya!
Suasana semakin tidak karuan saat pihak kepolisian tampak mengecek secara menyeluruh tentang apa yang terjadi, suara tembakan berbunyi satu hingga tiga kali. Geo memperhatikan wajah perempuan di depannya sudah amat sangat merah, ia harus membawa Eva menuju tempat yang aman.
Setelah pertarungan panjang dirinya dengan lelaki luar itu akhirnya ia bisa bernapas lega, karena perempuan yang ia suka berada di tangannya.
Suka? Tidak salahkan jika ia menyukai mahasiswa di pelukannya itu. Toh, jarak antara dirinya dengan gadis muda ini tidak terlampau jauh dan bukankah itu wajar jika ia menyukainya. Eva adalah gadis pintar meskipun dia orang yang mudah percaya dengan orang.
“Eva… bangun! Katakan dimana rumah kamu?” tanya Geo
“Rumah? Aku enggak mau pulang,”
“Terus kamu mau kemana dan kenapa kamu bisa jadi kaya begini? Saya bilang apa! Teman kamu itu enggak bisa diandalkan, bagaimana jika orang di kampus mengetahui jika mahasiswa kebanggan mereka terjebak dalam kasus Bad Burning dan hampir dijual oleh mereka!” Eva dengan kesadaran yang sudah hampir hilang tampak menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Geo.
Perempuan di depannya itu tampak mencari kenyamanan tersendiri, Eva tampak bergerak gelisah di pelukannya. Gadis cantik yang memakai pakaian terbuka tampak berkeringat.
Geo tampak berdeham pelan dan mengalihkan perhatiannya kearah lain, tidak ada orang lain selain mereka berdua. Polisi masih sibuk berada di tempat yang lokasinya tidak jauh dari tempat dirinya membawa Eva ke tempat yang aman.
“Kamu mau bagaimana? Ini sudah malam,” ucap Geo gugup.
“Tinggalkan saja saya,”
“Kamu sepertinya memang sangat ingin dijual ke mereka, apa kamu mau menjadi gelandangan?” tanya Geo kesal.
Eva tampak melepas pelukannya dan berjinjit mengecup bibir Geo yang ada didepannya, lelaki yang dikecup hanya terdiam memperhatikan setiap gerakan Eva. Gadis manis itu sama sekali belum melepaskan tautan mereka.
Geo lelaki normal yang bisa saja menerkam perempuan di depannya, hanya saja ia masih memikirkan bagaimana mereka kedepannya. Ia tidak ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan apalagi di saat yang seperti ini.
“Tubuh saya panas…”
“Kamu ingin kemana? Saya akan antarkan kamu,” ucap Geo sembari menetralkan perasannya saat ini.
Aksi dari Eva memang sangat gila untuknya dan tidak bisa ia abaikan atau lupakan begitu saja.
“Panas…” lirih Eva.
Lelaki dengan wajah tampan itu tampak menahan tangan Eva yang bersiap untuk membuka pakaiannya. Geo tidak habis pikir, pakaian Eva sudah sangat terbuka bahkan sekali ia menarik pakaiannya bisa saja perempuan di hadapannya habis menjadi santapan orang gila. Gadis itu masih saja mengatakan jika tubuhnya panas.
Tidak ada pilihan lain dan solusi lain untuknya,
“Ayo kita ke apartemen saya,”
Geo tidak tahu apakah keputusan ini benar atau tidak, ia tidak tahu harus melakukan apalagi. Rumah Eva tidak ia ketahui dan hotel? Tempat itu jauh lebih berbahaya ketimbang membawanya ke rumahnya.
Lelaki itu menahan napasnya saat Eva tampak mengusap bagian dada bidang miliknya, perempuan di sebelahnya seolah liar begitu saja.
“Jangan mengganggu saya yang sedang menyetir!”
“Mereka selingkuh… mereka selingkuh tahu enggak sih? Mereka melakukan sesuatu yang enggak seharusnya mereka lakukan. Jika Deon ingin melakukannya, saya mau! Saya cinta sama dia.” Geo tidak menjawab perkataan perempuan di sebelahnya.
Kilatan amarah terlihat sangat jelas disana. Mata Geo membulat saat sebuah tangan tampak meremas bagian tengah miliknya, Eva benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Rahangnya mengeras dan dengan cepat lelaki itu menginjak pedal untuk menambah kecepatan. Ia tidak tahan jika begini, Eva memang sudah sangat gila. Memancing liar seorang singa jantan.
“Saya enggak mabuk! Saya hanya meminum setengah gelas alkohol saja dan itu juga karena desakkan mereka.”
Geo tidak habis pikir dengan Eva. Bagaimana bisa orang sepolos Eva yang sama sekali tidak familiar terhadap minuman mengatakan seperti ini.
“Kamu mabuk Eva! Stop melakukan ini sama saya! Ini pelecehan!” teriak Geo saat mobil miliknya sudah memasuki kawasan basement tempat tinggalnya.
Wajah Eva tampak melengkung kebawah seolah bersedih ia mengatakan kalimat barusan, Eva membuatnya gila.
“Ayo!”
“Panas!” seru Eva
Geo menahan tangan Eva dan memeluk gadis di depannya back hug. Hembusan napas keduanya tampak terdengar memburu, Geo memejamkan matanya seiring dengan Eva tampak semakin merapatkan tubuhnya.
Keputusan yang salah menolong Eva sepertinya.
Beruntung tidak ada orang kecuali mereka berdua. Lelaki dengan cepat mengangkat tubuh Eva dan membawanya menuju apartemennya, ia tidak bisa berdekatan dengan Eva sekarang ini.
Gadis cantik itu tampak memejamkan matanya dan membiarkan Geo membawanya ke tempat yang aman. Ia tidak peduli, saat ini perasannya campur aduk dan membuatnya pusing seketika.
“Jangan mengintip! Saya enggak suka di intip!”
“Terserah kamu saja!” sebal Eva
Sekarang yang bisa Geo lakukan adalah berdiam di ruang tamu rumahnya setelah menutup pintu kamarnya, kepalanya mendadak pening. Tangannya mengambil ponselnya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh rekannya, Leo masih saja berada di TKP yang beberapa jam lalu mereka datangi.
From : Leo
Sumpah ini gila Ge, jadi perempuan yang terpilih akan dicekoki dengan alkohol yang bercampur 2 persen obat kuat dan 5 persen narkoba yang gue bicarakan sebelum lo balik tadi. Ini gila! Bisa-bisanya orang bajingan itu memikirkan yang kaya begini. Lo sudah sampai rumah dan gadis itu aman, kan? Enggak usah balas pesan gue karena gue cuman mau laporan hahaha..
Geo membuang ponselnya sembarang, ini gila. Pantas saja kasus ini begitu membahayakan. Matanya terpejam memikirkan sesuatu, dampak buruk saat mengetahui mahasiswa di kampusnya berada di tempat terburuk itu. Bagaimana ia membuat laporan untuk atasannya sendiri.
“Saya merasa panas, pak.”
Lelaki itu mengalihkan pandangannya dan menutup matanya kembali saat Eva tampak tidak mengenakan sehelai pakaian. Entah apa yang dilakukan oleh perempuan di depannya itu sampai seperti ini.
“Kamu berendam saja, itu bisa mentralkan rasa panas kamu! Bisa enggak sih kalau kamu memakai pakaian kamu? Dimana semua baju kamu?”
Eva tampak mendekat kearah lelaki yang masih menutup matanya tanpa ada niatan untuk memperhatikannya, perempuan muda itu mendadak liar. Perlahan tapi pasti perempuan cantik itu mengecup bibir lelaki yang kini hanya terdiam.
Ingatan Eva seolah terbang dimana Ratu dan Deon tampak melakukan sentuhan intim, ia melakukan semuanya pada lelaki yang ada di depannya. Tubuh lelaki berwajah tampan di hadapannya tampak kaku.
“Kamu yang memulainya dan kamu harus bertanggung jawab atas itu!”
Lelaki berwajah tampan itu tampak mengangkat tubuh perempuan di depannya dan membawanya menuju kamarnya. Ia harus memberikan hukuman yang setimpal dengan yang dilakukan oleh Eva.
Malam ini menjadi malam dimana mereka melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, melampiaskan semua emosi di dalam tubuh mereka. Berbagi peluh dan menjadi malam panjang penuh kenikmatan surga dunia.
To be continued…
Happy reading semuanya! Sudah seminggu ini Eva terbayang dengan lelaki bertubuh tegap yang menjadi dosen di kampusnya, tamparan yang ia lakukan sebagai bentuk hadiah kemarahan untuk dosennya sudah terlaksana. Ini gila, Eva tidak bisa melupakan begitu saja. Bagaimana ia hidup sekarang ini. Dan jangka waktu seminggu pula ia tidak menginjakkan kaki ke kampus dengan alasan sedang Minggu tenang, ayolah kampusnya akan membutuhkan Minggu tenang nanti dan dirinya sudah mengambil lebih awal. “Kamu kenapa murung begitu?” tanya sang ibu. “Eungh… itu anu.. kangen soto mang jaja yang ada di kampus. Sekarang Minggu tenang, mana mungkin dia jualan.” Wanita paruh baya bernama Indah itu hanya memasang wajah tidak mengerti. “Kenapa harus soto mang Jaja? Mama buatin khusus ini untuk kamu loh sayang, mama tahu kamu suka soto. Dan sepertinya kamu sedang banyak pikiran makanya mama masakan soto kesukaan kamu,” Eva mengacak rambutnya kasar. Eva hampir gila. Kepalanya tidak kondusif dan terlalu berat.
Happy reading semuanya! “Saya positif hamil Pak,” Geo sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, tanganya mengacak rambutnya yang terbiasa tertata rapi. Tidak mungkin dalam satu permainan mereka malam itu langsung terjadi begitu saja. “Itu pasti salah, test pack bisa saja error.” Kepala Geo mengangguk-angguk seolah membenarkan perkataannya dan meyakini segala kemungkinan yang ada. Tatapan matanya mengarah pada Eva yang masih saja menangis. “Kamu hanya mencoba satu brand test pack Eva, bisa saja hasilnya salah. Kamu enggak mungkin hamil, kita ke apotik sekarang cari brand bagus lainnya atau bahkan kita langsung ke dokter kandungan sekarang. Kamu enggak mungkin hamil secepat itu,” ungkap Geo mencoba untuk menjadi kepala dingin dan mencari solusi dari permasalahan mereka saat ini. Eva tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, ia juga ingin berpikiran positif tapi rasanya semua amat sangat tidak mungkin. “Apa yang enggak mungkin? Ini sudah lima test pack dan saya men
Happy Reading semuanya! Eva tidak berani untuk pergi ke rumah sakit untuk melakukan pengecekkan kehamilan, ia tidak ingin semakin tahu fakta yang mungkin akan membuatnya sport jantung dan down. Janin yang ada di dalam kandungannya sangat tidak diharapkan sekarang ini. Kedua orang tuanya juga sudah mulai curiga karena ia lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamar, seperti bukan anak mereka yang lebih senang menghabiskan waktu bersama orang tuanya di taman belakang rumah mereka. Eva menangis terus menerus, bahkan sekarang air matanya sudah kering. Ia menolak segala panggilan dari siapapun itu termasuk dari dosennya yang terus mengusiknya. “Kenapa Lo harus ada di perut gue sialan!! Gue enggak mau lo ada sekarang, Lo menghancurkan mimpi gue dan semuanya!!” Tangannya memukul perutnya keras, ia berharap janin itu akan mengalami keguguran dan membuatnya menjadi lebih tenang. Tapi hasilnya nihil, bahkan sampai sekarang tidak ada tanda pendarahan dari tubuhnya. Dengan cepat gadis i
Happy Reading Semuanya! Geo ingat semuanya. Perkataan dari rekan-rekan dekat Eva terkait dengan sikap dan sebagainya termasuk larangan orang tua Eva yang tidak memperbolehkan anaknya untuk keluar malam tanpa alasan yang jelas. Yang jelas Eva adalah pertama kali dalam segala hal, pertama kali mengunjungi bar, pertama kali melihat kekasihnya selingkuh, pertama kali terjebak dalam kasus besar, dan pertama kali melakukan hal dewasa dengan orang lain. Dan saat ini Geo kehilangan segala kabar tentang Eva, lelaki dengan wajah tampan itu sudah memikirkan segalanya dan resiko yang ia dapatkan karena ini. Kenapa ia menolak anak yang ada di kandungan Eva? Geo bodoh dan tidak bertanggung jawab. Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian dimana rekannya bekerja, hanya orang itu yang bisa menjawab dimana ia membutuhkan jawaban atas semuanya. Kepalanya mendadak penuh dengan sesuatu yang terjadi begitu cepat. “Kenapa Lo ada disini?” tanya Leo“Bantu gue cari orang,” “Memang siapa yang mau Lo
Happy Reading semuanya! Melamun. Hanya itu yang bisa ia lakukan sembari menunggu kesadaran dari Geo, ia tidak tahu harus mengatakan apalagi. Masalah yang dihadapinya begitu pelik dan membuat kepalanya sakit, tangannya mengusap perutnya yang masih datar. Ia tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang. Dokter sudah mengobati Geo yang katanya memiliki luka dalam akibat tendangan dan tinjauan dari sang ayah, Eva tidak tahu kenapa Geo se-nekad ini. “Shh… Eva..” “Bapak sudah bangun?” tanya Eva sembari memperhatikan lelaki yang ada di depannya itu. “Saya enggak bisa melihat kamu dengan baik,” ungkap Geo dengan suara rintihan menahan sakit. Eva menelan ludahnya sulit, “Euhm… ya begitu, mata Bapak bengkak besar. Kata dokter ada luka goresan di mata Bapak dan sudah diberi obat, nanti akan saya bantu kompres buat meringankan bengkak Bapak.” jawaban Eva membuat Geo menatap cermin yang ada di depannya itu. Wajahnya benar-benar kacau, tidak ada lagi wajah tampannya. Geo masih bisa melihat mesk
Happy Reading semuanya! “Kamu punya apa untuk bertanggung jawab atas putri saya?” Geo tampak terdiam dan menahan napasnya perlahan. Ia tidak takut akan di bogem mentah oleh Darwin meskipun luka sebelumnya belum kering, Geo tidak takut apapun. Ia mempunyai niat untuk bertanggung jawab atas bayi yang ada di dalam kandungan Eva. “Saya…” Geo terbata. “...”“Saya mempunyai pekerjaan yang cukup mapan, saya seorang dosen di tempat anak bapak kuliah. Saya bisa menghidupi Eva, membelikan pangan yang lezat untuk dia, membalikan sandang yang bagus untuk dia juga, kemudian mempunyai tempat yang nyaman untuk Eva tinggal, dan kendaraan yang layak untuk berpergian.” jawaban dari Geo membuat Darwin tertawa kencang. “Kamu pikir saya enggak mampu dengan semua itu. Apakah kamu pikir dengan semua yang kamu ucapkan barusan bisa menutupi rasa malu saya? Kamu sudah menghancurkan putri semata wayang saya, apa kata orang jika mereka tahu Eva hamil di luar nikah? Bagaimana jika atasan saya tahu berita kon
Happy Reading Semuanya!Geo menghilang seperti ditelan bumi, bahkan ketika di Kampus ia sama sekali tidak melihat batang hidungnya. Kelas diganti ke minggu yang akan datang dan tidak tahu kapan waktu serta tanggalnya. Eva seperti orang yang di terlantarkan dan dilupakan, lagi-lagi ia termakan janji manis, Tatapan mata Eva terlihat kosong dan enggan untuk melakukan apapun.Apakah Geo berubah pikiran dan tidak ingin bertanggung jawab?Air matanya perlahan mengalir sembari mengusap perutnya lembut, bayi ini hadir di saat kedua belah pihak tidak menginginkannya. Eva tidak bisa keluar rumah dengan layak meskipun saat ini perutnya masih tampak datar.“Lihat laki-laki yang kamu agungkan itu! Apakah dia benar bertanggung jawab
Happy Reading Semuanya! ‘BUGH!’ Pukulan dari lelaki yang menatapnya marah hanya membuat Geo memejamkan matanya sembari menahan sakit. Kemarahan ayahnya sudah tidak terbendung lagi sepertinya, dalam waktu 2 minggu ia memang tidak pernah pulang ke rumah dan sekarang ada rahasia besar dimana sesuatu hal yanng membuat sang ayah kemungkinan besar murka. “Sayang! Pipi Geo pasti sakit. Anak kita sudah pulang ke rumah saja bersyukur, kamu ini kenapa sih Mas Agung!” teriak Rita sembari menghampiri sang anak yang hanya mengeraskan rahangnya, “Tanya saja sama anak kesayangan kamu itu!” marah agung Geo hanya menghela napas pelan dan menunduk menatap lantai di bawahnya, sekarang ia sudah mulai terbiasa dengan pukulan. Saat ini