Happy Reading semuanya! Melamun. Hanya itu yang bisa ia lakukan sembari menunggu kesadaran dari Geo, ia tidak tahu harus mengatakan apalagi. Masalah yang dihadapinya begitu pelik dan membuat kepalanya sakit, tangannya mengusap perutnya yang masih datar. Ia tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang. Dokter sudah mengobati Geo yang katanya memiliki luka dalam akibat tendangan dan tinjauan dari sang ayah, Eva tidak tahu kenapa Geo se-nekad ini. “Shh… Eva..” “Bapak sudah bangun?” tanya Eva sembari memperhatikan lelaki yang ada di depannya itu. “Saya enggak bisa melihat kamu dengan baik,” ungkap Geo dengan suara rintihan menahan sakit. Eva menelan ludahnya sulit, “Euhm… ya begitu, mata Bapak bengkak besar. Kata dokter ada luka goresan di mata Bapak dan sudah diberi obat, nanti akan saya bantu kompres buat meringankan bengkak Bapak.” jawaban Eva membuat Geo menatap cermin yang ada di depannya itu. Wajahnya benar-benar kacau, tidak ada lagi wajah tampannya. Geo masih bisa melihat mesk
Happy Reading semuanya! “Kamu punya apa untuk bertanggung jawab atas putri saya?” Geo tampak terdiam dan menahan napasnya perlahan. Ia tidak takut akan di bogem mentah oleh Darwin meskipun luka sebelumnya belum kering, Geo tidak takut apapun. Ia mempunyai niat untuk bertanggung jawab atas bayi yang ada di dalam kandungan Eva. “Saya…” Geo terbata. “...”“Saya mempunyai pekerjaan yang cukup mapan, saya seorang dosen di tempat anak bapak kuliah. Saya bisa menghidupi Eva, membelikan pangan yang lezat untuk dia, membalikan sandang yang bagus untuk dia juga, kemudian mempunyai tempat yang nyaman untuk Eva tinggal, dan kendaraan yang layak untuk berpergian.” jawaban dari Geo membuat Darwin tertawa kencang. “Kamu pikir saya enggak mampu dengan semua itu. Apakah kamu pikir dengan semua yang kamu ucapkan barusan bisa menutupi rasa malu saya? Kamu sudah menghancurkan putri semata wayang saya, apa kata orang jika mereka tahu Eva hamil di luar nikah? Bagaimana jika atasan saya tahu berita kon
Happy Reading Semuanya!Geo menghilang seperti ditelan bumi, bahkan ketika di Kampus ia sama sekali tidak melihat batang hidungnya. Kelas diganti ke minggu yang akan datang dan tidak tahu kapan waktu serta tanggalnya. Eva seperti orang yang di terlantarkan dan dilupakan, lagi-lagi ia termakan janji manis, Tatapan mata Eva terlihat kosong dan enggan untuk melakukan apapun.Apakah Geo berubah pikiran dan tidak ingin bertanggung jawab?Air matanya perlahan mengalir sembari mengusap perutnya lembut, bayi ini hadir di saat kedua belah pihak tidak menginginkannya. Eva tidak bisa keluar rumah dengan layak meskipun saat ini perutnya masih tampak datar.“Lihat laki-laki yang kamu agungkan itu! Apakah dia benar bertanggung jawab
Happy Reading Semuanya! ‘BUGH!’ Pukulan dari lelaki yang menatapnya marah hanya membuat Geo memejamkan matanya sembari menahan sakit. Kemarahan ayahnya sudah tidak terbendung lagi sepertinya, dalam waktu 2 minggu ia memang tidak pernah pulang ke rumah dan sekarang ada rahasia besar dimana sesuatu hal yanng membuat sang ayah kemungkinan besar murka. “Sayang! Pipi Geo pasti sakit. Anak kita sudah pulang ke rumah saja bersyukur, kamu ini kenapa sih Mas Agung!” teriak Rita sembari menghampiri sang anak yang hanya mengeraskan rahangnya, “Tanya saja sama anak kesayangan kamu itu!” marah agung Geo hanya menghela napas pelan dan menunduk menatap lantai di bawahnya, sekarang ia sudah mulai terbiasa dengan pukulan. Saat ini
Happy Reading Semuanya! Geo pikir perasaan Eva berubah. Ternyata tidak sama sekali, pelukan Eva dan tangisan Eva beberapa waktu lalu hanya berarti ketakutan ia yang tidak bertanggung jawab. Kini perempuan yang menjadi calon istrinya itu kembali menjadi orang yang begitu dingin, pemarah dan berbagai macam menjadi satu. Hal yang bisa lelaki itu tangkap adalah jika ini bisa saja pengaruh dari hormon kehamilan dan Geo maklumi semuanya. Faktor kehamilan tersebut bisa ia jadikan alasan untuk meredamkan emosi dari dalam dirinya. Pernikahan yang dilaksanakan di rumah kedua milik keluarga Eva tampak sederhana, tidak ada dekor bunga yang menyatakan ada pernikahan, tidak ada organ tunggal untuk membantu memeriahkan acara, dan tidak ada bangku pernikahan seperti pernikahan pada umumnya. Sudah dua jam juga Geo menatap ke arah luar, ia sudah mengirimkan pesan untuk keluarganya jika pernikahan ini akan segera dimulai dan mereka harus segera datang. “Kapan acaranya akan di mulai? Sebenarnya kam
Happy Reading Semunya!“Sejak kapan kita jadi aku kamu! saya enggak suka ya Pak!” Kini hanya mereka berdua didalam kamar pribadi milik Eva setelah semuanya. Hari pernikahan mereka yang begitu melelahkan meskipun dihadiri oleh kerabat dan keluarga besar saja. Iris mata Geo memperhatikan Eva yang masih mengeraskan rahangnya menahan amarah, ia tidak tahu perubahan emosional istrinya yang begitu cepat dan besar. “Kita sudah resmi menjadi pasangan suami istri dan sudah sepantasnya kita merubah panggilan dan memanggil aku-kamu adalah salah satu yang harus kita rubah.” Eva yang mendengar itu semakin terlihat kesal. “Suami-istri apanya! Saya enggak pernah mau punya suami kaya Bapak! Lagian kita akan bercerai setelah bayi ini lahir!” Geo terdiam dan mengangguk, ia tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun. Geo juga tidak tahu apakah ia bisa terus bersama dengan Eva, ia amat sangat tidak tahu. “Ayo kita buat surat perjanjian! Saya enggak mau bapak kelewatan batas meskipun kita adalah sep
Happy Reading Semuanya! Pada akhirnya Eva juga harus pergi meninggalkan rumah yang membesarkannya, padahal ia sangat ingin lebih lama di rumah bersama dengan orang tuanya. Helaan napas terdengar pelan dan memperhatikan jalanan yang mereka lewati, tidak begitu asing bagi Eva. “Kamu ingat jalanan ini?” “Jalan ke kampus,kan?” Geo mengangguk dan mengendarai mobilnya menuju apartemennya, seperti pertama kali mereka melakukan hubungan itu. Tidak ada suara sama sekali di dalam mobil kecuali mereka yang berbicara barusan. “Kamu mau makan apa untuk malam ini?” tanya Geo. “Terserah Bapak saja mau makan apa, tapi saya ingin makan makanan yang berkuah.” Lelaki yang sibuk menyetir itu terlihat berpikir, makanan berkuah? Apa yang diinginkan oleh istrinya saat ini. “Bakso?” “Enggak mau, terlalu bulat bakso nya.” Geo menaikkan sebelah alisnya bingung. “Soto?” “Ada jeruk nipisnya,” sahut Eva “Kamu bisa enggak pakai itu,” “Enggak sedap jadinya kalau tanpa dikasih jeruk nipis, bapak bisa
Happy Reading Semuanya! Suara dentingan sendok dengan gelas tampak berbunyi memenuhi ruangan dan membuat perempuan cantik ini hanya terdiam mengamati apa yang dilakukan oleh lelaki yang resmi menikahinya. Eva penasaran dengan suaminya yang sudah repot di pagi hari. Masih pagi saja Geo sudah sibuk. “Takaran untuk susu ibu hamil semester pertama… 3 sendok dan 180 ml gelas. Apa ini enggak buat Eva mual?” gumam Geo sembari menghirup aroma susu bubuk di depannya. Tidak enak baginya. Tangannya memasukkan tiga sendok sesuai dengan aturan yang ada di internet, ia memikirkan istrinya dengan sangat hati-hati dan tentu saja melakukan yang terbaik untuk Eva. “Huekk…” Geo hampir saja memuntahkan cairan dari dalam mulutnya karena menghirup aroma susu yang ia buat sendiri. Ia tidak tahan sekali menghirup aroma susu yang begitu kental dan membuatnya mual parah, sudah sangat kentara jika Geo begitu membenci minuman bewarna putih itu. Bibir Eva tersenyum manis memandang suaminya yang tampak tidak