Happy Reading Semuanya!Perempuan itu tampak memasang wajah bingung saat mobil yang dikendarai oleh suaminya tersebut berhenti di sebuah restoran yang selalu ia bicarakan tiga hari belakangan ini. Restoran dengan harga yang cukup menguras dompet.Iris matanya memperhatikan Geo yang sibuk memarkirkan mobil miliknya, apakah Geo lagi-lagi akan menguras dompetnya untuk sekedar makan malam saja. Ayolah makan di restoran saja ia sudah cukup, kenapa harus makan di tempat ini juga. “Mas…katanya mau pulang? Kenapa kita malah berhenti disini?” tanya EvaGeo tersenyum memandang istrinya yang terlihat panik seperti biasa, sudah bisa lelaki itu pastikan jika istrinya ketakutan jika ia membawanya ke tempat mahal. Eva memang benar-benar pengertian,“Karena kamu mau. Kamu jangan khawatir soal biaya, tadi pak Surherman kasih mas voucher potongan harga diskon 80%. Jadi kamu jangan khawatir, sekarang kita makan makanan yang lezat dan ngidamnya terpenuhi, mas enggak mau anak kita ileran. Uang bisa dicar
Happy Reading Semuanya!Kedua pasangan muda itu tidak mengerti dengan keinginan dari lelaki paruh baya yang kini duduk di kursi depan dengan tatapan datar, mereka tidak berani mengusik singa jantan yang sudah siap menerkam mereka kapan saja. Rasa mengantuk dan lelah tergabung menjadi satu, apalagi mereka semalaman menghabiskan waktu bermesraan sampai lupa waktu.Lagian siapa yang tidak terkejut saat pagi-pagi buta, ayahnya serta ibunya sudah berada di depan pintu rumah mereka dengan tatapan datar dan membuat mereka kelabakan. Liburan dadakan? Astaga, ayahnya memang sepertinya hobi sekali membuat kemarahan di antara mereka.“Kita mau kemana sebenarnya?” tanya Eva sembari menatap ayahnya yang hanya menatap lurus.“Hari ini Davin sedang mengajukan cuti dan ayah tentu saja akan dengan senang hati ikut mengajukan libur. Kita berliburan bersama, agar suami kamu tahu bagaimana hidup sebagai seorang abdi negara. Dia akan di tatar oleh kami,” Eva berdecak pelan mendengar perkataan dari ayah m
Happy Reading Semuanya!Udara di pedesaan kali ini tampak jauh lebih segar dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tempat ini rasanya tidak asing bagi lelaki yang menjadi suami dari Eva tersebut. Ia seperi pernah mendatangi tempat ini.Pandangan mata lelaki itu hanya terfokus pada lelaki yang tengah memperbaiki barang, ah—akhirnya ia tahu tempat apa yang dikunjunginya saat ini. Tempat paling ia kenal. “Bukan maksud menyombong. Apa kamu tahu berapa harga menyewa villa di tempat ini? Saya yakin orang seperti kamu nggak akan pernah bisa menginap di tempat yang seperti ini.” sindir Darwin membuat Geo hanya menghela nafasnya pelan. Mulai. Ayah mertuanya tampak mulai lagi dalam hal merendahkannya. Sepanjang perjalanan ia jauh lebih banyak diam dan mendengarkan perkataan mertuanya yang sudah sangat jelas menjauhi dirinya atau memandangnya seolah-olah ia tidak berhak sama sekali untuk anak mereka. Iris matanya memperhatikan seseorang yang terlihat mendekat kearah mereka dan tersenyum manis
Happy Reading Semuanya!“Aku nggak tahu bagaimana cara membedakannya tapi entah kenapa aku merasa kalau kamu terlihat berbeda.”Eva hanya bisa menaikkan sebelah alis bingung mendengar perkataan dari lelaki yang ada di hadapannya itu. Jujur saja perempuan cantik tersebut sangat kebingungan melihat lelaki yang secara tiba-tiba bertanya seperti itu. “Maksudnya?” tanya Eva Davin tampak duduk di sebelah Eva yang kini bergeser menjauhinya. Katanya sama istrinya itu memang sangat tidak ingin untuk didekati. Tangannya menahan perempuan tersebut agar tidak semakin menjauhinya, bagaimanapun ia masih harus tetap mengenali bagaimana calon istrinya ini. “Bisa enggak Lo jangan pegang-pegang gue?!” marah Eva.“Why? Kamu itu calon istri aku! Aku begini karena mau kenal lebih jauh!! Ayah kamu buat liburan seperti ini karena kita.” Davin hanya menghela nafas pelan, ia seharusnya memaklumi kondisi dari Eva sekarang ini.Perempuan itu sensitif, Davin harus memahaminya.“Okay! I'm sorry for being too
Happy Reading Semuanya!Malam semakin dingin. Davin tampak mengambil sebatang rokok dan menyesapnya pelan, ia menyukai seseorang yang sedang hamil. Eva memang cantik dan membuatnya terpesona. Membayangkan kehidupannya saja pasti akan sempurna, tapi kalau dipikir sekali lagi–ia memang sudah bajingan dan bertemu perempuan seperti ini. Mereka adalah pasangan yang cocok.“Enggak mungkin menyerah begitu saja.” gumam DavinPandangannya berdalih pada lelaki paruh baya tampak mendudukkan tubuhnya di kursi kayu depannya. Tangan Davin dengan cepat mematikan rokok yang sempat ia sesap beberapa menit yang lalu, tubuhnya seolah reflek dengan komandan di hadapannya.“Santai saja, kalau kamu memang sedang stress—kamu bisa melakukannya. Sekarang kamu bukan di tempat kerja, di tempat yang jauh.” Jawaban dari Darwin membuat Davin hanya mengangguk mengiyakan perkataan dari ayah perempuan yang menjadi calon istrinya.Darwin tampak menghela nafas pelan, niatnya ingin memanasi menantunya dengan kebersamaan
Happy Reading Semuanya!Bagaimanapun orang lain yang disetujui dan diakui akan lebih menang daripada yang selalu berusaha terlihat serta membuat bahagia. Davin tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun melihat pasangan di depannya yang terdiam kaku, ia tidak bisa melakukan apapun atau memberikan pepatah satu kata pun. Malam menjadi semakin dingin dan kaku. Davin juga memiliki banyak muka, bagaimana jika orang tua Eva tahu sikap dirinya bagaimana sesungguhnya. Keluarga yang akan kacau bukan.Tapi sepertinya Davin sudah cukup sampai disini menggocek informasi dan membuat masalah untuk keluarga kecil di depannya. ia sudah mendapatkan apa yang ia mau. Fakta yang terkunci semuanya sudah mulai terbuka akibat dirinya, tapi bukankah ada pepatah yang mengatakan kalau sepandai-pandainya kita menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga. Ia akan mencari informasi selanjutnya nanti.“Kalau begitu saya pamit dulu,” ucap DavinDarwin hanya bisa mengangguk, ia tidak tahu harus bagaimana menghadap
Happy Reading Semuanya!“Monggo, silakan masuk mas dan mbaknya. Maaf begini keadaan rumahnya, kecil.”Eva mencengkram erat kemeja sang suami yang ada di hadapannya, ia memang tidak masalah jika Geo bawa kemana saja. Bahkan ke tempat terpencil sekalipun, tapi bukankah saat ini sangat aneh.Keluarga mereka menginap di rumah orang yang memiliki villa ini dan rumah pemilik ini lumayan kecil, bahkan sepertinya hanya bisa dihuni oleh 3 orang saja. Sangat berbanding terbalik dengan villa yang mereka tempati. Aneh bukan? Apakah orang yang melakukan bisnis akan seperti ini.“Maaf ya mbak rumahnya kecil, maklum namanya juga rumah desa. Jadi seadanya disini, mari minum teh hangat. Kasihan orang hamil dibawa-bawa keluar, ayo diminum.” Eva menerima gelas yang disodorkan oleh perempuan yang datang menghampiri mereka berdua dengan senyuman manis.Geo tersenyum dan memandangi istrinya yang perlahan meminum minuman yang ada di hadapanya itu, ia lega setidaknya Eva mau meminum minuman tersebut.“Maaf
Happy Reading Semuanya!KOSONG?Tangannya meraba sebelah kasurnya. Sumpah demi apapun Geo masih sangat ingat jika Eva masih berada di sisinya semalaman bahkan sehabis memakan mie sembari menyaksikan kunang-kunang yang bertebrangan.Tubuhnya dengan cepat bangkit dan berjalan menuju keluar ruangan. Udara pagi menyambutnya dingin, memang sangat terasa sekali suasana pedesaan disini. Bahkan Geo bisa merasakan asap keluar dari mulutnya saking terasa dinginnya.“Mas!” teriak Eva sembari melambaikan tangannya sembari menenteng bungkusan yang entah darimana istrinya itu dapatkan.“Kamu dari mana?” tanya Geo Lelaki itu memeluk tubuh perempuan yang ada dihadapannya itu, ia begitu khawatir jika Eva akan pergi seorang diri. Perempuan yang dipeluk hanya memamerkan senyum manisnya, jujur saja Eva sangat tidak tega membangunkan suaminya yang masih terlelap. Pasalnya wajah Geo terlihat sangat lelah disana dan itu membuatnya tidak ingin membangunkannya. “Tadi pagi aku sudah membangunkan mas, tapi ma