Share

Desa Pesinden (3)

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-02-26 23:56:56

Tim periset terlihat sedang bergegas menuju rumah narsum sesuai kesepakatan semalam tetapi dengan sedikit perubahan. Dewa tidak bisa ikut karena mendadak ada urusan di luar desa yang membuatnya harus meninggalkan teman-temannya. Hal ini menjadikan perubahan pada formasi tim, Mila dan Adi bertugas untuk mewawancarai pak kepala desa sedangkan Galih dan Sekar bertugas untuk mewawancarai tokoh adat. Mereka kompak berangkat pukul 10 pagi setelah melakukan persiapan terlebih dahulu.

Mereka menyewa sepeda motor warga agar memudahkan mobilitas selama melakukan proyek riset di desa Bringin atau desa pesinden yang terkenal banyak melahirkan sinden terkenal asal Yogyakarta. Dalam perjalanan tidak ada hambatan berarti sebab mereka sampai tempat tujuan sesuai perkiraan.

"Assalamualaikum, permisi," ucap Sekar sambil mengetuk pintu rumah salah satu pesinden senior yang ada di desa tersebut.

Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka dengan keberadaan seorang perempuan yang terlihat berusia sekita
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (4)

    Mila dan Adi baru saja tiba di rumah pak kades, rumah itu terlihat sepi seperti biasanya, tidak ada suara orang yang sedang beraktivitas atau canda tawa anak-anak, rumah sebesar itu hanya dihuni oleh pak kades dan istrinya. Kalaupun ada pembantu, mereka tidak menginap, hanya bekerja dari pagi sampai sore saja. "Assalamualaikum, permisi," ujar Adi berulang kali, mengeraskan suaranya agar penghuni rumah mendengarknya dan segera membuka pintu. Terdengar derap langkah kaki dari dalam rumah seolah sang pemilik tengah bergegas untuk membuka pintu. Saat pintu dibuka terlihat perempuan paruh baya yang usianya sekitar empat puluh tahun. "Kalian mahasiswa yang mau meneliti desa ini? Silahkan masuk dan duduk," ucap ibu kades terlihat ramah, wajahnya terlihat tulus menyambut kedatangan mereka. Mereka duduk di ruang tamu sambil melihat ke sekelilingnya, terlihat foto keluarga di beberapa bufet yang menunjukkan gambar bu kades muda sedang menggendong bayi yang jumlahnya tiga foto yang berja

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (5)

    "Gimana ini? Mana ponselku nggak ada sinyal," ujar Mila sambil menggerak-gerakkan ponselnya agar sinyal bisa masuk. "Mil, itu ada anak kecil main di dekat pohon bringin kita coba tanya mereka aja," ujar Adi yang dibalas anggukan kepala oleh teman risetnya. Adi melangkahkan kaki dengan ragu-ragu, ia merasa semenjak lewat jalanan ini sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, semua seolah serba mendadak. Tiba-tiba saja ada segerombolan anak kecil yang sedang bermain. "Dek, kalau mau ke arah kontrakan milik pak kades lewat mana ya?" tanya Adi sambil tersenyum ramah, tapi anehnya tak ada seorangpun yang merespon hingga ada seorang yang menepuk bahunya. Anak lelaki itu berjalan perlahan seolah menunjukkan arah pulang. Adi bergegas menghidupkan motornya yang melaju secara perlahan. Mereka akhirnya tiba di rumah kontrakan yang di maksud. Saat mereka hendak mengucapkan terima kasih, sang anak tiba-tiba sudah hilang, seperti lenyap di telan bumi. "Di, kamu ngerasa nggak? Ini sepert

    Last Updated : 2025-03-01
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (6)

    "Ayah kejam! Sudah menumbalkan ibu dan saudaraku! Kau lah iblis yang sesungguhnya!" teriak Joko yang sudah tak mampu lagi menahan amarahnya, bertahun-tahun ia diam dan selalu pasrah atas semua kejahatan ayahnya. "Dasar anak bodoh! Aku lakukan semua ini untukmu karena kamu sebenarnya adalah anak pilihan! Kamu bisa melebihi aku!" bantah ayah kades yang mulai tersudut, ia nampak ragu sebab sang anak sepertinya sudah di luar kendalinya. "Jangan kau bohongi aku lagi! Gendis mungkin kelak akan kau korbankan juga! Kau sudah tahu jika aku sangat mencintainya tapi aku nggak akan tertipu lagi!" tegas Joko yang sudah tak mampu lagi menahan arahnya, ia perlahan mendekat lalu dengan cepat menusukkan keris itu ke jantung ayahnya. "Kau... Akan menyesel, bodoh!" ucapnya perlahan, lalu meninggal sepersekian detik. Tiba-tiba lukisan itu seolah hidup, keluarlah Pesinden sambil menyanyikan lagu jawa yang diiringi dengan suara gamelan. "Sekar macem-macem aruming wangi, Minggah kadhaton ndhawuh

    Last Updated : 2025-03-02
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (7)

    "Sekar, aku ingin mengatakan suatu hal, desa ini tidak beres, pak kades adalah dalang di balik semua ini," bisik Adi yang mulai memceritakan kronologi kejadian di saat ia pingsan di dekat pohon bringin. Sekar mendengar dengan seksama sambil sesekali menganggukan kepala tanda memahami apa yang dibicarakan oleh pria yang sudah dua kali terlibat riset dengannya. "Kenapa kalian membicarakan hal sepenting ini tanpa sepengetahuanku?" tanya Galih yang tiba-tiba muncul dari arah luar mendekati Sekar dan Adi yang sedang mengobrol serius di ruang tamu. Mereka berdua hanya tersenyum kecut merasa tidak enak karena telah mengabaikan keberadaan Galih. Sekar akhirnya menceritakan ulang apa yang di dengarnya dari Adi. "Aku percaya pada kalian berdua, kemungkinan janin yang ada di kandungan Mila adalah korban selanjutnya," ungkap Galih memprediksi apa yang mungkin akan terjadi. "Iya pak, saya curiga Pak Dewa sengaja memilih desa ini untuk proyek riset, dia hanya sedang mencari cara untuk men

    Last Updated : 2025-03-04
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (8)

    POV SekarAku melihat ke sekelilingku, orang-orang sedang fokus merapalkan mantra-mantra yang dipandu oleh kepala desa. Tubuhku melemah seolah tak berdaya, hanya mata dan pendengaranku yang masih berfungsi dengan baik.Aku mendengar Pak Galih dan Pak Sadewa, sedang membahas ritual sesat ini. Awalnya aku mengira bahwa Mila dan jabang bayinyalah yang akan jadi tumbal tapi dugaanku ternyata salah besar! Aku baru menyadarinya saat Sadewa mulai menjelaskan duduk perkaranya.Ternyata Sadewa sengaja memanfaatkan Galih agar menyeretku dalam proyek terkutuk ini demi bisa membawaku ke desa ini. Sadewa tahu jika Sulastri selama ini menghilang bak di telan bumi. Ini menyebabkan aku yang seorang titisan getih wangi menjadi idaman dedemit karena tubuhku menarik perhatian mereka untuk mengambil alih.Nyai Kadasihlah yang membisikkan semua itu pada Sadewa dengan diiming-imingi kuasa dan pesona tak terbatas, jika ia berhasil menumbalkanku di sini. Mendengar fakta di luar dugaan, air mataku seketika me

    Last Updated : 2025-03-05
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (9)

    POV Sulastri Aku memutuskan untuk pergi ke kerajaanku semenjak pertempuran di gedung apartemen melawan hantu noni belanda. Dendam dan cintanya yang begitu besar membuatku kesulitan mengalahkannya meski akhirnya aku berhasil mengusirnya sebab berupaya mengambil alih Sekar. Sekar adalah wadah yang membuat semakin kuat dan awet muda. Dia adalah titisan getih wangi keturunan terakhir Ningsih yang bisa ku manfaatkan. Namun, di akhir hidupnya, cinta membuatnya lemah yang membuatku tak bisa lagi meneruskan perjanjian itu, ia bahkan tewas mengenaskan. Suatu kejadian terjadi begitu saja, di luar kendaliku. Hingga tibalah saat kelahiran Sekar yang sudah ku tunggu-tunggu sejak lama. Akibat pertentangan energi yang begitu kuat, ia seringkali sakit-sakitan dampak dari upaya dedemit yang mencoba menguasai jiwa dan raganya. Surti yang miskin tentu kebingungan, ia takut anaknya mati sia-sia jika tak segera di selamatkan. Kondisi itu aku manfaatkan untuk mempengaruhinya, aku membisikkannya unt

    Last Updated : 2025-03-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (10)

    Pertempuran antara Sulastri dan Kadarsih tak terelakkan, mereka saling serang, mencoba melumpuhkan satu sama lain. Sekar tergeletak tak berdaya sebab Sulastri telah beranjak dari tubuhnya. Ia lebih memilih bertarung secara gaib daripada menggunakan tubuh Sekar yang beresiko besar. Galih segera bergegas menyelamatkan Sekar, ia menggendong gadis itu ke tempat yang menurutnya aman yakni mobil milik Sadewa. Pria itu mencoba meraba saku celana temannya yang merupakan dalang di balik seluruh kekacauan ini. Setelah ia menemukannya, bergegas ia memasukkan tubuh sekar ke dalam mobil. Galih mengawasi sekitar, mencari keberadaan Adi dan Mila. Dengan ponselnya ia berharap panggilannya segera di jawab oleh kedua mahasiswanya yang menghilang pasca keributan. Akhirnya panggilannya di jawab oleh Adi, ia sedang bersembunyi di dalam musholla dekat balai desa. Setelah mengabarkan kondisi terkini, Adi bergegas menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat itu. Galih lega saat melihat Adi sedang bej

    Last Updated : 2025-03-08
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terlanjur Cinta

    POV GalihAku mengutuk diriku sendiri sebab telah membawa Sekar dalam bahaya yang begitu besar. Ia hampir saja mati mengenaskan menjadi tumbal di desa pesinden yang ternyata adalah rencana jahat Sadewa, teman dosen yang juga patner risetku.Awalnya kita semua mengira bahwa Mila adalah orang yang akan dikorbankan sebab ia tengah hamil anak Sadewa, hasil dari hubungan terlarang keduanya, ternyata itu semua di luar dugaan kita. Mila tidak dikorbankan karena janin yang dikandungnya tercampur oleh benih pria lain, hal itu menjadi wajar sebab Teman Sekar merupakan ayam kampus.Ternyata alasan Sadewa memilih untuk menumbalkan Sekar sebab bau getih wangi begitu digemari makhluk halus termasuk jin penguasa desa pesinden itu. Ia membutuhkan wadah untuk terus mengasah kekuatannya yang akan menjadi maksimal jika Sekar bisa di taklukkannya.Untungnya khodam pesinden itu datang tepat waktu setelah sekian lama menghilang. Ternyata dia tengah semedi di sebuah gua dekat istananya sebab terluka parah p

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (2)

    Aryo menatap mantan pacarnya dengan senyum khasnya. "Aku ingin bertemu Seruni, apakah bisa aku menemuinya?" tanya Aryo dengan ragu-ragu, hati kecilnya sebenarnya menolak ini karena merindukan Sekar. Sekar melongo mendengar pernyatan dari pria yang masih berdiri di depan pintu. Ia segera berteriak memanggil Seruni, gadis yang baru saja dikenalnya kemarin malam. "Ada apa Mbak?" tanyanya sambil melihat ke depan pintu. Sekar membalikkan badan lalu berkata jika Aryo ingin bertemu dengannya. "Sekar, kau mungkin akan kehilangan mantan pacarmu itu, seperti kau akan kehilangan Galih," bisik Sulastri sambil mengikuti Sekar beranjak dari tempat itu, membiarkan Seruni dan Aryo hanya berdua saja di ruang tamu. "Mas ada perlu apa dengan saya?" tanya Seruni. "Aku hanya penasaran dengan desa seberang yang kemarin kamu ceritakan. Aku pernah hampir menikah dengan salah satu gadis di desa itu tapi gagal," sahutnya dengan tatapan serius. "Benarkah? Apa karena terkendala restu orang tua?"

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (1)

    "Seruni, rencanamu berapa lama di desa ini, aku tidak menyangka ternyata kita berada di desa yang jaraknya berdekatan!" ujar Sekar yang merasa senang karena memiliki teman baru.Sekar yang telah lama berada di kota tentu tak memiliki banyak teman desa, kalaupun ada, rata-rata sudah menikah dan pindah ke kota atau desa lain."Aku resign dari pekerjaan di kota karena sedih atas kematian Mas Setyo, pertemuan kami berawal dari kedatangannya ke desaku, dia adalah anak kuliahan yang sedang mengerjakan skripsi. Temanya tentang ekonomi masyarakat desa. Desaku terkenal dengan kesuburannya, tidak pernah mengalami gagal panen walau kemarau," sahutnya dengan senyum manis."Kalau boleh tahu, apa yang membuat pacarmu meninggal?" tanya Sekar merasa penasaran."Dia sakit-sakitan semenjak aku meminta restu keluargaku, aku tidak ingin berprasangka tapi semua terjadi begitu cepat dan sulit untuk mempercayai jika ini adalah sebuah kebetulan," balasnya sambil menatap jalanan dengan tatapan kosong.Tiba-ti

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (2)

    "Mbak, aku melihatnya pergi dengan tenang, mungkin pacarmu sudah lega setelah mengungkapkan semuanya, dia sedih saat melihatmu kacau seperti ini," ujar Sekar yang terlihat mencoba menguatkan gadis tersebut. Sang gadis mencoba tersenyum, ia nampak lebih baik. Hawa yang semakin dingin membuat Sekar bergidik, ia bergegas ke toilet untuk buang air kecil. Saat ia berjalan ke belakang dan memperhatikan sekitar, terlihat puluhan makhluk berpakaian hitam sedang duduk di sebelah penumpang yang tengah tertidur. Saat ia memasuki toilet, tiba-tiba Sulastri berbisik,"kau harus keluar dari Bis ini jika masih ingin hidup." Gadis itu terkejut mendengar penuturan sang khodam. Ia bergegas keluar toilet bis. Matanya melotot melihat makhluk berpakaian hitam semakin banyak, terdesak. Ia meminta sopir untuk segera menghentikan Bis karena hendak turun. "Pak! Tolong berhenti di pom bensin depan ya!" pinta Sekar yang mulai panik. "Mbak mau ke toilet atau bagaimana?" tanya sopir. "Saya ingin turun

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (1)

    Pov Sekar Aku yang sudah sangat kelelahan terpaksa mendengarkan pria misterius itu bercerita tentang kisah hidupnya yang tragis. Memang menyakitkan untuk mengikhlaskan sesuatu yang masih mengisi hati. "Kenapa kamu tidak berbicara sendiri padanya? Kenapa melibatkanku?" tanyaku ketus, kehidupan asmaraku kacau, buat apa juga repot-repot mengurusi masalah orang lain. "Aku ingin meminjam ragamu agar aku bisa menyampaikan pesan padanya," ujar pria itu lalu merasuki tubuhku secara tiba-tiba. Aku yang hanya seorang diri tanpa Sulastri sudah seperti wadah kosong. Melalui tubuhku, dia berjalan ke depan menghampiri wanitanya. "Seruni," sapanya. "Maaf Mbak, siapa ya?" tanya gadis itu dengan wajah kebingungan. "Aku Setyo, pacarmu!" jawabnya dengan tegas. "Mbak, siapa? Kok bisa tahu nama pacarku? Jangan bercanda ya!" bentak gadis itu marah, ia bahkan berpindah tempat duduk, merasa risih. Arwah pria itu sedih, ia keluar dari tubuhku, ingin kumaki rasanya pria bodoh itu. "Hai, pri

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (10)

    "Bu, Galih juga mengetahui rahasia persekutuanmu dengan Khodam Ratu Jawa! Dia sangat terluka dan kecewa! Aku bisa merasakannya!" teriak Sekar, mencoba mempengaruhi Kinanti. Tiba-tiba petir menyambar, hujan turun dengan deras. Angin berhembus kencang hingga mampu menyibak jendela-jendela yang awalnya tertutup rapat. Tetesan air hujan dari genting yang rusak membuat ruangan itu menjadi basah dan lembab. Sekar tiba-tiba terbangun dari tidurnya, tubuhnya melayang-layang seiring dengan hembusan angin yang semakin kencang. "Aku Sulastri adalah khodam pelindungnya, meski aku bukanlah makhluk yang baik tapi aku tidak sampai hati mengorbankan darah dagingku sendiri!" teriak Sulastri. Khodam Pesinden itu menyentuh pundak Kinanti, seketika muncul penglihatan semasa Galih hidup, betapa pria malang itu sangat menyayangi keluarganya terutama sang ibu! Malam terakhir saat ia melihat sang ibu bersetubuh dengan pria muda adalah saat paling menyakitkan dalam hidupnya! Tubuh wanita tua itu mel

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (9)

    Sekar segera terbangun dari tidurnya, tak menyangka jika dalang di balik menghilangnya pemuda desa adalah ulah dari Ibu Galih! Semua sudah terlambat, sebab kini dia berada di pabrik terbengkalai tempat Ibu Galih melakukan ritual sesat itu. "Sekar! Bukankah khodammu sudah mengingatkan agar kau tidak datang ke desa ini, kenapa kau masih nekat?" tanya Ibu Galih yang kini berdiri dengan tatapan mengintimidasi. Sekar yang tergelatak di lantai hanya beralaskan tikar, mencoba membuka ikatan tali yang membuat tubuhnya sulit digerakkan, kepalanya terasa pusing. "Ibu, kenapa anda tega menumbalkan anakmu sendiri? Galih meninggal karena ingin menyelamatkanku dan dia menutup mulutnya meski mengetahui bahwa anda adalah dalang di balik kekacauan ini?" tanya Sekar penasaran. "Aku tidak pernah menumbalkan anakku! Dia hanyalah anak bodoh yang merelakan nyawanya untuk gadis murahan sepertimu!" sanggahnya dengan mata yang memancarkan sinar merah. "Ibu, mengapa anda mengkhianati Ayah Galih? Buka

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (8)

    Kejadian pertama hilangnya warga desa. "Pak Kades baik ya, hampir tiga bulan sekali selalu mengadakan hajatan," ujar pria berkaos hitam, sambil menghisap rokoknya yang tinggal sebatang."Iya, bahkan bu kades sering datang ke rumahku untuk membagikan sembako," sahut Udin, pemuda desa yang cukup tampan tapi memilih untuk menikah muda."Masak sih? Kok ke rumahku enggak ya?" sahut Suro, pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun."Ah ... Kamu kan memang jarang di rumah, tau dari mana kalau bu kades bagi-bagi sembako," ujar Udin diiringi dengan gelak tawa meremehkan.Ketiga pria itu sedang asyik menyantap berbagai cemilan yang tersaji di depannya. Mereka terlihat tidak memperdulikan istrinya yang mengajak pulang. Terlalu asyik dalam iringan musik dangdut.Hajatan di desa itu berlangsung selama dua hari, hari pertama diisi dengan pengajian yang mendatangkan seorang penceramah dari desa lain. Sedangkan hari kedua diisi dengan konser musik dangdut yang sangat meriah karena menghadirkan bidua

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (7)

    Pov Sekar "Aku juga nggak suka dengan dia! Cewek gampangan banget! Belum nikah sudah mau tinggal seatap! Benar-benar nggak tahu malu!" sambung Gina, kakak perempuan Galih yang sejak awal memang tidak menyukaiku. Aku bisa melihat Galih tengah menahan amarah, wajahnya memerah, menatap tajam ke arah ibu dan kakak perempuannya. "Bu, sudahlah! Galih sudah dewasa, dia tahu apa yang diperbuat, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri! Gina, kamu tidak boleh menuduh orang sembarangan!" bentak Ayah Galih sambil melotot ke arah istri dan anak perempuannya. Dibentak sang ayah, Gina memilih diam. Ia melanjutkan makannya sambil melirik tajam ke arah Galih. "Ayah! Bukankah kamu tahu bahwa hidup kita berkecukupan sampai saat ini karena Khodam Raja Jawa selalu bersama kita! Artinya jika Galih melanggar perjanjian dengan menikahi gadis yang berbeda khodam dengan kita maka hidup kita akan sengsara! Aku tidak mau kita miskin, Yah!" sanggah Ibu Galih. Aku hanya menjadi penonton dalam perdeb

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (6)

    Pov Sekar Tidak terasa aku telah seminggu berada di rumah Galih. Sulastri tak pernah muncul semenjak pertengkaran kami. Tidak ada luka serius dalam tubuhku hanya saja rasanya susah sekali untuk sekedar menggerakkan badan. Aku tersadar dua hari kemudian pasca kecelakaan tunggal, itulah yang kudengar dari anggota keluarga Galih. Hari ketiga aku mulai bisa membuka mataku, yang tentu disambut gegap gempita oleh anggota keluarga ini terutama sang ayah. Aku bisa melihat senyuman manis di wajahnya yang mengingatkanku pada Galih, orang yang telah tiada tapi jiwanya seolah tetap berada di sisiku. Hari selanjutnya, aku mulai bisa menggerakkan tubuhku hingga kini tepat seminggu, aku telah duduk di meja makan ini, bersama keluarga Galih. "Bagaimana kondisimu Sekar? Apa perlu kita ke kota untuk mencari dokter terbaik? Selama ini kami hanya bisa memanggil bidan desa untuk memeriksa kondisimu?" tanya Ayah Galih yang perhatian padaku seperti biasanya. "Aku baik-baik saja Pak, terima kasih s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status