Share

BAB 66: Memeras Issabel

Author: Asayake
last update Last Updated: 2024-05-13 12:30:11

“Dany bilang, dia memiliki rahasia penting tentangmu, rahasia apa itu?”

Tubuh Rachel menegang kaku. “A-aku tidak memiliki rahasia apapun,” elak Rachel dengan gelagapan, tangannya yang berada dibawah meja terlihat gemetaran hingga berkeringat dingin.

Issabel tidak percaya dengan jawaban putrinya, sekalipun dia tahu Dany adalah pria yang jahat, namun dia tidak pernah berbohong.

“Apapun rahasiamu, setidaknya kau harus bertanggung jawab Rachel! Kenapa kau begitu tega membiarkan Dany menderita sendirian setelah kau memberinya perintah,” tegur Issabel.

“Ibu tahu kan jika semua uang gajiku selama ini dipakai untuk membayar klub pertemuan orang-orang kaya dan membeli pakaian bagus. Aku tidak memiliki uang sebanyak itu untuk bisa membantunya!”

“Apapun alasanmu Rachel. Kau harus membayar biaya rumah sakit Dany hari ini juga! Dia telah kehilangan satu kakinya, tidak mungkin dia juga harus menanggung biaya rumah sakitnya!”

“Kenapa Ibu tidak membiarkan dia begitu saja? Dia bisa mengurus dirinya se
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 67: Issabel Mengetahuinya

    “Kau tahu Issabel, jika aku buka suara pada polisi, aku bisa mendapatkan ratusan ribu dollar karena rahasia putrimu sangatlah penting.”Issabel bernapasnya dengan tidak beraturan, wanita itu berusaha meredakan amarahnya ditengah rasa penasaran yang semakin mengganggu.Kekurang ajaran Dany sudah menguji kesabarannya, disisi lain rasa penasaran semakin tidak berbendung dikepalanya.“Aku tidak akan memaksamu Issabel, namun jika kau tidak tahu rahasia Rachel, mungkin kau akan menyesal seumur hidupmu,” ucap Dany lagi tidak berhenti memancing rasa penasaran Isssabel.Benar saja, Issabel yang terpengaruh akhirnya mengambil handponenya di dalam tas dan segera mengirimkan uang sebesar sepuluh ribu dollar pada rekening Dany.Issabel menunjukan handponenya kepada Dany untuk memperlihatkan bukti bahwa dia telah mentrasfer uang yang dimintai adiknya. “Kau puas kan? Sekarang katakan padaku, apa rahasia Rachel,” desak Issabel.Senyuman merekah mengukir bibir Dany, betapa mudahnya mendapatkan uang, D

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 68: Pengakuan Perasaan

    Floryn mengusap permukaan topeng yang lembut dan berbulu, topeng itu terlihat cantik dan indah, sama dengan gaun yang kini tengah dia kenakan.Sekali lagi Floryn melihat penampilannya di cermin, dia terlihat berbeda dengan polesan make up.Cukup lama dia terdiam, memandangi dirinya sendiri dengan lekat. Ragu-ragu Floryn mengusap wajahnya, mata indahnya berkacap-kaca, gemetar perih terdesak oleh kesedihan yang membuatnya bisa menangis kapanpun.“Cantik,” suara Floryn menggantung di udara, “sama persis seperti wajah ibu,” lirihnya terdengar menyakitkan.Floryn menarik napasnya dengan sesak, terbayang wajah ibunya dalam ingatan. Tidak ada satupun potret yang dia miliki tentang ibunya, setiap kali merindukannya, dia hanya bisa bergumul dengan tangisan dan kenangan yang samar-samar masih teringat.Dengan berat hati Floryn mengambil topeng cantik itu dan segera mengenakannya.Sepasang bola matanya yang berwarna safier terlihat mencolok bersama dengan lipstick merah yang membingkai bentuk bi

    Last Updated : 2024-05-15
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 69: Ditolak

    “Jika aku bermain-main, aku tidak mungkin datang ke tempat sialan ini untuk yang kedua kalinya!”Alfred mengusap wajahnya dengan kasar, ada kelegaan yang mengalir didalam hatinya saat dia menyerah dan berhenti menyangkal dengan perasaannya sendiri. Alfred membuang napasnya dengan kasar dan kembali melihat Floryn memucat kaget. Diraihnya tangan mungil Floryn dan menempatkannya di dada.“Bisakah kau merasakannya?” bisik Alfred dengan serius. “Tidak pernah sekalipun dalam hatiku, aku dihinggapi perasaan asing seperti, kau harus bertanggung jawab.” Napas Floryn tertahan didada, merasakan degup jantung Alfred yang memacu cepat tidak beraturan.Floryn masih tidak mengerti dengan situasi yang dialaminya saat ini, semuanya terlalu mendadak dan diluar logikanya. Begitu kesadarannya telah kembali, Floryn memberanikan diri mendorong dada Alfred agar pria itu mundur beberapa langkah, tanpa memberikan jawaban apapun gadis itu segera berlari pergi meninggalkan Alfred seorang diri. ‘Aku pasti

    Last Updated : 2024-05-16
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 70: Ancaman

    “Apa yang Ibu lakukan? Kenapa tiba-tiba menamparku?” teriak Rachel marah, dia tidak terima dengan sikap kasar ibunya seakan Rachel telah membuat sebuah kesalahan yang sangat besar. “Dulu, aku menjadi pelacur karena aku miskin dan ingin bertahan hidup! Aku menyekolahkanmu setinggi mungkin, kau tidak pernah hidup dalam kekurangan dan kau bekerja di perusahaan mentereng, namun apa yang kau lakukan sekarang? Kau mau menjadi pelacur juga?” desis Issabel berusaha keras untuk tetap berdiri tegak dan mengontrol amarahnya.“Aku bukan pelacur!” bela Rachel marah.Rahang Issabel mengetat, wanita itu mendekat dan menunjuk wajah Rachel tepat didepan matanya. “Hanya pelacur yang menjual kewanitaannya untuk mendapatkan uang. Kau juga melakukan hal itu kan?” Wajah Rachel memerah menahan amarah, dia tersinggung dengan kata-kata ibunya disatu sisi dia tidak dapat membela diri karena ucapan Issabel benar. “Sekarang aku sudah dewasa dan aku berhak memilih jalanku, sebaiknya ibu jangan ikut campur.”“Ji

    Last Updated : 2024-05-17
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 71: Pertunjukan

    Bak petir disiang bolong, Issabel terhuyung mundur kehilangan tenaga di kakinya. Betapa sakitnya mendengar ucapan menjijikan yang begitu tenang terucap dari mulut Rachel.Issabel tahu dia bukan seorang ibu yang baik, namun apapun selalu dia lakukan untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Rachel agar dia bisa mendapatkan kehidupan yang layak dan tidak kekurangan kasih sayang.Tidak pernah terpikir oleh Issabel jika ternyata Rachel jauh lebih buruk dari dirinya, Issabel telah salah menilai putrinya.Rachel telah berubah terlalu banyak.Issabel menarik napasnya dalam-dalam, wanita itu berusaha menegakan tubuhnya dan tidak terpengaruh oleh ancaman Rachel. Issabel harus bertindak tegas agar putrinya tidak semakin tidak tahu diri.“Silahkan saja jika kau berani, jika perlu kita kita sama-sama hancur,” jawab Issabel dengan suara yang sedikit bergetar, “dalam waktu satu jam kau tidak ada di rumah dengan semua barang-barangmu dan menyerahkan SHMSRS apartementmu, aku akan menganggap kau bukan

    Last Updated : 2024-05-18
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 72: Penolakan Kembali

    “Penampilanmu cukup menarik, aku senang kau memiliki kepercayaan diri yang bagus,” komentar Samantha menyambut kedatangan Floryn yang kembali ke belakang panggung, membiarkan penari lain mengisi panggung.Floryn tersenyum sambil mengusap-ngusap telapak tangannya yang berkeringat dingin pada gaun.Pertunjukan pertamanya tidaklah begitu sulit meski Floryn masih membutuhkan banyak pelatihan lagi. Floryn menikmati pekerjaannya hanya kurang dari dua menit, segala kesenangannya berubah menjadi tekanan ketika dia menyadari jika Alfred Morgan ada di salah satu penonton yang tengah melhat pertunjukannya.Pria itu berdiri hingga akhir pertunjukannya.Sebisa mungkin Floryn tidak melihat kearahnya, berpura-pura tidak tahu, meski dia bisa merasakan eksistensinya yang begitu kuat seperti setangkai gardenia.“Untuk malam ini, pertunjukanmu hanya itu saja. Aku perlu tahu respon pelangganku terlebih dahulu,” suara serak Samantha menarik Floryn dari lamunan kecilnya.“Apa itu artinya saya sudah boleh p

    Last Updated : 2024-05-19
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 73: Mengintai

    “Aku pulang.” Suara Rachel yang lesu dan tidak bersemangat terdengar.Dengan tergesa Emier pergi ke lantai satu, menyambut kedatangan Rachel dan membantunya membawa masuk salah satu koper, menunjukan sebuah perhatian, kasih sayang tidak pernah henti Emier curahkan kepada Rachel, putri kebanggaannya yang memiliki karier mentereng dan berhati baik.Tidak sia-sia Emier menyekolahkan Rachel di sekolah bergengsi hingga perguruan tinggi, ternyata Rachel menjadi penyelamatnya tepat ketika dia sedang berada dalam masa-masa yang sulit karena keborosan Issabel yang memiliki gaya hidup hedon demi dipandang terhormat oleh orang lain.Meskipun begitu, Emier harus memastikannya sekali lagi, dia tidak ingin merusak harta milik putrinya yang selama ini susah payah Rachel perjuangkan, meski pada awalnya Emier jugalah yang membayar jaminan uang dimuka apartement itu. “Kenapa kau tidak memberi kabar apapun kepada ayah?” tanya Emier dengan senyuman sedih bercampur haru.Rachel yang tidak mengetahui situ

    Last Updated : 2024-05-19
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 74: Ingatan Floryn

    Setelah beberapa kali sempat tersesat karena lupa jalan, akhirnya kini Floryn bisa sampai ke tempat tinggalnya yang lama.Seperti apa yang Floryn harapkan, rumah dinas Emier yang lama tampaknya tidak ditinggali oleh siapapun.Rumah yang pernah menjadi saksi bisu atas kematian Abra dan kehancuran hidup Floryn, kini keadaannya terbengkalai tidak terawat.Rumah itu rimbun ditumbuhi oleh ilalang dan rumput liar lainnya yang mulai merambat sampai teras. Pepohonan yang tumbuh tinggi meninggalkan daun-daunnya diatas tanah, hanya ada beberapa lampu yang masih menyala menerangi rumah.Dibawah kegelapan malam yang sunyi sepi, Floryn berdiri didepan pagar berkarat.Floryn menelan salivanya dengan kesulitan, suara napasnya yang kasar tidak beraturan terdengar, sepasang matanya yang cerah sedikit berkilauan digenangi oleh air mata yang bisa terjatuh kapan saja.Floryn pikir, dia akan kuat dan memiliki cukup banyak keberanian memasuki rumah itu tanpa tenggelam dalam kesedihan dan trauma yang begitu

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status