Share

Kabur

Author: ArgaNov
last update Last Updated: 2022-01-18 21:05:00

“Bersumpahlah padaku kamu tidak akan memberitahu siapapun!”

Mata Amanda lekat memandang Prisilla. Gadis itu balas menatapnya bingung. Mungkin tidak menyangka alih-alih mendengar kabar gembira, Prisilla malah diminta bersumpah.

“Tunggu sebentar, sebenarnya ada apa?” Prisilla jelas tak mau begitu saja disumpah untuk sesuatu yang tidak dimengerti.

Amanda mulai menimbang-nimbang untuk jujur. Jika ia ingin kepercayaan dari Prisilla, dirinya tentu juga harus mengatakan semuanya. Mana mungkin ada seseorang yang percaya tanpa pikir panjang.

“Ada sesuatu yang tidak kuceritakan padamu.” Amanda memulainya. Namun, ia tetap gelisah karena merasa akan mencoreng arang ke keningnya.

“Ada apa, Amanda? Jangan buat aku penasaran!” pekik Prisilla akhirnya karena Amanda tidak kunjung bicara.

Amanda malah meremas-remas jemarinya. Matanya menatap gelisah dan tidak fokus di satu tempat saja. “Kamu pasti ingat pada apa yang dilakukan Alex padaku, kan?” Dilihatnya Prisilla mengangguk. “William orang yang membayar pada Alex.”

Setelah mengakui hal itu air mata turun di pipi Amanda. Ia tidak bisa menahan diri untuk tetap bersikap tegar. Hal tersebut serasa baru terjadi kemarin dan sampai saat ini menjadi mimpi buruk untuknya. Amanda sudah berusaha melupakan kejadian buruk tersebut, tetapi tak berhasil.

Apalagi sekarang ia terus-terusan ditemui William. Mimpi buruk itu jadi semakin kuat saja dan seperti mencekiknya hingga mati.

“Dasar lelaki brengsek!”

Mau tak mau Amanda jadi tergelak. Ia tak sangup mengumpat, tetapi selalu Prisilla mewakilinya. Apapun keadaannya teman baik Amanda selalu berada di sampingnya.

“Kamu sudah tahu mau pergi ke mana?” Mata Prisilla terbeliak ingin tahu.

Amanda mengeleng pelan. Ia sungguh-sungguh tidak tahu harus ke mana. Ia hanya tahu harus segera melarikan diri sebelum hari perjanjian untuk memberikan persetujuan pada William datang. Ia tidak mau bertemu lagi dengan pria itu. Bahkan melihat bayangan pria yang sudah tidur dengannya.

“Bagaimana kalau ke kampung halamanku?”

Amanda menelengkan kepala ingin tahu. Ia tak pernah ke kampung halaman Prisilla karena setiap kali karena setiap kali ajakan datang, Amanda sedang mendekati tenggat pembayaran indekos atau tagihan hidup lainnya.

“Aku akan merepotkan keluargamu nanti, tidak usah,” tolak Amanda.

“Tidak. Aku akan cemas kalau tidak tahu kamu berada di tempat yang aman. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang lebih gawat dari pada kejadian dengan Alex dan Pak Bos bertampang malaikat.” Prisilla menerawang dan mengepalkan tangan tanda kesal. “Kalau di kampung halamanku akan ada yang menjagamu di sana. Kumohon, kamu di kampungku saja. Dengan begitu, aku akan merasa tenang karena tahu kamu baik-baik saja.” Tatapan Prisilla berbinar-binar penuh harap.

Amanda jadi tidak punya keberanian menolak. Ia mengangguk dan meyakinkan diri bahwa tidak apa-apa jika bersembunyi di kampung Prisilla.

“Kapan kamu pergi?” tanya Prisilla. Ia sedang mengusap air matanya yang hampir jatuh.

“Secepatnya. Kalau bisa sore ini. Aku tidak mau Pak Azzar keburu menemukanku dan membawaku ke tempat William.”

Tengat perjanjian besok dan Amanda masih bertekad untuk tidak bekerja sama dengan William. Citra pria muda itu sudah terlanjur jatuh di matanya. Ia juga sudah tidak mau tertipu dengan tampang manis pria tersebut lagi. Amanda melihat Prisilla menelepon seseorang. Selama temannya menelepon, Amanda hanya menangkap kalimat yang merujuk suruhan untuk menjemput dirinya.

“Siapa?” Amanda tiba-tiba merasa curiga. Ia tahu kalau Prisilla mengidolakan William. Ia masih ingat betapa hebohnya teman Amanda ini menceritakan hal apa saja yang baik dan sempurna dari William.

Bagaimana kalau yang dihubungi Prisilla adalah William? Hati Amanda merasa perih tiba-tiba. Ia tidak sanggup dikhianati lagi oleh siapapun.

“Kakakku. Aku minta dia jemput kamu di halte.” Prisilla menyimpan kembali ponselnya. “Aku kirimkan nomor kakakku nanti padamu, ya? Biar tidak salah orang.” Prisilla mengedip.

Amanda merasa lega. Matanya terasa perih kini. Jika saja diberi Tuhan kesempatan untuk memilih saudara, Amanda pasti akan memilih yang seperti Prisilla.

***

“Dia tidak ada di kosnya?”

William baru saja hendak beristirahat setelah menyelesaikan berkas keuangan yang diperiksa. Masih ada beberapa kesalahan yang menyebabkan berkas tersebut harus kembali direvisi sebelum diperiksanya kembali.

Azzar menunduk. “Ya, Tuan. Pagi ini saya datang ke kosa Nona Amanda dan dia tidak ada.”

William berpikir sebentar. Ia pernah bertemu Amanda di depan rumah indekos, saat itu gadis yang sama berjalan-jalan keluar. “Paman sudah memeriksa ke panti asuhan tempat dia pernah tinggal?”

Azzar mengangguk. “Dia juga tidak ada di sana, Tuan. Bahkan saya sudah pergi ke restoran tempat Nona Amanda bekerja. Kata manager di sana, Nona Amanda menambah masa cutinya beberapa minggu lagi karena alasan kesehatan.”

Suara napas William terdengar kasar. Harusnya ia sudah menduga sejak awal. Amanda tidak mungkin setuju dengan rencana yang sudah disusun. Gadis itu keras kepala sepertinya. Sama sepertinya, melarikan diri adalah jalan keluar yang akan dipilih Amanda ketimbang menyerah.

“Bagaimana dengan pegawai hotel bernama Prisilla yang menjadi temannya?”

“Saya sudah memanggilnya tadi, Tuan. Dia bilang tidak tahu apa-apa dan Nona Prisilla menuduh kalau ini salah Tuan.”

Amanda sudah memberi tahu Prisilla apa yang terjadi pada mereka. Di awal pertemuan mereka, Prisilla jelas-jelas menunjukka keantusiasan jawaban lamaran Amanda. Tidak mungkin sikap seperti itu akan berubah tanpa alasan.

“Dia pasti berbohong,” katanya pada Azzar. “Selidiki Prisilla. Dia tahu sesuatu. Aku yakin!”

Azzar mundur. Sesuai arahan William asistennya itu akan melaksanakan tanpa cacat. Kini yang harus dipikirkan William apa yang harus dilakukan pada Amanda jika ditemukan.

Kenyataannya tekanan hanya membuat gadis itu semakin kabur darinya. Jadi tekanan seperti yang dilakukan sekarang akan merugikan dirinya sendiri. Seperti menepuk air dalam dulang. Percikan airnya membasahi William.

“Tidak bisa menampakan diri padamu, ya?” gumamnya.

Ia berdiri dan melangkah ke jendela kaca besar dengan pemandangan yang menakjubkan. Jika sore hari cahaya matahari akan masuk dari jendela kaca ini menerangi ruangan. Di bawah sana mobil-mobil tampak kecil berlalu lalang. Akan tetapi, karena kedap suara pemandangan di bawah sama sekali tidak terkesan hidup.

“Butuh rencana lebih, ya.” Sekali lagi William bergumam. Ada setitik cahaya segar di dalam kepalanya. Rupanya ia tidak kehilangan akal seperti yang dikira. Semuanya akan baik-baik saja. William meyakinkan dirinya sendiri.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nduuk Waee
ceritanya bagus..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perangkap Tuan Muda   Kakak Prisilla

    Mobil yang membawa Amanda melewati perbukitan dan kemudian menghamparkan pemandangan laut, berhenti di perhentian terakhir sekitar lima belas menit lalu. Karena baru pertama kali berada di tempat itu, jujur Amanda memang kebingungan apa yang harus dilakukan. Ia memang sudah mendapatkan nomor kakaknya Prisilla, tapi apa yang akan dikatakannya saat menelepon? Aku sudah sampai? Siapa memang dirinya sampai berkata seperti itu.“Sebaiknya kutunggu saja.”Diedarkan pandangan ke sekitar terminal bus kecil tersebut dan melihat beberapa warung makan yang masih buka. Barulah kini Amanda menyadari jika dirinya merasa lapar. Ia mengangkat tas kain yang berisi beberapa helai pakaian ganti menju warung bertuliskan nasi soto.“Silakan duduk, Nak, mau makan apa?” tanya seorang ibu yang memakai kebaya.Amanda memperhatikan menu yang ada di dinding yang dilengkapi dengan gambar, bukan hanya soto saja yang dihidangkan di warung kecil ini. Ad

    Last Updated : 2022-01-21
  • Perangkap Tuan Muda   Kehidupan Aman yang Hanya Mimpi

    Prisilla anak bungsu dari lima bersaudara. Rumah mereka terletak tak jauh dari pantai. Tiga kakak laki-laki Prisilla di atas Agus sudah menikah. Agus sendiri juga sudah diburu pertanyaan “Kapan nikah?” oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, kakak Prisilla tersebut tidak terlalu memikirkan dan sibuk dengan pekerjaannya sebagai satpam.“Oh … kamu di sini?”Amanda menoleh dan menemukan Agus berdiri dua meter dari kursi kayu di tepi pantai tempat ia menghabiskan waktu.“Ada sesuatu?” tanya Amanda yang langsung berdiri.Ia sudah hampir seminggu tinggal di rumah Prisilla. Keluarga temannya tersebut membiarkannya menggunakan kamar Prisilla yang kosong untuk waktu yang lama. Bahkan mereka senang dengan keberadaannya. Malahan, belakangan ia dijodohkan dengan Agus, kakak Prisilla yang belum menikah.“Tidak. Hanya Ibu memintaku untuk melihat di mana kamu berada. Prisilla mewanti-wanti kami untuk menjagamu tetap

    Last Updated : 2022-02-01
  • Perangkap Tuan Muda   Marah Pada Prisilla

    Amanda tahu kalau tidak ada gunanya marah. Namun, ia tetap merasa dikhianati oleh Prisilla. Ia sudah benar-benar percaya pada sahabatnya itu.“Aku benar-benar minta maaf, Manda.” Prisilla terisak dan Amanda masih belum menyahuti permintaan tersebut sejak tadi.Ia mendekam diam di dalam kamar kosnya sejak datang dan belum keluar sama sekali. Didengarnya Prisilla mengetuk kembali pintu kamar kosnya. Amanda sempat mengintip sebentar tadi dan menemukan asisten pribadi William juga ada di sana. Seorang laki-laki bernama Azzar.“Pulang saja, Prisilla. Aku tidak mau bertemu denganmu hari ini atau besok. Biarkan aku sendiri dan berpikir!” seru Amanda keras dari dalam kamar.Jam menunjukan pukul 10 pagi dan semua orang di rumah kos ada di luar melakukan kegiatan mereka. Sehingga Amanda tidak khawatir berteriak-teriak dan kemungkinan menganggu seseorang.“Amanda, ini tidak baik. Kamu harus membiarkanku menemuimu. Aku bisa menjel

    Last Updated : 2022-02-02
  • Perangkap Tuan Muda   Calon Mertua

    Hanya satu hari William membiarkan Amanda tenang. Keesokan harinya Azzar kembali diutusnya ke rumah indekosnya dan tetap bertahan di sana sampai siang. Padahal Amanda bertekad untuk mendekam di dalam kamar sepanjang hari setelah mengirim Prisilla yang menginap di kamarnya keluar.“Saya cuma ingin tenang sehari saja, Pak,” keluhnya pada Azzar begitu keluar kamar.Seperti pertama kali bertemu, Azzar menghubungi pemilik kos Amanda untuk memaksa gadis tersebut.“Maaf, Nona, ini perintah Tuan. Saya tidak bisa menolaknya,” kata Azzar sambil menundukkan kepala.Andai saja Amanda diberi kekuatan super, ia akan mengunakan sebagian kekuatan tersebut untuk menghukum William. Tiba-tiba ia memiliki ide untuk mengirimkan mimpi buruk ditidur William sebagai balasan sudah menganggunya.“Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang?” tanya Amanda bingung.Azzar tidak menjawab dan membawa Amanda ke toko pakaian wanita. Begitu

    Last Updated : 2022-02-03
  • Perangkap Tuan Muda   Calon Mertua

    Hanya satu hari William membiarkan Amanda tenang. Keesokan harinya Azzar kembali diutusnya ke rumah indekosnya dan tetap bertahan di sana sampai siang. Padahal Amanda bertekad untuk mendekam di dalam kamar sepanjang hari setelah mengirim Prisilla yang menginap di kamarnya keluar.“Saya cuma ingin tenang sehari saja, Pak,” keluhnya pada Azzar begitu keluar kamar.Seperti pertama kali bertemu, Azzar menghubungi pemilik kos Amanda untuk memaksa gadis tersebut.“Maaf, Nona, ini perintah Tuan. Saya tidak bisa menolaknya,” kata Azzar sambil menundukkan kepala.Andai saja Amanda diberi kekuatan super, ia akan mengunakan sebagian kekuatan tersebut untuk menghukum William. Tiba-tiba ia memiliki ide untuk mengirimkan mimpi buruk ditidur William sebagai balasan sudah menganggunya.“Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang?” tanya Amanda bingung.Azzar tidak menjawab dan membawa Amanda ke toko pakaian wanita. Begitu

    Last Updated : 2022-02-05
  • Perangkap Tuan Muda   William dan Segala Kerumitan Tentangnya

    “Kamu tidak perlu tahu tentangku!” William menegaskan hal tersebut tanpa menatap Amanda.Amanda bingung apakah yang sedang terjadi ini benar. Pernikahan yang akan dijalani dengan William memang hanya hitam di atas putih. Karena itu menurut Amanda ia harus tahu apa yang tidak dan boleh dilakukannya dalam pernikahan tersebut. Ia tidak mau masuk ke dalam singa setelah lepas dari kandang buaya.Dengan hati-hati diletakannya sendok dan garpu yang sedang digunakan. Ia tak mau karena kesal melemparkan kedua benda tersebut dan melukai calon suaminya yang tampan.“Tidak bisa begitu, kan? Aku harus tahu semua hal jika mau selalu dalam zona aman,” katanya mengemukan.William melakukan hal yang sama dengan Amanda. “Tapi aku tidak mau memberitahumu apapun.”“Kenapa?” tanya Amanda ingin tahu alasan dari penolakan tersebut.William mengaitkan jari-jarinya dan menempatkan dagu di antara itu. “Tidak ada a

    Last Updated : 2022-02-07
  • Perangkap Tuan Muda   Nona

    Mana bunyi alarm?Tangannya mengapai-gapai ke nakas. Bukannya menemukan alarm yang sedang dicari, jari-jari Amanda malah tersentak karena serangan panas yang tajam.“Ah ….” Akhirnya desahan saja yang keluar dari mulut Amanda.Ia menyadari segera setelah melihat kanopi di atas kepalanya. Ia tidak ada di kamar kos yang berukuran 4x4 yang biasa ditempati. Entah bagaimana semalam dirinya bukan lagi gadis bebas yang tinggal di rumah kos yang harus dibayar setiap bulan. Namun, tunangan William, pemilik bisnis perhotelan yang sekarang mulai melirik ritel.“Anda sudah bangun, Nona?”Amanda merinding mendengar panggilan tersebut. Ia yang hanya anak yatim piatu yang dibesarkan panti asuhan entah memiliki takdir macam apa hingga harus dipanggil seperti itu.“Ya, sudah bangun!” serunya.“Maaf, Nona, pintunya tidak bisa dibuka, apa Anda menguncinya semalam?”Ah, benar. Amanda m

    Last Updated : 2022-02-07
  • Perangkap Tuan Muda   Kekuatan Uang

    “Kenapa kamu menolak untuk diantar?”Amanda hanya bisa menghela napas berat. Ia menatap William yang entah bagaimana kelihatan berkilau. Dengan kekuatan uangnya, ia membawa Amanda keluar dari mini market tempatnya bekerja.“Kamu sadar bukan di mana tempatku bekerja?” Amanda balas bertanya padanya.Pria tersebut menelengkan kepala dan menatap rak-rak pajangan aneka jenis benda. “Tentu saja,” katanya setelah itu.“Apa normal bagi orang yang bekerja di sini untuk datang mengunakan mobil dengan sopir?”Amanda bisa mendengar dengusan kesal. Ia hampir saja tertawa melihat ekspresi kekesalan yang lucu di wajah tampan William. “Memangnya kenapa dengan itu?”Memang susah menjelaskan kehidupan orang biasa pada manusia yang sudah lahir kaya raya. Amanda tahu itu. Namun, bukan berarti ia tak kesal melihat tampang William yang bersinar duduk bersamanya kini. Nanti saat ia kembali bekerja akan ad

    Last Updated : 2022-02-08

Latest chapter

  • Perangkap Tuan Muda   Epilog

    Kuburan Wyatt terletak di dekat makan Anna. Nama Wyatt terpampang jelas di sana. William sangat keberatan dengan kedatangan William ke makan Wyatt. Menurutnya tak perlu melakukan hal yang berlebihan menunjukkan rasa hormat yang tak seharusnya tak diterima Wyatt. “Usia kandunganku sekarang tiga bulan! William sangat tidak suka saat aku mengusulkan ke sini! Tapi, aku harus pergi ke sini!” Amanda bermonolog sendiri. Ia berhenti dan menoleh ke arah jalan masuk tempat ia datang. Ada Azzar di sana dan juga Inel. Ia berhasil menyuruh dua orang itu berhenti di pintu masuk. Jadi ia bisa mengatakan apa yang ingin dikatakan di sini. “Aku sama sekali tidak merasa sedih karena kematianmu! Hubungan kita tidak sampai seperti itu, bukan! Kamu tidak menyukaiku, aku juga tidak!” Ia lalu meletakan salah satu buket bunga yang dibawa di makam Wyatt dan satunya lagi di tempat Anna. “Ibu menceritakan padaku seperti apa Anna. Kami berhasil menemukan salah satu foto tua wanita yang kamu cintai itu. Dia .

  • Perangkap Tuan Muda   Terima Kasih

    “Kenapa kamu muncul di sini lagi? Astaga!” Stefani terpekik di depan pintu. Kepala William muncul kembali. Kalau Amanda tak salah hitung itu sudah terjadi sebanyak tiga kali dengan intensitas sepuluh menit sekali. Amanda yang mengetahui perbuatan William hanya berpura-pura saja tak mendengar dan tetap fokus pada riasannya yang sedang dikerjakan. “Apa riasannya sudah selesai?” tanya William datar. “Kalau dia sudah selesai, aku akan mengantarnya ke depan pintu! Pergilah dari sini atau aku akan membawa kabur istrimu!” Ancaman keluar dari mulut Stefani. Saat wanita yang menjadi perancang busana itu menutup pintu dengan dibanting keras, ia masih saja merungut panjang pendek. “Lihat bagaimana pria menyebalkan itu menjadi posesif pada apa yang dimilikinya!” tambahnya sambil menyentak-nyentak ujung gaun Amanda sehingga semakin cantik jatuhnya. “Maafkan dia!” pinta Amanda mewakili William. “Pastikan dia membayar dua kali lipat. Biaya jasa dan permintaan maaf karena sudah menganggu!” seru

  • Perangkap Tuan Muda   Dia yang Ada di Rahim Amanda

    Amanda memandangi bayangannya di cermin. Tak menyangka akan bersama William semalam. Mereka berdua bahkan melupakan makan malam. Lalu pagi tadi, William bangun di sampingnya tersenyum dan mengucapkan kata “pagi” dengan senyum cerah.“Jantungku tidak akan kuat!” keluh Amanda.Mengingat bagaimana William begitu menginginkannya saja sudah membuat Amanda meledak karena senang. Benar seperti ini, kan, rasanya dicintai?” Tanya Amanda di dalam hati.Suara ketukan di pintu kamar menyentak lamunan Amanda. Ia menoleh. “Siapa?” tanyanya. Dalam hati ia menebak, Jangan-jangan itu William?Setelah selesai mandi, William bergegas pergi. Amanda sempat melihat Azzar ada di pintu tadi. Ia akan memarahi Azzar nanti saat hanya ada mereka berdua saja.“Ini Inel, Nyonya! Sarapannya mau di kamar atau di ruang makan saja?” tanya Inel.“Ruang makan saja!” seru Amanda.Ia benar

  • Perangkap Tuan Muda   Aku Mencintaimu

    “Astaga ... Pak Azzar! Kenapa berdiri di depan pintu!” seru Amanda kaget.Ia menutup pintu dengan sangat hati-hati supaya tidak terdengar sampai ke dalam kamar mandi. Tetapi, malah hampir menabrak Azzar yang entah bagaimana telah berdiri di sana. Amanda yakin kalau saat ia masuk beberapa saat lalu, tidak ada siapapun di sana. Bahkan saat Inel pelayan yang membantu Amanda membuka pintu, masih tidak ada siapa-siapa.“Tuan William mengirimi saya pesan untuk berada di sekitar sini jika ada apa-apa!” Setelah mengatakan itu Azzar berdehem. Ia sepertinya sedikit malu dengan perintah yang diberikan padanya. Amanda jadi penasaran apa isi perintah sebenarnya. “Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Azzar pada Amanda.“Prisilla sebentar lagi akan datang!”Jika William bahkan menempatkan Azzar di depan pintu, maka sepertinya pembicaraan yang akan dilakukan suaminya itu begitu penting.“Jadi?” tanya

  • Perangkap Tuan Muda   Jangan Pergi ke Mana-Mana

    “Maafkan aku!” Esme hampir terjatuh karena membungkuk untuk minta maaf pada Amanda.Sementara itu Amanda sama sekali tidak mengerti kenapa wanita yang menjadi ibu suaminya itu minta maaf. Tetapi, Amanda berhasil menyambut tubuh Esme dan membantunya duduk dengan benar kembali.“Jangan lakukan hal yang berbahaya, Bu!” William terdengar memperingatkan dengan kesal.Di telinga Amanda walau terdengar ketus, peringatan William terdengar tulus. Suara dingin setiap kali berbicara pada ibunya yang keras didengar Amanda sudah tidak lagi ada. Ia benar-benar senang mendapati perubaha selama dirinya tak ada.“Ibu mau minum teh denganku di taman?” tanya Amanda.Ia telah banyak tidur di atas pesawat dan penerbangan yang tak sampai dua jam tersebut sama sekali tidak memberinya efek buruk seperti mabuk. Dilihatnya Esme menoleh dahulu pada William.“Tidak ....”Sebelum William selesai mengatakan penolakan

  • Perangkap Tuan Muda   Jika Harus Kehilangamu

    Amanda menatap awan-awan tipis yang ada di bawahnya. Beberapa saat lalu ia melihat hamparan berwarna biru yang diyakini sebagai laut. Kini ada pepohonan dan rumah-rumah yang seperti kotak korek api. Walau Amanda tidak pernah suka dengan getaran yang dirasakan saat pesawat pertama kali naik dan mendarat. Semua terbayarkan dengan apa yang dilihat sekarang.“Kamu menyukainya?” tanya William.Amanda menoleh dan mengangguk senang. Sejak tadi pipinya ia tersenyum dan rahangnya akan mencapai batasnya sebentar lagi. Ia bisa merasakan sentakan rasa ngilu pada persendian rahang. Akan tetapi, ia merasa sangat senang bisa bersama William, bergenggaman tangan, dan tak harus bersikap tak tertarik pada pria yang menjadi suaminya itu. Ia bahkan siap membayar dengan apapun yang dimiliki karena sudah melangar kontrak.“Apa lagi yang kamu sukai?” tanya William selanjutnya.Senyum Amanda tak lantas menghilang walau saat ini ia sedang berpikir. “

  • Perangkap Tuan Muda   Membawa Pulang Amanda

    Mobil-mobil berhenti tepat di depan rumah sederhana terbuat dari bata merah dan belum d plester. Terasnya cukup lebar dan ada bale-bale bambu di depan sana. Dua wanita berbeda usia keluar dengan tergesa-gesa dari pintu dan tampak terkejut menatap dua mobil yang berhenti di halaman yang rapi. Satu mobil lagi parkir di tepi jalan karena tidak muat di halaman.Ketika para lelaki yang ada di dalam mobil keluar, kedua wanita yang berbeda usia tersebut mundur. Yang lebih muda melindungi wanita yang lebih tua yang berada di belakangnya.“Maaf mengagetkan kalian berdua!” kata William lekas.Begitu turun ia bergegas menghampiri kedua wanita yang berdiri dan menatap takut ke arah mobil-mobil yang datang.“Kalian siapa? Ada urusan apa kemari?”Ada getaran yang jelas-jelas didengar William tanpa usaha. Datang dengan tiga mobil sekaligus ternyata adalah pilihan yang buruk. Ia mendesah dan sekali lagi mengumamkan kata maaf.“

  • Perangkap Tuan Muda   Di Mana Amanda?

    “Aku akan ikut untuk menjemput Amanda!” Keputusan bulat itu mendadak muncul di kepala William dan lekas disuarakan.Mata-mata yang tidak setuju milik Esme dan Azzar langsung terlihat. William sama sekali tidak peduli. Kalau ia mengutus orang lain maka akan butuh waktu untuk bisa melihat Amanda. Waktu yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat dihitung saat keberangkatan dan saat pulang.“Ada banyak yang harus kamu urus di sini, Wil!” ingat Esme.“Semuanya bisa diurus atau kalau benar-benar membutuhkanku bisa dipending! Aku akan pergi dengan mereka juga!”Azzar dan juga Esme tahu kalau William sudah mengambil keputusan maka tidak ada seorang pun yang bisa mengubahnya. Mereka berdua hanya bisa menghela napas.“Berhati-hatilah dan bawa istrimu pulang dengan selamat!” Pesan Esme pada akhirnya.Ia mengangat tangan dan seorang pelayan datang lalu mendorong kursi roda milik Esme. Mereka berdua keluar dari

  • Perangkap Tuan Muda   Pasti Akan Pulang

    “Kami berhasil membawa wanita yang disebut-sebut dokter itu, Tuan!” kata Azzar memberitahu William.William duduk dengan wajah tegang. Tetapi ia benar-benar sangat bahagia. Akhirnya setelah sebulan lebih pencarian, ia menemukan titik terang ke mana Amanda di bawa oleh Wyatt. Pantas saja tak ada kabarnya kalau Amanda disembunyikan di tempat kecil begitu.“Apa wanita itu mencoba melarikan diri?” tanya William.“Tidak, Tuan, malahan ia langsung pergi saat kami mengatakan kalau merupakan utusan Anda dan memperlihatkan foto pernikahan Anda!” kata Azzar.Ia pikir komplotan Wyatt yang kali ini lumayan bodoh. Atau ia tahu kalau Wyatt sudah tewas dan makanya berpendapat sudah tak ada gunanya membantu. Semakin lama bersama Amanda kemungkinan terciduk juga akan semakin besar.“Bawa dia kemari!” suruh William.Ia ingin mendengar wanita yang sudah menyembunyikan istrinya memohon dan meminta ampun untuk tida

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status