"Jika Bachmid memang warga negara Kuwait, ini akan sulit tuanku," ucap Gaston diikuti dengan anggukan Tan. "Karena pihak Kuwait akan menyangkalnya kan?" senyum Haidar. "Benar tuanku," jawab Gaston dan Tan. "Tapi dia berada di tanah Yordania dan apa yang terjadi di Yordania tetap mengikuti hukum Yordania," jawab Haidar. "Apa rencana kamu Haidar?" tanya Shaqeer ke iparnya. "Kill or to be killed ( mati terbunuh atau terpaksa membunuh untuk bertahan hidup.)," senyum Haidar tapi matanya berkilat tajam. Shaqeer menggelengkan kepalanya. "Tidak seperti itu konsepnya Haidar. Kamu akan menjadi ayah si kembar dan aku tidak mau kamu mati atau menjadi pembunuh." "Tidak juga kalian berdua," ucap Agen Ari. "Kalian berdua akan menjadi ayah, jadi soal bunuh membunuh, serahkan padaku. Aku hanya ayah seekor kucing." Shaqeer dan Haidar menoleh ke arah Agen Ari. "Kamu serius?" tanya Haidar. "Sangat serius, tuanku. Pikirkan anak-anak kalian yang masih dalam kandungan. Meskipun tuank
Haidar menatap gemas ke Leona yang dengan santainya menghabiskan dua potong macaroni schotel, satu porsi steak lengkap dengan sayuran dan mashed potatoes serta dua puding coklat. Pria itu langsung auto kenyang melihat bagaimana istrinya makan. Benar dia hamil anak kembar tapi ini posisinya baru mau tiga bulan. Bagaimana nanti kalau sudah masuk usia enam bulan ke tri semester akhir mau lahiran. Apa tidak seperti beruang Grizzly? "Kamu kenapa sayang?" tanya Leona sambil menatap Haidar yang sedang mengaduk-aduk saladnya. Keduanya memilih makan di dalam kamar karena Leona masih merasa tidak nyaman dengan kondisinya. "Kenyang lihat kamu." "Hah? Baru makan tiga suap salad sudah kenyang?" Mata karamel Leona tampak tidak percaya. "Nanti kamu lapar lho." Haidar menggelengkan kepalanya. "Gimana aku lapar, lihat kamu makannya saingan sama atlet MMA mau tanding dengan atlet Sumo!" Leona terbahak. "Pertama, sayang, atlet MMA tidak mungkin adu tanding dengan atlet Sumo. Aturannya beda.
Bachmid menyetir mobil Mercedez G-Class nya dengan sedikit kencang demi bisa tahu dimana posisi Haidar. Pria itu sedikit bngung karena sekretarisnya tidak ikut hingga dirinya tidak bisa mendapatkan GPS dimana Haidar. Brengseeekkk! Harusnya aku lebih bersabar karena aku bisa mendapatkan ponsel Haidar ! - batin Bachmid. Pria itu tetap mengikuti mobil rombongan pangeran mahkota Kerajaan Jordania itu. Bachmid terkejut saat empat mobil Range Rover itu berpisah menjadi dua kelompok. Aku harus mengikuti yang mana? Bachmid melihat GPS nya dan memilih ke sebelah kiri yang melewati jalan pintas tapi melewati hutan, karena yang ke kanan melewati jalan kota dan tol. Tidak mungkin mereka akan ke jalan yang lancar dan pasti melewati area yang sepi. Bachmid mengejar dua mobil Range Rover itu dan dengan dinginnya, dia menembak ban mobil itu. Bachmid tahu bahwa mobil-mobil itu pasti anti peluru jadi percuma saja jika dia menembak bodynya. Satu mobil langsung berhenti karena bannya kempes dua
Leona merasa dirinya hari ini menjadi orang yang tidak berguna sebagai seorang dokter hewan. Dirinya ingin memeriksa semua kuda dan hewan-hewan peliharaan Haidar seperti anjing dan kucing tapi tiba-tiba pusing hebat melanda dirinya. Ternyata meskipun dia termasuk hamil kebo dan tidak ngidam aneh-aneh, efek kehamilan tetap saja ada. Isme menunggui Leona yang terbaring, hanya tersenyum mendengar omelan tuan putrinya. Isme memang sangat sayang dengan Leona sejak dari hari pertama mendapatkan tugas dari kepala keamanan istana. Bagi Isme, Leona adalah tuan putri yang independen dan bukan tipikal wanita manja meskipun dia dari keluarga kaya. Isme tidak menyangka saat menikah, Leona adalah sepupu pangeran Belgia, pangeran Inggris dan Emir di timur tengah karena tidak pernah memperlihatkan secara gamblang jika dia anggota keluarga Pratomo. "Ismeeeee ... aku sebal ... Aku macam tidak berguna. Menjadi kaum rebahan, jadi orang yang tukang glundang glundung," rengek Leona. "Kan dokter is
Pengawal Haidar itu mengangguk. "Silahkan masuk." Bachmid pun masuk membawa troli berisikan makanan pesanan pangeran itu. Matanya melihat sekelilingnya dan tampak Haidar sedang membelakangi dirinya di kamar sambil memegang ponselnya. "Iya sayang, minta saja sama koki istana makanan yang kamu inginkan," ucap Haidar dengan bahasa Inggris. Bachmid tersenyum tipis. Iya ya, istrinya orang Italia. "Apakah sudah semua?" tanya pengawal itu dengan bahasa Arab. "Sudah, tuan." Bachmid tidak melihat ada pengawal lain dan Haidar hanya berdua saja. Pria itu mengambil pistolnya dan menembak dada pengawal itu lalu menembak punggung Haidar. Pangeran itu pun jatuh tersungkur dan Bachmid hendak menembak kepalanya, tapi suara langkah terdengar. Sebelum pria itu menoleh, suara letusan tembakan terdengar dan Bachmid pun ambruk. Bachmid tidak sadarkan diri dan pria yang menembaknya bergegas menghampiri Haidar. "Tuan Shaqeer? Tuan Shaqeer! Anda tidak apa-apa?" "Ouch .... ouch ... ouch
Renata menatap dengan wajah gemas ke suaminya yang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Sebagai istri Shaqeer yang sudah menikah dua tahun ini dan kenal sudah lama, Renata sangat hapal dengan suaminya yang paling suka dengan gegeran seperti halnya anggota keluarganya yang lain. "Jadi punggung kamu kena tembak Desert Eagle?" tanya Renata. "Iya. Untung aku pakai double kevlar jadi aman. Tidak kena tulang belakang yang bisa bikin aku lumpuh, cuma lumayan bikin memar sih." Renata menghela nafas panjang. "Lalu? Si pembunuh bayaran?" "Tidur 36 jam. Jadi aku bisa santai di rumah sakit." --- Ari menatap sebal ke para rekan fly team nya yang menggoda dirinya dari ponselnya. "Sakit Ri?" goda Stephanie. "Kamu kan jarang kena tembak jadi sekali-kali lah!" timpal MJ. "Iya Ri. Kamu kan seringnya menjadi sniper. Ngomong-ngomong rasanya seperti apa?" tanya Stephanie. Ari menyipitkan matanya, kesal dengan ejekan para rekannya. "Anggap saja kamu kena lempar bola softball. G
Mariam menatap Haidar dengan wajah memucat karena ancaman pria itu sepertinya tidak main-main. "Aku tidak main-main dengan ucapan aku. Jika kamu masih tidak mau berhenti, jangan harap aku tidak membalas kamu!" ucap Haidar dengan wajah garang. Mariam tampak gemetar karena dia lupa siapa Haidar. Pria itu lalu mematikan panggilannya dan menyimpan ponsel Bachmid. "Sekarang apa yang akan kamu lakukan Haidar?" tanya Shaqeer. "As-tu un moyen ( apakah kamu ada cara )?" balas Haidar. "Qu’en est-il des médicaments contre l’amnésie ( bagaimana kalau dikasih obat amnesia )?" jawab Shaqeer. "Tu as ( kamu punya )?" Haidar menatap Shaqeer tidak percaya. "Tu ne sais pas à quel point ma famille est en désordre ( kamu tidak tahu saja bagaimana kacaunya keluarga aku )," senyum Shaqeer. Bachmid menatap wajah Shaqeer dan Haidar bergantian yang sedang mengobrol dengan bahasa Perancis. Apa yang sedang mereka bicarakan? Brengseeekkk, aku paling lemah bahasa Perancis! - batin Bachmi
Leona mendesah saat suaminya bergerak diatasnya. Semenjak Leona hamil dan dinyatakan memiliki anak kembar di dalam rahimnya, Haidar berubah cara bercintanya. Dia tidak mau bermain keras dan rough seperti biasanya bersama Leona sebelum istrinya hamil. Haidar tidak mau ada sesuatu terjadi pada istrinya dan kedua anaknya. Bukan apa-apa, Haidar tidak mau dirinya menjadi biang kejadian yang tidak diinginkan. "Sayang, keras ... lagi," rengek Leona. "Sayang, kamu sedang hamil si kembar," ucap Haidar sambil terus bergerak maju mundur tapi tidak seperti biasanya. "Aku tidak mau terjadi apapun pada anak kita." "Haidar ... please ..." Haidar tahu hormon kehamilan terkadang membuat wanita memiliki nafsu seksualitas yang lebih tinggi dari biasanya dan dirinya juga tahu untuk tidak egois. Dia tahu Leona sangat panas di tempat tidur seperti halnya dengan dirinya. Mereka bagaikan gulungan api jika bertemu dan Haidar tahu itu. Tapi untuk saat ini. gulungan api harus bersabar dulu. *Apak
Ariel masuk kedalam kamarnya dengan waajh lelah dan mulai membuka pakaiannya sementara Drago pun menyusul masuk dan mengunci pintu kamarnya. Dia melihat istrinya merasa kesulitan melepaskan pakaiannya yang memang kancing belakang. Tadi Ariel meminta tolong padanya dan sekarang Drago berjalan mendekati istrinya."Need help?" goda Drago."Menurutmu bagaimana?" balas Ariel sambil menatap suaminya dari kaca besar yang ada di kamarnya."Sini, aku bantu membuka gaunmu. Lagipula, siapa sih yang merancang baju model begini? Bikin repot, tahu nggak?" omel Drago sambil melepaskan kancing-kancing di belakang gaun Ariel."Opaku, Alessandro Moretti," jawab Ariel santai. "Itu desain dibuat beliau sebelum meninggal dan diteruskan Opa Asher."Drago lupa kalau Ariel memiliki keluarga di dunia fashion. Rumah mode Morr dan Burberry adalah keluarga Ariel jadi tidak heran jika istrinya selalu memesan gaun atau pakaian terbaru dari dua rumah mode itu selain rumah mode lainnya. Ariel juga tidak alergi memak
Drago rasanya ingin mencium bibir Ariel panas setelah mengatakan bahwa istrinya mulai belajar mencintai dirinya. Sungguh, Drago tidak yakin Ariel akan membela suaminya di depan keluarganya karena wanita itu selalu membicarakan soal perpisahan. Drago tersenyum dalam hati namun sesaat dia tampak berpikir. Apakah Ariel bilang seperti itu karena kasihan padaku yang sudah diterpa kejadian bertubi-tubi? Bukan cinta yang dia rasakan tapi kasihan? Aku tidak butuh dikasihani, sayang ! - batin Drago. "Apa rencana Abi dan Arbad?" tanya Ariel membuat lamunan Drago terganggu. "Kami? Menunggu Maher Assegaf maju menangkap Hasan Ishaaq. Bukan kapasitas kami dan Drago karena semua bukti biarpun itu kopiannya sudah kita berikan. Kita lihat saja dan yang jelas, aku yakin Drago pasti ingin melihat wajah ayahnya yang ditangkap bukan? Jika Maher tidak mampu, berarti kita tahu kwalitasnya seperti apa," jawab Haidar dingin. Ariel menoleh ke Drago. "Kita akan kembali ke Yaman jika paman kamu tidak bisa me
Arbad dan Leon menoleh ke arah Drago yang tampak serius. Kedua saudara lelaki Ariel itu merasa bingung karena Drago tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun. Bahkan keluarga Pratomo yang generasi kesembilan tidak semuanya memiliki previlige untuk mengautorisasi rekening siapapun tanpa ada surat keterangan dari tetua baik generasi ketujuh yang masih hidup atau generasi ke delapan. "Ariel tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun, Drago. Bagaimana bisa kamu mendapatkan banyak informasi?" tanya Arbad bingung."Ariel meminta tolong pada opanya, Jayde Neville," jawab Drago sambil terus menatap dingin ke Maher.Haidar tersenyum smirk. "Jika Oom Jayde Neville sudah ikut campur, makanya bisa keluar semua datanya. Sekarang, presiden Maher, bisa dijelaskan? Anda tahu sendiri kan siapa Jayde Neville. Dia adalah akuntan yang diakui dunia dan pemilik biro akuntan independen yang dipakai oleh banyak perusahaan dan negara karena tidak bisa disuap oleh apapun dan siapapun."Maher memucat saat Dra
Drago melihat wajah istrinya yang tampak damai tertidur dalam pelukannya. Disaat Ariel tampak nyenyak tidurnya, Drago lebih banyak berpikir tentang semuanya. Ucapan Ariel yang kemungkinan besar akan mendapatkan kekacauan di Yaman, menjadi pertimbangannya. Drago tidak takut maju ke Yaman tapi dirinya tidak mengetahui bagaimana internal negara kelahirannya. Drago kurang informasi karena selama di Jerman, dia bersama Bahar bersama istrinya lebih fokus untuk menutupi semua data tentang dirinya demi keselamatan mereka bertiga apalagi saat itu istri Bahar sedang hamil Hamzah,Drago bukan pengecut tapi dia realistis demi keselamatan banyak orang termasuk dirinya dan Ariel. Justru Ariel yang paling utama dan menjadi prioritasnya. Drago tidak mau semakin mengacaukan sistem yang sedang digodok pamannya. Drago tahu, orang-orang tidak akan ingat siapa dirinya dan tidak akan memperdulikan siapa dirinya. Misi Drago pun berubah, dari berusaha mengambil tahta kekuasaan Yaman dan menghukum ayahnya, sek
"Bagaimana bisa dia paman aku ?" tanya Drago bingung. "Setahu aku presiden Yaman, nama belakangnya bukan Assegaf." "Memang sengaja ditutupi. Maher Assegaf adalah adik sepupu ibumu dan disaat dia tahu ayahmu bukan tipe setia, Maher memilih pergi dan mulai mendekati para anggota senat untuk menggalang kekuatan merubah sistem pemerintahan. Maher memakai nama ibunya demi melindungi dirinya sendiri karena Hasan Ishaaq menyingkirkan satu persatu pendukung kakek kamu hingga Maher benar-benar bersembunyi demi gerilya saat ayahmu membunuh ibumu." Haidar menatap Drago serius. "Jadi semua sistem pemerintahan Yaman selama ini ?" Ariel menoleh ke arah Arbad. "Singa sulung, aku tidak paham !" Arbad tahu Ariel tidak terlalu suka dengan politik jadi dia masa bodoh. "Tiga puluh tahun yang lalu, kakek Drago sudah membuat mandat sebelum meninggal ke orang-orang setianya untuk mulai melakukan referendum. Kita belum lahir singa betina, Yaman sudah kacau dan terjadi transisi dari monarki ke presid
Ariel merasakan ada yang menciumi leher dan mengelus tubuhnya, membuat dirinya menggelinjang karena mulai terbawa suasana. Matanya pun perlahan terbuka dan melihat kepala suaminya turun ke dadanya dan mulai bermain disana. Ariel bingung, kapan suaminya membuka gaun tidurnya. "Drago ...." Ariel berbisik ke suaminya sambil mengelus rambut coklatnya yang tebal. "Ada apa Sayang ?" Drago mengangkat wajahnya dari dada Ariel dan menatapnya dengan penuh cinta. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Ariel. "Menurutmu?" Drago mendekati wajah Ariel dan mencium bibirnya panas yang dibalas oleh istrinya. "Apakah kamu tidak merasa lelah ?" tanya Ariel. "Bercinta denganmu? Tidak merasa lelah ... " Drago melepaskan celana dalam Ariel. "Aku sangat suka bercinta denganmu karena kamu sangat ekspresif dan tubuhmu merespon dengan baik tubuhku." Drago mengelus bagian intim istrinya yang membuat Ariel mendesah nikmat. "Kamu ... mesum ... " ucap Ariel dengan terengah karena permainan jari Drago.
Drago mencium bibir Ariel panas dan tidak menduga jika istrinya membalasnya. Drago merasa lengan Ariel merangkul lehernya. Drago semakin memperdalam ciumannya dan tangannya mulai membuka kancing belakang gaun Ariel. Perlahan baju Ariel terbuka dan Drago menurunkannya secara perlahan dan sekarang istrinya hanya mengenakan bra dan thong satu setnya. Drago membuka kemejanya dan Ariel menatap tubuh kekar suaminya namun gadis itu tidak punya banyak waktu untuk mengagumi karena Drago sudah menciumnya lagi. Ariel mendesah saat Drago mulai mencumbu ceruk lehernya lalu turun ke bawah sementara tangannya menurunkan tali branya. "Bukaan depan atau belakang?" bisik Drago. "Belakang .... " Ariel menatap sayu ke wajah suaminya yang tampak merona campuran antara cinta dan nafsu, berusaha melepaskan kaitan bra istrinya. Drago melemparkan bra mahal milik Ariel sembarang dan menciumi dada istrinya membuat tubuh gadis itu menggelinjang merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan. "Naga
Haidar menatap datar ke Drago dan hanya tersenyum sinis. Raja Yordania itu lalu berjalan melewati Drago yang masih berdiri dan memberikan kode pada Arbad untuk pergi. "Ariel, mau ikut Abi atau bersama Naga Jelek?" tanya Haidar ke putrinya yang tampak bimbang. Ariel menatap bergantian antara Drago dan ayahnya. "Aku disini bersama Naga Jelek." Drago menatap tidak percaya ke arah istrinya karena dia mengira Ariel akan ikut ayahnya dan meninggalkan dirinya. Drago sudah pasrah sebenarnya karena meskipun dia bertekad untuk membuat Ariel jatuh cinta kepadanya, tapi istrinya adalah wanita yang keras kepala dan berpendirian teguh. "Apa kamu yakin?" tanya Haidar. "Biar aku selesaikan semua permasalahan aku dan suamiku," jawab Ariel tegas. Arbad tersenyum karena tahu saudara kembarnya pasti punya rencana tersendiri. Haidar memeluk Ariel dan mencium kening putrinya. "Apapun keputusan kamu, Abi tahu itu sudah kamu pikirkan matang-matang. Abi akan memantau kalian." Ariel tersenyum.
Drago mengumpat dalam bahasa kasar yang tidak pernah didengar Ariel di rumah lalu dirinya pun turun dari tempat tidur sementara Ariel memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk menetralisir degup jantungnya. Drago membuka pintu kamar dan melihat Hamzah disana. "Ada apa Hamzah?" tanya Drago bingung. "A ... Ada tuanku yang mulia Haidar Abdullah bersama pangeran Arbad." Drago melongo. Ayah mertua datang ? Ada apa ? "Baik. Aku akan keluar sebentar lagi. Tolong beliau dibawa ke ruang kerja aku." "Baik pangeran." Drago menutup pintu kamarnya dan melihat Ariel sudah keluar dari kamar mandi dengan baju yang kembali terkancing. "Ayahmu datang kemari bersama Arbad." Mata Ariel terbelalak. "Abi kemari?" *** Drago duduk di depan Haidar yang berada di kursi kebesarannya jika di ruang kerja namun sekarang sedang dikuasai oleh Raja Yordania itu. Arbad duduk di sofa bersama Ariel sambil menatap serius ke iparnya. Jujur hingga detik ini Arbad dan Leon masih tidak ikhlas A