Share

Bab 2

Author: Shiza Mair
Ucapan Marvin membuat seluruh aula pernikahan gaduh.

Tidak ada yang menyangka, setelah aku dengan tulus meminta dia menghentikan pernikahan untuk menyelamatkan wanita lain, Marvin malah kembali dengan permintaan yang begitu konyol.

Bahkan ibu Marvin yang selama ini tidak menyukaiku, merasa tindakan putranya itu sangat memalukan. Dengan wajah berkerut, dia memarahinya, "Marvin, jangan keterlaluan! Pernikahan itu bukan hal main-main! Bagaimana mungkin kamu mengganti mempelai wanita di detik terakhir?"

Ayah Marvin juga tampak tidak setuju. Meskipun dia tidak berbicara, terlihat jelas dari ekspresi wajahnya, jelas dia sudah memiliki rencana lain di kepalanya.

Marvin juga merasa bersalah padaku. Dia memandangku dan berkata, "Aku salah padamu dalam hal ini, aku akan menebusnya padamu ke depannya."

Aula penuh dengan bisikan komentar. Banyak yang memandangku dengan simpati, tetapi ada juga yang menertawakanku, menganggap sikapku yang terlalu besar hati malah menjadi bumerang bagi diriku.

Namun, aku tak peduli. Aku menunjukkan ekspresi seolah telah menerima penghinaan besar tetapi tetap menahan diri demi menjaga nama baik keluarga Marvin. Dengan mata berkaca-kaca, aku menjawab,

"Nggak apa-apa, saat aku memutuskan untuk menyelamatkan Yoona, aku sudah siap menempatkan kebahagiaannya di atas segalanya."

Seketika, Yoona merasa tidak senang dan berkata, "Kak Marvin yang menyelamatkanku. Kalau dia nggak setuju untuk menikahiku hari ini, aku tetap akan melompat. Apa hubungannya denganmu?"

Ucapan itu membuat orang-orang yang sebelumnya merasa simpati padaku mulai membelaku.

Di tengah keramaian, saat semua orang saling berdebat, Yoona akhirnya menyadari bahwa akulah yag meminta Marvin untuk menyelamatkannya. Seketika, ekspresinya terlihat memalukan, tetapi tak lama kemudian, dia kembali bersikap sombong dan berkata,

"Kalau Kak Marvin nggak punya perasaan padaku, nggak ada gunanya juga orang lain membujuknya. Jadi intinya, ini semua karena Kak Marvin mencintaiku."

Mendengar itu, Marvin langsung marah besar. Dengan nada tajam, dia berkata, "Yoona! Kalau bukan karena hubungan baik keluarga kita, aku nggak akan peduli padamu!"

"Karena dirimu, Selly harus menanggung banyak penghinaan. Kalau kamu terus bersikap kekanak-kanakan dan mencoba memecah belah hubungan kami, kamu bisa kembali ke lantai atas sekarang juga!"

Dengan mata memerah karena kesal, Yoona masih ingin membantah. Namun saat melihat tidak ada satu pun orang di sekitarnya yang mendukungnya, dia hanya bisa menundukkan kepala dan berkata, "Maafkan aku, Kak Marvin. Aku hanya terlalu mencintaimu."

"Kalau ... kalau Selly bersedia menyerahkan pernikahan ini, ayo kita segera menikah saja. Jangan biarkan para tamu menunggu lebih lama lagi."

Ujar Marvin tampak ragu dan menoleh ke arahku. Aku tersenyum samar, turun dari panggung dan berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian.

Namun belum sampai ke ruang ganti, musik pernikahan sudah terdengar dari aula. Saat masuk ke ruang ganti, terdengar suara Yoona yeng penuh emosi sedang menyampaikan sumpahnya.

Setelah aku membersihkan riasanku dan berganti pakaian, seorang staf restoran tergesa-gesa datang dan mengatakan bahwa ada keributan di depan.

Aku buru-buru ke aula dan begitu sampai, aku melihat Marvin sedang memukuli Brian, keponakanku di lantai.

Yoona berdiri di samping dengan gaun pengantinnya yang tampak basah terkena jus buah. Dia menginjak-injak kakinya sambil berteriak marah, "Pukul dia, dasar anak rendahan ini!"

Amarahku meledak, aku berlari mendekat, menarik lengan Marvin dan berteriak, "Hentikan Marvin!"

Brian yang melihatku, memandangku dengan mata memerah dan memanggilku, "Tante."

Brian adalah satu-satunya darah daging yang ditinggalkan kakakku dan dia menjadi kelemahanku yang selalu dimanfaatkan oleh Marvin di kehidupan sebelumnya.

Akhirnya, karena merasa bersalah padaku, Brian melompat dari gedung tinggi dan mengakhiri hidupnya yang masih muda.

Aku pun jatuh dalam depresi dan tidak lama kemudian, meninggal karena penyakit kritis.

Kini, di kehidupan baru ini, melihat keponakanku hidup sehat di depanku, air mataku tak terbendung.

Namun, Marvin tidak peduli. Dengan kekuatannya, dia mendorongku hingga aku terjatuh ke lantai. Seketika, rasa sakit menusuk terasa di perutku.

Tubuhku terasa dingin. Aku hampir lupa, di kehidupan sebelumnya, aku sudah hamil saat ini!

Melihatku terjatuh, Marvin akhirnya berhenti. Dia buru-buru menghampiriku untuk menopangku berdiri.

Namun, aku menepisnya dengan mata memerah. Di saat yang sama, Brian berlari ke arahku, memelukku dan menopangku sambil berkata dengan cemas, "Tante, kamu nggak apa-apa?"

Aku menggelengkan kepala dan memeluknya erat, menjawab, "Aku nggak apa-apa."

Meskipun menjawab begitu, perutku terasa sangat sakit. Aku punya firasat buruk bahwa anak ini mungkin tidak akan selamat.

Tapi sejujurnya, ini juga hal yang kuharapkan.

Meskipun sangat bersalah pada anak ini, aku tidak ingin dia lahir di lingkungan tanpa cinta, apalagi mengalirkan darah dari seseorang seperti Marvin.

Related chapters

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 3

    Saat aku tertegun, ibu Yoona datang menghampiriku, dengan marah berkata, "Selly, keponakanmu menyiram putriku dengan jus! Kalau bukan karena Marvin menghukumnya, kami nggak akan membiarkannya begitu saja!"Marvin pun buru-buru menjelaskan, "Selly, aku hanya mencoba meredakan amarah keluarga Yoona, jadi memukulnya sebagai hukuman. Tenang saja, aku nggak memukulnya terlalu keras, jadi lukanya nggak terlalu parah."Aku menatapnya dengan penuh kebencian.Mulut Brian bahkan sudah berdarah, wajahnya juga bengkak. Inikah yang dia maksud dengan tidak terlalu parah.Dibawah tatapanku yang penuh kebencian, Marvin tampak sadar bahwa dirinya bersalah, hingga menundukkan kepalanya.Aku menoleh ke arah ibu Yoona dan berkata dengan nada menyindir, "Bu, setengah jam yang lalu, putrimu masih berdiri di lantai atas dan mengancam akan bunuh diri. Akulah yang meminta calon suamiku untuk menyelamatkannya.""Bisa dikatakan bahwa aku ini penyelamat putrimu.""Keponakanku yang datang setelah pulang sekolah un

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 4

    Akhirnya, aku dibawa ke rumah sakit oleh Felix, musuh bebuyutan Marvin.Aku agak terkejut, karena di kehidupanku yang lalu, seharusnya Felix sedang dalam perjalanan ke luar negeri.Kemudian keluarganya juga perlahan-lahan memindahkan aset mereka ke sana dan menetap di sana.Hingga setelah kematianku, barulah Felix muncul.Sebagai teman kuliahku, dia menghadiri pemakamanku.Aku masih ingat, dia menangis sangat sedih di depan makamku, bahkan mengutukku buta, tak bisa membedakan yang mana orang baik.Lalu, bagaimana bisa dirinya muncul di depan hotel sekarang?Apakah kelahiranku kembali ini mengubah banyak hal di dunia ini?Belum sempat bertanya padanya, aku sudah pingsan....Aku terbangun di tengah suara orang bertengkar.Perlahan, aku membuka mata.Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat Marvin yang sedang marah-marah di depan pintu ruang rawatku, berteriak-teriak tidak sabar.Brian dan Felix seperti dua tembok, berdiri kokoh menghalangi Marvin agar tidak masuk.Marvin berteriak, "Fe

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 5

    Mata Marvin yang suram langsung memancarkan secercah harapan, seolah-olah melihat jalan keluar.Dia bahkan menunjukkan ekspresi serius seakan sedang berpikir dan menjawab, "Aku sudah memikirkannya di perjalanan tadi. Sekarang, dua keluarga kami sudah mengumumkan pernikahan ini.""Kalau aku secara terbuka mengatakan bahwa ini hanya lelucon, itu pasti akan merugikan kedua keluarga, terutama keluargaku.""Jadi, selama setahun ini, aku nggak akan berpisah dengan Yoona. Tapi aku akan menyiapkan sebuah rumah dengan keamanan tingkat tinggi.""Kamu bisa tinggal di sana, aku akan kembali ke rumah itu setiap kali ada waktu luang.""Nanti, setelah aku sepenuhnya mengendalikan perusahaan dan badai ini berlalu, aku akan mengumumkan perceraian dengan Yoona kepada media.""Setelah itu, aku akan menikahimu secara resmi."Mendengar ucapannya, aku belum sempat merespon apa-apa, tetapi Felix sudah naik pitam.Dia langsung mencengkeram kerah Marvin dan berteriak marah, "Dasar bajingan! Apa maksudmu? Kamu

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 6

    Marvin mengira dirinya telah menang.Dia menyematkan sebuah cincin berlian merah muda yang besar di jariku, lalu dengan serius berjanji, "Selly, aku akan memperlakukanmu dengan baik seumur hidupku."Namun tiba-tiba, ponselnya berdering.Dia melirik layar dan wajahnya seketika berubah.Aku tahu itu pasti panggilan dari Yoona. Aku berkata padanya, "Angkat saja teleponnya."Barulah Marvin menekan tombol untuk menerima panggilan dan suara manis Yoona segera terdengar, "Kak Marvin, cepat datang ke sini! Dokter bilang aku hamil!""Akhirnya, kita akan menjadi orang tua!"Ekspresi wajah Marvin langsung berubah drastis dan dia menatapku dengan gugup.Aku menatapnya dengan terkejut, sementara hatiku terasa sakit tak tertahankan.Aku selalu mengira Marvin mencintai Yoona tanpa menyadarinya. Tak kusangka, ternyata mereka berdua sudah pernah berhubungan.Pada hari aku kehilangan anakku, Marvin justru menyambut seorang anak baru, anak dari wanita yang paling dia cintai.Betapa ironisnya ini?Dengan

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 7

    Aku tak berani menatap mata Felix.Tatapan itu penuh cinta dan penyesalan, pernah menangis selama berhari-hari karena kematianku.Aku masih ingat, setelah dia menghadiri pemakamanku, dia mengalami kecelakaan di perjalanan pulang dan kondisinya kritis.Dia menyetir sendiri hari itu.Aku menatapnya dengan rasa sakit di hati dan menjawab, "Baiklah."Felix masih terus berbicara, menjelaskan bahwa dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, juga tidak akan menuntut apapun dariku.Saat mendengar jawaban dariku, dia terkejut dan terdiam di tempat.Melihat ekspresinya yang polos dan kebingungan, suasana hatiku yang semula buruk mendadak menjadi ceria. Aku berkata, "Aku nggak pernah berniat tinggal di sisi Marvin.""Semuanya hanyalah strategi untuk mengulur waktu, aku hanya mau mencegah orang gila itu bertindak semena-mena.""Aku nggak bisa melawannya, jadi aku hanya bisa mengimbanginya."Dengan penuh semangat, Felix berkata, "Sekarang sudah nggak lagi, kamu bisa mengandalkanku."Aku pun t

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 8

    Aku mengikuti Marvin ke dalam sangkar emas yang telah dia persiapkan untukku.Sejak hari itu, aku menjadi gadis yang penurut, tidak melawan dan tidak memperebutkan apapun.Seolah-olah benar-benar berubah menjadi seekor burung kenari yang mencintainya sambil kehilangan jati diri.Awalnya, Marvin sering datang menjengukku. Namun, lambat laun, dia hanya datang seminggu sekali.Setiap kali dia datang, tatapannya selalu dipenuhi rasa bersalah yang semakin dalam.Itu karena Yoona sering datang diam-diam untuk membuat keributan.Marvin tahu, tetapi pura-pura tidak tahu. Karena keluarga mereka telah terikat erat, dia tidak berani menyinggung putri emas itu.Sebagai kompensasi, Marvin memberiku banyak perhiasan dan tas mewah.Dulu, aku akan menolaknya, tetapi sekarang aku menerimanya begitu saja.Bagaimanapun, berpura-pura bahagia dalam drama mereka juga bisa dianggap sebagai beban kerja.Hari ini, tubuhku sudah jauh lebih baik, jadi aku keluar rumah dengan alasan ingin menjenguk Brian.Aku tah

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 9

    Aku berbalik naik ke lantai atas.Marvin ingin mengejarku, tapi Yoona menariknya dan tidak membiarkannya pergi.Marvin pun menoleh, menatap wajah Yoona yang tampak polos, tapi sebenarnya penuh kebencian. Lalu terngiang ucapan Yoona tadi, rasa marahnya seketika meluap.Dia menampar Yoona dengan keras dan berkata dengan kecewa, "Aku sudah sangat bersabar padamu karena orang tuamu. Kenapa kamu masih harus memprovokasi Selly?"Yoona yang belum pernah dipukul oleh Marvin langsung menangis tersedu-sedu, "Marvin, kamu jahat! Aku ini istrimu sekarang!""Selly itu hanya selingkuhan murahan! Aku sudah sangat menahan diri untuk tidak menghancurkannya!"Dengan wajah muram, Marvin berkata, "Cukup! Demi anakmu, aku nggak akan mempersulitmu! Sekarang, pergi dari sini!"Yoona masih ingin berbicara, tetapi Marvin yang sangat kesal, langsung berkata, "Pergi sekarang juga!"Dengan mata berkaca-kaca, Yoona akhirnya pergi.Setelah dia pergi, Marvin segera naik ke lantai atas, tetapi pintu kamarku sudah ter

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 10

    Felix menarik napas dalam-dalam dan mengungkapkan sebuah rahasia yang selama ini tidak aku ketahui.Dia berkata, "Karena aku merasa, aku juga salah satu penyebab kematianmu.""Kalau saja aku lebih berani, memberitahumu bahwa Marvin menyuap teman asramamu agar menuduhmu melakukan plagiat ... ""Kalau saja aku memberitahumu bahwa akulah yang tanpa henti mencari bukti untuk membuktikan bahwa kamu nggak bersalah ... ""Mungkinkah kamu nggak akan tertipu olehnya? Mungkinkah hidupmu akan berubah?""Tapi Marvin bilang bahwa kamu sangat menyukainya, dia juga bertanya apakah aku tega membuatmu terluka?""Aku nggak tega, aku juga takut kamu nggak akan percaya padaku, jadi ... "Saat mengatakan itu, dia mulai menangis tanpa henti.Kepalaku terasa kosong, air mataku mengaburkan pandangan.Aku tak pernah menyangka, alasan aku menerima Marvin dulu ternyata adalah kebohongan yang dia curi dari Felix.Melihat Felix yang menangis penuh penyesalan, aku tidak tahan dan memukulnya.Dia menangis seperti an

Latest chapter

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 10

    Felix menarik napas dalam-dalam dan mengungkapkan sebuah rahasia yang selama ini tidak aku ketahui.Dia berkata, "Karena aku merasa, aku juga salah satu penyebab kematianmu.""Kalau saja aku lebih berani, memberitahumu bahwa Marvin menyuap teman asramamu agar menuduhmu melakukan plagiat ... ""Kalau saja aku memberitahumu bahwa akulah yang tanpa henti mencari bukti untuk membuktikan bahwa kamu nggak bersalah ... ""Mungkinkah kamu nggak akan tertipu olehnya? Mungkinkah hidupmu akan berubah?""Tapi Marvin bilang bahwa kamu sangat menyukainya, dia juga bertanya apakah aku tega membuatmu terluka?""Aku nggak tega, aku juga takut kamu nggak akan percaya padaku, jadi ... "Saat mengatakan itu, dia mulai menangis tanpa henti.Kepalaku terasa kosong, air mataku mengaburkan pandangan.Aku tak pernah menyangka, alasan aku menerima Marvin dulu ternyata adalah kebohongan yang dia curi dari Felix.Melihat Felix yang menangis penuh penyesalan, aku tidak tahan dan memukulnya.Dia menangis seperti an

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 9

    Aku berbalik naik ke lantai atas.Marvin ingin mengejarku, tapi Yoona menariknya dan tidak membiarkannya pergi.Marvin pun menoleh, menatap wajah Yoona yang tampak polos, tapi sebenarnya penuh kebencian. Lalu terngiang ucapan Yoona tadi, rasa marahnya seketika meluap.Dia menampar Yoona dengan keras dan berkata dengan kecewa, "Aku sudah sangat bersabar padamu karena orang tuamu. Kenapa kamu masih harus memprovokasi Selly?"Yoona yang belum pernah dipukul oleh Marvin langsung menangis tersedu-sedu, "Marvin, kamu jahat! Aku ini istrimu sekarang!""Selly itu hanya selingkuhan murahan! Aku sudah sangat menahan diri untuk tidak menghancurkannya!"Dengan wajah muram, Marvin berkata, "Cukup! Demi anakmu, aku nggak akan mempersulitmu! Sekarang, pergi dari sini!"Yoona masih ingin berbicara, tetapi Marvin yang sangat kesal, langsung berkata, "Pergi sekarang juga!"Dengan mata berkaca-kaca, Yoona akhirnya pergi.Setelah dia pergi, Marvin segera naik ke lantai atas, tetapi pintu kamarku sudah ter

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 8

    Aku mengikuti Marvin ke dalam sangkar emas yang telah dia persiapkan untukku.Sejak hari itu, aku menjadi gadis yang penurut, tidak melawan dan tidak memperebutkan apapun.Seolah-olah benar-benar berubah menjadi seekor burung kenari yang mencintainya sambil kehilangan jati diri.Awalnya, Marvin sering datang menjengukku. Namun, lambat laun, dia hanya datang seminggu sekali.Setiap kali dia datang, tatapannya selalu dipenuhi rasa bersalah yang semakin dalam.Itu karena Yoona sering datang diam-diam untuk membuat keributan.Marvin tahu, tetapi pura-pura tidak tahu. Karena keluarga mereka telah terikat erat, dia tidak berani menyinggung putri emas itu.Sebagai kompensasi, Marvin memberiku banyak perhiasan dan tas mewah.Dulu, aku akan menolaknya, tetapi sekarang aku menerimanya begitu saja.Bagaimanapun, berpura-pura bahagia dalam drama mereka juga bisa dianggap sebagai beban kerja.Hari ini, tubuhku sudah jauh lebih baik, jadi aku keluar rumah dengan alasan ingin menjenguk Brian.Aku tah

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 7

    Aku tak berani menatap mata Felix.Tatapan itu penuh cinta dan penyesalan, pernah menangis selama berhari-hari karena kematianku.Aku masih ingat, setelah dia menghadiri pemakamanku, dia mengalami kecelakaan di perjalanan pulang dan kondisinya kritis.Dia menyetir sendiri hari itu.Aku menatapnya dengan rasa sakit di hati dan menjawab, "Baiklah."Felix masih terus berbicara, menjelaskan bahwa dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, juga tidak akan menuntut apapun dariku.Saat mendengar jawaban dariku, dia terkejut dan terdiam di tempat.Melihat ekspresinya yang polos dan kebingungan, suasana hatiku yang semula buruk mendadak menjadi ceria. Aku berkata, "Aku nggak pernah berniat tinggal di sisi Marvin.""Semuanya hanyalah strategi untuk mengulur waktu, aku hanya mau mencegah orang gila itu bertindak semena-mena.""Aku nggak bisa melawannya, jadi aku hanya bisa mengimbanginya."Dengan penuh semangat, Felix berkata, "Sekarang sudah nggak lagi, kamu bisa mengandalkanku."Aku pun t

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 6

    Marvin mengira dirinya telah menang.Dia menyematkan sebuah cincin berlian merah muda yang besar di jariku, lalu dengan serius berjanji, "Selly, aku akan memperlakukanmu dengan baik seumur hidupku."Namun tiba-tiba, ponselnya berdering.Dia melirik layar dan wajahnya seketika berubah.Aku tahu itu pasti panggilan dari Yoona. Aku berkata padanya, "Angkat saja teleponnya."Barulah Marvin menekan tombol untuk menerima panggilan dan suara manis Yoona segera terdengar, "Kak Marvin, cepat datang ke sini! Dokter bilang aku hamil!""Akhirnya, kita akan menjadi orang tua!"Ekspresi wajah Marvin langsung berubah drastis dan dia menatapku dengan gugup.Aku menatapnya dengan terkejut, sementara hatiku terasa sakit tak tertahankan.Aku selalu mengira Marvin mencintai Yoona tanpa menyadarinya. Tak kusangka, ternyata mereka berdua sudah pernah berhubungan.Pada hari aku kehilangan anakku, Marvin justru menyambut seorang anak baru, anak dari wanita yang paling dia cintai.Betapa ironisnya ini?Dengan

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 5

    Mata Marvin yang suram langsung memancarkan secercah harapan, seolah-olah melihat jalan keluar.Dia bahkan menunjukkan ekspresi serius seakan sedang berpikir dan menjawab, "Aku sudah memikirkannya di perjalanan tadi. Sekarang, dua keluarga kami sudah mengumumkan pernikahan ini.""Kalau aku secara terbuka mengatakan bahwa ini hanya lelucon, itu pasti akan merugikan kedua keluarga, terutama keluargaku.""Jadi, selama setahun ini, aku nggak akan berpisah dengan Yoona. Tapi aku akan menyiapkan sebuah rumah dengan keamanan tingkat tinggi.""Kamu bisa tinggal di sana, aku akan kembali ke rumah itu setiap kali ada waktu luang.""Nanti, setelah aku sepenuhnya mengendalikan perusahaan dan badai ini berlalu, aku akan mengumumkan perceraian dengan Yoona kepada media.""Setelah itu, aku akan menikahimu secara resmi."Mendengar ucapannya, aku belum sempat merespon apa-apa, tetapi Felix sudah naik pitam.Dia langsung mencengkeram kerah Marvin dan berteriak marah, "Dasar bajingan! Apa maksudmu? Kamu

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 4

    Akhirnya, aku dibawa ke rumah sakit oleh Felix, musuh bebuyutan Marvin.Aku agak terkejut, karena di kehidupanku yang lalu, seharusnya Felix sedang dalam perjalanan ke luar negeri.Kemudian keluarganya juga perlahan-lahan memindahkan aset mereka ke sana dan menetap di sana.Hingga setelah kematianku, barulah Felix muncul.Sebagai teman kuliahku, dia menghadiri pemakamanku.Aku masih ingat, dia menangis sangat sedih di depan makamku, bahkan mengutukku buta, tak bisa membedakan yang mana orang baik.Lalu, bagaimana bisa dirinya muncul di depan hotel sekarang?Apakah kelahiranku kembali ini mengubah banyak hal di dunia ini?Belum sempat bertanya padanya, aku sudah pingsan....Aku terbangun di tengah suara orang bertengkar.Perlahan, aku membuka mata.Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat Marvin yang sedang marah-marah di depan pintu ruang rawatku, berteriak-teriak tidak sabar.Brian dan Felix seperti dua tembok, berdiri kokoh menghalangi Marvin agar tidak masuk.Marvin berteriak, "Fe

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 3

    Saat aku tertegun, ibu Yoona datang menghampiriku, dengan marah berkata, "Selly, keponakanmu menyiram putriku dengan jus! Kalau bukan karena Marvin menghukumnya, kami nggak akan membiarkannya begitu saja!"Marvin pun buru-buru menjelaskan, "Selly, aku hanya mencoba meredakan amarah keluarga Yoona, jadi memukulnya sebagai hukuman. Tenang saja, aku nggak memukulnya terlalu keras, jadi lukanya nggak terlalu parah."Aku menatapnya dengan penuh kebencian.Mulut Brian bahkan sudah berdarah, wajahnya juga bengkak. Inikah yang dia maksud dengan tidak terlalu parah.Dibawah tatapanku yang penuh kebencian, Marvin tampak sadar bahwa dirinya bersalah, hingga menundukkan kepalanya.Aku menoleh ke arah ibu Yoona dan berkata dengan nada menyindir, "Bu, setengah jam yang lalu, putrimu masih berdiri di lantai atas dan mengancam akan bunuh diri. Akulah yang meminta calon suamiku untuk menyelamatkannya.""Bisa dikatakan bahwa aku ini penyelamat putrimu.""Keponakanku yang datang setelah pulang sekolah un

  • Penyesalan Suamiku Setelah Kehilangan Diriku   Bab 2

    Ucapan Marvin membuat seluruh aula pernikahan gaduh.Tidak ada yang menyangka, setelah aku dengan tulus meminta dia menghentikan pernikahan untuk menyelamatkan wanita lain, Marvin malah kembali dengan permintaan yang begitu konyol.Bahkan ibu Marvin yang selama ini tidak menyukaiku, merasa tindakan putranya itu sangat memalukan. Dengan wajah berkerut, dia memarahinya, "Marvin, jangan keterlaluan! Pernikahan itu bukan hal main-main! Bagaimana mungkin kamu mengganti mempelai wanita di detik terakhir?"Ayah Marvin juga tampak tidak setuju. Meskipun dia tidak berbicara, terlihat jelas dari ekspresi wajahnya, jelas dia sudah memiliki rencana lain di kepalanya.Marvin juga merasa bersalah padaku. Dia memandangku dan berkata, "Aku salah padamu dalam hal ini, aku akan menebusnya padamu ke depannya."Aula penuh dengan bisikan komentar. Banyak yang memandangku dengan simpati, tetapi ada juga yang menertawakanku, menganggap sikapku yang terlalu besar hati malah menjadi bumerang bagi diriku.Namun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status