Share

Di Pabrik

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 11:38:35

Ia memilih berpositif thinking terlebih dahulu lalu melepaskan sepatunya. "Assalamualaikum," ucap Reza membuat semua langsung menoleh lalu tersenyum.

"Walaikumsalam, eh anak Mama udah pulang," sapa Neni dengan senyum manisnya. "Pak Reza," sapa Nova yang dibalas anggukan oleh Reza, ia juga merasa sedikit aneh melihat Nova akhir-akhir ini begitu dekat dengan Ibunya.

"Aku kesini mau ketemu Tante Neni," ucap Nova lagi padahal Reza tidak bertanya. "Oh," jawab Reza singkat lalu ia masuk ke dalam kamar, ia merebahkan dirinya di ranjang memejamkan matanya sejenak. Ntah kenapa bayang-bayang Naya selalu menghantuinya.

"Udah pulang Kak, mandi dulu ya. Aku siapin makan malam buat Kakak," "Capek ya Kak," "Loh belum tidur Kak, mau aku pijitin gak,"

"Kak bangun … udah subuh, sholat dulu yuk, nanti kesiangan," "Pakaian kerjanya udah aku siapin ya, Kak," "Hati-hati ya Kak, jangan malem-malem pulangnya biar bisa istirahat," "Kakak demam? Aku kompresin ya, atau mau aku beliin obat ke apotek,"

Semua perhatian-perhatian Naya kembali berputar di memori Reza, tanpa sadar ternyata ia nyaman dengan perhatian-perhatian Naya, walaupun sering kali ia tidak menanggapi omongan gadis itu, bahkan menyuruhnya diam karena merasa terlalu bawel.

'Apa yang terjadi sebenarnya samaku Nay? Kenapa setelah kamu pergi aku malah terus kepikiran sama kamu, why? Aku merasa ada yang hilang setiap harinya Nah,' ucap Reza dalam hati lalu ia kembali membuka matanya.

10 menit kemudian, Reza bangkit dari ranjang lalu masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya. Setelah selesai perutnya terasa keroncongan, Reza keluar dari kamar lalu menuju meja makan. Namun, apa yang terjadi tidak ada makanan sedikitpun bahkan piring yang ia lihat tadi pagi masih bertengger belum di cuci.

'Ya tuhan kenapa kondisi rumah ini malah membuatku selalu ingin berprasangka buruk, jangan … jangan,' lagi-lagi Reza hanya bisa ngebatin. Reza diam sambil mengamati rumah sejenak kemudian ia kembali masuk ke kamar mengambil dompet, jaket dan kunci mobilnya.

Neni yang melihat Reza keluar rapi langsung bingung. "Mau kemana Reza?" tanya Neni dengan ramahnya membuat Reza menoleh sekilas.

"Mau nyari makan Ma," jawab Reza datar, Sarah yang mendengar itu sebenernya sudah mulai was-was, tapi ia melihat Ibunya tetap santai.

"O iya, sorry ya tadi Mama capek banget gak sempet masak," elak Neni yang dibalas anggukan oleh Reza. "Pak saya boleh nebeng gak?" tanya Nova membuat Reza menaikkan kedua alisnya.

"Kamu pesan online aja ya, saya sudah lapar banget soalnya, lagian saya dekat doang di depan," jawab Reza lalu ia keluar dari rumah tanpa menunggu jawaban Neni.

"Tuh 'kan Ma, aku bilang juga apa Bang Reza tuh udah curiga sama kita, di tambah lagi dengan rumah yang tak kunjung bersih," ucap Sarah membuat Neni langsung memicingkan matanya.

"Kamu lah yang bersihin, kamu kan anak gadis ya kali gak bisa bersih-bersih," suruh Neni membuat Sarah langsung menggerutu. "Aku gak bisa Ma, malas," jawab Sarah seperti anak kecil.

"Sayang banget duitnya kalo gaji pembantu mending buat shopping aja, udahlah," lanjut Neni membuat Sarah langsung menghela nafas panjang. "Terserah Mama deh," jawabnya.

"Lagian apalagi sih yang kamu takutin, toh Naya juga udah pergi dan Reza sangat mustahil mau melanggar ucapan Mama,"

***

Sampai di rumah makan, Reza langsung mencari tempat duduk dari kejauhan ia melihat seseorang yang tidak asing baginya. Tanpa membuang waktu Reza langsung mendekatinya.

"Alex," panggil Reza membuat Alex langsung menoleh dan sedikit kaget. "Reza, tumben malam-malam kesini," sapa Alex yang sedang asik makan sendirian.

"Laper, gak ada apa-apa di rumah, bosen mie terus takut penyakitan," jawab Reza membuat Alex mangut-mangut sambil memperhatikan Reza yang tengah memanggil pelayan.

"Sorry kalo saya nanya lagi, sewaktu ada Naya pernah gak kamu makan di luar?" tanya Alex membuat Reza menggeleng.

"Oh gitu, tapi sekarang kamu makan di luar terus," lanjut Alex yang dibalas anggukan oleh Reza lalu ia mulai melahap makanannya karena perutnya sudah keroncongan.

Cukup lama mereka ngobrol sambil makan akhirnya keduanya selesai, sebelum berpisah Alex mengatakan sesuatu pada Reza.

"Jika kamu dan Naya berpisah baik-baik, ingat aja momen dan wajah terakhir istrimu itu, setidaknya itu bisa jadi evaluasi buat kamu," ucap Alex yang dibalas anggukan oleh Reza.

"Jangan lupa besok jam 10," lanjut Alex. "Oke," Sampai di rumah, Reza melihat Nova sudah pulang, ia langsung masuk ke dalam kamar lalu tidur memakai bantal Naya. Ntah kenapa ia benar-benar merindukan gadis itu, Reza menoleh ke arah lantai tempat dimana biasanya Naya tidur karena hukuman darinya.

'Kalo ternyata semua tuduhan itu salah, bagaimana aku minta maaf sama Naya? Apakah kamu akan mau memaafkanku? Atau kamu benar-benar ingin menghilangkan sejauh-jauhnya dari hidupku.

Nay kenapa aku sering bingung sendiri sekarang? Sebegitu berharganya kah kamu di hidupku?' batin Reza bertanya-tanya hingga akhirnya ia tertidur setelah lama bergelut dengan hatinya.

***

Keesokan harinya Alex dan Reza sedang dalam perjalanan menuju pabrik Alex yang sudah hampir tiga tahun ia rintis.

"Keren banget sih kamu bisa nge handle dua sekaligus," ucap Reza di sela-sela keheningan mereka, Alex menoleh sekilas lalu terkekeh.

"Keren gimana sih, ini aja udah hampir tiga bulan gak pernah cek pabrik haha makanya mau kesana dulu, katanya ada beberapa karyawan baru juga," jawab Alex sambil tertawa.

"Ya tetap aja walaupun gak ada kamu pabrik tetap jalan dan gak rugi,"

"Alhamdulillah, saya bersyukur mendapatkan tim yang amanah makanya gak terlalu khawatir kalo ninggalin pabrik karena setiap hari tangan kanan saya selalu laporan," lanjut Alex.

Lama mereka di perjalanan akhirnya sampai juga, Reza bahkan terkagum-kagum melihat pabrik Alex bukan pabrik kaleng-kaleng, karyawannya juga banyak.

"Yuk ke dalam dulu," ajak Alex yang dibalas anggukan oleh Reza ia langsung mengikuti Alex. "Selamat siang Pak Alex, lama gak ke sini?" tanya Wawan yang merupakan tangan kanan Alex.

"Siang Wan, iya nih baru sempat sekarang tapi saya bangga kamu bisa handle pabrik dengan baik, terima kasih ya," jawab Alex yang dibalas anggukan oleh Wawan.

"O iya Pak, ini ada beberapa data karyawan baru yang masuk sekitar dua Minggu yang lalu dan alhamdulillah kinerja mereka bagus,"

"Oke, baguslah kalo kinerjanya bagus," jawab Alex lalu membaca sekilas map-map yang diberikan oleh Wawan.

Drt … drt … drt Tiba-tiba ponsel Alex bergetar, ia langsung berdiri membuat lembar kertas yang di pangkuannya jatuh ke lantai. Reza yang melihat itu langsung menunduk mengambil kertas tersebut.

Sebelum kembali meletakkannya, Reza membaca sekilas data tersebut. Detik kemudian, Reza memperjelas bacaannya.

"Naya Humairah," gumamnya, ia tidak asing dengan nama tersebut, hanya saja ia kurang yakin. Deg! 'Apa ini Naya? Seingatku Naya Humairah adalah nama panjang Naya,'

Setelah Alex selesai menerima telpon ia kembali masuk ke dalam ruangan. Ia melihat raut wajah Reza sedikit berbeda. "Kenapa Bro?" tanya Alex membuat Reza langsung menoleh.

"Tempat kerja karyawan baru dimana Lex?" tanya Reza membuat Alex menaikkan alisnya sebelah bingung dengan pertanyaan Reza. "Di ujung," jawab Alex. "Kita kesana yuk," ajak Reza.

"Ngapain? Kamu mau lihat proses pabrik?" tanya Alex yang dibalas anggukan oleh Reza. Tanpa membuang waktu mereka berdua langsung berjalan menuju tempat karyawan bekerja, Reza memakai masker dan topinya.

Begitu sampai di dalam ruangan yang luas dan rame tersebut, Reza langsung melihat satu per satu karyawan, hingga detik kemudian ia mematung melihat gadis yang sudah hampir dua minggu lebih meninggalkannya tersebut.

'Itu beneran Naya?' ucapnya dalam hati, namun matanya terus memandang gadis itu yang sesekali menyeka keringat di keningnya.

Bab terkait

  • Penyesalan Mertua Jahat    Surat Papa untuk reza

    'Ya tuhan, itu beneran Nayaku,' lagi-lagi hati Reza seketika senang padahal cuma melihat Naya. "Heh lihat-lihat itu pak Alex yang punya pabrik ini," ucap seseorang membuat semuanya karyawan langsung melihat ke arah Alex dan Reza."Ya ampun, ganteng banget," heboh para karyawan. "Gila sih, itu mah udah kayak pangeran berkuda putih," "Hu … halu mulu,"Reza memilih berjalan-jalan diantara karyawan karena ia tidak ingin di lihat oleh semuanya, walaupun ia sudah memakai masker dan topi. Pelan-pelan ia berjalan menuju Naya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.Tanpa sepengetahuan Naya, Reza berjalan menuju tempatnya lalu berdiri tepat di samping Naya, sesekali ia melihat gadis itu."Ganteng ya Nay?" tanya Silvi yang merupakan sahabat Naya, Silvi lah yang memberi tumpangan pada Naya sekaligus mencarikan pekerjaan untuk temannya tersebut."Hum," jawab Naya sekilas lalu ia kembali fokus pada kerjaannya. "Ih cuek amat, gak boleh gitu tar tiba-tiba malah suka lagi," sindir Silvi membuat Naya la

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Penyesalan Mertua Jahat    Naya Sakit

    Reza menangis sesegukan membaca surat Papanya tersebut, ia memang tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Papanya karena Mamanya selalu mengatakan semuanya aman."Hiks … hiks Papa maafin Reza," tangis Reza semakin pecah, ia memeluk surat papanya dengan erat. Andai waktu bisa di ulang ia akan berusaha menjadi anak yang lebih baik lagi."Reza," panggil Neni membuat Reza langsung mengusap air matanya lalu menoleh ke arah pintu. "Kamu ngapain disini sendirian?" tanya Neni membuat Reza langsung berdiri."Gak apa-apa Ma, cuma kangen sama Papa aja, merasa durhaka karena belum bisa merawatnya dimasa sakit hingga wafatnya," jawab Reza."Kamu gak durhaka Reza, kan kita udah nyewa orang untuk jaga Papa kamu," sanggah Neni membuat Reza menggeleng. "Itu orang lain bukan anak atau keluarga, sudahlah Ma aku mau ke kamar dulu," lanjut Reza lalu meninggalkan Neni sendirian.***Seminggu kemudian, setiap hari tetap saja tidak ada perubahan Reza sudah mulai bosan dengan mulut manis Ibunya uang mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Penyesalan Mertua Jahat    curiga

    "Assalamualaikum," Silvi membuka pintu pakai kuncinya sendiri, karena ia dan Naya punya kunci masing-masing. "Pak sebentar ya, saya suruh Naya pake jilbab dulu," ucap Silvi."Iya silahkan, saya kesana sebentar ya," ujar Reza sambil menunjuk mini market. "Iya Pak," jawab Silvi lalu ia masuk ke dalam, ia melihat Naya masih berbaring lemas di lantai yang beralaskan kasur."Kok udah pulang Vi?" tanya Naya lirih membuat Silvi langsung senyum-senyum. "Ada deh, ntar juga kamu tahu, pake jilbab dulu ada yang mau datang," jawab Silvi lalu menyodorkan jilbab ke kepada Naya."Ih kamu mah bikin penasaran," kesal Naya lalu berusaha untuk duduk. "Mau pake bedak dulu gak?" tanya Silvi lalu menyodorkan beda baby ke depan Naya. Naya mengambil sedikit lalu mengusapkan ke wajahnya.Tidak berselang lama, Silvi melihat Reza datang membawa dua plastik besar. "Buset, Pak bos beli apaan tuh banyak banget," gumam Silvi membuat Naya menoleh sedikit ke kaca."Ya terserah dia lah, jangan geer itu bukan buat kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Penyesalan Mertua Jahat    Naya sakit

    Disisi lain, Reza senyum-senyum di dalam mobil rasanya puas sekali bisa bertemu Naya dengan dekat, walaupun satu sisi ia merasa iba dengan istrinya tersebut. Sampai di kantor hari sudah menunjukkan pukul 4 sore, Nova melihat Reza datang dari kejauhan langsung merapikan pakaiannya."Pak," panggil Nova bagitu Reza sudah dekat. "Iya, ada apa?" tanya Reza tanpa basa-basi membuat Nova sedikit ragu menanyakan uneg-unegnya."Bapak dari mana saja seharian?" tanyanya membuat Reza langsung mengrutkan keningnya. "Maksud kamu?" tanya Reza bingung, karena Nova lancang sekali menanyakan hal tersebut."Eh i–itu Pak, Bahyak berkas yang harus di tandatangani," jawab Nova gugup membuat Reza mengangguk."Oh, ya sudah kamu pulanglah, semua berkas akan saya bawa pulang dan saya tandatangani di rumah," jawab Reza datar lalu ia kembali berjalan menuju ruangannya.Sampai di ruangannya Reza duduk di kursinya lalu menyandarkan kepalanya sambil tersenyum, tanpa ia sadari sadari ternyata Nova mengikutinya dan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Terima

    "Gila kamu ya! Naya istriku, gak usah aneh-aneh," bantah Reza dengan tegas membuat Alex terkekeh lalu gelang-gelang. "Jelas-jelas kamu cemburu, masih aja bilang gak tau perasaanmu sendiri, munafik bro, jangan sampe kamu nyesal di saat Naya sudah berada di pelukan laki-laki lain," nasehat Alex membuat Reza bungkam."No! Naya gak seperti itu dia gadis polos dan penurut, dia gak mungkin buka hati secepat itu," bantah Reza mambuat Alex mengerutkan keningnya."Why not? Justru hati perempuan itu mudah luluh saat ia menemukan laki-laki yang benar-benar baik, tulus dan mencintainya apa adanya," Alex sengaja mengompor-ngompori Reza."Udah ah malas, saya mau balik ke kantor lagi," lanjut Reza lalu ia meninggalkan Alex yang masih saja menertawakan dirinya. "Dasar aneh," gumam Alex. "O iya mau ke pabrik kapan?" tanya Alex sedikit berteriak membuat Reza kembali menoleh."Kapanpun saya mau, saya udah tau jalannya," jawab Reza membuat Alex melongo. "Heh! Itu pabrik saya ya," kesal Alex yang tidak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Penyesalan Mertua Jahat    Niat mertua Jahat

    Di perjalanan pulang, Nova benar-benar tidak menyangka kalo Reza menemui Naya diam-diam, rasanya mulutnya sudah gatal untuk menceritakan semuanya kepada Neni. Sampai di rumah Reza, Nova langsung tergesa-gesa turun dari mobil, rasanya ia sudah ingin menceritakan semuanya pada Neni. "Tante … Tante!" teriaknya begitu sampai di ambang pintu membuat Neni yang sedang mengotak-atik ponselnya sambil rebahan langsung menoleh. "Eh Nova, kenapa kok teriak-teriak?" tanya Neni, tanpa membuang waktu Nova langsung masuk dan duduk di dekat Neni. "Gawat Tante, gawat!" ucapnya heboh membuat Neni bingung. "Gawat? Apanya yang gawat?" tanya Neni membuat Nova langsung mengatur nafasnya. "Dugaan Tante benar, Mas Reza sering keluar-keluar untuk menemui Naya!" jawabnya membuat Neni langsung duduk. Deg! "What?!" pekik Neni yang dibalas anggukan oleh Nova. "Kamu tau darimana?" tanya Neni masih belum percaya membuat Nova langsung menarik nafas dalam-dalam sambil mendongak. "Nih Tante aku kasih tau, baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Penyesalan Mertua Jahat    tidak sengaja

    Dua hari kemudian, Neni meminta Nova untuk menemaninya ke pabrik tempat Naya kerja. Nova menyelesaikan sebagian pekerjaannya lalu berniat meminta izin pulang terlebih dahulu.Tok! Tok! Tok! "Masuk," sahut Reza. Nova masuk kemudian berjalan mendekati meja Reza. Sebelumnya ia membuka bagian atas pakaiannya lalu menarik roknya agar terlihat lebih mini."Pak ini berkas-berkas penting yang harus si tanda tangani," ucap Nova barusaha membuat Reza agar mendongak melihatnya yang sudah sengaja berpakaian seksi."Oh, taro aja disitu, nanti saya tanda tangani," jawab Reza tanpa mendongak membuat Nova langsung mendengus kesal lalu menghela nafas panjang."Aku izin pulang duluan, Pak," lanjut Nova dengan nada yang masih sedikit kesal membuat Reza menoleh sekilas. Ia sedikit kaget melihat pakaian Nova, detik kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah lain."Kenapa?" tanya Reza. "Ada sedikit urusan Pak," jawab Nova yang dibalas anggukan oleh Reza. "Ya sudah," jawab Reza sedatar mungkin membuat Nov

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Penyesalan Mertua Jahat    Neni panik

    "O iya Kak Reza ya, apa kabar ya dia? Udah lama gak ketemu sebulan lebih, mungkin dia udah bahagia kali, dia juga gak bakalan pernah nyariin perempuan kayak aku sih, buat apa? Susah ya berhubungan sama orang kaya," ujar Naya membuat Silvi merasa tidak enak."Nay … maaf, aku gak sengaja," pinta Silvi memelas membuat Naya menoleh detik kemudian ia tertawa melihat ekspresi Silvi yang begitu lucu."Hahah apasih? Aku mah gak apa-apa, toh sadar juga aku bukan siapa-siapanya walaupun di hari kami berpisah, sempat ada omongan pisah baik-baik, tapi taulah itu cuma basa-basi biar gak terlalu sedih," lanjut Naya membuat Silvi langsung serba salah, harusnya temannya tersebut berbahagia sekarang bukannya malah bersedih."Nay maaf …," lagi-lagi Silvi memelas membuat Naya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak berlarut-larut."Udah-udah ayok kesana," ajak Naya membuat Silvi mau tidak mau mengangguk, sebenarnya ia masih tidak enak dengan Naya.'Gini nih kalo mulut mau bercanda terus, ah b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15

Bab terbaru

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Bisa Kabur Lagi

    [Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova

    "Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Hamil

    Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse

  • Penyesalan Mertua Jahat    Sadar

    Setelah Dokter pulang Reza belum kunjung sadar membuat rasa takut dan panik masih menghantui Naya dan yang lainnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di halaman. "Siapa yang datang Rey?" tanya Naya, Rey langsung melihat ke arah jendela. "Bang Alex, Kak." jawab Rey membuat Naya mangut-mangut. "Assalamualaikum, waduh rame banget ini, ada apa?" ucap Alex yang sudah berdiri diambang pintu kamar membuat yang lain menoleh. "Walaikumsalam." "Eh … kenapa ini? Reza kenapa?" tanya Alex bingung. "Pingsan Kak." "Hah? Kok bisa?" tanya Alex lagi. "Gak tau tadi lagi berdua doang disini sama Zahra, tiba-tiba aku datang Kak Reza udah gak sadarkan diri di tambah Zahra duduk di dadanya." terang Naya membuat Alex kaget sekaligus lucu mendengarnya. "Zahra mana?" "Tuh." tunjuk Naya, Zahra yang sedang asik dengan bonekanya tidak menyadari Alex sudah di dekatnya. "Zahra …" "Ha …" sahut Zahra sambil mendongak membuat Alex gemas lalu mencubit pipi gembul itu.

  • Penyesalan Mertua Jahat    Terbentur

    Keesokan harinya Naya bangun terlebih dahulu, ia melihat Reza masih tidur pulas. Tanpa membuang waktu ia langsung mengerjakan tugasnya sebagaimana ia seorang istri. Pukul 5.30 Naya mendekati Reza pelan-pelan ia mulai membangunkan suaminya itu. "Kak ..." panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan tangan Reza membuat sang empu mulai terusik kemudian membuka matanya. "Hem." dehem Reza lalu ia bangkit dari ranjang menunaikan ibadah sholat subuh. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu ia memilih keluar dari kamar. 15 menit kemudian Reza sudah selesai melakukan sholat, ia bangkit lalu melihat ke arah ranjang Zahra. Dan benar saja anak kecil itu sudah duduk disana membuat bibir Reza tersenyum lalu ia menggendong Zahra. "Anak kecil udah bangun?" ucap Reza membuat Naya mengusap-usap wajahnya. "Ayo kita cuci muka dulu biar gak ngantuk lagi." lanjut Reza lalu ia membawa Zahra ke kamar mandi mengusap air ke wajah Zahra. Hal itu membuat Zahra sedikit kaget kar

  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertemu

    Tiba-tiba saja air mata Naya semakin deras memastikan yang didepannya itu adalah RezaBegitu Reza sangat dekat Naya bahu Naya kembali bergetar hebat seolah-olah memberitahu jika dirinya tidak sedang baik-baik saja."Hiks ... Kakak ..." pinta Naya selirih mungkin membuat laki-laki itu membuka kacamatanya lalu menatap Naya bingung."Kakak baik-baik aja kah?""Kamu siapa ya?"Jleb!Naya langsung luruh ke lantai ia tidak bisa lah menopang tubuhnya."Eh ... Kenapa kamu malah duduk? Apa kamu mengenal saya?" tanya Reza membuat Naya tidak bisa menjawab apa-apa lagi."Eh Bu ... Kenapa ini?" tiba-tiba security menghampiri Naya yang duduk di lantai."Mbak kenapa ayo saya bantu berdiri saya antarkan pulang ya Mbak." ucap satpam tersebut karena ia sudah benar-benar kasihan sama Naya.Naya hanya diam dibantu security tersebut untuk berdiri matanya terus menatap Reza tapi lidahnya sudah kaku dan kelu."Ayo Mbak jangan begini terus setiap hari kasian keluarga Mbak." nasehat security tersebut."Saya b

DMCA.com Protection Status