Share

Bab 11.

Author: Vita Zhao
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading.

Wajah Zayla terlihat sangat pucat. Sudah satu bulan ini ia disibukkan dengan aktivitas di kampus, belum lagi aktivitasnya di rumah yang sangat berat, sehingga membuat tenaganya melemah. Kurangnya istirahat membuat kekebalan tubuh Zayla menurun.

Akan tetapi, Zayla berusaha terlihat baik-baik saja di depan sang kakak agar tak mendapatkan omelan lagi karena sudah menjadi wanita lemah. Mengenai nasibnya di kampus yang selalu ditekan dan diancam oleh Rula membuat psikisnya sedikit terguncang. Bahkan saat pulang ke rumah pun ia harus dihadapkan dengan kemesraan sang kakak dengan kekasihnya yang tidak Zayla sukai.

Seperti sekarang, Bianca duduk di atas pangkuan Arion dengan tangan yang bergerak nakal. Zayla merasa tidak rela jika sampai kakaknya dinodai oleh wanita seperti Bianca itu. Entah kenapa feelingnya mengatakan bahwa kekasih sang kakak bukanlah wanita baik-baik.

"Sarapannya sudah siap, Kak. Kalau begitu aku ke kamar dulu dan be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 12.

    Happy Reading. "Aakh! Lepas! Sakit, Kak Rula," rintih Zayla di ruangan toilet. Rambutnya ditarik paksa oleh kakak seniornya itu seperti halnya apa yang dilakukan oleh Arion kemarin. "Kau mau cari mati ternyata ya. Sudah aku tegaskan agar kamu menjauhi Ansel, tapi apa, kalian justru semakin lengket bahkan pulang bersama," Rula semakin kencang menarik rambut Zayla sehingga wanita itu tak bisa berkata-kata dari saking sakitnya. "Memangnya apa salahku, Kak. Kalian juga enggak punya hubungan apa pun, dan aku hanya temenan sama kak Ansel, enggak lebih," papar Zayla berusaha meluruskan kesalahpahaman yang ada. "Heh! Ansel itu milikku! Aku enggak mau dengar alasan apa pun dari mulutmu itu. Pokoknya kamu harus menjauhi Ansel, paham!" Rula menghempas rambut Zayla begitu kasar, sampai gadis cantik itu membentur dinding toilet. Beruntung tidak ada mahasiswa lain di dalam sana sehingga perbuatan Rula tidak ada yang tahu. Zayla menangis di depan c

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 13.

    Happy Reading. Hati Zayla benar-benar hancur, kenyataan bahwa dirinya hanya anak angkat sungguh meruntuhkan semangat hidupnya. Kenapa mama dan papanya menutupi kebenaran itu selama mereka ada? Kenapa baru sekarang Arion mengatakannya? "Kak Ion pasti bohong. Dia hanya marah sama aku karena aku pulang sama kak Ansel. Dia berkata seperti itu agar aku tak lagi membuatnya marah." Monolog Zayla dengan kedua mata sembabnya. Ia belum bisa memejamkan mata barang sedetikpun, karena terus terngiang akan perkataan Arion di pikirannya. Akan tetapi, bukti yang ditunjukkan Arion pada saat dirinya diambil dari panti asuhan, kembali mematahkan semangat hidupnya. Zayla terlalu naif untuk mengakui kebenaran tersebut. Ia hanya takut dibuang oleh Arion di saat ia tidak mempunyai siapa pun di dunia ini.Zayla meraih ponselnya yang baru dikembalikan oleh Arion beberapa waktu yang lalu. Ia mencari nama Serly di kontaknya, kemudian meneleponnya untuk mengutarakan apa y

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 14.

    Happy Reading. "Kenapa wajahmu ditekuk begitu, Sayang?" Ucap Bianca kepada Arion. Hari ini ia sengaja pergi ke kantor ayahnya supaya bisa bertemu dengan Arion. Yeah, Bianca adalah putri pertama dari Juanda, pemilik pertama perusahaan Rengganis yang sekarang telah dikuasai sepenuhnya oleh Arion. "Ngapain kemari?" Arion menatap tak suka kepada wanita seksi itu. Sebenarnya ia sama sekali tidak tertarik dengan Bianca setelah wanita itu mengkhianatinya, dulu. Ia hanya ingin membuat Zayla tak tenang saat memikirkannya begitu ia dan Bianca berduaan di dalam rumah. Arion dapat melihat bahwa Zayla tidak menyukai hubungannya dan Bianca karena terlalu intim saat di hadapan adik angkatnya itu. Tentu saja Arion sengaja pmembuat perasaan Zayla kacau, karena sejak dulu, kedua orang tuanya selalu mengingatkan agar Arion tidak berpacaran sampai diluar batas. Sedangkan Zayla tidak bisa mengingatkan akan hal itu sekarang, karena Arion selalu menentang semua nasehat dariny

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 15.

    Happy Reading. "Ada apa, Ansel?" Ucap wanita paruh baya bernama Rina yang tak lain adalah mamanya Ansel sendiri. Baru sekarang sang putra pulang dalam keadaan wajah murung. "Aku kepikiran sama Zayla, Ma," jawab Ansel jujur. Ia memang selalu menceritakan tentang Zayla kepada sang mama setiap pulang ke rumah. "Ada apa dengannya?" entah kenapa Rina sangat penasaran dengan kisah kehidupan Zayla. "Dia diperlakukan tidak baik oleh kakaknya gara-gara kedatangan aku ke rumahnya," wajah Ansel menunjukkan rasa bersalah yang teramat besar. "Ceritakan semuanya sama mama, Nak," desak Rina ikut prihatin dengan kisah Zayla tersebut. Baru kali ini ia merasa penasaran terhadap kehidupan orang luar hanya dengan mendengar cerita sang putra. Ansel lebih dulu duduk di sofa ruang tengah sebelum ia menceritakan semuanya kepada sang mama. Perasaannya sangat tidak nyaman saat membayangkan keadaan Zayla yang ia tinggalkan dalam situasi menegangkan t

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 16.

    Happy Reading. WARNING! ADEGAN 21++! YANG MASIH DI BAWAH UMUR DIHARAP JANGAN MEMBACA BAB INI. "Kak Ion mau apa?" Zayla merasa akan ada kejadian buruk yang menimpa dirinya saat melihat gerak-gerik sang kakak di hadapannya. "Kenapa? Apa kau takut, hum?" suara Arion terdengar begitu menyeramkan, membuat Zayla semakin tak tenang. "Kau terlalu nakal, Zayla. Aku sudah berbaik hati memberikan kebebasan untuk kamu di luar sana. Tapi apa, kamu justru berbuat hal yang sangat aku benci," desis Arion seraya mendorong Zayla hingga terjatuh ke dalam bathtub. "Aku mohon, maafin aku, Kak," hanya kata maaf yang selalu Zayla ucapkan, berharap sang kakak mau melepaskannya. Arion sama sekali tak mengindahkan permohonan Zayla. Ia menyeringai saat melihat penampilan sang adik yang sangat acak-acakan. "Kau harus menerima hukuman dariku agar tak lagi berbuat semena-mena, dan enggak membawa pria asing ke rumah ini lagi. Apa kau tahu bahwa tindakanmu itu laya

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 17.

    Happy Reading. Pagi-pagi sekali Arion sudah berpakaian rapi. Hari ini ia akan terbang ke kota A menggunakan jet pribadi karena ada hal mendesak. Begitu sampai di lantai bawah, Arion melirik ke arah kamar belakang yang cukup jauh dari tempat ia berdiri. Ada rasa bersalah setelah apa yang telah ia lakukan terhadap Zayla semalam. Namun, Arion lekas menepis perasaan bersalah tersebut dan berkata bahwa Zayla pantas mendapatkan hukuman itu darinya. Yang seharusnya di meja makan telah siap sarapan pagi, tapi tidak dengan sekarang. Zayla masih enggan untuk keluar dari dalam kamar, ia takut jika harus bertemu dan bertatap muka dengan Arion. Sungguh Zayla masih trauma. Bayangan saat Arion menjamahnya dengan kasar membuat hatinya kembali sakit. Arion pun menaiki jet pribadinya yang standby di halaman rumah besar itu. Ia sama sekali tidak perduli dengan keadaan Zayla di dalam kamarnya yang entah sedang apa. Namun, percayalah bahwa Arion tidak tenang mulai semalam s

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 18.

    Happy Reading. Dua hari terlah berlalu. Zayla terlihat seperti mayat hidup, dengan wajah yang sangat pucat, dan tubuhnya yang kurus. Selama dua hari ini ia tidak menyentuh makanan sama sekali, air putih pun yang minum beberapa tetes saja. Zayla seolah sengaja menyakiti dirinya sendiri supaya bisa cepat pergi dari dunia ini. Mati, itulah yang Zayla inginkan. Kepalanya terasa sangat pusing karena kurangnya asupan serta dehidrasi. Bahkan pria yang ia tunggu permintaan maafnya sudah tak lagi menampakkan batang hidungnya. Mungkin benar bahwa Arion sengaja meninggalkan Zayla seorang diri di sana karena menginginkan wanita cantik itu pergi dengan sendirinya dari rumah tersebut. Zayla tersenyum miris. Ia beranjak dari tempat tidur dengan sisa tenaganya yang sangat lemah. Perlahan Zayla sedikit membenahi pakaian serta penampilannya agar tidak terlihat seperti orang gila, kemudian ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Tak lupa Zayla juga me

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 19.

    Happy Reading. Kota A. Tepatnya di perusahaan Wesley. "Anda salah sasaran, Tuan. Nona Zayla murni tidak bersalah dalam kecelakaan itu. Di dalam rekaman CCTV terlihat jelas bahwa nona Zayla sempat menolak saat diajak pergi oleh tuan dan nyonya besar. Bukan nona Zayla yang mengajak mereka, Tuan. Bahkan saat dalam perjalanan ke mall, mobil yang tumpangi oleh kedua orang tua anda sudah berputar arah dan hendak kembali ke rumah,""Namun, ada sebuah mobil yang menabrak mobil tuan besar dari arah samping, hingga menyebabkan mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan. Semuanya dibuat seolah-olah kecelakaan itu murni kecelakaan biasa, karena sang pelaku termasuk orang yang sangat cerdik. Sayangnya, dia juga termasuk orang yang bodoh karena melupakan jejak yang tertinggal,"Zack mengungkapkan kebenaran mengenai kecelakaan beberapa minggu yang lalu. Bukan tanpa alasan juga Zack berusaha mati-matian mengumpulkan bukti tersebut, tapi ia ada seseorang y

Latest chapter

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 109.

    Happy Reading. 2 tahun kemudian. "Mama Biel mau cucu," teriak bocah berusia 2 tahun setengah sambil merengek manja minta dibuatin susu. Logatnya masih belepotan dan dibuat buat cadel, padahal Gabriel sudah bisa mengucapkan huruf R, hanya saja bocah itu kadang manja dan berbicara seperti itu. "Iya, sayang. tunggu sebentar. Mama lagi ganti popok adik kamu," balas Zayla dari dalam kamar. Yeah, dia sudah punya anak lagi berjenis kelamin perempuan. "Mana biar aku yang ganti pokok si cantik, kamu temui Gabriel sebelum anak itu berulah," Arion mengambil alih pekerjaan sang istri yang belum selesai mengganti popok sang putri. "Makasih, Dear," satu kecupan mendarat sempurna di pipi Arion dari sang istri tercinta. Arion tersenyum lembut kepada bayi mungil nan cantik versi dirinya perempuan. Kedua anaknya mewarisi wajah Arion semua, Zayla hanya mengandung dan melahirkannya tanpa ada satupun anak-anaknya yang mirip dengannya. Gisella Arieta Wesley, nama yang cantik secantik wajah bayi mung

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 108.

    Happy Reading. Randy menatap sang adik yang baru pulang dari cafe depan setelah makan siang bersama dengan Johan. Wajah ibu hamil itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah sudah mati rasa akan cinta. Ah, bukankah Laudya memang tidak pernah jatuh cinta selama ini? Kepada Rafly pun ia tidak merasakannya dan cuma sebatas partner ranjang saja. "Gimana?" cetus Randy bertanya kepada sang adik, ia sangat penasaran proses Johan mendekati adiknya tersebut. "Gimana apanya?" Laudya justru bertanya balik karena tak mengerti dengan maksud dari ucapan sang Kakak. "Acara makan siang tadi," Randy tidak langsung to the point, tangannya meletakkan lap meja yang sedari tadi ia genggam sehabis membersihkan tempat di sana karena sebentar lagi toko kue akan segera tutup. "Lancar," jawab Laudya sekenanya, ia tidak berpikir kalau pertanyaan sang Kakak mengarahkan pada hal lain bukan pada acara makan siang saja. Randy menghela nafas kasar karena sang adik tak kunjung mengerti maksud perkataannya, s

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 107.

    Happy Reading. Kota D. Laudya dan Randy sukses memulai hidup baru hanya berdua di sana. Kehamilan Laudya sudah berusia 3 bulan, dia sangat sehat dan bisa bekerja dari rumah dengan membuka usaha usaha kecil-kecilan, yaitu toko kue aneka rasa. Sisa uang pemberian dari Rafly masih sangat banyak, tetapi tidak Laudya pakai semuanya karena dipersiapkan untuk biaya persalinannya nanti. Sekarang tabungannya mulai menipis setelah membuka toko kue dengan biaya pembelian tanah yang cukup mahal. Meskipun mereka tinggal jauh dari kota besar, tetap saja apa-apa serba mahal. Itupun menghabiskan hampir semua tabungan yang Laudya punya. Sebagian kecil ia sisakan untuk calon anaknya nanti. Laudya memang berbakat di bidang pembuatan kue sesuai dengan kemampuannya selama ini. Sebelumnya dia juga bekerja di pabrik kue pie dan kek, sekarang dia tidak akan kesulitan jika membuka toko kue kecil-kecilan karena sudah berpengalaman di bidang tersebut. Akan tetapi, Laudya sedikit bimbang karena semakin bert

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 106.

    Happy Reading. Waktu berlalu sangat cepat, tak terasa sudah dua bulan dari kematian Juanda. Semua orang sudah kembali pada aktivitasnya masing-masing, begitu juga dengan Zayla yang kembali memasuki kuliah di fakultas yang sama dengan Serly. Kehadirannya di sana disambut hangat oleh teman-temannya di kampus. Mengenai Gabriel sudah ada Ririn yang menjaganya selama Zayla beraktivitas di kampus. "Aku seneng banget bisa menikmati suasana kampus walaupun di kampus yang berbeda. Tapi, di sini aku mendapatkan kenyamanan yang sangat luar biasa yang enggak aku dapatkan di kampus sebelumnya," ucap Zayla sambil menikmati suasana taman di belakang kampus. "Aku ikut bahagia, Zay. Ini adalah impianku dari dulu bisa satu kampus sama kamu," Serly tersenyum senang kepada sahabat sekaligus adik iparnya itu. "Uh, sayang banyak sama Kakak iparku yang cantik ini," pelukan hangat Zayla berikan kepada Serly, mereka berdua sama-sama bahagia akan hal itu. Takdir berpihak kepadanya sehingga tetap menyatukan

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 105.

    Happy Reading. Rula menangis histeris saat mengetahui bahwa Papanya sudah meninggal dalam keadaan mengenaskan. Sungguh hatinya sangat sakit, walaupun ia tahu orang seperti apa sang Papa, tetap saja tidak ada seorang anak yang membenci Papanya sendiri. Roger mendekati sang istri yang duduk di samping makam mertuanya. Padahal dia belum sempat bertatap muka dengan Juanda bahkan di hari pernikahannya sekalipun dia tidak bisa menghubunginya. Roger menyerahkan semuanya ke wali hakim saat melaksanakan acara pernikahan kala itu bersama Rula. "Jangan menangis, kasian anak kita," ucap Roger memperingatkan sang istri akan calon anaknya. "Kamu enggak tahu rasanya kehilangan orang yang paling kamu cintai di dunia ini. Papa adalah cinta pertamaku, bagaimana mungkin aku baik-baik saja setelah kepergiannya, apa kamu waras berkata seperti itu, huh!" akibat terlalu sedih, Rula marah-marah kepada suaminya sendiri dan salah mengartikan ucapan Roger barusan. 'Sabar Roger, hormon ibu hamil memang naik

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 104.

    Happy Reading. Jika kemarin adalah hari bahagia bagi Ansel dan Serly, sekarang adalah hari terbahagia bagi Zayla dan Arion. Sesuai yang telah direncanakan, mereka berdua melangsungkan acara resepsi pernikahan di sebuah hotel bintang 5 milik keluarganya sendiri di tengah-tengah kota. Tamu yang hadir melebihi banyaknya tamu Ansel dan Serly 2 minggu yang lalu, sekarang pengantin baru itu turut andil dalam pernikahan Zayla dan Arion. Bahkan mereka lah yang meng-handle semua persiapan acara tersebut. Semua anggota keluarga mengucapkan selamat kepada sang pengantin baru, yeah anggaplah begitu walaupun mereka sudah lama resmi menjadi pasangan suami istri. Sekarang hanyalah pesta perayaannya yang digelar sangat mewah. "Aku enggak nyangka bisa hidup bersamamu," ucap Arion tak melepaskan genggaman tangannya kepada sang istri. "Aneh ya, Kak. Kita dibesarkan sebagai Kakak dan Adik, eh sekarang malah jadi pasangan suami istri," balas Saya terkekeh kecil. "Andaikan Mama sama Papa masih ada, me

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 103.

    Happy Reading. Laudya menunggu sang Kakak di depan rumah, hatinya begitu resah, ia benar-benar mencemaskan Kakaknya yang pergi entah ke mana. Hingga datang sebuah taksi dan berhenti di dekatnya, ternyata Randy penumpang dari taksi tersebut. "Kakak dari mana, aku cariin dari tadi," ucap Laudya menghampiri sang Kakak, wajahnya terlihat sangat lesu seolah ada beban berat di pundaknya. "Maaf, sudah membuat mu khawatir. Ayo ke dalam ada yang mau Kakak bicarakan," setelah membayar taksi barusan Randy masuk ke dalam rumah diikuti oleh Adiknya. "Mau bicara soal apa, Kak?" tanya Laudya begitu penasaran, tatapannya tak lepas dari wajah sang Kakak yang tak bersemangat. "Besok kita akan pindah ke luar kota, kita mulai semuanya dari nol, kita besarkan anak kamu bersama-sama. Jangan pernah menghubungi pria itu dengan tujuan meminta tanggung jawab, jangan merendahkan harga diri kamu di depan pria brengsek seperti itu. Ada Kakak yang selalu ada buat kamu, asalkan kita sama-sama jujur dalam hal a

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 102.

    Happy Reading. Tanpa sepengetahuan Laudya, Randy mencari alamat rumah pria yang sudah menghamili adiknya. Ia harus meminta pertanggungjawaban kepada pria itu apa pun yang terjadi, Randy tidak mau Laudya hamil tanpa suami. Berbekalkan nomor Rafly yang ia curi dari ponsel adiknya, Randy nekat pergi ke rumah pria itu yang katanya ada di tengah-tengah kota. Randy mendapatkan informasi itu dari sosial media yang ternyata Rafly bukanlah orang sembarangan. Dari semalam Randy menghubungi nomor Rafly tetapi tak ada jawaban dari sana, membuat Randy semakin kalang kabut dibuatnya. Tentu saja Rafly tidak bisa dihubungi, ia sedang patah hati dan mengurung diri di dalam kamarnya sejak semalam. Lebih tepatnya setelah ia menjadi pusat perhatian di pesta pernikahan Serly yang tak sengaja menjatuhkan gelas di dekat pintu ruang acara. Tok! Tok! Tok! "Raf, ada yang cari kamu di bawah, turun yuk," ucap Mayang dari balik pintu kamar, ia paham bagaimana perasaan putranya saat ini, karena itulah ia mema

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 101.

    Happy Reading. Malam yang seharusnya menjadi malam pertama yang indah bagi pengantin baru, tidak dengan Serly dan Sean. Pengantin wanita mengadakan sidang keluarga di ball room hotel setelah para tamu undangan pulang semua. "Jelaskan kenapa bisa seperti ini?" cetus Serly menatap satu persatu wajah orang-orang yang sudah membohonginya. "Pa, Ma, Siapa yang akan menjelaskannya?" cecar Serly menatap kedua orang tuanya, mereka berdua juga tidak tahu harus menjelaskannya dari mana. "Begini saja, Nak. Bagaimana kalau Ansel yang menjelaskannya secara detail sama kamu di kamar," tawar Rina kepada sang menantu, ia juga enggan mengatakan secara langsung bagaimana asal mula rencana itu tersusun. Tatapan Serly menghunus tajam pada sang suami yang duduk di sampingnya, menuntut persetujuan dari suaminya itu. "Baiklah, aku yang akan menceritakan semuanya sama kamu. Kalau begitu ayo kita ke kamar, kasian orang tua kita pasti kelelahan dan ingin beristirahat," kata Ansel menatap sendu, Ia takut is

DMCA.com Protection Status