Share

45. Kejutan 2

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mereka bersama tidak hentinya memojokkan Alaric. Rendra yang melihat putrinya di balik masker hanya menatapnya sesaat, tidak dapat di pungkiri hatinya begitu camat memikirkan putrinya jika sampai tertangkap oleh Alaric maka semua akan hancur.

Usahanya akan sia-sia jika hal itu benar-benar terjadi. Rendra kembali fokus tujuan utamanya. Alaric tak bergeming dengan serangan yang di berikan Edison, dan juga dirinya. Terbesit rasa curiga melihat tamu yang biasa walau berapa dari mereka mengambil ponselnya untuk merekam kejadian di pesta pernikahan Alaric dan Alice.

"Alice turun, paman tidak ingin kamu jadi korban. Seperti yang dikatakan oleh Rendra jika suamimu itu adalah seorang pembunuh dingin. Dia begitu kejam dan paman tahu kamu sekarang sedang diancam olehnya. Kamu jangan takut ikut paman, tidak ada yang bisa menyelamatkan kamu dari pria seperti dia. Jika bukan Paman siapa lagi? Kamu sudah tidak memiliki saudara yang mampu untuk melindungi kamu selain paman."

Alice bergeming seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penjara Cinta Sang Sultan   46. Kejutan 3.

    Wajah mereka pias terlebih wajah Geya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya wajah pucat pasi, tanpa sengaja tatapan mereka beradu. "Bagaimana bisa? Bukankah?" gumam Geya."Mama bicara sesuatu? Ada apa?" Federica memperhatikan wajah ibunya yang berusaha seketika."T– tidak, ada. Kenapa? Apa kamu memerhatikan mama? Apa kamu berfikir yang tidak-tidak tentang mama?" cecar Geya."Aku tidak bicara begitu, tapi kenapa mama bicara seperti itu? Atau Mama tengah memikirkan hal itu?" Federica menatap intens ibunya yang terlihat gugup. Bahkan saat kehadiran kakeknya wajah Geya pucat pasi, tidak seperti saat masuk wajahnya garang."Paman sejak awal aku menghargai persaudaraan antara anda dengan istri saya. Tetapi, sisi lain anda tahu sikap diam saya karena apa," Alaric menjeda ucapannya, tangannya yang terlihat ramping namun kokoh itu dengan lembut menarik pinggang Alice."Apa maksud kamu?" Edison, merasa jika kondisinya akan berbalik arah padanya."Perlu aku jelaskan d sini?""Jangan kuran

  • Penjara Cinta Sang Sultan   47. Menyerahkan Diri

    Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Harta, tahta dan wanita tiga hal yang tak bisa di pisahkan dari kaum laki-laki. Begitu juga dengan Edison sepak terjangnya di dunia bisnis dan dunia malam begitu kontras. Sikapnya yang begitu tergila-gila pada wanita yang kini menjadi istrinya, apapun yang di katakannya akan menjadi perintah baginya termasuk rencana untuk menyingkirkan saudara kembarnya, hanya karena harta yang mereka miliki sehingga membuat Edison gelap mata.Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan diri. Bukti dan saksi telah di perlihatkan Edison dan Geya hanya bisa pasrah menerima takdir mereka sekarang.Begitu pula dengan Rendra, meksi bukti itu tidak mampu menjeratnya namun, putrinya Carissa telah kembali tinggal dibalik jeruji besi karena terbukti dengan obat di tangannya untuk membunuh Alice."Kamu gila, Alaric! Tidak sedikit pun kamu berusaha untuk maafkan aku? Aku wanita yang mencintaimu tanpa syarat. Aku melakukan semua ini karena aku cinta sam

  • Penjara Cinta Sang Sultan   48. Menyerahkan Diri 2

    Alaric menelan ludahnya susah payah. Kenapa? Ya, kenapa tidak sejak dulu ia menyelamatkan Alice dari pria yang egois seperti Albert."Bagaimana aku bisa menyelamatkan kamu, darinya? Jika kamu enggan untuk mengenaliku. Ya, kamu pasti lupa tapi aku mengingat semua setiap detik dimana kita pernah bertemu untuk pertama kalinya. Bahkan, saat aku tidak sengaja menabrak kamu, mungkin kamu lupa buktinya saat itu kamu tidak pernah bersedia memandangku tatapanmu hanya terfokus pada satu titik yaitu Albert. Maafkan kebodohanku yang membiarkan kamu bersama pria seperti dia tapi mulai hari ini disaat aku mendapatkan mu di sana pula aku berjanji untuk tetap menjagamu, melindungi mu. Tidak satupun orang yang bisa menyakiti meskipun aku pernah mengalami kegagalan di mana ibuku sudah menyakitimu maka dari itu aku belajar bahwa aku harus berada di samping kamu selamanya. Aku berjanji demi kamu dan anak kita, aku akan merubah diriku seperti yang kamu inginkan," Alaric menggenggam tangan lembut Alice."

  • Penjara Cinta Sang Sultan   49. Permintaan Izora

    "Apa maksud kamu, Alice?" "Apa kurang jelas yang aku katakan? Kamu begitu egois. Tanpa memikirkan perasaan orang lain tapi kamu, sudahlah. Sebaiknya kamu pergi dari sini. Aku tidak akan membebaskan orang tuamu." "Prang tuaku paman dan bibimu, Alice. Harusnya kamu melupakan kejadian yang sudah lama. Toh, kamu masih hidup sampai detik ini!" sergah Federica."Apa kamu bilang? Melupakan? Bahkan aku ingin memberikan kesaksian agar mereka yang membuat orang tuaku meninggal di hukum mati! Enak banget kamu bicara seperti itu, kamu bicara seakan-akan kamu hidup paling menderita tapi lihat aku sejak lama menjadi babu kamu. Sedangkan aku adalah pemilik perusahaan dan kekayaan yang kamu dan orang tuamu gunakan! Sungguh miris akal sehat tak berguna!" Alice mengeluarkan seluruh emosinya. Emosi yang sejak lama ia pendam kini terkuak begitu saja."Kamu gila Alice! Ternyata kamu lebih gila dari keluargaku, kamu lupa bagaimana kami sudah memberikan terbaik untukmu dan kamu–" ucapan Federica terhenti

  • Penjara Cinta Sang Sultan   50. Permintaan Izora

    "Alice bicaralah yang sopan. Aku ini lebih tua dari kamu, lagi pula kamu pernah akan menjadi menantuku. Bagaimana bisa bicara kasar seperti ini?" Izora salah tingkah, meski begitu ia tetap berusaha untuk membujuk Alice."Sikap seperti apa yang bibi inginkan?" "Em,. Alice, boleh ibu jujur padamu? Ibu ingin kamu tetap menjadi menantu ibu. Sejak dulu ibu tidak suka Federica sampai saat ini tak kunjung hamil tapi kamu, belum lama menikah tapi sudah hamil. Ibu mohon kembalilah pada Albert, bukankah dulu kamu cinta mati sama dia? Satu rahasia yang ingin ibu ceritakan padamu, ini mengenai –" Izora memperhatikan mimik wajah Alice yang tak berubah, tetap tenang.Tak jauh berbeda yang terlihat oleh Izora, Alice bersikap tenang namun di balik itu semua Alice memendam amarah yang sejak lama ia simpan. Tenaganya telah habis terkuras karena kehadiran Federica. Tujuannya ke rumah kakek menginginkan moodnya kembali tetapi hal itu tak mungkin, kini Alice berhadapan dengan ibu mantan tunangannya yan

  • Penjara Cinta Sang Sultan   51. Menyesal

    Untuk pertama kalinya Federica menemui juru bicara keluarganya, sejak kecurigaannya tentang Gisella adalah saudaranya membuat Federica menjauh. Seakan jurang di antara mereka semakin terbentang luas. Tak ada niat Federica mengutarakan semua yang terjadi pada mereka berdua."Ada apa nona datang kemari? Saya sudah di pecat oleh kakek anda. Tidak mungkin nona datang tanpa ada tujuan," Gisella, dengan sikapnya yang ramah dengan tenang menghadapi sikap arogan mantan majikannya."Kamu masih hebat untuk menduga tujuanku, ke sini. Aku minta untuk tetap bekerja, tapi bukan juru bicara lagi. Melainkan bekerja untukku." "Untuk, nona?""Ya. Kenapa? Apa kamu takut aku tidak bisa membayar mu? Kamu pikir aku sudah bangkrut? Kamu salah Gisella, aku masih menjadi nona Ravindra. Jadi bekerjasama denganku maka hidupmu akan terjamin." Federica tersenyum, ia yakin jika Gisella membutuhkan uang untuk melanjutkan hidupnya setelah di pecat dari oleh kakeknya."Maaf, nona, aku tidak bisa menerima tawaran and

  • Penjara Cinta Sang Sultan   52. Menyesal 2

    "Gisella, tunggu!" kata yang tak sampai keluar dari bibirnya. Seakan tercekat di dalam tenggorokan."Gisella, maafkan mama, maafkan keegoisan mama!" Geya menangis meraung, tak sanggup tubuhnya berdiri semua bagaikan serpihan ingatan yang kembali menariknya ke dalam kejadian dua puluh tahun yang lalu."Sayang, jangan pergi semua demi anak kita. Aku siap menerima hukuman apapun darimu tapi tidak untuk meninggalkan anak kita. Aku berjanji akan bekerja lebih giat lagi untuk memenuhi semua keinginan kamu. Tolonglah untuk demi anak kita aku akan melakukan semua yang–" "Sudah cukup aku tidak mau mendengarkan apapun darimu urus saja anak itu. Aku tidak mau hidup menderita dengan kamu, aku tidak sudi hidup miskin tapi nyatanya kamu memberikan kemiskinan terus menerus padaku. Aku ingin hidup mewah. Aku ingin hidup berkelimpahan harta nyatanya sampai saat ini tidak aku dapatkan dari kamu, aku tidak mau mengurus anak dengan tubuh yang kusam seperti ini.Aku ingin seperti mereka, kamu tahu aku bi

  • Penjara Cinta Sang Sultan   53. Berlibur

    "Mama ingin aku kembali padanya?" "Jika bisa, kenapa tidak? Kalian pasangan yang serasi. Mama tahu hatinya hanya ada namamu. Kamu adalah laki-laki pertama yang dia kenal yang dicintai. Tidak ada salahnya jika kamu mencoba. Apa yang tadi mama katakan, dekati dan bicara dari hati ke hati mama rasa akan mudah mengambil hatinya maka akan kembali seperti semula dan kamu bisa melepaskan Federica." Semua bisa dilakukan jika mereka mencobanya gagal ataupun tidak itu urusan waktu. Alice adalah wanita yang sederhana baik hati dan mudah luluh Izora semakin percaya diri bahwa semua akan kembali seperti semula Albert akan kembali mendapatkan hati wanita itu. "Tidak perlu percaya diri seperti itu mah, dia sudah berbeda bukan Alice yang dulu lagi. Dia bahagia bersama suaminya laki-laki itu beruntung sudah mendapatkan wanita suci seperti Alice. Kita tidak perlu lagi mengusiknya kehidupan kita sudah berbeda." Albert sedikit ragu jika ia mampu mengambil hati wanita yang pernah singgah di hatinya.

Bab terbaru

  • Penjara Cinta Sang Sultan   65. Hidup Tenang TAMAT

    Acara yang sudah disusun sedemikian matang akhirnya gagal karena satu hal yang tidak mungkin dilakukan mengingat akan banyak orang yang akan terlibat di dalamnya Alaric tidak ingin mengambil resiko terlebih kejadian yang belum lama ini dialami oleh istri dan anaknya sehingga rencana pun berubah. Walau demikian Alice, sebagai istri tentu mendukung penuh apa yang diinginkan oleh sang suami. Tanpa mencampuri tangan orang banyak sang suami tentu bisa menjebloskan mereka ke dalam penjara. Hari-hari berlalu dengan tenang semua yang terlibat di dalamnya pun tentu merasa takut karena selama beberapa hari ini pun tidak ada yang mengusik ataupun bergerak untuk menangkap mereka justru sebaliknya keluarga kecil itu tengah berjalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan di kota."Sebenarnya apa yang di rencanakan, kamu?""Hum, kamu keberatan dengan ketenangan ini?"Alice menggeleng tentu tidak terganggu dengan ketenangan yang dibuat oleh sang suami namun selain itu ada hal yang membuatnya merasa

  • Penjara Cinta Sang Sultan   64. Terlibat

    "Ayah!!""Sayang, kamu tidak apa-apa?"Arka menggeleng cepat wajahnya ia benamkan dalam ceruk leher Alaric."Benar yang tante katakan tadi kan? Ayah akan datang untuk menyelamatkan kita. Tuan, Alaric terima kasih, sudah menyelamatkan kami.""Sayang apa mereka menyakitimu?"Arka kembali menggeleng sesaat memperhatikan Larissa yang menatapnya."Ayah, bawa aku pergi dari sini. Aku takut,""Ya, sayang, kita akan pergi."Alaric membawa Arka pergi tak lama langkahnya terhenti saat suara dari belakang terdengar."Tuan, anda tidak mengajakku pergi? Aku sudah berusaha untuk melindungi den Arka,"Tanpa mengatakan ataupun menjawab Alaric meninggalkannya begitu saja. Sesuatu terjadi dan putranya tengah ketakutan."Ben, urus wanita itu jangan biarkan salah satu lepas termasuk dia.""Baik, tuan.""Ayah, mama, mana?""Mama, sedang menunggu kita di rumah, nak. Anak ayah yang tampan dan hebat ini apa sudah bisa ceritakan pada ayah?"Arka terdiam tubuhnya terasa sedikit bergetar. Alaric tahu ada yang t

  • Penjara Cinta Sang Sultan   63. Disekap

    Alaric bersikap tenang membuat pria paruh baya mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tahu apa yang akan terjadi jika salah bicara bukan hanya dirinya tapi juga seluruh keluarga akan hancur bahkan kematiannya tidak akan terendus oleh pihak berwajib sehingga ia di nyatakan mati sewajarnya.Membayangkan hal itu membuat buku kuduknya berdiri tatapan yang terlihat tenang itu justru tatapan sebaliknya. Tatapan seorang pembunuh berdarah dingin, siapa tak kenal Alaric dalam dunia bisnis dan bawah dua orang yang di takuti banyak orang termasuk lawan bisnisnya."Haruskah aku percaya? Atau kau ingin kita bermain-main lebih dulu tuan?""Hahaha, becandamu tidak bisa membuatku tertawa. Tapi, sedikit menggelitik.""Tuan, cobalah untuk jujur agar tidak ada hal yang membuat kita tidak nyaman terlebih anda." "Boy, kau belum mengenalku sepertinya. Aku tidak pernah bermain-main dan apa yang aku katakan itu adalah sebuah kejujuran.""Oke, kali ini aku percaya tuan Rendra. Anggap saya percaya dengan perkataa

  • Penjara Cinta Sang Sultan   62. Kembalikan Anakku

    Alice membuka matanya aroma obat tercium begitu menyengat di hidungnya. Memindai seluruh ruangan bercat putih. Alice mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Sesaat tubuhnya bergetar mencoba untuk bangkit namun sayang tubuhnya begitu sulit untuk di gerakkan."Sayang, kamu sudah sadar? Kamu tidak boleh bergerak, tetap seperti ini,""Arka, di mana Arka? Kamu berhasil menyelamatkan anakku kan? Katakan padaku Alaric, mana anakku!!" Alice memukul dada bidang Alaric, putranya tidak ada di sampingnya. "Sayang, kamu harus tenang ya?" Alaric mencoba untuk memeluk Alice, tapi sayang Alice tetap memberontak dan bahkan berulang kali mendorong tubuh Alaric meski tubuhnya tak bergerak sedikitpun. Alice mencoba melepaskan diri saat Alaric berusaha untuk menenangkan dirinya walau tubuhnya lemah Alice tetap berusaha untuk turun mencari keberadaan putranya."Aku janji akan membawa anak kita dengan selamat. Tidak ada satu goresan dalam tubuhnya, aku janji sayang." Alaric merengkuh tubuh istrinya y

  • Penjara Cinta Sang Sultan   61. Arka Di Culik

    Alice memilih menu untuk mereka nikmati bersama tanpa bertanya karena ia tahu jika Ratmi menyukai makanan yang sama dengannya. Bahkan Larissa pun memilih makanan favorit walau ia beralasan penasaran dengan menu yang di lihatnya mengunggah seleranya. "Setelah ini anda mau ke mana nyonya?" Larissa memecah keheningan di antara mereka setelah menikmati makan siang di tempat yang di pilih oleh Arka. "Pulang, di rumah ada mama. Tapi sepertinya Arka ingin berkeliling sebentar," "Ya, nyonya anda benar sekali, sepertinya den Arka masih ingin bermain apa sebaiknya kita nunggu sebentar agar den Arka puas bermain?" usul Larissa. Alice membenarkan perkataan Larissa, selagi Emre di luar kebetulan Alice sudah lama tidak mengajak Arka bermain di luar rumah. "Ya, benar. Kita tunggu sebentar." Mereka mengikuti langkah kecil Arka yang memilih satu permainan yang di inginkan olehnya. Walau sejak tadi sudah bermain, tetapi tak terlihat lelah di wajahnya. Alice sesekali menanggapi perkataan La

  • Penjara Cinta Sang Sultan   60. Rencana Menculik Arka

    Alaric yang menceritakan semua yang terjadi di proyek pada Alice. Sebagai seorang suami ia harus jujur terhadap istrinya apapun yang terjadi di luar rasa, termasuk musibah yang menimpa mereka berdua sehingga Alaric menyelamatkan nyawa Larissa sebagai bentuk terima kasihnya yang sudah di selamatkan.Mereka memilih menginap di salah satu penginapan yang tak jauh dari proyek itu pun semua dilakukan demi rasa kemanusiaan dan tentu hal itu membuat Alice semakin mencintainya karena kejujuran laki-laki yang kini telah menjadi seorang ayah untuk putranya. "Aku tidak akan marah ataupun cemburu, apa yang kamu lakukan itu sudah benar tentu aku akan bangga dan mengucapkan terima kasih padanya untuk kedua kalinya dan menyelamatkan suamiku. Dan salah satunya karena ulah anak kita dan yang kedua adalah kamu, bagaimana jika dia tidak menyelamatkan kamu tentu saat ini kamu tidak berada di hadapanku namun sebaliknya aku dan anakku menangis mengiringi kepergianmu"Hal itu tidak mungkin terjadi padaku k

  • Penjara Cinta Sang Sultan   59. Menyelamatkan

    Kepulangan Beni dari tempat tinggal baru Gisella mendapatkan respon cepat dari Alice, bagaimana tidak. Sahabatnya memintanya untuk tidak mencari keberadaannya dan permintaan maaf atas apa yang sudah di lakukan oleh ibunya. Hal itu yang membuat Alice meminta pada Beni agar mencari keberadaan Gisella, walau terlahir dari wanita yang sama namun Gisella memiliki sifat yang jauh berbeda dengan Federica."Lalu apa yang kamu dapatkan dari jawaban cinta yang pernah kamu ungkapkan?" Wajah Beni merona mengingat jawaban apa yang diberikan oleh Gisella padanya."Aku tidak bisa menceritakannya padamu,""Kenapa? Kamu lupa kalau aku adalah istri dari bos kamu? Jika kamu tidak mengambil sikap maka akan ada salah paham. Tentunya salah satunya akan menderita jika kamu memiliki di antara mereka. Tanyakan pada hatimu siapa yang benar-benar kamu cintai di antara mereka berdua, jangan menyakiti salah satunya. Kalau aku menjadi kamu tentu aku akan mengambil jalan tengah untuk tidak memilih salah diantaran

  • Penjara Cinta Sang Sultan   58. Pilihan

    Mengubur kenangan yang penuh luka dan air mata. Berharap tempat yang baru memberikan kenangan yang indah tidak peduli seberapa kerasnya jalan di depan, baginya menjauh dan membuka lembaran baru adalah hal yang paling di inginkan.Gisella, gadis cantik yang kini berusaha menutup lembaran lama, namun sebelum pergi jauh ia memilih untuk datang ke suatu tempat yang sudah lama tidak ia kunjung.Di sana semuanya terkubur, usahanya untuk memulai yang baru kala itu kandas. Bohong jika Gisella tidak sakit hati namun dia pandai menyembunyikan di balik ekspresi wajah tenangnya."Ayah, aku kalah lagi. Aku egois, ingin meminta yang tidak bisa di lakukannya. Bagaimana kabar ayah di sana? Aku juga baik-baik saja di sini ayah. Setelah ini aku akan jarang datang mungkin tidak datang lagi, tapi doa untukmu tetap mengalir ayah. Selamat tinggal ayah, maafkan aku yang sudah berbohong, rumah kita akan aku titipkan pada orang lain. Agar kelak saat aku merindukan ayah, rumah itu masih ada. Aku sayang ayah,"

  • Penjara Cinta Sang Sultan   57. Sekertaris Baru 2

    Ucapan selamat ulang tahun dan beberapa nyanyian terdengar begitu meriah, Alaric terkejut melihat sekeliling yang penuh dengan karyawan dan asisten pribadinya pun berada diantara mereka. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kedua orang tuanya yang tiba-tiba mendekatinya dengan kue di depannya bahkan Jarvis orang kedua yang menyambut kedatangan Alaric.Secara pergantian mereka memberikan ucapan pada Alaric sebelum mereka makan siang bersama. "Terima kasih, sayang. Kerjasama kalian luar biasa. Dan kamu Beni, pantas saja sejak pagi kamu selalu menghindar begitu banyak alasan agar bisa menjauh dariku ternyata hari ini kamu lebih berpihak pada istriku daripada tuanmu sendiri." Kesal Alaric, yang sejak pagi mengerjakan semua tugasnya sendiri bahkan ponsel pribadi Beni pun sulit dihubungi. "Maafkan saya, tuan. Tapi ini sudah kami rencanakan sejak lama," "Sudah, sekarang kita makan. Hari ini kalian bebas untuk makan, jika ada yang mau bawa pulang? Silahkan bungkus untuk keluarga di rumah. Ja

DMCA.com Protection Status