Bunyi derap langkah kaki menggema. Ruangan lantai atas terdengar sangat berisik. Bunyi pertarungan yang menghebohkan membuat langit-langit ruang bawah tanah bergetar. Dini hari yang mencekam di markas Iron Spear Clan menyisakan ketakutan di wajah semua orang yang terjebak di ruang bawah tanah. Lan Xiaoyan menengadah beberapa lama tanpa mengeluarkan kata-kata, dia hanya fokus mendengarkan apa yang berada di atas sana sembari menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebuah senyum tipis timbul di kedua sudut bibirnya. Pemuda itu sepertinya tahu siapa yang menimbulkan kegaduhan di atas sana, tidak mungkin dia melupakan 'suara' mereka, suara yang selama sepuluh tahun selalu didengarnya siang dan malam."Apa yang terjadi?" Lao Ning bertanya keheranan, sama halnya seperti yang lain. Mereka tidak kunjung mendapatkan petunjuk akan apa yang terjadi di atas selain kegaduhan dan getaran yang kuat. Tidak perlu menjelaskannya lagi, semua orang langsung tahu penyebab kericuhan tersebut s
"Singkatnya siluman yang sangat kuat dari makam misterius menitipkan ini dan membebaskan kami.""Baiklah, aku mengerti!" Lan Xiaoyan menyambutnya dengan senang hati.Sejenak Feng Guang menatapnya tidak yakin, "Kau tahu apa kegunaan permata itu?""Tidak.""Jadi letak mengertinya ada di mana?"Pemuda itu menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal sambil tertawa. "Pak Tua Feng pasti tahu kegunaannya, hehehe.""Jawabanmu sederhana sekali."Lan Xiaoyan tetap menjadi Lan Xiaoyan. Feng Guang tidak heran lagi dengan kelakuan ajaib pemuda itu.Lan Xiaoyan mengalihkan pandangannya ke depan, sesaat teringat masa kecilnya di mana para siluman itu hampir memakannya tapi sekarang justru mereka yang telah menyelamatkan nyawanya. Sadar keadaan semakin terjepit, pemuda itu berseru keras."Kita tidak punya waktu banyak! Semuanya, kita harus segera kabur dari tempat ini!"Para siluman serigala memberikan tumpangan untuk para wanita dan beberapa orang yang terluka sementara Jinglu membawa anak-anak kecil
"Tidak mungkin..." Suaranya bergetar. Lan Xiaoyan berlari cepat ke arah Lao Ning. Semua orang yang berhasil sampai di pintu menyaksikan dua saudara yang saling terikat satu sama lain kini berakhir tragis. Anak gadis Zhuge Liang hendak berlari ke dalam namun para wanita menahannya. Dia menangis sangat kencang.Lao Zhan diam membeku. Selama ini dia berpikir adiknya lah yang harus dilindungi, namun pada akhirnya Lao Zhan tersadar selama ini Lao Ning yang selalu mencoba melindunginya."Kakak..." Air mata hangat mengalir ke tangan Lao Zhan yang dingin. "Aku... aku tidak ingin kau melupakan keinginan kita... Jika kau melupakannya... kau akan melupakanku juga...." Darah mengalir dari mulut Lao Ning, tangannya mencoba meletakkan tangan Lao Zhan di pipinya. "Bawa aku... melihat mimpi-mimpi kita...."Matanya memanas, Lao Zhan tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Air matanya jatuh membasahi pipi Lao Ning yang menarik napas tersengal-sengal. Bahkan kini Lao Zhan tidak peduli jika Walikota Daoluo
Bola mata Feng Guang bergulir mengamati kedua tangan Lan Xiaoyan yang penuh luka."Kurasa itu benar." Feng Guang menambahkan."Walaupun selama ini kau tidak pernah berinteraksi dengan manusia kurasa kau memiliki hati yang baik, kau peduli orang-orang di sekitarmu walaupun kau tidak terlalu mengenal mereka." ujar Feng Guang kecil.Lan Xiaoyan mengangkat wajahnya."Sebelum terjebak di Gunung Gui Shan aku pernah mendengar tentang keluarga Lao, klan pelayan Klan Xu. Mereka sangat keras pada anak-anaknya, sedari lahir semua yang akan mereka lakukan telah ditentukan oleh leluhur. Aturan di klannya pun sangat tidak masuk akal. Melanggar peraturan adalah dosa berat. Kau tidak boleh melanggar 800 aturan klan jika tidak ingin dicambuk." Lan Xiaoyan mengernyitkan keningnya. "800 aturan?""Kau tidak salah. 800 aturan."Lan Xiaoyan sempat melihat bekas cambukan di punggung Lao Zhan, dia tidak bisa membayangkan sebanyak apa pemuda itu menanggung rasa sakit bersama adiknya. Apa yang mereka inginkan
Oak meletakkan bunga liar di atas makam Lao Ning, membiarkan Lao Zhan duduk merenung di saat warna keemasan di langit mulai berubah menjadi malam yang kelam, bunyi jangkrik terdengar lamat-lamat mengisi kesunyian.Hanya tersisa Lao Zhan, Lan Xiaoyan, Feng Guang dan Oak di hutan tersebut. Saat sedang bersiap Lan Xiaoyan menyodorkan sebuah cincin kecil yang memiliki energi spiritual kepada Feng Guang.Feng Guang menurunkan alisnya sejenak, dia pernah melihat benda itu di peti harta karun Lan Xiaoyan di Gunung Gui Shan. Tentu saja Lan Xiaoyan baru tahu manfaat cincin itu setelah Feng Guang menjelaskannya. Nampaknya Lan Xiaoyan sudah menyimpan sesuatu yang luar biasa sehingga raut wajahnya sangat cerah meskipun sekitarnya temaram."Aku mendapatkan harta karun mereka, Pak Tua Feng!"Semua harta karun itu disimpannya di cincin ruang penyimpanan yang berfungsi menyimpan barang apa pun di ruang hampa yang hanya bisa dibuka dengan darah milik pemilik pusaka tersebut. Pusaka itu tidak terlalu
Pria itu menghentikan ucapannya dengan segera, mata merahnya memicing tajam ke satu titik. Dia dapat merasakan kehadiran seseorang. Lan Xiaoyan segera menyadari seseorang tengah mendengarkan pembicaraan mereka dan memasang sikap waspada. Oak berbunyi, namun dia tidak menunjukkan rasa terancam."Oak, oak."Dari dalam hutan yang gelap, seseorang berjalan ke arah Lan Xiaoyan dan Feng Guang dan membuat keduanya terdiam cukup lama.Feng Guang menatap sosok itu, dia terlihat sangat buruk dan hampir pingsan. Untuk saat ini pria itu tidak mengerti mengapa sosok itu berada di tempat ini. Lan Xiaoyan segera mengembangkan senyumnya."Ah-hahahah. Aih, kau pasti tersesat lagi? Kasihan sekali. Otak ikan koi sepertinya jauh lebih bagus daripada otakmu."Mata dingin itu mengamati Feng Guang lamat-lamat, dia cukup berantakan dan kelelahan. Luka di sekujur tubuhnya masih cukup parah sehingga terus mengeluarkan darah.Terdengar kalimat dari mulutnya. "Jadi dongeng itu benar-benar nyata?"Kedua bola ma
- Arc 2 - Benua Api Bergejolak -Sinar matahari mulai menyengat ketika berada di atas kepala, langit biru bersih terbentang, dan rumah-rumah sederhana berselang-seling di antara ladang hijau dan pepohonan. Siang itu anak-anak berkumpul, bermain dengan riang di pinggiran sawah. Suara tawa mereka terdengar samar karena angin siang yang bertiup kencang. Beberapa di antara mereka berkumpul di bawah pohon membuat mainan. Meskipun panas menyengat, keceriaan mereka tetap tak terbendung di tengah teriknya siang.Di ujung jalan berbatu, terdengar suara kereta gerobak yang datang perlahan. Kereta kuda mewah itu biasanya membawa penumpang bangsawan. Penumpang terlihat angkuh menatap anak-anak pedesaan. Tidak satu pun tersenyum ramah saat anak-anak kecil desa menyapa mereka.Di kemudi kereta, seorang petugas dengan pakaian rapi dan masker menutupi mulutnya menoleh jijik ketika anak-anak kecil mendekatinya, dia memberi isyarat mengusir namun tidak berkata apa-apa dan hanya memalingkan mukanya. A
"Ada apa ini?" tanya Feng Guang.Kedua pendekar muda tampak saling menatap dan mengangguk."Maafkan kelancangan kami, Tuan," ujar pendekar muda. "Kami mencurigai adanya penyusup di tempat ini, sebelum itu kami ingin memastikan sesuatu."Lan Xiaoyan dan Lao Zhan saling bertatapan.Feng Guang mengulangi kalimatnya. "Penyusup?""Benar. Akhir-akhir ini terjadi pemberontakan yang berakibat terbunuhnya Walikota Daoluo, dia memiliki ciri-ciri yang sama seperti Anda, yaitu memakai topeng rubah."Terjadi hening sejenak, Feng Guang sadar kini seluruh mata tertuju padanya. Lan Xiaoyan sudah bersiap dengan tinju terkepal di bawah meja, Lao Zhan menyentuh gagang pedangnya perlahan-lahan mewaspadai semua kemungkinan buruk yang akan terjadi. Setelah mengamati situasi Feng Guang berkata. "Bagaimana kalian bisa mengambil kesimpulan begitu cepat? Apakah kalian mempunyai bukti?"Kali ini para pendekar itu saling berbagi pandangan. Tidak banyak barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, mereka han