Home / Pendekar / Penguasa Tujuh Benua / Ch. 46 - Hukum Karma

Share

Ch. 46 - Hukum Karma

Author: Fii
last update Last Updated: 2024-01-27 16:56:44

Lan Xiaoyan sebenarnya tidak begitu mengenal perempuan tersebut, tetapi dia sangat berterima kasih karena telah menyelamatkan anak Zhuge Liang. Pemuda itu berseru.

"Oi, kau yang menyusup ke gudang harta karun waktu itu, 'kan? Terima kasih, sudah menyelamatkan adik kecil itu, dan juga terima kasih berkatmu aku bisa membawa harta karun mereka hahahaha," tawanya tanpa rasa bersalah. Perempuan itu memelototkan matanya canggung, mulut pemuda itu baru saja membocorkan rencananya. Feng Guang sama kagetnya seperti perempuan itu.

"Bagaimana bisa seorang pencuri menyebutkan barang curiannya?" Lao Ning menggumam bingung.

"Gudang harta karun?" Han Xiong mencoba mengingat sesuatu kemudian tombak di tangannya dihentakan keras, air mukanya menjadi lebih serius.

"Jangan-jangan kau bukan bagian dari aliansi mereka, melainkan seorang kiriman dari organisasi tertentu? Jangan bilang tujuanmu adalah mencuri benda itu?"

Perempuan itu mundur ketakutan.

Han Xiong membunyikan lehernya berniat menghajar per
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 47 - Penghuni Makam Misterius

    Tiga kali dentuman gemuruh menggema membuat tanah bergetar hebat, Gunung Gui Shan menunjukkan kekuatan aslinya, menciptakan amukan yang menggelegar. Sementara itu petir-petir menyambar dataran luas.Jinglu dan Xiong berusaha mati-matian mendorong sekat pelindung Gunung Gui Shan yang keras yang di saat yang sama melukai tubuh mereka hingga membuat Jinglu terjatuh. Siluman itu mencoba berdiri dan kembali mendorong sekat sekuat tenaga. Dia yakin Lan Xiaoyan bisa keluar dari tempat ini.Sejak awal kedatangan Lan Xiaoyan ke Gunung Gui Shan, Jinglu dan Xiong diam-diam selalu memperhatikannya yang setiap hari mencoba menghancurkan sekat ini sendirian. Sejak Lan Xiaoyan masih berusia enam tahun, tujuh tahun, tahun berikutnya dan sampai sepuluh kemudian dia masih melakukan hal yang sama tanpa peduli nyawanya. Setiap kali Lan Xiaoyan terluka kedua siluman itu membawanya ke rumahnya dan meninggalkannya seperti tidak ada yang terjadi. Karena pada dasarnya Jinglu dan Xiong merupakan salah satu

    Last Updated : 2024-01-28
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 48 - Kawanan Tak Terduga

    Bunyi derap langkah kaki menggema. Ruangan lantai atas terdengar sangat berisik. Bunyi pertarungan yang menghebohkan membuat langit-langit ruang bawah tanah bergetar. Dini hari yang mencekam di markas Iron Spear Clan menyisakan ketakutan di wajah semua orang yang terjebak di ruang bawah tanah. Lan Xiaoyan menengadah beberapa lama tanpa mengeluarkan kata-kata, dia hanya fokus mendengarkan apa yang berada di atas sana sembari menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebuah senyum tipis timbul di kedua sudut bibirnya. Pemuda itu sepertinya tahu siapa yang menimbulkan kegaduhan di atas sana, tidak mungkin dia melupakan 'suara' mereka, suara yang selama sepuluh tahun selalu didengarnya siang dan malam."Apa yang terjadi?" Lao Ning bertanya keheranan, sama halnya seperti yang lain. Mereka tidak kunjung mendapatkan petunjuk akan apa yang terjadi di atas selain kegaduhan dan getaran yang kuat. Tidak perlu menjelaskannya lagi, semua orang langsung tahu penyebab kericuhan tersebut s

    Last Updated : 2024-01-29
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 49 - Ikatan Persaudaraan yang Putus

    "Singkatnya siluman yang sangat kuat dari makam misterius menitipkan ini dan membebaskan kami.""Baiklah, aku mengerti!" Lan Xiaoyan menyambutnya dengan senang hati.Sejenak Feng Guang menatapnya tidak yakin, "Kau tahu apa kegunaan permata itu?""Tidak.""Jadi letak mengertinya ada di mana?"Pemuda itu menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal sambil tertawa. "Pak Tua Feng pasti tahu kegunaannya, hehehe.""Jawabanmu sederhana sekali."Lan Xiaoyan tetap menjadi Lan Xiaoyan. Feng Guang tidak heran lagi dengan kelakuan ajaib pemuda itu.Lan Xiaoyan mengalihkan pandangannya ke depan, sesaat teringat masa kecilnya di mana para siluman itu hampir memakannya tapi sekarang justru mereka yang telah menyelamatkan nyawanya. Sadar keadaan semakin terjepit, pemuda itu berseru keras."Kita tidak punya waktu banyak! Semuanya, kita harus segera kabur dari tempat ini!"Para siluman serigala memberikan tumpangan untuk para wanita dan beberapa orang yang terluka sementara Jinglu membawa anak-anak kecil

    Last Updated : 2024-01-29
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 50 - Tangisan Lao Zhan

    "Tidak mungkin..." Suaranya bergetar. Lan Xiaoyan berlari cepat ke arah Lao Ning. Semua orang yang berhasil sampai di pintu menyaksikan dua saudara yang saling terikat satu sama lain kini berakhir tragis. Anak gadis Zhuge Liang hendak berlari ke dalam namun para wanita menahannya. Dia menangis sangat kencang.Lao Zhan diam membeku. Selama ini dia berpikir adiknya lah yang harus dilindungi, namun pada akhirnya Lao Zhan tersadar selama ini Lao Ning yang selalu mencoba melindunginya."Kakak..." Air mata hangat mengalir ke tangan Lao Zhan yang dingin. "Aku... aku tidak ingin kau melupakan keinginan kita... Jika kau melupakannya... kau akan melupakanku juga...." Darah mengalir dari mulut Lao Ning, tangannya mencoba meletakkan tangan Lao Zhan di pipinya. "Bawa aku... melihat mimpi-mimpi kita...."Matanya memanas, Lao Zhan tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Air matanya jatuh membasahi pipi Lao Ning yang menarik napas tersengal-sengal. Bahkan kini Lao Zhan tidak peduli jika Walikota Daoluo

    Last Updated : 2024-01-31
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 51 - Keputusan Lan Xiaoyan

    Bola mata Feng Guang bergulir mengamati kedua tangan Lan Xiaoyan yang penuh luka."Kurasa itu benar." Feng Guang menambahkan."Walaupun selama ini kau tidak pernah berinteraksi dengan manusia kurasa kau memiliki hati yang baik, kau peduli orang-orang di sekitarmu walaupun kau tidak terlalu mengenal mereka." ujar Feng Guang kecil.Lan Xiaoyan mengangkat wajahnya."Sebelum terjebak di Gunung Gui Shan aku pernah mendengar tentang keluarga Lao, klan pelayan Klan Xu. Mereka sangat keras pada anak-anaknya, sedari lahir semua yang akan mereka lakukan telah ditentukan oleh leluhur. Aturan di klannya pun sangat tidak masuk akal. Melanggar peraturan adalah dosa berat. Kau tidak boleh melanggar 800 aturan klan jika tidak ingin dicambuk." Lan Xiaoyan mengernyitkan keningnya. "800 aturan?""Kau tidak salah. 800 aturan."Lan Xiaoyan sempat melihat bekas cambukan di punggung Lao Zhan, dia tidak bisa membayangkan sebanyak apa pemuda itu menanggung rasa sakit bersama adiknya. Apa yang mereka inginkan

    Last Updated : 2024-01-31
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 52 - Menuju Benua Api

    Oak meletakkan bunga liar di atas makam Lao Ning, membiarkan Lao Zhan duduk merenung di saat warna keemasan di langit mulai berubah menjadi malam yang kelam, bunyi jangkrik terdengar lamat-lamat mengisi kesunyian.Hanya tersisa Lao Zhan, Lan Xiaoyan, Feng Guang dan Oak di hutan tersebut. Saat sedang bersiap Lan Xiaoyan menyodorkan sebuah cincin kecil yang memiliki energi spiritual kepada Feng Guang.Feng Guang menurunkan alisnya sejenak, dia pernah melihat benda itu di peti harta karun Lan Xiaoyan di Gunung Gui Shan. Tentu saja Lan Xiaoyan baru tahu manfaat cincin itu setelah Feng Guang menjelaskannya. Nampaknya Lan Xiaoyan sudah menyimpan sesuatu yang luar biasa sehingga raut wajahnya sangat cerah meskipun sekitarnya temaram."Aku mendapatkan harta karun mereka, Pak Tua Feng!"Semua harta karun itu disimpannya di cincin ruang penyimpanan yang berfungsi menyimpan barang apa pun di ruang hampa yang hanya bisa dibuka dengan darah milik pemilik pusaka tersebut. Pusaka itu tidak terlalu

    Last Updated : 2024-02-02
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 53 - Keinginan Lao Zhan

    Pria itu menghentikan ucapannya dengan segera, mata merahnya memicing tajam ke satu titik. Dia dapat merasakan kehadiran seseorang. Lan Xiaoyan segera menyadari seseorang tengah mendengarkan pembicaraan mereka dan memasang sikap waspada. Oak berbunyi, namun dia tidak menunjukkan rasa terancam."Oak, oak."Dari dalam hutan yang gelap, seseorang berjalan ke arah Lan Xiaoyan dan Feng Guang dan membuat keduanya terdiam cukup lama.Feng Guang menatap sosok itu, dia terlihat sangat buruk dan hampir pingsan. Untuk saat ini pria itu tidak mengerti mengapa sosok itu berada di tempat ini. Lan Xiaoyan segera mengembangkan senyumnya."Ah-hahahah. Aih, kau pasti tersesat lagi? Kasihan sekali. Otak ikan koi sepertinya jauh lebih bagus daripada otakmu."Mata dingin itu mengamati Feng Guang lamat-lamat, dia cukup berantakan dan kelelahan. Luka di sekujur tubuhnya masih cukup parah sehingga terus mengeluarkan darah.Terdengar kalimat dari mulutnya. "Jadi dongeng itu benar-benar nyata?"Kedua bola ma

    Last Updated : 2024-02-02
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 54 - Benua Api Bergejolak

    - Arc 2 - Benua Api Bergejolak -Sinar matahari mulai menyengat ketika berada di atas kepala, langit biru bersih terbentang, dan rumah-rumah sederhana berselang-seling di antara ladang hijau dan pepohonan. Siang itu anak-anak berkumpul, bermain dengan riang di pinggiran sawah. Suara tawa mereka terdengar samar karena angin siang yang bertiup kencang. Beberapa di antara mereka berkumpul di bawah pohon membuat mainan. Meskipun panas menyengat, keceriaan mereka tetap tak terbendung di tengah teriknya siang.Di ujung jalan berbatu, terdengar suara kereta gerobak yang datang perlahan. Kereta kuda mewah itu biasanya membawa penumpang bangsawan. Penumpang terlihat angkuh menatap anak-anak pedesaan. Tidak satu pun tersenyum ramah saat anak-anak kecil desa menyapa mereka.Di kemudi kereta, seorang petugas dengan pakaian rapi dan masker menutupi mulutnya menoleh jijik ketika anak-anak kecil mendekatinya, dia memberi isyarat mengusir namun tidak berkata apa-apa dan hanya memalingkan mukanya. A

    Last Updated : 2024-02-08

Latest chapter

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 113 - Sesudah Perang

    "Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 112 - Sebuah Awal Baru untuk Rouhan

    Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 111 - Menyatukan Kekuatan

    Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 110 - Menang atau Mati

    Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 109 - Kita akan Bertemu Lagi

    "Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 108 - Kekuatan yang Asing

    Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 107 - Menebus Dosa

    Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 106 - Aku Berjanji akan Memperbaikinya

    Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 105 - Terima Kasih telah Menerimaku sebagai Manusia

    Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status