Beberapa helai rambut Lan Xiaoyan terpotong, mata tombak melaju dalam kecepatan tinggi di atas kepala Lan Xiaoyan dan nyaris tipis mengenainya.Lan Xiaoyan pun terkejut hampir kehilangan fokus ketika Han Xiong terus menerus mendesaknya, hal yang paling merepotkan dari laki-laki itu adalah dia memiliki senjata yang dapat menjangkau serangan jauh disertai tubuh besar tapi lincah, membuat pemuda itu hanya bisa mundur hingga hampir saja kehabisan langkah. Feng Guang selalu mengatakannya, musuh di dunia luar sangat berbeda dengan siluman di Gunung Gui Shan dan dia tidak bisa hanya mengandalkan fisiknya melainkan menggunakan taktik untuk menyerang. Pola gerakan setiap pendekar berbeda, mereka memiliki teknik ataupun jurus tertentu. Jika Lan Xiaoyan menguasai lawan dia dapat mengalahkannya dengan mudah.Namun Lan Xiaoyan tetaplah Lan Xiaoyan, dia paling buruk dalam hal berpikir. Musuh berada di tingkat yang berbeda dengannya. Lan Xiaoyan juga tidak melupakan pesan Feng Guang saat di penjar
Han Xiong masih memampang wajah sombong tetapi perlahan-lahan raut wajahnya berubah memerah marah ketika dia menyadari pelindung besi di tubuhnya telah hancur berkeping-keping karena perbuatan Lan Xiaoyan sementara pemuda itu masih terdiam di tempatnya, terdengar deru napas berat berulang kali. Han Xiong berhasil melukainya cukup parah."Kau tahu..." Han Xiong mengibaskan senjata, memercikkan darah segar di tombak tersebut. "Aku benci keroco sok pahlawan sepertimu!"Mendengar ucapan Han Xiong, kepalanya mulai mendidih. Dia menumpu berat tubuhnya pada pedang dan berusaha untuk bangkit agar bisa berdiri di hadapan Han Xiong, tatapan matanya terkunci pada laki-laki yang melihatnya dengan remeh."Aku datang bukan untuk menjadi pahlawan." Urat-urat di keningnya muncul. "Hanya saja aku tidak bisa memalingkan muka saat ada orang yang menangis meminta tolong kepadaku."Di saat itu Han Xiong menyadari Lan Xiaoyan kesulitan menggerakkan tubuhnya karena pakaiannya yang berat serta tubuh yang terl
Kali ini Sima memperhatikan Lao Ning yang sudah bersiaga dengan pedang di tangan. "Terlebih kau. Sebelum klan Xu mengetahui kau di sini, ada baiknya kau dilenyapkan. Bagus sekali kau bersama mereka. Anggap saja kau menyusup bersama orang-orang ini dan mati. Dengan begitu kami punya alasan jika tuanmu marah." Sima menghempas pedangnya yang berlumur darah Zhuge Liang. "Tuan Han tidak akan memaafkan kalian, jangan meminta belas kasih. Aku tak akan membiarkan kalian selamat dari sini."Lao Ning mengeratkan pegangannya pada pedang. Mereka tidak punya pilihan lain selain bertarung melawan Sima, Zhuge Liang sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka. Lao Ning berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan laki-laki itu.Jika mengandalkan dirinya sendiri, Lao Ning tak akan mampu mengalahkan eksekutif Iron Spear Clan itu di sisi lain Cao Cao sedang terluka parah dan lukanya masih terus mengucurkan darah, Kan Liu adalah yang paling lemah di antara mereka. Mereka sedang di posisi ters
Han Gu meludahnya dan berkata dengan lantang. "Sampai mati pun aku tidak akan membuka mulut. Aku sepenuhnya percaya pada tuan, dan aku akan melakukan apa pun demi mencapai tujuan tuan. Meskipun itu artinya orang lain yang mendapatkan akibatnya! Hahaha!"Feng Guang marah, obsesi laki-laki itu telah menghancurkan hidup manusia yang dijadikannya budak. Setelah mendengar semuanya Feng Guang merasa ini semua sia-sia. Namun setidaknya dia telah menyelamatkan Cao Cao. "Sayangnya ini adalah malam terakhirmu." Dia mulai mengeluarkan pedang. Han Gu memuntahkan darah lalu mengangkat wajahnya, baru menyadari bahwa selama pertarungan lelaki itu belum menyentuh pedangnya sama sekali. Segitu saja dia tidak dapat mengimbangi kekuatan Feng Guang. Dan dengan pedangnya sekarang, Feng Guang menghunus senjata itu ke kepala Han Gu."Aku akan membantumu mati dengan cepat. Berterima kasihlah nanti di akhirat."*Lao Zhan bergumam dengan mulut penuh darah. "Aku tidak mungkin kalah dari pengecut sepertimu..."
Tiga hari kemudian, seperti hari-hari buruk biasanya Quan Yui mendapatkan tinju mentah karena dia salah menata buku di perpustakaan Black Jade Sword Sect. Dalam pekerjaan apa pun pemuda itu sangat payah sehingga tak jarang mendapat makian dan pukulan. Namun hal itu sudah biasa terjadi di sekte aliran hitam, yang kuat berhak hidup enak sementara yang lemah tertindas. Hukum alam berlaku di sekte tempatnya bernaung saat ini. Sekte yang terkenal akan kekejaman dan kebengisannya.Quan Yui berjalan melewati jalan setapak, dia tiba di tepi sungai yang selalu menjadi tempatnya istirahat sejak berusia tujuh tahun hingga sekarang, umurnya telah mencapai 19 tahun. Quan Yui mengikatkan perban di pergelangan tangan dengan hati-hati, namun sekali lagi pemuda itu terhenyak ketika bahunya ditepuk dari belakang."Selamat siang!"Pemuda itu baru teringat dia pernah bertemu dengan seorang gadis yang datang entah dari mana."Ji Lianhua...""Syukurlah. Kukira kau tidak mengingat namaku.""Tentu saja aku m
Mata Quan Yui terbuka lebar. Ketika pandangan gadis itu tertuju padanya, Quan Yui teringat beberapa hari yang lalu melihat anggota Black Jade Sword menumpahkan sesuatu ke dalam sungai."Orang-orang dari sektemu menumpahkan racun di sumber mata air. Nenek... Nenek meminum air racun itu dan..." Air mata membasahi wajah cantiknya. Tangisnya pecah seketika."Manusia-manusia busuk! Aku bersumpah akan mengutuk mereka sampai mati!"Quan Yui berlari untuk menghentikan Ji Lianhua yang ingin menenggak minuman beracun. Quan Yui memeluk gadis itu erat sembari berkata."Aku akan melindungimu. Aku berjanji."Setelahnya Quan Yui memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua divisi dan meninggalkan Black Jade Sword. Keputusannya merugikan beberapa orang, Quan Yui sempat mendapatkan pertentangan namun dia tetap batu agar bisa melindungi Ji Lianhua.Beberapa bulan kemudian Quan Yui memutuskan untuk menikahi Ji Lianhua, mereka hidup sederhana di atas bukit dan sesekali menghabiskan waktu untuk du
"Dewa Matahari hanyalah sosok yang muncul dari impian manusia. Dia tidak pernah ada di dunia."Lao Zhan berkata dengan lantang, "Kau ingin menyalahkan Dewa Matahari? Bukankah yang membunuh istrimu adalah orang yang kau layani saat ini?!" "Istriku sangat menyukai Dewa Matahari. Jika Dewa Matahari memang ada, kenapa dia tidak menyelamatkan istriku? Mengapa dia membiarkan dunia ini ditelan oleh kegelapan? Dia lah yang telah membawa sesuatu yang pada akhirnya membinasakan umat manusia," ucapnya terjeda. "Yaitu Tujuh Pedang Pusaka Langit.""Aku tidak tahu apa yang salah dengan kepalamu. Meskipun aku tidak tergila-gila dengan kisah Dewa Matahari, tapi semua kisahnya lebih masuk akal dibandingkan omongan para b angsat di Tanah Para Dewa!"Pedang di tangan Lao Zhan mengeluarkan cahaya terang, aliran petir muncul bilah pedang yang bersinar, pemuda itu memejamkan mata. Air wajahnya berubah sangat tenang bagaikan aliran sungai.Quan Yui melihat pemuda itu menyerang dengan kecepatan tinggi."Firs
Keadaan di markas Iron Spear Clan mulai genting, puluhan budak kabur dari penjara. Beruntung Kan Liu dan Zhuge Liang berhasil membuka jalan bagi para budak untuk kabur ke pintu utama. Namun, Kan Liu, Lao Ning dan Cao Cao tertahan. Ada beberapa pintu sel yang belum berhasil di buka. Dan mereka harus melindungi para tahanan agar bisa kabur dari Sima yang terlihat murka. "Cukup dengan kekacauan tengah malam ini, dasar tikus-tikus yang merepotkan." Sima langsung menghilang dan tiba-tiba muncul di hadapan Cao Cao, meninju kepala lelaki itu hingga menembus tulang tengkorak. Laki-laki itu terpental jauh menghantam jeruji besi yang berisi para budak. Hanya dalam satu serangan saja Cao Cao terluka sangat parah. Kuatnya hantaman itu membuat besi bengkok sehingga seorang anak kecil bisa keluar dari sana dan berlari, dia menangis kencang sembari memeluk kepala yang tergeletak di atas tanah. "Ayah!!" Erangan tangisnya menyayat hati siapa pun, Lao Ning menyesal tidak dapat menyelamatkan Zhuge Lian
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja