Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Rencana Keji – 6

Share

Rencana Keji – 6

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

SEPASANG mata Jin Patilandak menyorotkan sinar kuning angker. Sekujur duri coklat di kepala dan tubuhnya berjingkrak tanda dia berada dalam keadaan marah besar. Di hadapannya tegak seorang berambut gondrong awut-awutan. Wajah angker dilebati kumis, berewok dan janggut. Dua kakinya terbungkus batu besar berbentuk bulat. Kaki-kaki inilah tadi yang secara ganas mematahkan pohon, menghancurkan batu besar dan melabrak ke arah Jin Patilandak.

"Makhluk kesasar berkaki batu! Siapa kau! Berani mati menyerangku! Injakkan kaki di pulau dan memasuki rimba belantara Pahitamkelam!" kata Jin Patilandak membentak.

"Kau tidak tahu siapa diriku! Sebaliknya aku tahu banyak tentang dirimu! Kudengar kau adalah makhluk aneh tapi berhati polos. Mengapa kini aku melihat kenyataan sebaliknya?! Tiga makhluk kecil yang ada dalam genggamanmu itu adalah saudara- saudaraku! Jika kau tidak segera melepaskan mereka, saat ini juga akan kuhancur luluhkan tubuhmu!"

"Manusia kaki batu! Jangan bica

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 7

    "Airnya asin kuning! Berbau belerang!" teriak Bayu. "Lihat! Muka, tubuh dan pakaian kita jadi kuning semua!""Bayu! Lekas kita keluar dari tempat ini!" teriak Bintang. Ketiganya lalu memanjat ke atas liang, naik ke darat.Jin Patilandak lolos dari hantaman pukulan ‘Kutuk Api Dari Langit’. Sepuluh larik sinar maut itu kini menghantam sosok yang barusan menolong menyelamatkan Jin Patilandak."Wuuutttt... wuuutttt! Dessss... desssss! Desssss!"Sosok yang kena hantam terjungkal roboh tetapi sesaat kemudian bergerak bangkit kembali, memandang ke arah Maithatarun dengan dua mata putih aneh menyorot! Maithatarun, Bintang, Bayu dan Arya sendiri tak kalah kaget dan melototnya.Makhluk yang tegak di depan mereka dan tak mempan dihantam pukulan "Kutuk Api Dari Langit" itu tertutup sisik hitam keras laksana baja sekujur kepala, wajah dan tubuhnya sampai ke kaki. Di mukanya tak kelihatan hidung ataupun mulut. Yang ada hanya dua buah mata berbe

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 8

    "Sejak semula kami tidak punya niat jahat! Mengapa kalian semua seperti melihat setan kepala dua belas?!""Makhluk-makhluk katai yang katamu saudara angkatmu itu..." kata Tringgiling Liang Batu. "Tubuh mereka basah oleh air bercampur belerang. Tubuh kami tidak boleh bersentuhan dengan belerang. Kami bisa celaka. Mengalami kelumpuhan seumur hidup bahkan bisa menemui ajal”“Kakek!" Jin Patilandak berkata dengan suara keras. "Kau menceritakan kelemahan sendiri pada musuh! Manusia berkaki batu ini pasti akan mudah membunuh kita semua!""Eh, kau dengar makhluk berduri itu memanggil makhluk bersisik kakeknya," bisik Bintang pada dua kawannya."Yang aku ingin tahu bagaimana tampang ibu bapak makhluk itu. Apa berduri juga. Kalau betul berduri lalu bagaimana lahirnya? Apa tidak nyangkut di pojokan bawah dekat hik... hik. hik!""Bayu!" sentak Arya. "Kita berada dalam bahaya. Mengapa kau masih bisa bicara tidak karuan! Jangan-jangan kau yang

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 9

    "Mulutmu keliwat menghina kurang ajar! Kakekku bernama Tringgiling Liang Batu! Bukan Tringgiling Liang Jamban!" Jin Patilandak menghardik lalu meludah ke tanah, membuat Maithatarun, Bayu dan Arya membuang muka menahan geli. Si Tringgiling Liang Batu sendiri yang mukanya tertutup sisik tebal tak kelihatan wajahnya apakah marah atau bagaimana. Tapi dari tenggorokannya keluar suara menggereng."Maafkan aku!" katanya pada Jin Patilandak. Lalu dia ajukan pertanyaan pada makhluk bersisik. "Menurutmu Jin Muka Seribu akan datang tepat bulan purnama mendatang. Kira-kira kapan bulan purnama muncul di pulau ini?!""Jika aku tak salah hitung masih tiga hari dimuka," jawab Tringgiling Liang Batu."Berarti kita masih punya waktu banyak untuk melakukan penyambutan!" kata Bintang pula."Penyambutan bagaimana maksudmu?! Kita tak mungkin melawannya! Apalagi kalau dia sampai menebarkan bubuk belerang!" berucap Jin Patilandak."Sobatku Jin Patilandak! Kau tenang saja.

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 10

    Jin Muka Seribu tatap sesaat tampang Jin Patilandak. Lalu dia melesat ke arah yang ditunjuk. Di tanah, di antara semak belukar dan pepohonan memang dia melihat tiga sosok katai tergeletak tak bergerak. Pada bagian lehernya terdapat garis hitam seperti darah mengering."Aku sendiri menggorok leher mereka dengan duri-duri di tanganku!" kata Jin Patilandak."Bagus! Tidak sia-sia aku memberi perintah pada kalian kakek dan cucu!" Jin Muka Seribu memandang berkeliling. Tangannya siap mengeluarkan keris luk tiga untuk dimasukkan ke dalam lobang berisi darah. Namun tiba-tiba dia ingat sesuatu. "Kalian berhasil membunuh tiga manusia katai itu! Lalu bagaimana dengan orang bernama Maithatarun, berjuluk Jin Kaki Batu?! Aku tidak melihat dirinya sejak tadi!""Maafkan kami Hai Jin Muka Seribu. Jin Kaki Batu berhasil melarikan diri ketika kami sergap. Dia menghancurkan patung-patung kayu serta pohon-pohon jati. Dia melarikan diri dalam keadaan terluka parah. Sekali lagi kami m

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 11

    "Jin Muka Seribu," tiba-tiba perempuan bernama Jin Monyong Penggali Liang Kubur berucap. "Pekerjaanku memang tukang gali liang kuburi Terus terang, Hai akupun sudah menyiapkan satu liang kubur untukmu! Jika kau berkenan cepat-cepat ingin masuk ke dalamnya. Hik... hik... hik! Silahkan...!"Habis berkata begitu Jin Monyong Penggali Liang Kubur lalu singkapkan rumput dan daun kering di depannya. Maka kelihatanlah satu lobang besar seukuran kubur manusia!Empat mata Jin Muka Seribu depan belakang mendelik besar, merah laksana saga!"Perempuan bedebah keparat! Kau kira siapa dirimu! Suami dan Jin Patilandak saja tunduk padaku! Apa kau lebih hebat dari mereka?! Kau yang akan kupendam lebih dulu dalam liang itu!""Aku memang lebih hebat dari dua orang yang kau sebutkan itu Jin Muka Seribu! Kau boleh membunuh mereka semudah membalik telapak tangan! Tapi apa kau punya nyali membunuhku seorang perempuan?! Hik... hik... hik!"Tersentaklah Jin Muka Seribu mend

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 12

    Sementara itu darah mengucur dari luka di pergelangan kakinya. Hawa panas menjalar sampai ke mata kaki. Jin Muka Seribu tidak tahu apa yang barusan menyerangnya. Memandang ke bawah dia melihat ada satu sosok kecil menyelinap ke balik semak belukar.Selain itu tadi dia juga masih sempat melihat satu bayangan kecil menyambar dan tahu-tahu kantong kainnya yang jatuh lenyap entah kemana. Ketika Jin Muka Seribu hendak memandang sosok kecil yang menyelinap di balik semak belukar!"Tiga makhluk katai jahanam! Pasti mereka!" teriak Jin Muka Seribu marah. "Tringgiling Liang Batu! Kau dan cucumu berani mati menipuku!" Seperti tidak perduli lagi akan pantangannya membunuh perempuan Jin Muka Seribu angkat tangan kiri, siap hendak menghantam dengan pukulan "Mengelupas Puncak Langit Mengeruk Kerak Bumi." Yang ditujunya adalah Jin Patilandak dan Tringgiling Liang Batu yang saat itu mendekam berlindung di balik sosok Jin Monyong Penggali Liang Kubur. Jika Jin Muka Seribu hendak membun

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 13

    Dalam keadaan dan kejadian yang sangat cepat itu baik Tringgiling Liang Batu, Jin Patilandak, serta Bintang dan kawan-kawannya tak mampu memberi pertolongan.Jin Muka Seribu menyeringai. "Selamat jalan ke alam roh Hai Maithatarun!" katanya. Dua tangannya bergerak. Tapi tiba-tiba gerakannya tertahan. Mata Jin Muka Seribu menatap membeliak ke arah lengan atas sebelah dalam tangan kanan dekat ketiak Maithatarun."Hai! Apa tidak salah apa yang aku lihat ini?!" ujar Jin Muka Seribu dalam hati. Bibirnya bergetar, dadanya seolah mau meledak akibat debaran keras yang tiba-tiba muncul. "Tanda bunga dalam lingkaran..." desis Jin Muka Seribu. Muka raksasanya yang sebelumnya merah mendadak sontak berubah menjadi empat wajah kakek yang pucat pasi. "Tidak mungkin! Tidak mungkin!" kata Jin Muka Seribu setengah berteriak. Lalu tanpa menunggu lebih lama makhluk ini putar tubuh, melesat ke arah kegelapan dan lenyap ditelan kelamnya malam!"Apa yang terjadi...?!" bertanya Tringgil

  • Penguasa Negeri Jin   Rencana Keji – 14

    DALAM rimba belantara di kaki Gunung Pabatu Hitam yang biasanya diselimuti kesunyian sekali ini terdengar suara aneh berkepanjangan. Seperti ada seseorang yang tengah mengucapkan atau merapal jampi-jampi tak berkeputusan.“Kau mendengar suara itu Hai tiga saudaraku?” bertanya sosok tinggi besar berewokan yang dua kakinya terbungkus batu besar berbentuk bola. Orang ini adalah Maithatarun, bekas Kepala negeri Kota Jin yang kemudian dikenal dengan julukan Bola-Bola Neraka alias Jin Kaki Batu.Seperti diceritakan dalam serial sebelumnya, berkat pertolongan Jin Tangan Seribu maka Bintang dan Bayu serta Arya sosok tubuhnya berhasil dirubah menjadi lebih besar walau belum mencapai sebesar sosok orang-orang di Negeri Kota Jin. Karena itulah jika sedang mengadakan perjalanan jauh, Maithatarun selalu membawa ketiga saudara angkatnya itu dengan cara menyelipkan mereka di balik sabuk besar yang melilit pinggangnya.“Kedengarannya seperti orang membac

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status