Share

Jin Muka Seribu - 17

"Lebih baik kita tinggalkan tempat ini!" kata Arya sambil menepuk bahu Bintang.

"Tunggu dulu!" kata Bayu. "Dari sikapnya kakek itu seperti menunggu seseorang. "

"Mungkin menunggu korban berikutnya," menyahuti Bintang. "Semua korban berkaki putus. Jika memang hendak membunuh orang mengapa tidak menusuk dada atau perut atau menabas lehernya? Sungguh aneh, sebaiknya kita tunggu agar bisa melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi di tempat angker Inil"

"Kalau begitu biar aku turun. Kalian mau menunggu sampai tujuh hari tujuh malam silahkan saja! Aku tidak mau ikut-ikutan!" kata Arya. Lalu dia menggeser kakinya, siap hendak melompat turun. Namun niatnya ini jadi urung ketika mendadak satu bayangan berkelebat disertai seruan keras.

"Pateleng! Aku datang untuk menjajal kehebatan Lonceng Kematianmu!"

Sesaat kemudian seorang lelaki gagah, berjanggut dan berkumis lebat tapi rapi serta mengenakan topi tinggi merah seperti tarbus tahu-tahu sudah tegak di hal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status