”Jin Bara Neraka adalah murid Jin Santet Laknat. Dia telah mendapatkan satu ilmu kesaktian dahsyat bernama ‘Bara Neraka’. Itu saja sudah jadi malapetaka bagi Negeri Jin. Tapi yang sangat berbahaya ialah bahwa Jin Santet Laknat telah mencuci otak lelaki itu. Menjadikannya budak kekuasaannya dan akan melakukan apa saja yang diperintahkannya. Salah satu perintah si nenek Jin Santet Laknat adalah membunuhmu!"
Berubahlah air muka Maithatarun mendengar keterangan Ruhjelita itu.”Aku pernah bertempur melawan Jin Bara Neraka ketika dia hendak membunuh Ruhsantini istrinya sendiri. Bunda Dewi turun tangan hingga lelaki itu menerima hukuman mengerikan. Dia lenyap entah kemana. Tapi aku tidak pernah mengira kalau Jin Santet Laknat juga memberi perintah padanya untuk membunuhku!"
"Antara kau dan Jin Santet Laknat pasti ada satu silang sengketa besar. Coba kau ingat-ingat.”
Maithatarun pandangi wajah cantik jelita di sampingnya. Yang dipa
BINTANG dan Bayu gamang ketakutan setengah mati dibawa terbang awan putih. Arya tergeletak pucat seperti mau pingsan. Saat itu ketiganya berada dalam gulungan kain putih tipis di pinggang Dewi Awan Putih. Ketiganya tak berani memandang kebawah padahal pemandangan dari ketinggian seperti itu indah sekali."Mau dibawa kemana kita ini.” Arya tiba-tiba bersuara."Diam sajalah.” menyahuti Bayu.”Bukankah kau ingin buru-buru kembali ke Tanah Jawa? Dewi yang membawa kita berniat hendak menolong kau masih saja banyak tanyai"Terbang membumbung tinggi di udara beberapa lamanya Zeus akhirnya turun merendah. Mereka melewati beberapa gugusan bukit-bukit yang tertutup hutan lebat, melayang di atas sebuah sungai besar lalu turun di samping satu bukit batu terjal di atas mana terdapat lima buah air terjun.Dari samping batu itu ada satu tangga menuju ke bawah. Dewi Awan Putih periksa gulungan pakaian di pinggangnya. Bintang dan kawan-kawannya tampak ter
Hati Bintang jadi tidak enak mendengar kata-kata Arya itu. Memang kalau dipikirnya bukan mustahil hal seperti itu bisa saja terjadi. Namun ketika pandangan matanya membentur gambar Rajawali Bayu yang ada di dada Bayu maka dia menjawab tenang.”Sewaktu di Tanah Jawa dulu kakek itu takut setengah mati dan tunduk pada Bayu karena Roh Rajawali yang keluar dari badannya. Kita bisa andalkan ilmu kepandaian Bayu itu untuk menghadapi Jin Tangan Seribu jika dia memang nanti berniat jahat hendak membunuh kita."Dewi Awan Putih berdiri tak bergerak di hadapan orang tua yang asyik meniup suling itu. Dia tidak berani mengganggu keasyikan orang maka dia berdiri saja menunggu sampai si kakek selesai meniup sulingnya. Hal itu diketahui oleh Bintang dan kawan-kawannya.Mungkin mereka terpaksa menunggu agak lama. Tapi cepat atau lambat akhirnya kakek itu pasti akan menyudahi permainannya.Ternyata Jin Tangan Seribu baru menghentikan tiupan sulingnya hampir tengah hari. Padah
Bintang teruskan ucapannya yang terpotong.”Ke- tahuilah, jika ada yang harus disingkir dihabisi orangnya adalah Jin Muka Seribu. Makhluk itu telah menjadikan kakekmu sebagai budak suruhannya! Jin Muka Seribu menugaskan kakekmu pergi ke dunia kami untuk mencari sebuah batu sakti bernama Cincin berbatu hijau. Sekaligus dia juga ditugaskan membunuh kami bertiga. Kebetulan batu sakti itu memang ada pada salah satu dari kami. Tapi kakekmu gagal mendapatkannya. Dia kembali bukan saja dengan berhampa tangan tapi hampir tewas di tangan kawanku Bayu ini. Kalau saja dia tidak berbaik hati berbudi luhur mungkin kakekmu sudah dibunuhnya!""Kami meminta tolong kakekmu sekarang bukan sebagai imbalan pengampunan itu!" Bayu kembali bicara. Saat itu kelihatan muka Jin Tangan Seribu menjadi sangat merah."Dewi Awan Putih," Bintang lanjutkan lagi kata-katanya.”Aku kasihan pada kakekmu. Saking takutnya pada Jin Muka Seribu dia sampai sembunyikan diri di tempat ini. Apakah dia
Sesaat Jin Tangan Seribu terdiam. Membuat Bintang dan dua kawannya jadi berdebar dan tak sabar menunggu jawaban."Hal itu hanya bisa kulakukan jika diizinkan oleh Ratu Dewi dan dia sendiri menyaksikan upacara permohonan itu..." jawab Jin Tangan Seribu.”Siapakah Ratu Dewi itu?" tanya Bintang.”Apa sama dengan Bunda Dewi?""Ratu Dewi adalah pemimpin dari semua Dewi dan adalah atasan Bunda Dewi.”"Kakekmu tampaknya bersedia menolong. Tapi bagaimana memberi tahu dan menghadirkan Dewi Sesepuh? Apakah kau bisa membantu?" tanya Bintang pada Dewi Awan Putih.Dewi Awan Putih memandang ke langit. Saat itu matahari tengah menggelincir menuju titik tertingginya.”Waktu kita hanya sedikit. Ratu Dewi mempunyai kebiasaan melakukan sesuatu sebelum jatuh tengah hari tepat. Akan aku usahakan bicara dengan Ratu Dewi. Kuharap dia mau menolong. Aku juga akan menghubungi Bunda Dewi minta bantuannya membujuk Ratu Dewi. Ratu Dewi suka rewel
Keringat membasahi wajah dan sekujur tubuh Ruhjelita. Telapak tangannya yang menempel di tubuh Maithatarun terasa panas. Dia seolah-olah memegang bara api. Dari sela-sela jarinya keluar tiga larik asap hitam, meliuk-liuk ke atas lalu lenyap di salah satu sudut ruangan. Gadis ini tersentak kaget ketika mendadak sosok Maithatarun menggeliat Dari mulutnya keluar suara seperti binatang menggereng. Dua kakinya bergerak ke atas."Duukkk... duukkkk! Byaaaarr!"Ujung tonggak batu hancur berantakan ketika dua kaki Maithatarun yang berbentuk batu jatuh menghantam. Ruhjelita tiba-tiba menjerit. Bukan karena hancurnya tonggak batu, tapi karena melihat ada darah mengucur keluar dari hidung, mulut dan telinga, bahkan pinggiran mata Maithatarun!"Hai! Apa yang terjadi! Matikah dia?! Aku tak bermaksud membunuhnya! Maithatarun! Aku tidak ber- maksud membunuhmu!" teriak Ruhjelita. Diguncangnya tubuh lelaki itu. Dia seperti hendak menangis. Lalu kepalanya diletakkan di dada Maitha
Kita kembali dulu pada beberapa saat sebelum Ruhjelita dan Maithatarun masuk ke dalam goa dan naik ke ruangan yang penuh dengan bunga-bunga.Hujan telah lama reda. Ruhtinti masih duduk di punggung kuda kaki enam menahan dingin. Setelah sekian lama menunggu dan Maithatarun tidak juga muncul, timbul rasa was-was dalam hati gadis cantik berkulit hitam manis ini."Jangan-jangan terjadi apa-apa dengan lelaki itu. Sifat Ruhjelita tidak bisa diduga. Waktu di tepi telaga jelas kulihat pada wajah dan sikapnya bayangan rasa cemburu terhadap Dewi Awan Putih. Pertanda dia menyukai lelaki itu. Kalau sampai terjadi sesuatu, bagaimana dengan diriku...?"Ruhtinti usap-usap kuduk basah Kuda berkaki enam lalu berkata. ”Kuda hitam berkaki enam, kau tunggulah di sini. Aku akan melihat ke dalam goa”Kuda berkaki enam putar lehernya dan julurkan lidahnya seraya mengedipkan mata seolah mengerti ucapan si gadis. Ruhtinti segera bergerak turun. Namun baru saja kakinya
Namun saat itu dari samping Jin Muka Seribu bertindak lebih cepat. Dua tangannya dengan telapak terkembang didorongkan ke arah Kuda berkaki enam. Binatang Ini meringkik keras ketika tubuhnya yang besar laksana dilanda topan prahara terlempar keras lalu terbanting ke mulut goa. Sebagian mulut goa dan dinding batu hancur berantakan. Kuda berkaki enam meringkik keras sekali lagi lalu jatuh melosoh. Untuk beberapa lamanya binatang ini tak mampu bergerak tak mampu keluarkan suara. Mulut Jin Muka Seribu depan belakang meludah berulang kali. Lalu dia berkelebat memasuki Goa Pualam Pamerah. "Ruhjelita! Di mana kau! Ruhjelita!" Jin Muka Seribu berteriak memanggil. Suaranya menggema dahsyat di seantero lorong batu. Di satu ruangan Jin Muka Seribu hentikan langkahnya. Telinganya menangkap suara berdesir di atas kepalanya. Ketika dia mendongak, wajahnya yang saat itu masih berujud muka empat raksasa berkerenyit. Empat buah matanya membersitkan sinar hijau. Di atasnya, langit-lan
Dalam keadaan tak mampu menggerakkan kaki kanan, Maithatarun pergunakan kaki kiri untuk menangkis serangan batu runcing yang mengarah ke kepalanya.'Traaakkkk!"Batu runcing hancur berantakan begitu beradu dengan bola batu yang membungkus kaki kiri Maithatarun.Walau selamat namun seperti yang terjadi dengan kaki kanannya, kembali Maithatarun merasakan kaki itu menjadi berat dan kaku hingga tak bisa digerakkan. Kini Maithatarun benar-benar jadi tidak berdaya. Ketika Jin Muka Seribu melangkah mendekatinya, dia tidak mampu berdiri! Dengan cepat dia kerahkan tenaga dalam ke tangan kiri kanan, menjaga segala kemungkinan, mempersiapkan pukulan Kutuk Api Dari Langit. Akan tetapi, Jin Muka Seribu bertindak lebih cepat. Dari dua matanya di sebelah depan melesat dua larik sinar hijau berbentuk segitiga panjang! Inilah serangan maut yang disebut Jin Hijau Penjungkir Roh!. Konon ilmu kesaktian ini dulunya dimiliki oleh seorang dedengkot Jin di Neger