Share

203. Bagian 24

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku mendengar. Aib besar bagi bangsa Dewi! Lagi-lagi karena perbuatan pemuda bernama Bintang itu! Bunda Dewi sampai hamil! Jika tiba saatnya pemuda itu perlu dimintai pertanggungan jawabnya. Dengan darah bahkan kalau perlu dengan nyawanya! Aku mengerti cucuku. Pergilah. Selalu berlaku hati-hati dimana kau berada, dengan siapapun kau berhadapan..."

Dewi Awan Putih bersujud di hadapan Jin Tangan Seribu lalu tinggalkan bangunan berbentuk gapura itu. Sesaat setelah Dewi Awan Putih meninggalkan tempat kediamannya, Jin Tangan Seribu usap-usap janggut putihnya, menatap ke arah pedataran berumput di seberang sana. Rumput di pedataran itu tidak berwarna hijau seberapa lazimnya warna rumput melainkan berwarna biru.

"Cincin Berbatu Hijau milik maharaja jin terdahulu. " desis Jin Tangan Seribu. "Cincin keramat itu tidak berhasil aku dapatkan. Tidak ada yang tahu dimana beradanya. Cucuku datang membawa cerita tentang mimpi melihat cincin sakti itu. Apakah dia berkata benar...? Buk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   203. Bagian 25

    Begitu berhadapan dengan Jin Tangan Seribu, Pamanyala segera menghormat menjura dalam. "Jin Tangan Seribu, kau memanggilku. Tentu ada urusan penting. Harap kau memberi tahu agar aku bisa segera melaksanakan.""Pamanyala, kau tentu tahu. Barusan saja aku mendapat kunjungan cucuku makhluk Dewi bernama Dewi Awan Putih. Dia datang kemari menanyakan Perihal sebuah batu bernama Cincin Berbatu Hijau. Kurasa kau pernah mendengar tentang batu keramat itu”"Sedikit banyaknya aku memang sudah pernah mendengar," jawab Pamanyala. "Apa yang harus aku lakukan Hai Jin Tangan Seribu?""Ikuti Dewi Awan Putih. Selidiki sampai kau mengetahui apakah dia memiliki cincin sakti itu atau tidak. Jika benda itu memang berada di tangannya kau harus dapat merampasnya”"Perintahmu akan segera aku lakukan. Namun sebelum pergi aku ada dua pertanyaan" kata Pamanyala pula."Ajukan apa pertanyaanmu!""Pertama, apakah cucumu Dewi Awan Putih tahu k

  • Penguasa Negeri Jin   204. Cincin Maharaja Jin

    DALAM Episode sebelumnya diceritakan bagaimana Ruhcinta, mengalami bencana, dikeroyok oleh kaki tangan Jin Muka Seribu yakni Ruhjahilio dan Pajahilio yang dikenal dengan julukan Sepasang Jin Bercinta. Dalam pertempuran hebat dua kakek nenek jahat ini menyerang dengan mempergunakan sejenis bubuk beracun sehingga Ruhcinta roboh pingsan tak sadarkan diri. Sebelum bencana lebih hebat menimpa gadis murid Jin Lembah Paekatakhijau ini muncullah Si Jin Budiman alias Patampi memberikan pertolongan. Orang yang wajahnya selama ini selalu ditutup tanah liat hitam itu kini menampakkan diri dengan wajah aslinya.Jin Muka Seribu yang ada di tempat itu coba menghadang ketika Si Jin Budiman menyelamatkan Ruhcinta. Tapi gagal. Penguasa Istana Surga Dunia ini kemudian melarikan diri menghindari bentrokan dengan Bintang. Bintang sendiri yang merasa khawatir akan keselamatan Ruhcinta, bersama Jin Selaksa Angin alias Ruhpingitan segera melakukan pengejaran sementara Bayu, Arya dan Betina Bercula m

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 2

    "Brut prett!" "Sobatku, aku tidak menyangka sekeji ini budi pekertimu! Menggagahi gadis yang tidak berdaya!" Orang kedua ikut membentak. "Jin Selaksa Angin! Bintang! Tidak! Tunggu! Biar aku..." Bayangan kuning berkelebat Satu tendangan melabrak ke arah dada Si Jin Budiman. Untung orang ini bertindak cepat jatuhkan diri. Dia berguling menjauh namun mendadak satu sinar kuning menyerupai tombak berkiblat, menderu ke arah batok kepala Si Jin Budiman! "Tahan serangan!" teriak Patampi alias Si Jin Budiman. Tapi tombak kuning itu terus menderu. Malah dari samping satu tangan datang melesat menjambak rambutnya membuat Patampi tak mungkin menghindarkan diri dari hantaman cahaya kuning berbentuk tombak yang adalah ilmu pukulan sakti milik Jin Selaksa Angin bernama Tombak Kuning Pengantar Mayatl "Bintang! Lepaskan jambakanmu!" teriak Patampi. "Kau dan nenek itu salah sangka!" Ksatria Pengembara hanya menyeringai. Dia sengaja menarik rambu

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 3

    Semua orang yang ada di tempat itu tersentak kaget! Ruhcinta sendiri merasa kalau ada setan kepala tujuh menghambur keluar dari dalam tanah hendak mencekiknya, atau ada halilintar turun dari langit menyambar di puncak hidungnya, tidak akan seluar biasa itu kaget dirinya.Gerakan dua tangan si gadis serta merta tertahan. Mukanya sepucat kain kafan. Dua matanya memandang membeliak ke arah Patampi yang dari merangkak dengan susah payah berusaha bangkit berdiri tapi hanya mampu tegak berlutut. Mukanya tak kalah pucat dan pandangannya mengarah sayu pada Ruhcinta."Ruhcinta.... Kau...." Si Jin Budiman tak Kuasa meneruskan ucapannya. Dua tangannya diulurkan ke depan. Dua lututnya beringsut di tanah. Dua matanya berkaca-kaca.Ruhcinta seperti melihat Setan. Gadis ini bersurut ke belakang. Tubuhnya huyung. Dia tak kuat lagi menahan diri. Tubuhnya tersungkur ke depan. Tiba-tiba ada sepasang tangan merangkulnya. Memandang ke samping Ruhcinta melihat satu wajah dan tubuh ya

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 4

    "Ruhcinta!" teriak Jin Penjunjung Roh memanggil. Jin Paekatakhijau coba mengejar. Bintang tak tinggal diam. Dia berusaha menghalangi tapi hanya sempat menyentuh punggung gadis itu.Patampi sendiri jatuh berlutut di tanah, menutupi wajahnya dengan dua tangan menahan gemuruh tangis yang seolah hendak meledakkan tubuhnya!"Ruhmasigi," kata Jin Paekatakhijau pada Jin Penjunjung Roh. "Cucumu berada dalam keadaan kalut kacau pikiran. Keadaannya bisa berbahaya. Kita harus mengejarnya."Tanpa banyak bicara lagi dua nenek itu segera berkelebat ke arah lenyapnya Ruhcinta.Jin Selaksa Angin memandang pada Bintang. "Kau tidak ikutan mengejar gadis itu?"Bintang tak bisa menjawab. Dia memang ingin sekali mengejar Ruhcinta. Bukan saja untuk menyelamatkan si gadis tapi juga untuk membicarakan masalah perkawinannya dengan Ruhrembulan.Tanpa setahu Jin Selaksa Angin dan Bintang ataupun Patampi yang masih berlutut menahan tangis, di balik serumpun semak beluk

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 5

    Jin Selaksa Angin tersenyum geli. "Tadi aku dengar kau lagi-lagi menyebut nama Gusti Allah Yang Maha Kuasa. Kapan kau mau menerangkan siapa adanya Gusti Allah itu. Lalu dimana aku bisa menemuiNya?"Kini Bintang yang tertawa. "Nanti Nek, kalau kau sudah bertemu dengan suamimu Pasedayu, pada saat itulah kau akan merasakan kekuasaan dan kasihnya Gusti Allah”"Jadi aku harus bertemu dulu dengan kakek sial itu, baru bisa tahu Gusti Allah?"Bintang tersenyum. Sulit baginya menerangkan pada Jin Selaksa Angin. Sebaliknya karena tidak mendapat jawab si nenek muka kuning lalu pancarkan kentutnya."Buttt prett!"Habis kentut tiba-tiba si nenek berbalik.Bintang memandang dengan heran lalu bertanya. "Ada apa Nek?""Bicara soal Gusti Aliahmu itu, aku jadi ingat pada Perintah guruku Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. Bukankah aku harus mewariskan semua ilmu kepandaianku padamu? Sampai saat ini tidak satu ilmu kesaktianpun yang aku berikan. Aku taku

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 6

    SATU cahaya merah melesat dari langit, membuat Dewi Awan Putih yang tengah duduk di bawah keteduhan pohon besar di tepi kelokan sungai terkejut. Cepat-cepat dia menyembunyikan benda yang sejak tadi dipegangnya ke balik pakaian putihnya. Satu sosok terbungkus gulungan kain sutera merah tahu-tahu sudah berada di hadapan Dewi Awan Putih. Bau harum mewangi memenuhi udara di tempat itu."Hai, kau terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba ini Dewi Awan Putih?" Satu suara parau menegur."Ratu Dewi!" seru Dewi Awan Putih ketika menyadari siapa yang tegak di hadapannya. Lalu dia menjura memberi hormat."Keterkejutanku rasanya sangat beralasan Hai Ratu Dewi. Aku berada di tempat terpencil begini rupa. Bagaimana kau bisa mengetahui kehadiranku di sini. Kemudian, bukankah sejak beberapa purnama ini kau diketahui mengucilkan diri menjauhi alam manusia dan alam Dewi? Mengapa kini kau mendadak muncul? Apakah pengucilan dirimu telah berakhir?"Yang tegak di hadapan Dew

  • Penguasa Negeri Jin   204. Bagian 7

    "Aku pernah mengimpikan dirimu, Dewi Awan Putih. Dalam mimpi kulihat kau duduk di atas sebuah tebing tinggi di sebuah teluk. Bulan purnama empat belas hari bersinar indah di langit. Tiba-tiba bulan itu meluncur turun ke pangkuanmu. Agaknya satu berkah atau satu anugerah berupa sebuah benda sangat berharga akan jatuh ke haribaanmu. Atau mungkin benda itu sudah berada di tanganmu?""Benda apa maksudmu Ratu Dewi? Bisakah kau menerangkan?" balik bertanya Dewi Awan Putih. Suaranya datar dan agak tercekat. Hal ini karena kekhawatiran yang muncul mendadak. Khawatir Ratu Dewi benar-benar telah mengetahui kalau Cincin Berbatu Hijau itu ada di tangannya."Hai, benda itu bisa saja berupa sebuah logam, berbentuk sebilah senjata. Mungkin juga berupa benda yang kelihatannya tidak berharga sama sekali. Seperti sebuah batu. Padahal benda itu menyimpan satu kesaktian maha dasyat”Dewi Awan Putih tersenyum. "Kalau aku memiliki benda atau senjata sakti pasti akan kuberi tahu

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status