Di saat bersamaan, akhirnya petugas keamanan tiba."Bu Sofia!" Sekelompok petugas keamanan masuk ke dalam kamar."Bawa anakku pergi!" Sofia menunjuk Hesper yang bersembunyi di bawah meja.Seorang petugas keamanan langsung menggendong Hesper dan membawanya pergi, sedangkan beberapa petugas keamanan yang lain menahan wanita tersebut di atas tempat tidur.Wanita tersebut berteriak dan memberontak, dia berusaha menyerang Sofia.Sofia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon polisi. Sesaat melihat gerakan Sofia, wanita itu berteriak histeris, "Jangan lapor polisi!"Suara ini ....Sofia membuka topi dan kacamata wanita tersebut. "Fiane?""Ternyata kamu." Tebakan Sofia benar.Di antara semua orang yang Sofia temui, hanya Fiane yang berpeluang menculik dan menyakiti Hesper.Fiane mengangkat kepalanya dan memelototi Sofia."Benar, aku!" Fiane mengaku tanpa takut. "Semua salah anak haram itu!"Fiane menggertakkan giginya. "Kalau bukan karena anak itu, Liam nggak akan merebut Bebi."Amarah di
Adegan saat Fiane menendang Hesper terus berputar di kepala Sofia. Sofia berusaha menahan tangisannya dan bertanya, "Masih sakit?"Hesper menggelengkan kepala. Entah karena tidak sakit atau hanya demi menenangkan Sofia.Sofia menggendong Hesper, lalu memanggil taksi dan pergi ke Rumah Sakit Militer.Fiane menendang tubuh Hesper hingga kulitnya membiru. Untungnya Hesper tidak terluka parah.Dokter bertanya kepada Sofia dengan tatapan curiga, "Apa yang terjadi dengan anakmu?"Sofia tidak banyak bicara, masalah ini tdak bisa diceritakan dalam satu dua kalimat.Sebelum Sofia pergi, dokter mengingatkannya, "Memukul anak melanggar hukum, termasuk memukul anak sendiri."Sofia menghentikan langkah, tetapi dia tidak berniat menjelaskan apa pun.....Liam mendengar informasi Sofia yang buru-buru berlari dari hotel sambil menggendong Hesper."Apa yang terjadi?" tanya Liam kepada mata-mata yang mengawasai Sofia.Pengawal yang memata-matai Sofia tidak bisa masuk ke dalam hotel, tetapi dia mengikuti
Ini adalah alasan terbaik yang bisa dipikirkan Liam. Dengan begitu Liam bisa datang menjenguk Hesper tanpa membongkar rahasianya."Kamu membebaskan dia?" tanya Sofia dengan gugup.Sofia sadar bahwa dirinya tidak bisa mengatur Liam. Apalagi Liam memiliki hubungan dengan Fiane, wajah bila dia membebaskannya. Namun Sofia tidak rela, dia tidak bisa menahan kebencian atas semua perbuatan Fiane.Jika Fiane dibebaskan tanpa mendapatkan hukuman yang setimpal, Sofia akan mengajukan permohonan untuk kembali ke Kota Wone. Masa depan dan kesehatan Hesper lebih penting daripada karier."Tidak." Liam menjawab dan berjanji, "Aku tidak akan ikut campur, semuanya kuserahkan kepada polisi."Sofia agak lega mendengar jawaban Liam. Jika Liam tidak ikut campur, kemungkinan besar Fiane akan mendapatkan hukuman yang cukup berat."Terima kasih."Liam sangat sedih, seharusnya dia menemani Sofia dan Hesper untuk melewati semuanya, tetapi saat ini dia hanya bisa menyaksikan kegelisahan dan ketakutan yang dirasak
Melihat Sofia yang menggendong Hesper, Liam bergegas menghampirinya.Kemudian Liam menggendong Hesper dari pelukan Sofia, lalu menundukannya kepada untuk mengamati keadaannya."Hesper ...." Hati Liam terasa remuk melihat kedua mata Hesper yang bengkak sehabis menangis."Paman Liam," jawab Hesper sambil terisak.Liam berusaha keras untuk menahan amarahnya. Beraninya Fiane menyakiti Hesper, dia harus membayar harga yang sangat mahal!Liam menggendong Hesper ke sofa dan memangkunya."Masih sakit?" Liam menyeka air mata Hesper sambil bertanya dengan lembut.Evano mengerutkan alis, mungkin ini yang dinamakan hubungan darah. Di dunia ini, hanya Sofia dan Hesper yang boleh menyentuh Liam.Hesper mengangguk.Liam mengepalkan tangannya dengan erat, dia menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri."Paman boleh lihat ... memarnya?" Liam bertanya dengan hati-hati.Hesper mengangguk.Dengan tangan gemetar, Liam membuka pakaian Hesper. Pinggang, punggung, perut, semuanya memar dan berwarna k
Sofia mengajak Liam dan Evano makan bersama, tetapi mereka malah menolaknya."Kami masih ada kerjaan, lain kali saja." Liam membungkukkan badan sambil mengusap kepala Hesper dan tersenyum lembut."Hesper, sampai jumpa." Suara Liam terdengar menenangkan.Hati Sofia terasa seperti dihantam bedan keras. Dia menundukkan kepala untuk menutupi kegelisahannya.Evano memperhatikan setiap gerak-gerik Sofia.Hesper melambaikan tangan kepada Liam. "Sampai jumpa, Paman."....Hesper tidak nafsu makan, dia hanya menyantap beberapa suap."Mama, aku kenyang." Hesper menatap Sofia dengan memelas. "Aku benar-benar kenyang."Sofia dan Alena tidak pernah mengizinkan Hesper untuk membuang-buang makanan.Sofia tidak memaksa Hesper. Kejadian hari ini meninggalkan trauma yang cukup besar."Sini, Mama yang habiskan." Sofia menuangkan makanan Hesper ke piring sendiri. "Kamu mau nonton kartun?"Hesper mengangguk dengan semangat. "Mau!"Akhirnya Sofia tersenyum melihat Hesper yang kembali ceria.....Sofia berge
Sofia khawatir melihat perubahan suasana hati Hesper yang drastis.Sofia bertanya dengan serius, "Hesper, jawba Mama.""Aku ...." Hesper menangis sebelum menyelesaikan ucapannya."Aku ... mau papa," jawab Hesper sambil terisak-isak.Seketika Sofia pun teringat dengan sebuah adegan di dalam kartun tersebut. Ada seorang anak yatim piatu yang akhirnya bertemu dengan ayahnya.Setiap menonton adengan tersebut, Alena selalu menangis. Dulu Sofia merasa tidak ada yang spesial karena tidak tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Sofia juga tidak berharap terlalu banyak bisa bertemu kembali dengan ayahnya.Sebelumnya Sofia khawatir kalau Hesper akan terpengaruh oleh adegan tersebutm tetapi selama ini Hesper selalu bersikap normal saat menonton kartun tersebut. Sofia berpikir, mungkin Hesper juga tak pernah mengharapkan kasih sayang seorang ayah.Alhasil, ternyata Sofia salah.Dulu Hesper masih kecil dan belum mengerti apa-apa, tetapi sekarang dia sudah bisa berpikir dan mengamati keada
Bahkan Sofia pun tidak tahu siapa ayah kandung Hesper, apalagi Alena?Alena panik mendengar pertanyaan Hesper. Dia pun berbalik tanya, "Kok tiba-tiba menanyakan ini?""Aku mau cari paapku." Alena membelalak, dia harus memberi tahu Sofia.Namun sebelum menghubungi Sofia, Alena masih harus meladeni Hesper. "Kenapa tiba-tiba pingin cari papa?"Sejak lahir sampai detik ini, ini adalah pertama kalinya Hesper membahas kehadiran sosok ayah.Ada apa dengan anak ini? Dia salah makan?"Aku mau punya papa," Hesper tampak cemberut.Selama ini Hesper tidak pernah berbicara seperti ini. Jika Hesper bukan anak berusia 5 tahun, Alena mungkin akan berpikir anak ini telah memasuki masa puber dan ingin mencari jati diri."Setiap orang pasti memiliki alasan untuk melakukan sesuatu." Alena berusaha membujuk Hesper untuk menjawab jujur.Hesper terdiam, lalu bergumam kecil, "Aku ... nggak mau Mama menderita."Hati Alena bergetar sesaat mendengar jawaban Hesper. Alena malah ikut menangis."Hesper ...." Alena
Hesper kelihatan agak marah. "Mami bohong!""Mami nggak bohong." Alena bersumpah. "Mamamu nggak pernah memberi tahu Mami soal papamu."Alena yakin, Hesper pasti tidak berani bertanya kepada Sofia siapa ayahnya.Hesper menatap Alena dengan curiga. "Memangnya Mami nggak datang saat Mam dan papaku menikah?"Di setiap film yang Hesper tonton, teman, kerabat, dan keluarga pasti menghadiri pernikahan untuk memberikan selamat.Sofia tidak punya keluarga, hanya ada Alena. Di momen sepenting itu, mana mungkin Alena tidak datang?Alena mengangguk, raut wajahnya tampak menyesal. "Saat itu Mami lagi di luar negeri, sedangkan mamamu di dalam negeri. Saat itu Mami harus kerja dan kuliah, kami jarang berkomunikasi. Saat mamamu nikah, dia juga nggak memberi tahu Mami. Setelah mamamu cerai, dia menyusul Mami dan hubungan kami baru dekat lagi, terus kamu lahir. Mamamu nggak pernah cerita soal papamu, Mami juga nggak berani tanya.""Hesper, dengarkan Mami, jangan cari papamu, ya? Mamamu bercerai dan meni
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa