Ketika bekerja, Liam menerima telepon dari Lorin. Lorin memberi tahu pertengkaran di antara Hesper dan Bebi kepada Liam.Sikap Liam berbeda dengan Lorin. Tanpa berpikir pun Liam tahu, pasti Bebi yang mencari masalah.Liam tidak pernah berinteraksi dengan Bebi, tetapi dia mengejal jelas watak anak itu. Jika dibandingkan dengan Lorin, Liam justru lebih memahami Bebi.Karena didesak Lorin, Liam datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shelbi. Ketika Lima tiba, Shelbi sedang menangis dan tangan kanannya diperban.Lorin mempekerjakan seorang perawat yang ditugaskan khusus menjaga Shelbi. Lorin dan perawat membujuk Shelbi, tetapi Shelbi tak kunjung tenang. Dia malah menangis semakin keras."Cukup!" kata Liam dengan ekspresi dingin, tetapi tenang.Shelbi langsung berhenti menangis. Dia meringkuk dan sekujur tubuhnya bergetar, dia juga menatap Liam dengan ketakutan.Walaupun Liam tidak tahu apa yang membuat Shelbi takut kepadanya, Liam sangat puas melihat reaksi Shelbi.Liam adalah orang yang din
Tebakan Lorin benar, Liam tidak akan menikahi Fiane.Liam hanya hilang ingatan, tetapi watak dan karakternya masih sama. Liam dan Fiane tidak memiliki kenangan maupun perasaan, dia memperlakukan Fiane seperti orang asing.Namun Shelbi adalah anak mereka, setidaknya Liam memperlakukan putrinya dengan baik. Meskipun kasihan kepada Shelbi, Lorin lega karena Liam tidak akan menikahi Fiane.Sejak dulu, Lorin tidak pernah menyukai Fiane, makanya dia pernah mengizinkan Fiane untuk menginjakkan kaki di rumah."Baik." Lorin mengangguk. "Tapi kamu adalah ayahnya Shelbi. Sesekali datanglah menjenguk dia."Lorin tidak ingin Shelbi tumbuh tanpa kasih sayang orang tua."Aku mengerti," Liam menjawab dengan dingin.Sepulangnya dari rumah sakit, Liam langsung pergi ke rumah Sofia. Evano memberi tahu Liam bahwa Sofia telah menjemput Hesper pulang sekolah.Liam menunggu lumayan lama hingga akhirnya Sofia dan Hesper pulang.Hesper pulang dengan suasana hati yang gembira, dia menenteng banyak mainan.....
Liam dan Hesper sangat cocok, mereka memiliki minat yang sama.Sejak hari itu, hampir setiap hari Hesper selalu membahas "Paman Liam". Paman Liam berhasil menggeser kedudukan Paman Evano di hati Hesper.Beberapa kali Hesper membujuk Sofia untuk mengundang Liam ke rumah, tetapi Sofia menolaknya.....Shelbi pindah sekolah, seperti yang dijanjikan Liam. Para guru dan orang tua murid sangat bahagia. Mereka tidak tahu ke mana Shelbi pindah, tapi yang penting dia meninggalkan sekolah ini.....Hari ini Sofia menjemput Hesper tepat waktu, dia tiba di sekolah pukul 4.30 sore.Sesampainya di kelas, Sofia melihat para orang tua murid yang berkumpul di depan. Beberapa orang tua yang berdiri paling depan tampak menggedor pintu, sedangkan yang di belakang memukul-mukul jendela.Sofia pun tersentak, sepertinya terjadi sesuatu. Dia langsung menerobos kerumunan dan bertanya kepada salah satu orang tua murid, "Apa yang terjadi?"Orang tua tersebut mengerutkan bibir. "Ibunya Shelbi datang, dia lagi mar
Ketika Sofia dan Hesper turun, mereka berpapasan dengan petugas kepolisian yang baru tiba. Beberapa orang tua muridn bergegas menunjukkan jalan kepada polisi."Ada orang gila yang asal memukul orang.""Iya, dia harus ditangkap. Tindakannya berbahaya banget."....Sofia mempercepat langkahnya, dia tidak ingin terseret ke dalam masalah ini.....Begitu masuk ke dalam mobil, Hesper bergumam ketakutan, "Mengerikan ...."Sofia memeluk dan menenangkannya. Akhirnya Sofia membawa Hesper pergi membeli mainan untuk mengalihkan perhatiannya.....Setelah menonton, Sofia menggandeng Hesper ke parkiran basemen. Tadi parkiran sangat ramai, mereka mendapatkan tempat paling ujung dan jauh dari lift.Ketika Sofia dan Hesper berjalan, sebuah mobil memelesat ke arah mereka. Untungnya Sofia cekatan, dia bergegas menarik Hasper ke sebuah celah mobil.Mobil tersebut tidak sempat mengerem dan menabrak mobil lain yang diparkir di sana.Hesper ketakutan hingga memejamkan mata. jantung Sofia pun berdegup kencan
Akhir-akhir ini Liam sangat sibuk.Setelah keajaiban "membangunkan" Liam dari komanya selama 6 tahun, dia kembali mengurus perusahaan yang telah lama ditinggalkan. Ada begitu banyak dokumen dan data yang harus dibaca.Apalagi, game baru yang dikembangkan selama 2 tahun ini akan segera diluncurkan. Mobile Wind merupaka proyek terbesar tahun ini, Liam harus mengawasinya sendiri. Selama beberapa hari terakhir, Liam hanya tidur selama 3-4 jam per hari.Ketika Evano menelepon, Liam sedang menyeruput kopi pahit sambil mendengarkan laporan perkembangan yang dijelaskan oleh Stevan Garta, kepala eksekutif Mobile Wind.Liam mengangkat tangan dan meminta Stevan untuk berhenti menjelaskan, lalu menjawab panggilan Evano."Aku sudah tanyakan sama temanku yang bekerja di Hotel Westar, tapi nggak yang tahu. Hanya saja, katanya di kantor nggak ada masalah," Evano memberi tahu informasi yang dikumpulkan.Liam mengerutkan alis, "Baik, aku mengerti."Setelah menutup telepon, Liam meminta Stevan untuk lanj
Banyak pemain yang muak dengan kecurangan Montech.Sebagian besar menjual akun mereka dan meninggalkan game yang diproduksi Montech. Dulu jumlah pemain berkisar 40 ribu, tetapi sekarang hanya tersisa 10 ribu.Meski begitu, Montech tidak merasa rugi. Mereka mencontek game tanpa perlu mengeluarkan modal. Dengan kata lain, mereka meraup keuntungan secara cuma-cuma.Stevan khawatir kalau Montech akan melakukan hal yang sama.Mobile Wind adalah hasil jerih payah Stevan, dia tidak rela kalau Montech mencurinya."Sebenarnya Montech sempat menghubungi beberapa anggota tim, mereka bersedia membeli Mobile Wind dengan harga tinggi. Kami jelas menolak, tapi ...."Mobile Wind adalah game RPG yang dimainkan melalui PC, sedangkan Montech juga akan meluncurkan jenis game yang sama. Ini terlalu kebetulan, Stevan tak bisa menahan kecurigaannya."Kalau semua persiapan sudah rampung, peresmiannya bisa dilakukan besok. Malam ini departemen operasional harus lembur, besok kita adakan konferensi pers peluncu
Semua mata sontak menoleh ke arah Sofia.Liam juga melirik ke arah Sofia, dia agak kaget melihat kehadirannya. Namun Sofia tetap bersikap tenang dan tersenyum.Sofia mengabaikan Liam, lalu berjalan ke samping Pak Wonka dan mengulurkan tangannya, "Pak Wonka!"Pak Wonka mengenal SOfua. Saat kru film tiba, Sofia yang menyambut mereka."Bu Sofia, halo!" Pak Wonka berdiri dan membalas ajakan Sofia untuk berjabat tangan.Liam mengernyit saat melihat Pak Wonka dan Sofia yang berpegangan tangan. Dia mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Bu Sofia?"Pak Wonka bergegas memperkenalkan, "Beliau adalah Sofia, manajer umum hotel."Liam bangkit berdiri dan menjabat tangan Sofia sambil menatapnya dengan mengolok-olok. "Halo, Bu Sofia."Tangan Sofia bergetar saat menjabat tangan Liam. Sofia berusaha menenangkan diri dan menjawab, "Halo, Pak Liam."Sofia ingin melepaskan tangan Liam, tetapi Liam malah menahannya dengan erat dan menatapnya sambil bertanya, "Bu Sofia mengenal namaku?"Sofia tersenyum. "Liam
Sofia dan wakil manajer berpisah di depan lift.Wakil manajer pergi ke aula yang ada di lantai pertama, sedangkan Sofia kembali ke ruangan.Hesper kelelahan bermain, dia tertidur di atas sofa. Di kantor tidak ada selimut, Sofia takut kalau Hesper kedinginan."Sayang, ayo bangun. Kita pulang." Sofia menepuk dan membangunkan Hesper.Sofia menyimpan semua dokumen dan menutup laptopnya, lalu menggandeng Hesper turun.Sopir yang bertugas mengantar jemput telah menunggu di depan lobi. Ketika Sofia hendak membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, sebuah tangan menahan pintu mobil."Sebentar!" Liam tersenyum memandang ekspresi Sofia yang tampak kebingungan. "Aku minum kebanyakan, tidak boleh nyetir. Apakah aku boleh menumpang?"Sofia dan Liam tinggal di kompleks yang sama, ruma mereka searah. Jika Sofia menolak, takutnya dianggap membenci orang tanpa sebab."Boleh." Sofia mengangguk."Terima kasih." Liam duduk di kursi penumpang yang ada di depan. Di dalam perjalan, Liam sengaja bertanya, "Hespe
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa