Karenanya, Amber membutuhkan kekuatan yang besar agar bisa mengatasi musuhnya itu. Jika tidak, maka dia akan terlalap habis oleh kekuatan jiwa yang lainnya, dan akan terus dikendalikan sebagai cangkang tak bertuan. "Secara umum Qi digolongkan menjadi dua tipe!" kata Liliana seraya mengangkat tangan kiri, beriringan dengan jari telunjuk mengarah ke atas. "Guancha se-Qi ... Fangyu se-Qi." Amber diam dalam kebingungan, termenung dengan isi kepala yang penuh akan pertanyaan, hingga ... "Besar sekali! Dia ada di belakangmu, Lili!" Amber terkejut, jantungnya berdetak kencang. Dia terbelalak kaget dengan mahluk yang datang secara tiba-tiba. "Lili, dia ada di belakangmu ... Gajah!" "Lima kali lebih besar dari Gajah biasa!" Melihat Liliana tidak menanggapinya, Amber sangat cemas. Dia berlari, melesatkan serangan mematikannya pada gajah raksasa, yang bahkan sudah dekat dengan Liliana. Bersamaan dengan itu, Amber juga mengambil ke
Amber berteriak keras. Baru pertama kali dia merasakan kekhawatiran yang amat mendalam pada Liliana. Bukan karena sosok mengamuk yang ingin meremukkan tubuh perempuan itu. Namun, karena suatu hal yang aneh, yang mendorong hatinya merasakan hal tersebut. Dia juga merasa konyol, mengapa dia bisa takut akan keselamatan perempuan yang belum lama ini dikenalnya? Apakah api telah menyala dalam hati Amber, dan meneranginya? Namun demikian, Amber tidak dapat berbuat apa-apa. Dia bingung, bagaimana caranya agar dapat membantu Liliana? Apa cara terbaik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mungkin saja berakibat buruk? Lagi pula, dia hanyalah seorang pria yang tidak memiliki kekuatan, bahkan untuk menaklukan jiwa di dalam dirinya dia tidak berdaya! Satu-satunya hal yang dapat dilakukannya hanyalah berdoa bahwa Liliana akan selamat dari maut. Di saat bersamaan, orang yang dikhawatirkan Amber membalik badan. Kali ini, dia benar-benar menghadapi G
Untuk menjawab harapan Raja Dyxonteach, Liliana melakukan cara pembelajaran yang keras dan cenderung bahaya seperti yang pernah dilakukannya dulu. Saat menjalani pembelajaran dan pengembangan Qi yang dilatih Liliana, bahkan sampai membahayakan diri ketika menjalani latihan tersebut, Amber dibuat banting tulang untuk melawan semua binatang buas dengan mata tertutup. "Konsentrasi, Amber!" kata Liliana menyaksikan pertarungan Amber melawan gorilla, beruang, banteng, dan beberapa binatang buas lainnya yang sama-sama memiliki tubuh besar. Namun, Amber tidak pernah mengeluh sama sekali. Justru dia tampak antusias menjalaninya, dan itu membuat Liliana takjub akan keteguhan Amber. Meskipun Amber benar-benar memfokuskan pikirannya dan menjaga stabilitas energi Qi, dia masih saja terkena serangan telak para binatang buas seusai menghindari dua puluh serangan beruntun. 'Perjalananmu masih panjang, Amber! Tetapi, aku salut pada orang yang telah melatihmu
Menjadi anak dari kepala keluarga Verbegens, yang kental akan dunia bisnis dan persilatan, membuat Steve harus menjalani pelatihan yang melelahkan. Berkat itu semua, dia menjadi pemuda yang sangat terampil, kuat, dan bisa dibilang cukup memadai sebagai penerus kepala keluarga selanjutnya. Terutama, semenjak Amber pergi berlatih ke kawasan Gunung Yultim, dan mengetahui bahwa dalam diri Amber terdapat sosok yang kuat, Steve bertekad untuk bertambah kuat. Dia ingin menyaingi kehebatan rivalnya itu. Setiap malam, Jack yang merupakan kepala keluarga Verbegens selalu menjadi lawan tanding anaknya. Namun malam ini berbeda, seorang wanita yang cantik menjadi lawan tanding Steve. Wanita cantik itu bernama Zabrina, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Matanya berwarna gelap, dalam dan bersinar. Siapa saja yang melihatnya, bahkan dari kejauhan sekalipun, membuat setiap pria terpukau. Zabrina bergerak cukup gesit, mulai menunjukkan keahliannya
Bukan orang biasa yang mengklaim berani menyatakannya. Pemilik suara itu tidak lain adalah Amber, seorang pria yang dianggap gembel oleh Zabrina.Tentunya, Amber sangat mengenal baik Steve. Dia tidak berbohong atau mengada-ada bahwa tidak ada orang yang mampu mengalahkan rivalnya dikerumunan tersebut.Bukan berarti Amber memandang kecil orang-orang di sana, dia bukan tipe orang yang suka memandang remeh yang lain.Namun, hal itu memang benar adanya, Amber tahu kekuatan asli Steve. Sebab, mereka berdua sering menjalani pertarung hebat.Seketika wajah Zabrina memerah, dadanya terasa panas. Juga, tangannya di kepalkan sangat kuat."Jika kau berpikir begitu, lawanlah aku!" ucap Zabrina dengan kemarahan yang jelas di wajahnya.Orang-orang mulai bersuara, teriakannya menggema ke seantaro ruangan."Benar! Bertarunglah jika kau merasa hebat!""Hajar saja dia, Nona Swift!""Tutup mulutnya dengan pukulan hebat anda!"Tidak ingin memperburuk suasana, Amber hanya tersenyum. Dia berbalik badan, he
Terlihat jelas kemarahan mereka, rasanya ingin mencabik-cabik mulut Amber.Tetapi, mereka tidak berani menjawab tantangan Amber. Mereka hanya bisa mengumpat, seraya mengepalkan tangan dalam diam.Sementara Amber kembali berbicara, "Ahh ... Kejadian ini membuatku lapar. Sudah lama aku tidak menikmati hidanganmu, Steve!""Bisakah kau memasak untukku?""Sebelum itu, basuhlah tubuhmu! Kau berpenampilan layaknya pengemis.""Oke! Aku tunggu di rumah!"Sejurus kemudian, Amber pergi dengan Steve mengekor di belakangnya.Di sisi lain, Zabrina yang tengah disibukkan dengan isi otaknya, hanya bisa menatap kepergian Amber dan Steve."Nona Swift! Dia ... " tiba-tiba pria paruh baya menghampiri Zabrina dari arah samping."Aku tahu, Master Fei! Lihat ini!" jawab Zabrina pelan sembari mengulurkan kakinya.'Apa? Bagaimana bisa?'Pria yang terlihat berusia 40 tahun itu terbelalak. Dia tertegun kaget saat melihat tonjolan bes
Jack bertanya, "Siapa yang pulang? Kau terlihat bahagia karenanya!""Ya, siapa dia yang Nyonya maksud?" Yue juga turut menimpali."Seorang maniak dalam pertarungan! Aku akan memasak untuknya," ucap Olive."Kalian jangan pergi dulu. Aku akan menyiapkan untuk semuanya, kalian belum makan malam, kan?" tambahnya lagi."Terima kasih Nyonya, maaf kami merepotkan!" kata Chad."Apa yang kau katakan? Sama sekali tidak!"Perempuan separuh baya itu kemudian berjalan menuju dapur.Biasanya Olive menyuruh para pelayan untuk membantunya memasak. Namun, kali ini dia dibantu oleh Zabrina karena Chad sendiri lah yang meminta anaknya itu untuk masak."Nyonya, anda memasak sebanyak ini?"Kini semua makanan yang Olive masak sudah terpampang. Dia juga menatanya dengan rapi sampai Yue terkejut melihat menu makan malam yang berjejer di meja.Olive memang gemar memasak. Bahkan saat kecil dia bercita-cita ingin menjadi cheff yang terkenal
Hanya dalam beberapa detik, Steve melontarkan selusin serangan pada Amber. Satu demi satu, energi kuat menyelimuti setiap serangannya.Energi serangan Steve yang kuat bercampur dengan suara pecahnya udara, membuat Amber buru-buru meningkatkan kecepatannya, menahan serangan hebat Steve.BOOOM ...Seketika suara benturan energi terdengar."Saya tidak percaya!"Chad meraung terkejut, melihat segala sesuatu di depannya dengan tidak percaya.Juga terkejut adalah Zabrina di samping Chad, dia tidak menyangka bahwa kekuatan Steve dan Amber begitu besar. Dia tahu itu, sebab bisa merasakan kekuatan dua pemuda tersebut yang terkandung di setiap serangannya.Jika bukan karena level tinggi Amber, jika bukan karena pertarungan ini, mungkin Zabrina tidak akan tahu kekuatan Steve yang sebenarnya.Apa yang dikatakan Amber benar, semua orang yang sebelumnya berada di tempat pelatihan, belum tentu dapat mengalahkan Steve, tak terkecuali Zab
"Jangan khawatir, aku pasti memberi pelajaran pria botak ini sebelum itu terjadi."Mendengar itu Jimmy pun tertawa keras. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan bawahannya untuk maju ke depan.Orang tersebut ialah orang yang memancarkan aura membunuh sebelumnya.Hawa kuat yang selama ini tertahan pun meledak seketika.Segera setelahnya, orang itu mengulurkan tangan untuk mengambil posisi menyerang, dan langsung menuju Amber, menyerang secara ganas.Ketika Amber melihat orang itu melancarkan serangan, dia pun bereaksi.Anehnya, dia sangat familiar dengan gerakan lawannya kali ini.Sebagai murid Allan Verbegens, sekaligus kakeknya, Amber sangat menghafal aliran seni bela diri yang telah diajarkan kepadanya.Di saat itu, di mana momen terjadinya orang beraura membunuh menyerang, Amber agak tercengang menyaksikan cara orang itu menyerang dengan teknik yang sama.Juga, orang itu tercengang setelah menerima balasan dari Amber.Dia memandang Amber dari atas ke bawah, tidak perca
Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Amber mengerti, sepertinya serangan yang dilesatkan tersebut benar-benar terpaksa, dan Shea tidak menginginkan itu. Segera, Amber pun dengan cepat menarik kekuatannya, dan tubuhnya juga mundur.Shea terus-menerus mendorong Amber cukup jauh. Hanya saja setiap pukulannya tidak memiliki kekuatan, Amber juga berakting dengannya, seolah-olah dia dipukuli secara ganas, jadi dia hanya bisa mengelak.Jika dia ingin, bisa saja Shea menerima serangan balasan dan ditumbangkan. Jika Amber serius dan tidak menarik kekuatannya, mungkin Shea akan menderita luka yang cukup patal. “Cepat pergi. Mereka bukan orang biasa, kau tidak dapat memprovokasi mereka," Shea berbisik kepada Amber.“Apa yang ingin mereka lakukan? Bukan kah kalian meminta pertolongan?” Amber bertanya dengan bingung."Jangan tanya, aku tidak bisa menjelaskan beberapa kalimat dengan jelas, kau harus lari untuk hidupmu!" "Kau hanya seorang bocah, tapi kau berani mengikutiku. Aku yakin kau
"Jangan khawatir, aku pasti memberi pelajaran pria botak ini sebelum itu terjadi."Mendengar itu Jimmy pun tertawa keras. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan bawahannya untuk maju ke depan.Orang tersebut ialah orang yang memancarkan aura membunuh sebelumnya.Hawa kuat yang selama ini tertahan pun meledak seketika.Segera setelahnya, orang itu mengulurkan tangan untuk mengambil posisi menyerang, dan langsung menuju Amber, menyerang secara ganas.Ketika Amber melihat orang itu melancarkan serangan, dia pun bereaksi.Anehnya, dia sangat familiar dengan gerakan lawannya kali ini.Sebagai murid Allan Verbegens, sekaligus kakeknya, Amber sangat menghafal aliran seni bela diri yang telah diajarkan kepadanya.Di saat itu, di mana momen terjadinya orang beraura membunuh menyerang, Amber agak tercengang menyaksikan cara orang itu menyerang dengan teknik yang sama.Juga, orang itu tercengang setelah menerima balasan dari Amber.Dia memandang Amber dari atas ke bawah, tidak perca
Sejenak Amber terdiam didepan gerbang sembari berpikir apa yang harus dilakukan.Apalagi, rasa ketidak nyamanan setelah melihat tatapan kedua perempuan itu terus menggelayut dalam hati Amber, itu semakin membuatnya bingung.Bergegas! Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, Amber memilih mengikuti sekelompok orang yang memasuki gang itu.Tidak butuh waktu lama, Amber pun berhasil menemukan sekelompok orang, yang saat ini tengah berdiam tepat di depan rumah kosong.Amber mencari kedua orang yang meminta bantuan di tengah kerumunan, tetapi dia tidak dapat menemukannya setelah melirik ke sana-sini.Ditengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba dia mendengar kalau seseorang sedang berbicara samar-samar tidak jauh dari sisi kanan rumah kosong.Menanggapinya, Amber segera menyelinap ke arah sana.Amber menemukan bahwa orang yang meminta bantuan sedang berbicara dengan pria botak beserta empat orang bawahannya."Jimmy, cepat katakan apa
Keesokan harinya, setelah mengetahui bahwa Amber menerima ajakan Chad untuk menjadi muridnya, Jack dengan suka rela mengantar Amber sampai ke alun-alun kota Ruyan."Kau yakin hanya turun disini? Aku bisa saja mengantarkanmu sampai ke pintu gerbang keluarga Swift!"Jack bertanya kepada Amber setelah menutup pintu mobil.Amber yang lebih dulu keluar segera menyapu tatapannya dengan mata bersinar dan penuh kerinduan.Lalu, dia melirik ke arah Jack dan menggelengkan kepala."Terima kasih, Master! Ini lebih dari cukup. Apa Master berencana langsung pergi kesana?""Ya! Sudah lama aku tidak menemuinya. Dan juga, tanganku sudah gatal, ingin memberinya pelajaran," ucap Jack."Memberi pelajaran?" Amber terkejut dan kemudian berkata, "Jangan terlalu keras, ya Master!""Mungkin hanya patah tulang saja," Jack menjawab dengan sedikit senyum.Sejurus kemudian, Jack mengeluarkan suatu token khusus dan menyerahkannya ke pada Amber.
Dengan mengatakan itu, Liliana mengeluarkan pedang yang tersarung di pinggangnya."Haha! Walau kau membunuhku, kau takkan mendapat apapun. Justru sebaliknya, kau akan sangat menyesal,""Tetapi, aku akan memberimu pencerahan, menurut informanku kau berhubungan baik dengannya!""Jangan sampai hubungan baikmu berujung dengan penyesalan."Sang kakek menyeringai, sepertinya dia sudah memikirkannya.Tapi tepat setelah dia selesai berbicara, pedang panjang di tangan Liliana telah menusuk jantungnya.Setelah membunuhnya, Liliana berkata kepada dua orang di belakangnya tanpa membalikan badan."Kita kembali ke sekte! Ah ... sebelum itu, bakar semuanya jangan sampai ada yang terlewat."Ketika kembali ke sekte, mereka bertiga langsung menemui tetua agung, serta melaporkan misi yang tengah diembannya."Tetua Agung, maaf! Hanya itu yang dapat saya laporkan kepada anda!"Tetua agung berkata, " bahkan sampai mati pun kakek tua it
Di luar ruang pelatihan, seorang pria muda yang sedikit lebih tua dari Amber melihat pertarungan yang kian memanas. Dibalik jendela, dia berdiri tanpa ekspresi."Hmm, seperti yang diharapkan dari seorang Amber ... Sedangkan aku?!"Bibir pria itu melengkung dalam senyum kecil mengejek diri sendiri. Dia dengan erat mengepalkan tinju.Karena kekuatan yang digunakan, kuku kukunya yang agak tajam melukai telapak tangannya, membawa kesakitan yang cukup dalam.Ketika rasa sakit di telapak tangannya berangsur-angsur hilang, pria muda tersebut pun pergi begitu saja.Namun, di wajahnya memaparkan keseriusan yang kuat, serta menegaskan dalam hatinya, "Amber ... Aku ... Bersumpah!"BUUKKK ...BUUKKK ...BUUKKK ...Di dalam hirup pikuk pertarungan, saat serangan demi serangan mencapai target, Amber berusaha menyesuaikan setiap serangan pada titik yang tepat dari daya tahan maksimum untuk tubuh manusia.Dia lumayan kesulitan me
Goerge merupakan pertarung handal, anak didik keluarga Swift yang jago dalam seni bela diri, dan Zabrina tahu tentang kehebatan Goerge.Namun sejurus kemudian, Zabrina membeku di tempat, matanya melebar.Bahkan orang-orang Swift yang awalnya bersemangat, berekspektasi bahwa Amber dihajar habis-habisan, juga terbelalak.Mereka melihat Goerge di terbangkan cukup jauh, dan ambruk ke lantai layaknya pohon tumbang.Sebelumnya, Goerge kesal dengan saran Amber. Dia pun menyerang menggunakan kaki kanan, langsung mengarah ke perut Amber.Akan tetapi Amber bergeming, dengan cepat dia bergerak ke sisi kiri Goerge sembari berkata,"Setiap serangan memiliki maksud dan tujuan!"Amber menahan serangannya, dia meraih dan mencengkeram kaki kanan Goerge, sehingga menyebabkan Goerge sedikit goyah.Lalu, pemuda itu menarik nafas dalam-dalam, yang kemudian mendorong Goerge sangat keras hingga terpental.Seolah-olah ditabrak sebuah truk, Goerge merasa seperti semua tulangnya secara bersamaan telah remuk sa
"Ting, ting, ting ... Makan ... Waktunya makan!"Amber berteriak di depan pintu masuk tempat pelatihan seraya memukul-mukul mangkuk dan sendok.Sontak, semua orang yang tengah duduk melingkar melemparkan pandangannya pada Amber.Sepertinya mereka sedang mendengarkan nasehat dari Master Jack!Mendengar seruan Amber, orang-orang yang menyandang status bangsawan seperti keluarga Swift, atau lebih tepatnya bisa dibilang antek antek Swift, menatap dengan kandungan menghina pada Amber.Mereka terdengar membisikan sarkasme, tetapi Amber terlihat acuh tak acuh, seolah-olah dia belum mendengar."Amber!"Pada saat ini, Jack berencana membuat pengaturan bagi orang-orang Swift.Ketika Amber datang, entah apa yang dilakukan mereka, Jack merasa Jika orang-orang Swift tampak membenci Amber, mencemooh menggunakan kata-kata pedas, menjelek jelek pemuda itu.Secara otomatis tentu saja Jack tak enak hati, salah satu keluarganya seperti sed